Disusun Oleh:
Kelompok 6
FAKULTAS TEKNIK
MARET 2021
PEMBAHASAAN
Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang atau jenis tugas pokok yang harus dikelola
oleh administrator atau manajer pendidikan. Secara operasional bidang tugas ini disebut sebagai
subtansi manajemen yang harus diberdayakan sedemikian rupa oleh administrator atau manajer
(kepala sekolah) agar tujuan pendidikandan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Bidang tugas di sekolah menyangkut berbagai aspek, yaitu: (1) kurikulum, (2) peserta
didik, (3) pendidik dan tenaga Kependidikan, (4) sarana dan prasarana pendidikan, (5)
keuangan, (6) layanan khusus, (7) ketatausahaan, (8) mitra sekolah dengan masyarakat
1. Manajemen Kurikulum
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan adalah aspek
kurikulum. Karena kurikulum merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan untuk
mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu kurikulum memegang
peranan yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu.
Adapun yang mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen
kurikulum atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan yang mana
pengelolaan kurikulum tersebut dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu
pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks MBS dan KTSP yang sesuai
dengan visi, misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Maka dari itu manajemen kurikulum
sangatlah penting dalam suatu lembaga pendidikan.
3. Pelaksanan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang
paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanan justru lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Menurut George R. Terry pelaksanan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pelaksanaan kurikulum harus menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih dari
penguasaan materi. Jadi siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Dan
untuk melaksanakan kurikulum sesuai denga rancanagan dibutuhkan beberapa kesiapan,
terutama kesiapan dalam pelaksanaan.
Pada tahap ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana dan program pembelajaran ( Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran / RPP )
b. Penjabaran Materi ( kedalaman dan keluasan)
c. Penentuan strategi dan metode pembelajaran.
d. Penyedian sumber, alat dan sarana pembelajaran.
e. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar.
f. Setting lingkungan pembelajaran.
4. Evaluasi Kurikulum
Menurut Gronlund Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan
interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran. Evaluasi kurikulum mencakup enam komponen yaitu: komponen analisis
kebutuhan dan kelayakan, perencanaan dan pengembangan, proses pembelajaran, revisi
kurikulum, penilaian kurikulum dan penelitian kurikulum.
Evaluasi kurikulum didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu.
b. Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif.
c. Evsluasi kurikulum bersifat komprehensif.
d. Evsluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif.
e. Evsluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efisien.
f. Evsluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan.
Evaluasi kurikulum dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pelaksanaan kurikulum
yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut stufflebeam tujuan utama evaluasi kurikulum adalah
member informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses
menggambarkan hasil, dan memberikan informasi yang berguna untuk membuat pertmbangan
berbagai alternative keputusan.Jadi evaluasi kurikulum dilakukan untuk memeriksa kinerja
kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Manajemen peserta didik keberadaanya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa
merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan ketrampilan.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta
didik. Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu
sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan tetapi
meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses
pendidikan di sekolah.
Manajemen peserta didik berdasarkan pada dua kata, yang merupakan penggabungan dari
manajemen dan peserta didik. Manajemen sendiri, dalam buku M. Manullang yang mengutip
pada buku Encylopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses,
dengan proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Sedangkan peserta didik sendiri ialah orang yang mempunyai suatu pilihan untuk menempuh
ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. Dengan dasar Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Lebih lanjut, proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.
Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka
dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-
potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat),
dan kemampuan lainnya.
Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya,
dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini
berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta
didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik
demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri
peserta didik secara keseluruhan.
Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah
agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena
dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan
tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai suatu
prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj
peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan
dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:
Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh
karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan
manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didik tetap ditempatkan
dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar system manajemen
sekolah.
Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat,
disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik
dan bukan untuk yang lainnya.
Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-
perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara
mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari
pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian
akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen
peserta didik.
Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen
peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih lebih di
masa depan.
(1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima. Agar supaya penentuan jumlah
tersebut optimal dalam pembelajaran.
(2) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan
secara terbuka.
Penyeleksian peserta didik merupakan kegiatan pemilihan peserta didik untuk ditentukan
diterima atau tidak. Pada dasarnya, penyeleksian dilakukan oleh lembaga pendidikan yang daya
tampungnya melebihi daya tampung yang teresedia.
Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah
Agar peserta didik siap mengahadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental, dan
emosional. Sehingga peserta didik merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah serta menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.
