Anda di halaman 1dari 13

1

PERSEPEKTIF KEPERAWATAN ANAK


OLEH : Rr.Sri Sedjati
FILOSOFI Keperawatan Anak
 Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yg dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (Family centered
care),pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan manajemen kasus.

 Anak : sebagai seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa tumbang dengan
kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik Psikologis, sosial dan spiritual

Ruang Lingkup Keperawatan anak


Ilmu Kesehatan Anak : Pediatri Klinik
Pediatri Pencegahan
Pediatri Sosial
*. Pediatri Klinik ; Status Sakit meliputi penyakit, pengobatan dan perawatan
*. Pediatri Pencegahan : Immunisasi dan hygiene yang baik
*. Pediatri Sosial : Pertukem Fisik, mental dan social anak
Kebutuhan anak yang harus terpenuhi agar dapat tumbang yang baik ;
a. Lingkungan yang sejahtera dan bahagia
b. Sandang pangan yang harus terpenuhi
c. Luingkungan tempat tinggal yang baik
Dalam UU Pokok Kes Pasal 3 tercantum ;
Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan hidup yang sehat adalah paling penting untuk
mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang baik.
Pelaksanaan Pediatri sosial :
1. Perawatan Pranatal
2. Perawatan Intranatal
3. Perawatan Pascanatal
4. Perawatan Bayi
5. Perawatan Prasekolah
6. Perawatan dan pengawasan remaja
7. Perawatan kesehatan anak cacat
Prinsip Keperawatan anak
1 anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sbg individu yang unik
2 Sbg individu yang unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
3 yan Kep.Anak berorientasi pada upaya pencegahan peny. dan peningkatan derajat kes.
4.Mrpk disiplin ilmu kes berfokus pada kesejahteraananak
Instansi yang membantu paediatri sosial :
1. Klinik konseling dan bimbingan perkawinan
2. Perkumpulan KB
3. Klinik bimbingan anak
4. Lembaga sosial yang merawat, mencegah, membimbing, membina anak cacat yang ditangani
oleh Depsos
5. 5.Praktik kep. Anak mencakup kontrak dg anak & kel untk mencegah mengkaji , intervensi &
meningk kesejahteraan hidup
6. 6.Tujuan kep. Anak & remaja untuk meningk. Maturasi /kematangan yg sehat bagi anak 7
remaja
7. Pd. Masa y.a.d.kecenderungan kep.anak berfokus pada ilmu tumbang.
2

Tujuan Keperawatan anak


 Untuk mengoptimalkan pertukem anak
 Optimal ; mencapai yq tertinggi yg bisadicapai setiap anakpd setiap aspek tumbang
(kemandirian dan bergaul,motor halus,berbahasa dan bernalar serta motorik kasar

Paradigma Keperawatan anak :


 Manusia
 Lingkungan
 Sehat dan keperawatan secara spesifik
Lingkungan eksternal yang berpengaruh thd tumbang menurut Matt & sperhac 1990
 Nutrisi * Identitas rasial
 Orang tua * Status Sosial
 Sibling *Ekonomi
 Sanak saudara * Kultur
 Disiplin * Cuaca / iklim & t s
 Maturasi biologik * yan Kes
 Kelompok * Posisi anak
 Penerimaan sosial * Bermain

