Anda di halaman 1dari 24

STIKES KARYA HUSADA

SEMARANG
Entrepreneur Campus

LAPORAN INOVASI
BAYI BARU LAHIR DENGAN
ASFIKSIA SEDANG

Di susun oleh :
1. Erna Yuliana (2109003)
2. Rilensye Agnes Haumahu (2109006)

PROGRAM STUDI PROVESI KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG 2021/2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Inovasi
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Dengan Asfiksia Sedang

Oleh :
Kelompok I
Profesi Bidan Semester I

Menyetujui,

iii
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Eva Mauli.,S.Kep,Ns
Maftuchah,S.Si.T.,M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ibu Lestari Puji Astuti,S.Si.T.,M.Kes

iv
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, karena atas berkat rahmat dan karunianya lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas modul yang berjudul modul inovasi Bayi Baru
Lahir Dengan Asfiksia Sedang.
Dengan adanya modul ini, diharapkan pembaca dapat memetik manfaat dan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang apa itu Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Sedang. Kami
menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar lebih baik lagi. Semoga modul ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.

Semarang, 08 Oktober 2021

Penyusun
ASFIKSIA

PENDAHULUAN
Masa neonatus merupakan waktu yang paling rentan untuk kelangsungan hidup
seorang bayi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukkan kematian
neonates mencapai 2,6 Juta. Angka ini menyumbangkan 46% dari seluruh kematian anak
berusia dibawah 5 tahun dan menunjukkan bahwa sekitar 7000 neonatus meninggal setiap
harinya.1 Data United Nations Children’s Fund (UNICEF) menunjukkan rerata kematian
neonatal secara global mencapai 18 kematian per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2018. Angka
kematian neonatus di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 12,7 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa Negara lain di Asia
Tenggara seperti Malaysia dengan rerata kematian neonatus. kematian per 1.000 kelahiran
hidup dan Thailand dengan 5 kematian per 1.000 kelahiran hidup.2
Pada negara berkembang, asfiksia merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian
terbanyak. Kejadian kematian neonatus akibat asfiksia diperkirakan sekitar 21-30%.2-5 Data
UNICEF menunjukkan bahwa asfiksia merupakan penyebab kedua terbanyak kematian
neonatus setelah prematuritas. Penelitian di Jawa Timur mendapatkan 27,38% kematian
neonatus yang disebabkan oleh asfiksia.3 Data WHO menunjukkan 4-9 juta bayi baru lahir
mengalami asfiksia setiap tahunnya.1 Rerata kejadian asfiksia neonatorum di negara
berkembang lebih tinggi daripada negara maju, berkisar antara 4,6-20 per 1000 kelahiran.3
Asfiksia merupakan suatu kondisi dimana bayi baru lahir tidak bernapas secara
spontan, teratur dan adekuat. Hal tersebut akan dapat mengakibatkan komplikasi yang berat
pada bayi seperti ensefalopati hipoksik iskemia, palsi cerebralis, retardasi mental bahkan
hingga kematian.4,5 Terdapat berbagai faktor risiko yang telah diteliti sebagai penyebab
asfiksia. Faktor tersebut digolongkan menjadi tiga yaitu faktor ibu, faktor bayi dan faktor
plasenta. Faktor dari ibu yang telah diteliti dapat meningkatkan risiko terjadinya asfiksia
diantaranya usia maternal, ketuban pecah dini (KPD), partus lama dan penyakit pada ibu
seperti preeklampsia. Faktor dari bayi diantaranya, prematuritas, berat badan lahir rendah
(BBLR) dan metode persalinan. Faktor plasenta yaitu kelainan pada plasenta seperti plasenta
previa dan solusio plasenta.5,6
TUJUAN& MANFAAT

A. TUJUAN
1. UMUM
Untuk mengetahui tentang asfiksia pada bayi baru lahir
2. KHUSUS
a. Untuk mengetahui Pengertian asfiksia
b. Untuk mengetahui Etiologi
c. Untuk mengetahui Klasifikasi
d. Untuk mengetahui Patofisiologi
e. Untuk mengetahui Karakteristik
f. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi asfiksia
g. Untuk mengetahui Penatalaksanaan

