PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini (Inayah & Tunggal, 2016). Anak adalah dambaan setiap
keluarga yang diharapkan kelak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal
(Soetjiningsih & Ranuh, 2014). Dikutip dari Putra, (2014) tumbuh kembang anak
mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit
tingkat sel, organ, maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran berat,
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Hak anak adalah bagian dari hak
asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua,
anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
dan sejahtera.
yang saat ini masih kerap dialami oleh anak-anak diantaranya hiperbilirubinemia,
bakteri, jamur dan benda asing yang masuk ke saluran pernapasan dan
Soliman, Ramadan, & Ayad, (2014) bronkopneumonia adalah salah satu penyakit
pernapasan yang paling penting secara ekonomi. Etiologinya kompleks dan dapat
volume cairan, dan bersihan jalan nafas tidak efektif (K. S. Wijayaningsih, 2013).
2
membersihkan sekresi atau sumbaran dalam saluran pernapasan guna
Bersihan jalan nafas tidak efektif dikenal sebagai bersihan jalan napas
atau sekret dari jalan napas guna mempertahankan jalan napas yang paten (PPNI,
2016). Bersihan jalan napas tidak efektif dapat disebabkan oleh inflamasi
Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa kesulitan sakit pada saat pernapasan,
bunyi napas di area yang mengalami konsolidasi gerakan dada tidak simetris,
(Padila, 2013).
bernapas dan gangguan pada pertukaran gasnya sehingga akan terjadi sianosis,
apatis, kelelahan dan menjadi lemas. Kondisi seperti ini kemudian akan
2011). Menurut Riyadi & Sukarmin, (2009) kondisi seperti diatas dapat
nonfarmakoloi seperti latihan napas dan batuk fektif, suction, fisioterapi dada,
penelitian Zec, Selmanovic, & Andrijic, (2016) yang di lakukan di klinik pediatrik
(cephazolin dan ceftriaxone) dan antibiotika penisilin (ampisilin) adalah obat yang
paling sering digunakan dalam terapi obat untuk anak dengan bronkopneumonia.
3
Bronkopneumonia merupakan istilah yang dipergunkan untuk
dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronkus dan meluas ke parenkim
bertanggung jawab atas lebih dari 2 juta kematian anak-anak setiap tahun. Sekitar
95% responden (440 dari 464) pernah mendengar tentang pneumonia dan 24
dunia dikatakan sebagai pembunuh utama pada balita hingga melebihi gabungan
dari penyakit campak, malaria dan AIDS. Berdasarkan jumlah total kematian
ini, pneumonia dijuluki sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten
pandemic”.
meningkat pesat yaitu dari presentase kasus sebanyak 0.16% menjadi 3.55%
pneumonia yang dirawat di rumah sakit pada tahun 2017 sebesar 2683 jiwa (Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di
RSUD Wangaya jumlah kasus bronkopneumonia pada tahun 2014 sebanyak 292
4
orang, tahun 2015 sebanyak 272 orang, tahun 2016 sebanyak 226 orang, tahun
2017 sebanyak 263 orang dan tahun 2018 sebanyak 233 orang.
Tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
5
e. Mengobservasi evaluasi keperawatan anak bronkopneumonia dengan bersihan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih
2. Manfaat praktis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan peran serta orang tua atau keluarga
c. Bagi Penulis
6
napas tidak efektif dan untuk menambah pengetahuan penulis khusunya dalam