Lingkungan Internal yang berpengaruh thd Tumbang


 Jenis kelamin
 IQ
 . Emosi
 Predisposisi/ resisten thd penyakit
Agar anak tumbang optimal anak perlu diasuh,dikasih dan diberi stimulasi
Agar semua tercapai perawat perlu memerlukan 3 tingk. Pencegahan :
 Penc. Primer
 Penc. Sekunder
 Penc. tersier
Ada beberapa tahapan tumbang pd anak :
 Periode Prenatal : 2 minggu s/d. 40 mg lahir
 Pereode bayi: 28 hari – 12 bulan
 Periode penuh kanak-kanak awal : 1-3 th pra sekolah : 5-6 th
 Periode kanak-kanak /Sekolah : 6-12 th
 Pre Pubertas : 10-13 th
 Remaja : 13-18 th
 fsbg hasil dari perilaku bantuan
Perawatan Atraumatik :
 Mrpk persyaratan perawatan terapetik- tatanan personal dan intervensi yg
meniadakan / meminimalkan distress fisik dan psikologik yg dialami anak dan
keluarga dlm sistem pelayanan kesehatan.
Tujuan Perawatan atraumatik ;:
 Mencegah dan meminimalkan stress fisik dan psikologik
3 Prinsip utama dalam mencapai tujuan perawatan Atraumatik ;
1. Mencegah/ meminimalkan perpisahan anak dan keluarga
2. Meningkatkan perasaan kendali diri
3. Mencegah / meminimalkan cedera tubuh.
3

Perawatan Primer Model terkini dalam Perawatan Anak meningkatkan pertanggung jawaban dan
pertanggung jawaban terhadap pasien
Salah satu bentuk nyata dari model ini : bergesernya metode pemberian layanan perawatan dari
metode perawatan primer(utama) dimana seseorang perawat bertanggung jawab dan pertanggung
gugat selama 24 jam thd sekelompok pasien
Manajemen Kasus :
Manajemen kasus keperawatan merupakan koordinasi perawatan untuk mengontrol biaya
Bermain
• Bermain merupakan cara untuk melepaskan keteganggang dan stress yang ditemukan pada
lingkungan.
• Bermain untuk memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dan berkembang baik
untuk perkembangan sensorik ,otorik,intelektual,kreatifitas & kesadaran diri maupun
perkembangan nilai moral
Peran Perawat Anak
1. Pembina hubungan terapeutik
2. Pembela keluarga / Caring
3. Pencegahan Penyakit / Promosi Kesehatan
4. Pendidikan kesehatan
5. Memberi dukungan / penguatan & konseling
6. Peran Pemulih
7. Koordinasi/ Kolaborasi
8. Pembuatan Keputusan etik
9. Penelitian
10. Perencanaan keperawatan
Perbedaan Perawatan pada anak dengan perawatan orang dewasa
Ada 4 macam perbedaan
1. Struktur Fisik
2. Proses Fisiologis
3. Tingkat6 kesadaran / kemampuan berfikir
4. Tanggapan terhadap pengalaman di RS , pemeriksaan, pembedahan dan pengobatan.
Hak-hak yang harus dipenuhi padfa usia 0 – 18 th dalam hubungannya dengan pola asuh anak
1. Hak tidak dibeda-bedakan
2. Hak memperoleh perlindungan khusus
3. Hak memperoleh kewarganegaraan
4. Hak tumbuh kembang
5. Hak memperoleh perlakuan khusus
6. Hak mendptkan kasih sayang dan pengertian
7. Hak memperoleh pendidikan
8, Hak Prioritas
9. Hak tidak dipekerjakan
10. Hak memperoleh perdamaian dan persaudaraan
Mengesplorasi hubungan perawat dengan anak dan keluarga:
Pertanyaan yang membantu perawat memahami kualitas terapeutikmhubungan profesional ;
1. Tindakan Negatif
a. Apakah perawat terlibat jauh dengan anak & keluarga ?
b. Apakah perawat kurang terlibat dengan anak & keluarga?
c. Apakah Perawat sangat terlibat dengan anak dan kurang terlibat dengan orang tuanya
TINDAKAN POSITIF
1. Apakah perawat berusaha untuk memberdayakan keluarga
2. Apakah perawat berjuang untuk memberdayakan dirinya sendiri ?
3. Apakah perawat mengenal bahwa hubungan terapeutik itu berubah setiap saat menjadi
hubungan sosisl/ hubungan persahabatan akrap ?
4