Pengelompokkan Peserta Didik (pembagian kelas)
Sebelum peserta didik yang diterima dalam sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti
kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok
belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah didasarakan
kepada sistem kelas.
Menurut William A Jeager dalam pengelompokkan peserta didik dapat didasarkan kepada:
Pembinaan dan pengembagan peserta didik dilakukan untuk membina dan membantu
mengembagkan potensi yang dimilki peserta didik dalam beraneka ragam pembelajaran.
Sehingga peserta didik mempunyai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dengan
pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman beraneka pembelajaran. Biasanya pihak lembaga
pendidikan (sekolah) melaksanakan bermacam-macam kegiatan seperti kegiatan kurikurel dan
extra kerikurel.
Pencatatan dan pelaporan peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat
diperlukan. Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak awal peserta didik diterima
sampai lulusan atau peserta didik meninggalkan sekolah tesebut. Pencatatan tentang peserta
didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) agar pihak lembaga dapat membimbing secara
optimal. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga pendidikan
agar pihak-pihak yang terkait dapat mengetahui perkembangannya
3. Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis
terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pendidikan, peranan pendidik dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan meskipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran berkembang amat cepat. Begitu pun dengan tenaga kependidikan
mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan masuk ke dalam organisasi pendidikan
sampai akhirnya berhenti.
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan
dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi yang disesuaikan dengan kinerja,
pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan
organisasi dan individu
Di Indonesia badan yang memiliki wewenang untuk mengatur dan mengelola tenaga
pendidik dan kependidikan adalah Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan
(PMPTK).
Berdasarkan Permendiknas No. 8 Tahun 2005 tugas Ditjen PMPTK mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di bidang peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan
1. Perencanaan
2. Seleksi
“Selection” atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pergambilan keputusan dimana
individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap
seberapa besar karakteristik individu yang bersangkutan, sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh jabatan tersebut. Proses seleksi itu penting dan sangat menentukan
keberhasilan roda organisasi.
Dalam proses seleksi, kelompok pelamar yang terdiri dari para pengajar profesional,
pengawas administrasi profesional, pelaksana teknis profesional, dan tenaga pendukung
lainnya harus melalui tiga tahapan proses, yaitu:
1. Pra Seleksi
Melibatkan kebijakan dan penetapan prosedur seleksi. Inti dari tahap pra seleksi adalah
bahwa suatu sistem keputusan yang dijabarkan dalam bentuk prosedur dan kebijakan
sistem dapat membantu memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi.
Terdapat dua tugas utama pengujian dalam tahap pra seleksi, yaitu:
3. Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus berkaitan dengan
fungsi-fungsi manajerial kerja. Menurut Achmad S Ruky (2001:5) menyatakan bahwa
sebuah program manajemen kinerja berkaitan dengan usaha, kegiatan atau program yang
di prakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi untuk merencanakan,
mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan. Karena program ini mencantumkan
kata management, seluruh kegiatan yang dilakukan dalam sebuah proses management
harus terjadi, di mulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin di capai,
kemudian tahap pembuatan rencana, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan
akhirnya evaluasi atas hasilnya.
Secara teknis program ini memang harus di mulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran
yaitu kinerja dalam bentuk apa dan yang seperti bagaimana yang ingin di capai. Karena
yang menjadi objek adalah kinerja manusia, maka bentuk yang paling umum tentunya
adalah kinerja dalam bentuk produktivitas sumber daya manusia.
4. Pemberian Kompensasi
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan di berikan secara tetap. Pamberian
kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain-lain.Pada umumnya program kompensasi atau balas jasa bertujuan
untuk kepentingan organisasi, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai
memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program pemberian kompensasi
didasarkan pada prinsip adil dan wajar.
5. Pembinaan Pegawai
Pembinaan atau pengembangan pegawai adalah usaha yang dijalankan untuk memajukan
dan meningkatkan mutu tenaga pendidik dan kependidikan.
Cara-cara pembinaan:
1. Melalui usaha sendiri misanya dengan belajar melalui buku, majalah atau kursus
2. Melalui kelompok profesi misalnya kelompok bidang studi sejenis seperti ISMAPI dan
PGRI
4. Promosi diberikan jabatan dengan beban dan tanggung jawab yang lebih besar dari
jabatan semula.
6. Pemberhentian
1. Permohonan sendiri
2. Meninggal dunia
3. Mencapai batas usia pensiun dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang
bersangkutan
1. Hukuman jabatan
Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu
pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana pendidikan.
Manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan proses perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.
Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat di
kelompokan menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan
dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan, labolatarium dan
sebagainya.Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah.
Prosedur pengawasan
5. Manajemen keuangan
Akuntabel
Responsible
Relevan
Efektif
Efisien
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan di sekolah dilakukan oleh otorisator, ordonator dan
bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk mengambil tindakan
yang mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang
melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan
berdasarkan otoritasi yang ditetapkan. Bendahrawan adalah pejabat yang berwenang dalam
melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya.
Langkah-langkah pengelolaan keuangan yaitu:
Perencanaan atau Analisis Kebutuhan
Penggalian sumber dana ialah kegiatan mencari sumber dana yang dapat memberikan
kontribusi untuk pembiayaan sekolah.
Pendistribusian atau pemanfaatan sesuai dengan yang ditetapkan dalam RAPBS, selain itu
mengacu kepada peraturan yang ditetapkan seperti peraturan pemanfaatan dana satuan
operasional digunakan secara proporsional.
Pelaporan dan Pertanggung Jawaban
Dalam tahap ini sekolah harus mencatat seluruh pemasukan keuangan sekolah dan belanja
kegiatan yang dicatat secara rinci dan sistematis. Pertanggung jawabannya menganut system
transparan, akuntabel dan responsibel.
6. Manajemen Ketatausahaan
a. Persuratan
Petugas tata usaha sekolah memiliki tugas kesekretariatan yaitu urusan tata
persuratan dan kearsipan. Tata persuratan meliputi aktivitas mengelola surat masuk
dan keluar. Terdapat berbagai aktivitas peserta didik yang harus didukung dengan
sebuah legalitas berupa surat. Surat tersebut dapat berupa surat pernyataan, surat
keterangan, surat pengantar, surat izin, surat dinas, dan sebagainya. Oleh karena itu,
petugas tata usaha harus dapat melayani dan memenuhi kebutuhan persuratan
tersebut. Selain itu, tata usaha sekolah harus menyimpan berkas atau surat yang
menerangkan siswa tersebut agar jika dibutuhkan kembali dapat disediakan oleh tata
usaha. Jika kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka tidak menutup
kemungkinan bahwa aktivitas perkembangan peserta didik dapat terhambat.
b. Pendataan Petugas
Tata usaha perlu melakukan pendataan kepada setiap peserta didik guna mengenal
latar belakang serta mengetahui taraf kemajuan dan perkembangan peserta didik
dengan baik. Hal tersebut dilakukan dengan menyediakan data dan keterangan yang
objektif. Setiap perubahan dan perkembangan peserta didik harus dicatat, dihimpun,
dan disimpan sebagai dokumen sekolah secara lengkap, rapi, sistematis, dan
terpelihara. Data yang lengkap mengenai siswa akan sangat berguna dalam
membantu perkembangan atau mengatasi kesulitan belajar siswa. Selain itu, data
yang didukung dengan dokumen siswa yang lengkap dapat memudahkan klasifikasi
siswa guna pengajuan beasiswa, bantuan sekolah, maupun berpartisipasi dalam
sebuah kompetisi.
c. Informasi
Sekolah berkewajiban untuk melayani kepentingan siswa. Tata usaha dalam
fungsinya melayani pekerjaan-pekerjaan operatif (operasional) harus dapat
menyediakan berbagai informasi yang diperlukan siswa. Informasi-informasi
tersebut dapat memudahkan tercapainya tujuan yang diinginkan atau memungkinkan
penyelesaian pekerjaan operasional kesiswaan secara lebih baik. Petugas tata usaha
harus dapat mengakses, menyediakan, dan mensosialisasikan berbagai informasi
yang menyangkut kepentingan siswa. Oleh karena itu, petugas tata usaha sekolah
dituntut mampu menerapkan sistem informasi dengan terampil agar dalam
memberikan pelayanan mengenai informasi kesiswaan dapat dilaksanakan dengan
cepat, tepat, dan akurat. Jadi, kegiatan ketatausahaan merupakan bagian dari
kegiatan administrasi di sekolah. Adapun bentuk layanan ketatausahaan peserta
didik bukan hanya meliputi layanan persuratan peserta didik, melainkan mencakup
pengelolaan semua bahan keterangan atau data-data serta informasi yang
menyangkut peserta didik selama berada di sekolah.
Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan suatu
manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya
sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah suatu
proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang
kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.
1. https://ernisusiyawati.wordpress.com/2013/06/01/manajemen-tenaga-pendidik-dan-
kependidikan/
2. https://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/manajemen-peserta-didik/