B. MANFAAT
A. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat digunakan sebagai informasi untuk melakukan penkes tentang Bayi


baru lahir dengan asfiksia

B. Bagi Masyarakat

Sebagai sarana pembelajaran untuk menambah wawasan pengetahuan


sehingga dapat mengetahui apa itu asfiksia pada bayi baru lahir.
I
R
E
T
A
M
N
A
I
A
R
U
A. Tinjauan teori
1. Asfiksia
a. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi dimana bayi baru lahir
tidak dapat bernafas secera spontan dan teratur yang ditandai
dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia ini dapat
terjadi karena kurangnya kemampuan organ pernafasan bayi dalam
menjalankan fungsinya, seperti pengembangan paru.7
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi
baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukkan
oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dalam
tubuhnya.8
b. Etiologi
Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses
persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah
lahir.Penyebab asfiksia adalah gangguan pada aliran darah
umbilikal maupun plasenta dari ibu ke janin.7 Penggolongan
penyabab asfiksia pada bayi adalah:8
1) Gangguan sirkulasi dari ibu ke janin disebabkan oleh:
Gangguan aliran pada tali pusat, hal ini biasanya berhubungan
dengan adanya lilitan tali pusat tekanan yang kuat pada tali
pusat, ketuban telah pecah yang menyebabkan tali pusat
menumbang, dan kehamilan lebih bulan ( post-term), adanya
pengaruh obat misalnya pada tindakan SC yang menggunakan
narkosa.
2) Faktor dari ibu selama kehamilan, gangguan his, misalnya
karena atonia uteri yang dapat menyebabkan hipertoni, adanya
perdarahan pada plasenta yang dapat menyebabkan turunnya
tekanan darah secara mendadak, vasokontruksi arterial pada
kasus hipertensi kehamilan dan preeklamsi dan eklamsia, kasus
solusio plasenta yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran
gas ( oksigen dan zat asam arang).
3) Asfiksia bisa disebabkan oleh beberapa factor yaitu
a) Faktor Ibu
(1) Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat
pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini
akan menimbulkan hipoksia janin.
(2) Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran
darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini
sering ditemukan pada : ganguan kontraksi uterus,
misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat
penyakit atau obat. Hipotensi mendadak pada ibu karena
perdarahan.Hipertensi pada penyakit akiomsia.
b) Faktor plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh


luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila
terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio
plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
c) Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya
aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan
menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan
aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat
menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar
janin dan jalan lahir dan lain-lain.
d) Faktor Neonatus

Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi


karena Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan
pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat
pernafasan janin. Trauma yang terjadi pada persalinan,
misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada
bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran
pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.