A.    Mortalitas dan Morbiditas Pada Bayi dan Anak-Anak


1.      Mortalitas
a)      Mortalitas Bayi
Angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup selama tahun
pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi mortalitan neonatal (usia <28 hari) dan
mortalitas pascanatal (usia 28 hari-11 bulan)
Proporsi penyakit penyebab kematian bayi (Depkes, 2004): :
o   Penyakit system pernafasan          : 29,5 %
o   Gangguan perinatal                       : 29,3 %
o   Diare                                             : 13,9 %
o   Penyakit sistem syaraf                  : 5,5 %
o   Tetanus                                          : 3,68%
o   Infeksi dan parasit lain                  : 3,5 %
Faktor – faktor yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras klit hitam, gender laki –
laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran, usia maternal dang tingkat pendidikan ibu.
Adapun 4 penyebab utama dari terjadinya mortalitas pada bayi yaitu anomali kongenital,
gangguan yang berhubunngan dengan gestasi pendek, BBlR yang tidak khas dan sindrom
distress pernapasan.
Angka mortalitas bayi dan anak berguna untuk memantau dan mengevaluasi keberhasilan
program di bidang kesehatan, sebagai pengukur situasi demografi, sebagai masukan dalam
perhitungan proyeksi penduduk, dan untuk mengidentifikasi kelompok penduduk yang
mempunyai resiko kematian tinggi.(Robby As,2007)
Di indonesia kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat, ijalankannya
program-program kesehatan masyarakat seperti pembasmian malaria dan cacar, Pembangunan
baik ekonomi, sosial dan lainnya makin digalakkan ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ).
b)      Mortalitas anak-anak
Mortalitas yangterjadi pada anak di atas usia 1 tahun , penyebab yang tersering adalah cedera
yang tidak di sengaja.
Penyebab kematian pada anak :
 Kekerasan pada anak
 Penyakit infeksi
   Kondisi perinatal
   Cedera seperti tenggelam, kecelakaan, luka bakar, asfiksiamekanis, keracunan.
Untuk anak berusia lebih dari 1 tahun, angka kematiannya lebih kecil dari angka kematian bayi.
Anal berusia 5 sampai 14 tahun mempunyai angka kematian paling rendah. Namun
peningkatan terjadi selama masa remaja akhir terutama karena cedera, pembunuhan, dan
bunuh diri.
2.      Morbiditas
5

Tidak seperti mortalitas, morbiditas sangat sulit didefenisikan dan mungkin menunjukkan
penyakit akut, penyakit kronik, atau ketidakmampuan. Sumber data umum mencakup alas an
datang kedokter, diagnosis saat masuk rumah sakit, atau wawancara di rumah tangga. Tidak
seperti mortalitas yang direvisi setiap tahun, morbiditas jarang direvisi dan tidak selalu mewakili
popilasi umum.
a)      Morbiditas anak-anak
Banyak disebabkan oleh  penyakit akut :
 Penyakit pernapasan                     : 50%
 Infeksi dan penyakit parasit          : 11%)
 Cedera                                           : 15 %,  
   Ketidakmampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam derajat tertentu,
misalnya hari tidak datang kesekolah dan hari berbaring ditempat tidur. Tipe penyakit
yang didapat anak bervariasi sesuai usia seperti ispa, pnemunia dan cedera. 
Peningkatan angka morbiditas desebabkan karena terbatasnya akses kesehatan,
kemiskinan, derajat ketidakmampuan, dan pendidikan orang tua.

b)      Morbiditas baru/penyakit sosial pediatric


Merupakan masalah psikolosgi sosial pada anak seperti:
 sossioekonomi yang rendah,
 keluarga orang tua tunggal,
 keluhan gangguan fisik kronik,
 keterampilan membaca yang kurang.
B.     Evolusi Pelayanan Kesehatan Anak Di Indonesia
Angka kematian Bayi dan Anak, khususnya bayi merupakan indikator yang penting untuk
mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir
sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi tinggal dan sangat
erat kaitannya dengan status sosial – ekonomi orang tua si bayi.
Pengaruh budaya, agama dan kepercayaan terhadap kesehatan anak.
Secara umum AKB di Indonesia sejak awal abad ke-20 cenderung menurun diawali masuknya
industrialisasi dari Eropa ke Indonesia ( Hugo dan kawan – kawan, 1987 ).
Berdasarkan pengamatan Cho dan peneliti lainnya ( 1980 ) turunnya angka kematian pada
dekade 1930-an ini lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena adanya
depresi ekonomi. Kesejahteraan masyarakat nampaknya sudah mulai membaik pada tahun
1950-an dengan dijalankannya program-program kesehatan masyarakat seperti pembasmian
malaria dan cacar ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ). Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat ,
6

serta pembangunan kesehatan mempunyai andil yang cukup memadai dalam menurunkan
AKB. Demikian juga halnya dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai
meningkat, sejalan dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat.
Khususnya Pembangunan baik ekonomi, sosial dan lainnya makin digalakkan, sehingga
pendapatan masyarakat dan kesadaran akan kesehatan makin meningkat.
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah membuat
tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita.
Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah
membuat standar baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini.
Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi
. Namun memang kita tidak bisa mnutup mata akan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang
keperawatan dan teknologi informasi sevara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk
menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di
bidang teknologi informasi keperawatan.
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan,
kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga
pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam
keseluruhan sistem suatu rumah sakit
Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medis dan
pelayanan yang bersifat non-medis, sebagai contoh pelayanan medis dapat terdiri dari
pemberian obat, pemberian makanan, asuhan keperawatan, diagnosa medis, dan lain-lain. Ada
pun pelayanan yang bersifat non medis seperti proses penerimaan, proses pembayaran, sampai
proses administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat merupakan bentuk pelayanan yang
tidak kalah pentingnya.
Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami perkembangan
teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan
data secara digital ke dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya,
intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil
keluaran apa yang diharapkan oleh perawat setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan
semua proses tersebut tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya
telah dimasukkan ke dalam database program aplikasi yang digunakan.
7

Namun ada hal yang perlu kembali dipahami oleh semua tenaga kesehatan yang menggunakan
teknologi informasi yaitu semua teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah
alat bantu yang tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya dalam hal ini adalah
perawat dengan segala pengetahuannya tentang ilmu keperawatan.
Contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah menerapkan
sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan oleh kawan-kawan
perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan
adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu, hal
ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat lebih
lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada
upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat
memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah
dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.

C.    Pengaruh Budaya, Agama dan Kepercayaan Terhadap Kesehatan Anak


Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga
dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya. Ini akan mempengaruhi
kesehatan anak bahkan dimulai sejak ia masih di dalam kandungan ibunya. Setiap keluarga
memiliki pandangan yang berbeda dalam membesarkan anaknya, seperti  yang memiliki
perbedaan budaya antara keluarga dengan budaya minang dan keluarga berbudaya batak. Hal-
hal yang ditanamkan terhadap anak-anak mereka berbeda sehingga pola hidup dan kesehatan
anaknya juga berbeda misalnya dalam kesehatan emosional.
1.      Adat dan tradisi
Pemahaman berbagai keyakinan mengenai penyebab penyakitdan sakit, serta praktik
kesehatan tradisional. Makin banyak perawat mengetahui tentang nilai keyakinan, dan adat
kelompok etnis lain maka makin baik mereka memenuhi kebutuhan keluarga dan anak.
a. Relativitas budaya merupakan konsep suatu perilaku harus dinilai terlebih dahulu
dalam konteks budya asal terjadinya perilaku tersebut. Beberapa budaya mengganggap
gender anak dapat mempengaruhi persepsi suatu keluaraga tentang implikasi 
penyakit. Pengertian penyakit atau tanda dan gejala suatu penyakit juga dipengaruhi
oleh budaya, beberapa budaya misalnya mengganggap diare sebagai pembersihan
tubuh.
b.   Hubungan dengan pemberi perawatan kesehatan , dalam banyak kelompok budaya
ibu memegang peranan penting  dalam kesehatan sementara kelompok lain orang tua
sama – sama terlibat. Pendekatan terhadap anak juga dapat di pengaruhi oleh budaya,
misanya sebagain keompok merasa bahwa masuknya anak ke rumah sakit merupakan
masalah keluarga, anak di lepaskan tanpa campur tangan keluarga di rumah sakit.
8