c. Klasifikasi
Klasifikasi serta tanda dan gejala asfiksia meliputi:8
1) Asfiksia berat ( Nilai APGAR 0-3 )
Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,
sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan
segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat
meliputi : Frekuensi jantung kecil, yaitu <40 kali permenit,
tidak ada usaha napas, tonus otot lemah bahkan hampir tidak
ada, bayi tidak dapat memberikan reeaksi jika sebelum
rangsangan, bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu,
terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan.
2) Asfiksia Sedang ( Nilai APGAR 4-6 )
Pada Asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul
meliputi: Frekuensi jantung menurun menjadi 60 - 80 kali per
menit, usaha napas lambat, tonus otot biasanya dalam keadaan
baik, bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang
diberikan, bayi tampak sinosis, tidak terjadi kekurangan oksigen
yang bermakna selama proses persalinan.
3) Asfiksia ringan ( Nilai APGAR 7-10 )
Pada Asfiksia ringan, tanda dan gejala yang muncul meliputi :
Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali permenit, bayi tampak
sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi merintih, adanya
pernapasan cuping hidung, bayi kurang aktivitas, dari
pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, rales, dan
wheezing positif.
d. Patofisiologi
Patofisiologi yang menyebabkan asfiksia meliputi
kurangnya oksigenisasi sel, retensi karbon dioksida berlebihan, dan
asidosis metabolik.9 Kombinasi ketiga peristiwa tersebut
menyababkan kerusakan sel dan lingkungan biokimia yang tidak
cocok dengan kehidupan. Tujuan resusitasi adalah intervensi tepat
untuk membalikkan efek-efek biokimia asfiksi, sehingga mencegah
kerusakan otak dan organ yang ireversibel. Pada awalnya frekuensi
jantung dan tekanan darah akan meningkat dan bayi melakukan
upaya megap-megap (gasping).
Bayi kemudian masuk pada periode apnea primer. Bayi
yang menerima stimulasi adekuat selama apnea primer akan
melakukan usaha nafas bayi yang mengalami asfiksia jauh lebih
berbeda dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat
menyebabkan kematian kalau tidak dibantu dengan pernafasan
buatan dan warna bayi berubah menjadi putih karena bayi baru lahir
menutupi sirkulasi perifer sebagai upaya memaksimalkan aliran
darah keorgan-organ, seperti jantung dan ginjal. Penurunan oksigen
yang tersedia menybabkan pembuluh darah diparu-paru mengalami
kontriksi. Kontriksi ini menyebakan paru-paru resisten terhadap
ekspansi sehingga mempersulit kerja resusitai janin yang persisten.
Kurangnya oksigen dalam periode tingkat menyebabkan
metabolism pada bayi baru lahir berubah menjadi metabolisme
anaerob. Terutama karena kurangnya glukosa yang dibutuhkan
sebagai sumber energi pada saat darurat. Hal ini mengakibatkan
akumulasi asam laktat dan asidosis metabolik, dan hanya akan
hilang setelah periode waktu yang signifikan. Efek hipoksia
terhadap otak sangat terlihat. Aliran darah ke otak meningkat,
sebagai bagian dari mekanisme kompensasi, kondisi ini hanya dapat
memberikan penyesuaian sebagian. Jika hipoksia berlanjut maka
tidak akan terjadi penyesuaian akibat hipoksia pada sel-sel otak.
Beberapa efek hipoksia yang paling berat muncul akibat tidak
adanya zat penyedia energi, seperti : berhentinya kerja pompa ion-
ion transeluler, akumulasi air natrium dan kalsium dan kerusakan
akibat radikan bebas oksigen.
e. Penatalaksanaan
1) Tindakan Umum
a) Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah
agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan
larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran
nafas ayang lebih dalam.9
b) Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi
tidak memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua
telapak kaki menekan tanda achiles. 9
c) Mempertahankan suhu tubuh.
2) Tindakan khusus
a) Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui
pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang
telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak
30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan
message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan
sternum 80 –100 x/menit. 9
b) Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri)
selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok
(Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi
maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung,
buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-
bawah secara teratur 20x/menit. 9
c) Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi

2. Tehnik Muscle Pumping


Teknik muscle pumping merupakan salah satu tindakan untuk
meningkatkan aliran balik darah vena menuju ke jantung, yaitu untuk
mengalirkan darah yang berada di ekstremitas inferior bayi menuju ke
atrium kanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang teratur, dalam proses
tersebut dapat berpengaruh terhadap sistem pernafasan pada bayi. Teknik
muscle pumping dilakukan dengan cara menggerakan kedua kaki bayi
dengan posisi kedua lutut dilipat menuju kearah dada bayi.10
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua
ventrikel per menit, dan hal ini dipengaruhi sistem sirkulasi yang
merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan
cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrisi ke semua sel, jaringan,
organ, serta membawa produk akhir metabolik keluar. Melalui teknik
muscle pumping mampu meningkatkan curah jantung dan aliran balik
vena ke jantung.10
M
H
N
A