c.   Komunikasi , merupakan suatu distress kelompok karena komunikasi adalah hal


terpenting dalam pelayanan keperawatan. Kontak mata juga dapat dipandang berbeda
dalam beberapa budaya.
d.   Kebiasaan makan
e.   Keyakinan dan prkatik kesehatan merupakan bagian integral  dari warisan budaya
kesehatan keluarga. Contohnya kekuatan alam, kekuatan supranatural,
ketidakseimbangan kekuatan.
f. Praktik keseahtan merupakan altrnatif bagi mereka ketika penyembuhan di rumah
sakit tidak berhasil.
g. Mitos yang dikaitkan dengan pengaruh pranatal.
2.      Keyakinan religious
Dimensi religius merupakan pengaruh terpenting dalam kehidupan individu dan memberikan
makna terhadap kehidupan serta memberikan sumber cinta. Asuhan keperawatan holistik
ditingkatkan melalui integrasi  asuhan spiritual dan psikososial. Diantara banyak kematian dan
penyakit diyakini sebagai dosa bagi sebagian keperrcayaan dan menganggap bahwa tenaga
kesehatan tidak akan mampu melindungi mereka yang di hukum tuhan.
 

D.    Keperawatan Pediatrik


Pediatrik berkenaan dengan kesehatan bayi, anak remaja, , pertumbuhan dan perkembagannya
dan kesempatannya untuk mencapai potensi penuh sebagai orang dewasa.Lebih dari seabad
yang lalu ilmu pediactrik muncul sebagai kekhususan dalam menanggapi meningkatan
kasadaran bahwa problem kesehatan anak berbeda dengan orang dewasa dan bahwa respon
anak terhadap sakit dan stres berdeda beda sesuai dengan umur
1.      Filosofi Asuhan
a)      Asuhan berpusat Pada Keluarga (Family Centered Care)
Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung, menghargai dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson,
1989). System pelayanan dan personel harus juga mendukung, menghargai, mendorong dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pemberdayaan pendekatan dan
pemberian bantuan efektif (Duns dan Trivette, 1996).
Dua konsep Perawatan berfokus pada keluarga ;
Memampukan, dengan menciptakan kesempatan dan cara bagi anggota keluarga untuk
menunjukkan kemampuan dan kompetensi terbaru mereka dan untuk mendapatkan
kemampuan dan kompetensi yang baru yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anak-dan
keluarga.
 . Memberdayakan (Enable)
9

Menciptakan kesempatan & cara bagi semua anggota kel untk menampilkan kemampuan &
ketrampilan yg ada untk mendptkan ketrampilan baru.
 Memperkokoh keluarga ; interaksi perawat dan keluarga sedemikian rupa shg kel.
Mempertahankan/ mendpkan perasaan untk mengontrol kehidupan & aspek perubahan positi
Dua konsep dasar dalam asuhan berpusat keluarga yaitu:
o   Pemberdayaan, menggambarkan interaksi profesional dengan keluarga dalam cara tertentu
sehingga mempertahankan atau mendapat kontrol atas kehidupan mereka sendiri dan
membuat perubahan positif yang dihasilkan dari perilaku membantu yang mengembangkan
kekuatan, kemampuan, dan tindakan mereka sendiri (Duns dan Trivette, 1996).
Sebagai seorang perawat, kita harus mampu memfasilitasi keluarga dalam pemberian tindakan
keperawatan langsung, pemberian pendidikan kesehatan pada anak, memperhatikan
bagaimana kehidupan social, budaya dan ekonomi keluarga sehingga dapat membantu
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari keluarga tersebut dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Perawat juga melibatkan keluarga dalam hal ini yaitu dengan cara mengajak
kerjasama/ melibatkan dan mengajarkan pada keluarga tentang perawatan anak ketika sehat
maupun sakit
Pola Tumbuh Kembang
Pola tumbuh kembang  bersifat jelas , dapat diprediksi , kontiniu , dan progresif.Pola ini bersifat
mendasar terhadap semua individi tetapi unik dalam hal cara dan waktu pencapaiannya.
Kecendrungan arah
1.      Sefalokaudal atau kepala-ke-kaki , ujung dari organism berekembang lebih dahulu , sangat
besar dan kompleks , sedangkan ujung bawah lebih kecil dan sederhana dan terbentuk dikahir
periode.
2.      Proksimimodistal atau dekat ke jauh , konsep dari tengah ke perifer.
3.      Differensiasi , perkembangan dari tahap operasional sederhana ke aktifitas dan fungsi
yang lebih kompleks.
Kecenderungan Urutan , Pada semua dimensi tumbuh-kembang terdapat urutan yang jelas dan
dapat diperkirakan , yang biasanya dialami oleh setiap anak.
Laju perkembangan , tidak sama dengan perkembangan dimana terdapat periode akselerasi
dan deselerasi pertumbuhan baik dalam pertumbuhan total maupun pertumbuhan subsistem.
Periode Sensitif. Terdapat batasan waktu selama proses pertumbuhan ketika organism
berintekrasi dengan lingkungan tertentu dengan cara yang spesifik. Periode yang disebut
periode kritis , seneitif , rentan dan optimal  adalah periode dalam kehidupan organism ketika
organism tersebut rentan terhadap pengaruh positif atau negative.
 
C.    Perbedaan Individual
Setiap anak tumbuh dengan keunikan dan caranya sendiri. Terdapat varisi yang besar dalan hal
usia pencapaian tahap perkembangan. Urutannya dapat diprediksi , namun tidak dengan
waktunya. Gender merupakan factor yang berpengaruh karena anak perempuan tampaknya
lebih cepat dalam hal pertumbuhan fisiologis di segala usia.
10

 
Pertumbuhan Biologis dan Perkembangan Fisik
1.      Proporsi eksterna
Variasi laju pertumbuhan organ jarinagn dan system organ yang berbeda menghasilkan
perubahan yang signifikan pada proporsi tubuh pada anak-anak. Kecenderungan
perkembangan sefalokaudal paling nyata terlihat pada pertumbuhan tubuh total. Selama
perkembangan janin kepala merupakan bagian tubuh yang paling cepat , dan pada usia gestasi
2 bulan kepala mencapai 50% dari total panjang badan. Selama masa bayi , pertumbuhan
batang mendominasi , tungkai merupakan bagian yang tumbuh paling cepat selama masa
kanak-kanak.
 
2.      Determinasi Biologis dari pertumbuhan dan Perkembangan
Gambaran paling menonjol dari masa kanak-kanak dan remaja dan pertumbuhan fisik. Selama
perkembangan berbagai jaringan di dalam tubuh mengalami perubahan pertumbuhan ,
komposisi , dan struktur.Pertumbuhan linear atau tinggi badan , hamper seluruhnay terjadi
akibat pertumbuhan tualng rangka dan dianggap sebagai pengukuran pertumbuhan umum
yang stabil.
 
3.      Perkembangan dan maturasi tulang rangka
Pengukuran yang paling akurat dari perkembangan umum adalah tulag rangka atau usia tulang ,
pemeriksaan radio logis untuk menentuakn maturasi tulang. Usia tulang rangka tampaknya
lebih berhubungan erat dengan pengukuaran maturitas fisiologis lainnya ( seperti awitan
menarke ) daripada usia kronologis atau tinggi badan. Usia tulang ini ditentukan dengan
membandingkan mineralisasi pusat osifikasi pusat tulang dan bentuk bentuk tulang yang terkait
usia.pusat osifikasi pertama kali muncul pada usia embrio dua bulan.
 