A
B

E
P
S

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


PADA BY. NY. D USIA 0 HARI DENGAN ASFIKSIA SEDANG
DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Kamis, 30 September 2021
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Perinatalogi
A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny.D
Umur : 0 hari
Tgl Lahir : 30 september 2021
Alamat : kudu genuk, kota semarang
2. Biodata Penanggung jawab
Nama Ibu : Ny. D
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kudu genuk, kota semarang
3. Alasan Datang/keluhan Utama
Pasien dari ruang IBS dengan asfiksia sedang Apgar Score 6/8/9, dengan
riwayat persalinan SC atas indikasi CPD
4. Riwayat Kelahiran
a. Usia Kehamilan : 40 Minggu
b. Lama kala I :-
c. Lama kala II :-
d. Warna Air Ketuban :-
e. Jumlah air ketuban :-
f. Jenis persalinan : Sc
g. Komplikasi persalinan : tidak ada
h. Penolong : dokter kandungan
i. Tanggal Lahir : 30 september 2021
j. Jenis Kelamin : perempuan
k. BB Lahir : 2755 gram
l. PB Lahir : 49cm
m. LK Lahir : 33 cm
n. LD Lahir : 32 cm
o. LILA Lahir : 11 cm
p. AS Lahir : 6/8/9
q. Refleks Lahir
1) Refleks moro : ada, reflek bayi terkejut jika di
kagetkan
Dengan menyentu bagian badannya
2) Refleks rooting : ada, reflek mulut bayi mencari arah ibu jari
bidan saat dirangsang sentuhan beberapa
kali dipipi
3) Refleks graping : ada, reflek bayi dapat menggenggam jari
Bidan, bayi menggenggam dengan kuat
4) Refleks sucking : ada, tetapi belum sempurna
5. Riwayat eliminasi
a. BAB : belum BAB
b. BAK : sudah BAK
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum Bayi : sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Antopometri
 BB : 2755 gram
 PB : 49 cm
 LK : 33 cm
 LD : 32 cm
 LiLA: 11 cm
d. Tanda – tanda Vital
 Suhu : 36,6°c
 RR : 44 x/ menit
 Nadi : 137 x/menit
 APGAR SCORE
KRITERIA 0-1 MENIT 1-5 MENIT 5-10 MENIT
1. Denyut Jantung 1 2 2
2. Usaha Nafas 1 2 2
3. Tonus Otot 2 2 2
4. Reflek 1 1 2
5. Warna Kulit 1 1 1
TOTAL 6 8 9

2. Status Present
a. Kepala :
Bersih, rambut hitam tipis, tidak ada
benjolan
b. Mata :
Bersih, simetris, konjungtiva tidak pucat,
sclera putih
c. Hidung :
Bersih, simetris, tidak ada polip
d. Mulu :
Bersih, tidak ada hipersalivasi, tidak ada
epulis, tidak ada stomatitis, bibir lembab,
lidah bersih
e. Telinga :
Bersih, simetris,tidak ada serumen
f. Leher : Tidak
ada pembesaran vena jugularis, tidak
Ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Dada :
Simetris,retraksi dindin dada minimal,
tidak ada stridor,
h. Abdomen : perut
tidak kembung, tidak terdengar bunyi
whezing, terpasang infus diumbilikal
i. Genetalia :
Bersih, tidak ada kelainan, labia mayora
menutupi labia minora
j. Anus :
Terdapat lubang anus
k. Ekstremitas :
simetris Jari lengkap, tidak ada kelainan,
tidak sianosis
l. Kulit :
Bersih, turgor baik, tidak ada oedema,
tidak ada kelainan
3. Data Penunjang
Pada tanggal : 30 September 2021
Hemoglobin : 17 g/dl
Hematokrit : 52.90%
Leokosit : 9,7 u/L
Trombosit : 241 u/L
Glukosa : 43 mg/dl

II. INTEPRETASI DATA


A. Diagnosa
Bayi Ny.D usia 0 hari dengan Asfiksia Sedang
1. Data Subyektif
Pasien dari ruang IBS dengan asfiksia sedang Apgar Score 6/8/9,
dengan riwayat persalinan SC atas indikasi CPD
2. Data Obyektif
- Kesadaran : composmentis
- BB : 2755 gram
- Vital sign : S: 36,6°C RR: 44 x/menit N: 137 x/menit
B. Kebutuhan : pemberian nutrisi, pencegahan infeksi, pencegahan
hipotermi
C. Masalah : tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Hipotermi, asfiksia berat

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


- Pemasangan O2

- Kolaborasi dr.Spesialis anak


V. INTERVENSI
Tanggal 30 September 2021
Jam 10.20 WIB
1. Melakukan Observasi TTV
2. Lakukan stabilisasi dengan memberikan O2
3. Melakukan pencegahan hipotermi
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak tentang tindakan
lanjutan
5. Menjaga personal hygiene pada bayi
6. Melakukan dokumentasi tindakan

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 30 September 2021
Jam 10.25 WIB
No Jam Tindakan
1 10.25 Melakukan observasi TTV yaitu RR:44 x/menit,
wib N:137x/menit, S:36,60C
2 10.30 Melakukan stabilisasi dengan memasang O2 1 liter/menit
wib
3 10.35 Meletakan bayi didalam inkubator dengan suhu 320C
wib untuk pencegahan hipotermi
4 10.50 Melakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak
wib tentang tindakan lanjutan
5 10.55 Menjaga personal hygiene bayi dengan sering mengganti
wib pakaian atau popok bayi bila basah menjaga bayi agar
suhu tubuh tetap terjaga karena bayi rentan untuk
mengalami hipotermi terpapar dengan suhu lingkungan
yang rendah atau kain alas yang basah.
6 11.05 Melakukan dokumentasi tindakan
wib

VII. EVALUASI
Tanggal 30 september 2021
Jam 11.05 WIB
1. Sudah dilakukan Observasi TTV
2. Sudah dilakukan stabilisasi dengan memberikan O2
3. Sudah dilakukan pencegahan hipotermi
4. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak tentang
tindakan lanjutan
5. Sudah menjaga personal hygiene pada bayi
6. Sudah melakukan dokumentasi tindakan
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, membahas mengenai ada tidaknya kesesuaian maupun


kesenjangan yang muncul antar tinjauan teori dan tinjauan kasus. Selama
melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. D usia 0 hari dengan asfiksia sedang
di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro semarang telah menerapkan teori manajemen
kebidanan sesuai dengan 7 langkah menurut Helen Varney (1997).
A. LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA DASAR
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik
sesuai kebutuhan, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang.
1. Biodata pasien
Pada kasus ditemukan biodata pasien yaitu pada usia pasien, menurut
teori yang menyatakan bahwa pasien dengan usia 0 hari lahir dengan
asfiksia sedang dengan riwayat lahir SC atas indikasi CPD.
2. Keluhan utama
Pada kasus ditemukan Bayi usia 0 hari, menangis lemah, lahir dari ibu
P1A0 SC atas indikasi CPD dengan Apgar Score 6/8/9 BB: 2755 gram,
PB: 49 cm menangis lemah.
3. Pola pemenuhan kebutuhan
Pada kasus ditemukan Bayi Ny. D mengalami masalah gangguan pola
nafas (asfiksia sedang) karena apgar score 6/8/9, dalam hal ini bayi
diberikan O2 1 liter/menit
4. Status Present
Pada kasus bayi Ny. D dengan asfiksia sedang, bayi menangis merintih,
gerakan sedikit fleksi, apgar score 6/8/9