4.      Maturasi neurogik
Berbeda dengan dengan jarinagn tubuh lainnya , yang tumbuh dengan cepat setelah kelahiran ,
sistim saraf tumbuh secara proporsional lebih cepat sebelum kelahiran. Pertumbuhannya
terjadi secara cepat pada masa bayi sampai masa kanak-kanak awal dan melambat pada masa
kanak-kanak akhir dan remaja. perkembangan neurologic terkadang digunakan sebagai
indikator usia maturasi pada minggu-minggu awal kehidupan.
 
5.      Jaringan limfoid
Jaringan limpoid yang terdapat dalam nodus limfe , timus , limpa , konsil , adenoid , dan limfosit
darah mengalami pola pertumbuhan yang tidak sama dengan pola pertumbuhan jaringan
lainnya. Jaringan limfoid berukuraan kecil, tetapi telah berkembang dengan baik pada saat lahir.
Jaringan ini mencapai ukuran dewasa dengan cepat pada usia 6 bulan. Pada usia 10-12 bulan,
11

jaringan ini mencapai perkembangan maksimal  yang kira-kira dua kali ukuran dewasa. Pada 
masa remaja, terjadi penurunan yang cepat.
 
6.      Perkembangan system organ
Semua jariangan dan sistim organ mengalami perubahan selama perkembangan. Berapa
diantaranya berkembang sangat mencolok , sedangkan yang lain lebih samar.  Perubahan
tersebut berpengaruh pada pengkajian dan perawatan.

 
Perubahan Fisiologis
1.      Metabolisme
Laju metabolism ketika tubuh sedang istirahat (laju metabolic basal atau basal metabolic rate
(BMR) menunjukkan perubahan yang jelas selama masa kanak-kanak Tertinggi pada bayi baru
lahir , BMR sangat berkaitan dengan proporsi area permukaan tubuh terhadap ,masa tubuh ,
yang terus berubah seiring dengan bertambahnya ukuran  tubuh , proporsi sedikit lebih tinggi
pada anak laki-laki semua usia dan meningkat selama masa pubertas melampaui BMR anak
perempuan.
Laju metabolism menentukan kebutuhan kalori anak. Kebutuhan enargi basal pada bayi
adadlah sekitar 108 kkal/ kg berat badan dan menurun menjadi 40 sampai 45 kkal/ kg saat
maturasi .
 
2.      Suhu
Suhu tubuh mencerminkan metabolisme , menunjukkan penurunan yang sama dari masa bayi
smapi maturasi . Termoregulasi merupakan suatu respon bayi yang paling penting dalam masa
transisi dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri.
Pada neonates yang sehat, hipotermi dapat menyebabkan konsekuensi metabolic negative
seperti hipoglikemi. Bayi dan anak kecil rentan terhadap fluktuasi suhu, beespon terhadap
perubahan suhu lingkungan, kerena menangis, marah,emosi, aktifitas fisik,  maupun karena
infeksi.
 
3.      Tidur dan Istirahat
Tidur merupakan fungsi proteksi yang dimiliki semua organisme , memungkinkan terjadinya
perbaikan dan pemulihan jarinagn setelah aktivitas. Seperti pada aspek –aspek
perkembangan ,pada setiap anak jumlah dan distribusi tidur berbagai usia sangat beragam.Saat
anak matang , terdapat perubahan total waktu yang mereka gunakan untuk tidur dan jumlah
waktu yang mereka gunakan untuk tidur nyenyak.
 
12

Bayi baru lahir, tidur selama waktu yang tidak digunakan dan aspek-aspek lain dalam
perawatannya.. selama akhir tahun pertama, sebagian anak tidur sepanjang malam disertai
tidur 1-2 kali siang harinya. Usia 3 tahun anak-anak tidak lagi tidur siang,  usia 4-10 tahun waktu
tidur menurun dan meningkat pada priode pubertas.
 