B. LANGKAH II INTREPRETASI DATA UNTUK MENGINDENTIFIKASI


DIAGNOSA/ MASALAH
Langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi data yang dikumpulkan. Pada kasus ditemukan
diagnose Bayi Ny.D Usia 0 Hari muscle pumping pada asfiksia sedang
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL DAN
MENGANTISIPASI PENANGANANNYA
Pada kasus ini terdapat masalah potensial yaitu terjadinya hipotermi dan
asfiksia berat
D. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
UNTUK MELAKUKAN KONSULTASI KOLABORASI DENGAN
TENAGA KESEHATAN LAIN BERDASARKAN KONDISI KLIEN
Pada kasus ini tidak dilakukan konsultasi kolaborasi dengan dokter spesialis
anak untuk melakukan tindakan atau terapi selanjutnya
E. MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
Pada langkah ini perencanaan sesuai dengan diagnosa yang
ditemukan. Untuk perencanaan yang sesuai dengan kewenangan dan
kompetensi bidan yaitu:
1.Melakukan Observasi TTV
2.Lakukan stabilisasi dengan memberikan O2
3.Melakukan pencegahan hipotermi
4.Melakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak tentang tindakan
lanjutan
5. Menjaga personal hygiene pada bayi
6. Lakukan dokumentasi.
F. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN SECARA EFISIEN DAN
AMAN
Pada asuhan kebidanan dilakukan sesuai perencanaan yang telah disusun
berdasarkan prioritas utama kebutuhan. Berdasarkan teori Bayi dengan
asfiksia sedang terdapat tanda dan gejala yang muncul meliputi: Frekuensi
jantung menurun menjadi 60 - 80 kali per menit, usaha napas lambat, tonus
otot biasanya dalam keadaan baik, bayi masih bisa bereaksi terhadap
rangsangan yang diberikan, bayi tampak sinosis, tidak terjadi kekurangan
oksigen yang bermakna selama proses persalinan
G. EVALUASI
Dalam evaluasi dilakukan penilaian atas tindakan yang dilakukan
apakah antara perencanan dan pelaksanaan sudah sesuai dan mengarah pada
pengetahuan pasien. Dalam evaluasi ditemukan bahwa penanganan asfiksia
sedang yaitu dengan melakukan VTP setelah dilakukan VTP berhasil
tindakan selanjutnya yaitu dilakukan pemasangan O2 1 liter/menit.
PE
U

U
N
T
P

A. Kesimpulan
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir
yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dalam tubuhnya. Pada Asfiksia sedang,
tanda dan gejala yang muncul meliputi: Frekuensi jantung menurun
menjadi 60 - 80 kali per menit, usaha napas lambat, tonus otot biasanya
dalam keadaan baik, bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang
diberikan, bayi tampak sinosis, tidak terjadi kekurangan oksigen yang
bermakna selama proses persalinan.
B. Saran
1. Sebagai mahasiswa kesehatan terutama kebidanan
kita harus mampu menguasai semua materi terutama tentang
penanganan awal pada bayi yang mengalamai asfiksia dan
penanganan paska asfiksia dengan metode muscle pumping untuk
meningkatkan aliran balik darah vena menuju ke jantung, yaitu
mengalirkan darah yang berada di ekstremitas inferior bayi menuju ke
atrium kanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang teratur, hal ini
dapat berpengaruh terhadap sistem pernafasan pada bayi.
2. Bagi Institusi, sebagai sebuah lembaga yang
mendirikan sekolah berbasis kesehatan kebidanan diharapkan mampu
menyediakan sumber referensi yang memadai untuk proses belajar
mengajar terutama tentang penanganan pada asfiksia dan paska
asfiksia.
3. Bagi masyarakat diharapkan mengetahui tentang
faktor penyebab dari asfiksia, serta pencegahan infeksi pada bayi.
AT

PE
SE

ST
IN
O

O
U
D

R
A
D
N
A
P

SOP
MUCLE PUMPING PADA ASFIKSIA
Pengertian Teknik muscle pumping merupakan salah satu tindakan untuk
meningkatkan aliran balik darah vena menuju ke jantung,
yaitu untuk mengalirkan darah yang berada di ekstremitas
inferior bayi menuju ke atrium kanan sehingga terjadi
sirkulasi darah yang teratur.
tujuan Untuk meningkatkan curah jantung dan aliran balik vena ke
jantung.
indikasi Bayi yang mengalami asfiksia ringan sedang maupun berat
kontraindikasi Tidak ada
Persiapan 1. Persiapan:
a. Cuci tangan
b. Pakai handscoon
2. Persiapan bayi:
a. Ukur tanda vital
b. Meletakan bayi ditempat yang datar
Persiapan alat 1. Alas bayi/ bedong
2. Alat pengukur tanda vital
Prosedur kerja
1. Persiapan
a. Melakukan cuci tangan 6 langkah dengan air mengalir dan sabun
b. Memakai sarung tangan
2. Persiapan Bayi
1. Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Memposisikan bayi pada tempat yang datar
3. Memberi alas kain atau bedong dibawah badan bayi untuk mencegah
terjadina hipotermi
3. Proses tehnik muscle pumping
1. Mengatur posisi bayi ditempat yang datar
2. Memberi alas kain atau bedong dibawah badan bayi untuk mencegah
hipotermi
3. Menggerakan kedua kaki bayi secara bersamaan yaitu dengan posisi
kedua lutut dilipat menuju kearah dada bayi.
4. Lakukan tehnik ini beberapa kali
5. Kemudian lakukan observasi denyut jantung bayi, tangisan, warna
kulit serta reflek atau tonus otot pada bayi.
Evaluasi
1. Tanda-tanda vital bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Tanda-tanda vital bayi apakah frekuensi denyut jantung nbayi sudah
normal atau belum, saturasi oksigen pada bayi.
2. Menjaga kehangatan bayi untuk mencegah terjadinya hipotermi

SKILL LABORATORIUM

TEHNIK MUSCLE PUMPING PADA ASFIKSIA

Tanggal : ________________________________
Jam : ________________________________
Penguji : ________________________________
TEHNIK MUSCLE PUMPING PADA ASFIKSIA
NO PUNGGUNG
NO BUTIR YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. SIKAP (10%)
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3 Merespon terhadap reaksi klien
4 Percaya diri
5 Menjaga Privasi
Nilai A : Jumlah score/5 x 10%
B. CONTENT (80%)
Menjelaskan maksud dan tujuan tehnik
1.
muscle pumping
2 Menjelaskan manfaat muscle pumping
3 Mencuci tangan
4 Memposisikan bayi pada tempat yang datar
Memberi alas kain atau bedong dibawah
5
badan bayi untuk mencegah hipotermi
Menggerakan kedua kaki bayi secara
6 bersamaan yaitu dengan posisi kedua lutut
dilipat menuju kearah dada bayi.
7 Melakukan tehnik ini beberapa kali
Melakukan observasi denyut jantung bayi,
8 tangisan, warna kulit serta reflek atau tonus
otot pada bayi.
9 Melakukan dokumentasi secara bertahap
Nilai B : Jumlah score 9 x 80%
C. TEKNIK (10%)
1 Teruji melakukan secara sistemastis
2 Teruji melakukan pencegahan hipotermi
Teruji memperhatikan keamanan dan
3 kenyamanan bayi pada saat melakukan
tindakan
5 Melakukan dokumentasi
Nilai C : Jumlah score / 5 x 10%

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Global Health Observatory Data: Neonatal


Mortality. Geneva, World Health Organization. 2016. Available at
https://www.who.int/gho/child_health/ mortality/neonatal.
2. UNICEF. Neonatal Mortality 2019. Available at
https://data.unicef.org/topic/child-survival/ neonatal
3. Kusumaningrum RY, Murti B, Prasetya H. Low Birth, Prematurity and Pre-
Eclampsia as Risk Factors of Neonatal Asphyxia. Journal of Maternal and
Child health. 2018;4(1):49-54.
4. Moshiro A, Mdoe P, Periman JM. A Global View of Neonatal Asphyxia and
Resuciation. Frontiers In Pediatrics.2019: 489-95.
5. 4. Lee AC, Mullany LC, Tielsch JM, Katz J, Khatry SK, LeClerq SC dkk.
Risk Factor for Neonatal Mortality Due to Birth Asphyxia in Southern Nepal:
A Prospective Community-Based Cohort Study. AAP. 2008;121(5):1381-90.
6. Kusumaningrum RY, Murti B, Prasetya H. Low Birth, Prematurity and Pre-
Eclampsia as Risk Factors of Neonatal Asphyxia. Journal of Maternal and
Child health. 2018;4(1):49-54.
7. Indrayani, & Djami. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal.Tim, Jakarta.
8. Dewi. 2013. Jurnalbidandewi.Blogspot.Co.Id. Materi Lengkap Asuhan Bayi
Baru Lahir. Di Akses Pada 28 Februari 2018
9. Sondakh. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal.Tim,
Jakarta.
10. Intarti, W. D., Puspitasari, L., & Pradani, R. I. (2016). Efektifitas muscle
pumping dalam meningkatkan score APGAR pada bayi baru lahir dengan
asfiksia. Jurnal Kebidanan, 8(01).

Anda mungkin juga menyukai