F.     Temperamen
Temperamen didifinisikan sebagai “cara berfikir, berperilaku atau bereaksi yang menjadi cirri-
ciri individu “ dan merujuk  pada cara sesorang menjalani kehidupannya.
Ada 9 ciri/atribyt temperamen:
1.      Aktifitas : gerakan fisik seperti makan, tidur, madi, berpakain dan bermain
2.      Ritrisitas : keteraturan fungsi fisiologis seperti lapar, tidur, eliminasi
3.      Pendekatan(+)  atau menarik diri (-) : terhadap stimulus baru
4.      Kemampuan adaptasi
5.      Ambang renposivitas : batas kekuatan stimulus untuk memunculkan reaksi
6.      Intensitas reaksi : tingkat energy reaksi
7.      Mood : jumlah perilaku menyenangkan dantidak menyenangkan
8.      Distraksibilitas : mudah mengalihkan perhatian anak dengan stimulus eksternal
9.      Rentang perhatian dan Persistensi :ketekunan dan kontinuitas aktivitas tampa peduli
hambatan.
 
Pola atribut temperamen :
1.      The easy child
Anak-anak yang santabertemperamen mudah , memiliki kebiasaan yang teratur dan dapat
diprediksi , dan memiliki pendekatan yang positif terhadap stimulus baru. Mereka terbuka dan
dapat beradaptasi terhadap perubahan dan menunjukkan intensitas mood yang ringan sampai
sedang yang bisanya bersifat positif.  

 
2.      The difficult child
Anak-anak yang bertemperamen sulit biasanya sangat aktif , peka rangsangan dan mempunyai
kebiasaan yang tidak teratur.Respons menarik diri yang negative merupakan cirri khas dari
anak-anak ini. Mereka lebih membutuhkan lingkungan yang lebih terstruktur.
 
3.      The slow-to-warm-up child
Bereaksi sangat negative dan dengan intensitas ringan terhadap stimulus baru , dan kecuali jika
ditekan , lambat beradaptasi terhadap kontak berulang.
 
13

KESIMPULAN :
• Untk mencapai keperawatan anak : mengoptimalkan tumbang anak, perawat memandang
paradigma keperawatan yaitu manusia,lingkungan dan keperawatan yang lebih spesifik yg
sesuai dg esensi perawatan anak itu sendiri.
• Anak dipandang sbg manusia unik dg berbagai pemenuhan keb.pertukemnya dipengaruhi oleh
faktor internal & eksternal & perawat terlibat dlm aspek tumbang ini dlm berbagai Peran.
• Kesehatan merupakan fenomena kompleks yang didefenisikan sebagai suatu keadaan
kesejahteraaan fisik, mental dan social yang komplet dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit.( WHO ). Indikator yang perlu diperhatikan adalah mortalitas dan
morbiditas.

• Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah
membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga
dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya.

• Tumbuh kembang yang terjadi pada anak dimulai dari sejak anak lahir sampai ia menua.
Prosesnya ada beberapa macam dilihat dari beberapa segmen. Mulai dari
perkembangan fisik sampai pada perkembangan kepribadian dan mental anak. Ada
beberapa para ahli yang mengungkapkan teorinya tentang tumbuh kembang. Dan
semua itu terjadi tidak dengan instant atau sendirinya melainkan ada factor-faktor yang
mempengaruhinya.

DAFTAR PUTAKA
 
 Anonym. (2006). Peningkatan Keadaan Kesehatan Indonesia. Diakses pada tanggal 18
Mei 2011 dari http://siteresources.worldbank.org/
 Anonym. (2010). Kesehatan. Diakses pada tanggal 18 Mei 2011 dari Hidayat, A Aziz
Almull. (2005). “Pengatar Ilmu keperawatan Anak jilid 1”. Jakarta: Salemba
 Nelson, Waldo E. (2000). “Ilmu Kesehatan Anak volume 1”. Jakarta: EGC
 Supartini,Yeni. (2004). “Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak 1”. Jakarta: EGC
 Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 6. Jakarta: EGC
 Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 4. Jakarta: EGC 
 Wong, Donna L. (2008). “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai