Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Senam Hipertensi

1. Pengertian Senam Hipertensi

Senam adalah suatu bentuk latihan jasmani yang sistematis,

teratur dan terencana dengan melakukan gerakan-gerakan yang

spesifik untuk mendapatkan manfaat bagi tubuh (Madijono, 2010).

2. Tujuan Senam Hipertensi

Mengurangi berat badan dan mengelola stress serta

menurunkan tekanan darah.

3. Mekanisme Senam Hipertensi

Untuk Menurunkan Tekanan Darah Senam hipertensi

merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan untuk

meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot

dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Dengan

senam atau berolahraga kebutuhan oksigen dalam sel akan

meningkat untuk proses pembentukan energi. Sehingga terjadi

peningkatan denyut jantung. Sehingga curah jantung dan isi

sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan

meningkat. Setelah beristirahat pembuluh darah akan berdilatasi

atau meregang,dan aliran darah akan turun sementara waktu,

8
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah

sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus

menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih

lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisme

penurunan tekanan darah setelah berolahraga adalah karena

olahraga dapat merileksasikan pembuluh-pembuluh darah.

Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan

turun (Mahardani, 2010).

4. Strategi Pelaksanaan Senam Hipertensi.

a. Persiapan

1) Persiapan Klien.

a) Klien diberikan tindakan senam hipertensi

b) Posisikan klien untuk berdiri

2) Persiapan Lingkungan

a) Ruangan yang tenang dan kondusif

b) Ruangan cukup dan luas

b. Pelaksanaan

1) Gerakan Pemanasan

a) Tekuk kepala kesamping, lalu tahan dengan

tangan pada sisi yang sama dengan arah

kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu

bergantian dengan sisi lain.

9
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
Gambar 2.1 senam hipertensi gerakan

pemanasan

b) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat

lurus keatas kepala dengan posisi kedua kaki

dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10

hitungan. Rasakan tarikan bahu dan

punggung.

Gambar 2.2 senam hipertensi gerakan

pemanasan

10
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
2) Gerakan Inti

a) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat

dengan lambaian kedua tangan searah

dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan

perlahan dan hindari hentakan.

Gambar 2.3 senam hipertensi gerakan inti

b) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal

dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua

kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan

semampunya sambil mengatur nafas.

Gambar 2.4 senam hipertensi gerakan inti

11
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
c) Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat

tangan menyerong. Sisi kaki yang searah

dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan

diletakan dipinggang dan kepala searah

dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 menit

hitungan lalu ganti dengan sisi lainya.

Gambar 2.5 senam hipertensi gerakan inti

d) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya,

tapi jari mengepal dan kedua tangan

diangkat keatas. Lalukan bergantian secara

perlahan dan semampunya.

Gambar 2.6 senam hipertensi gerakan int

12
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
e) Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi

kaki dibuang kesamping. Kedua tangan

dengan jemari mengepal kearah yang

berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.

Gambar 2.7 senam hipertensi gerakan inti

f) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut

agak ditekuk dan tangan yang searah lutut

dipinggang. Tangan sisiyang lain lurus

kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan

kearah sebaliknya dan lakukan

semampunya.

Gambar 2.8 senam hipertensi gerakan inti

13
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
3) Gerakan Pendingin

a) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan

satu tangan ke leher dan tahan dengan

tangan lainya. Hitunglah 8-10 kali dan

lakukan pada sisi lainya.

Gambar 2.9 senam hipertensi gerakan inti

b) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu

gerakan kesamping dengan gerakan setengah

putaran. Tahan 8-10 menit hitungan lalu

arahkan tangan ke sisi lainya dan tahan

dengan hitungan yang sama.

Gambar 3.0 senam hipertensi gerakan inti

14
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
c. Terminasi

1) Evaluasi

a) Menanyakan perasaan klien setelah

mengikuti senam hipertensi.

b) Memberi pujian atas keberhasilan klien.

2) Rencana tindak lanjut

a) Menganjurkan klien melaksanakan senam

hipertensi minimal 30 menit dan dilakukan

seminggu tiga kali.

B. Tekanan darah

1. Pengertian tekanan darah

Tekanan darah merupakan salah satu parameter

hemodinamik yang sederhana dan mudah dilakukan

pengukurannya. Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada

dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari

jantung. Tekanan sistemik atau arteri darah adalah tekanan darah

dalam sistem arteri tubuh yang juga indikator yang baik tentang

kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada sistem

sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah

yang tekanan nya tinggi ke daerah yang tekanan nya rendah.

Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke

aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah

tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel relaksasi, darah yang

15
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau minimum.

Tekanan diastolikadalah tekanan minimal yang mendesak dinding

arteri setiap waktu. Tekanan darah menggambarkan situasi

hemodinamik seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu

keadaan dimana tekanan darah atau aliran darah dapat

mempertahankan perfusi atau pertukaran zat dijaringan tubuh. Unit

standar untuk pengukuran tekanan darah adalah milli meter air

raksa (mmHg). Pengukuran menandakan sampai setinggi mana

tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa. Tekanan darah

dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum diastolik (contoh :

120/80 mmHg). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik

adalah tekanan nadi. Untuk tekanan darah 120/80 mmHg, tekanan

nadi adalah 40 mmHg (Arif Muttaqin, 2011).

2. Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Anies

(2006) batasan normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg

tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik.

Berikut ini merupakan klasifikasi tekanan darah menurut

Elsevier (2014) :

Tabel 2.1 Kategori Hipertensi dan tekanan darah pada

orang dewasa.

Kategori Sistolik (angka Diastolik (angka


tertinggi dalam mmHg) terbawah dalam mmHg
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89

16
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

3. Instrumen Pengukuran Tekanan Darah


Alat yang digunakan dalam pengukuran tekanan darah yaitu:

a. Tensi meter beserta mangset nya

b. Stetoskop

c. Buku dan alat tulis

4. Prosedur pelaksanaan pengukuran tekanan darah

Berikut ini merupakan prosedur pengukuran tekanan darah antara

lain, yaitu :

a. Mencuci tangan.

b. Jelaskan pada subjek tentang tujuan prosedur tindakan yang

akan dilakukan.

c. Atur posisi subjek yaitu sesuai dengan kondisinya, bisa

duduk atau berbaring.

d. Buka lengan baju subjek.

e. Pasang mangset 2,5 cm diatas fossa cubiti dengan keadaan

manset tidak terlalu erat atau longgar.

f. Tentukan denyut nadi arteri radialis dextra / sinistra.

g. Buka kunci reservoir.

h. Raba arteri brachialis dengan tiga jari tengah.

i. Letakkan diafragma stetoskop tepat diatas arteri brachialis.

j. Pompa balon sampai air raksa naik.

17
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
k. Buka skrup balon perlahan-lahan sambil mendengarkan

bunyi detak pertama (sistole) dan detak terakhir (diastole).

l. Bila hasilnya meragukan ulang kembali.

m. Turunkan air raksa sampai dengan nol dan kunci reservoir.

n. Lepaskan manset dan keluarkan udara yang masih tersisa

dalam manset.

o. Rapikan subjek.

p. Cuci tangan.

q. Catat kegiatan dan hasil pengukuran pada lembar catatan

subjek.

C. Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari

140mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg

(Wijayaningsih, 2013). Hipertensi adalah keadaan seseorang yang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal sehingga

mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (mordibilitas) dan

angka kematian (mortalitas). Tekanan darah fase sistolik 140

mmHg menunjukan fase darah yang sedang memompa jantung dan

fase diastolic 90 mmHg yang menunjukan fase darah kembali

kejantung (Triyanto, 2014). Hipertensi adalah suatu keadaan

dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas

18
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
normal 120/80 mmHg yang ditunjukan oleh angka systolic (bagian

atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah

menggunakan alat pengukur tekanan darah (Nurul Wahdah, 2011).

2. Tanda dan Gejala Hipertensi

Klien yang menderita hipertensi terkadang tidak

menampakan gejala hingga bertahun-tahun. Gejala jika ada

menunjukan adanya kerusakan vascular, dengan manifestasi yang

khas sesuai sistem organ yang di vaskularisasi oleh pembuluh

darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam

hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah dan kretinin).

Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan

pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh

darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus

optikus). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan

stroke atau serangan iskemik transien (transient ischemic attack,

TIA) yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan.

Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi

tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa

gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita

hipertensi sebagai berikut :

19
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
a. Sakit kepala.

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat.

e. Telinga berdenging Crowin menyebutkan bahwa sebagian

besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi

bertahun-tahun berupa :

1) Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual

dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah

intracranial.

2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat

hipertensi.

3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena

kerusakan susunan saraf pusat.

4) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan

filtrasi glomeruluse.Edema dependen dan

pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita

hipertensi, yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,

keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk

terasa pegal dan lain-lain.

20
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
3. Etiologi Hipertensi

Menurut Padila (2013):

a. Hipertensi Esensial

Penyebab hipertensi esensial atau hipertensi primer

bersifat multifactorial, yakni sebagai hasil interaksi dari

factor-faktor tersebut. Beberapa factor yang memicu

timbulnya hipertensi tersebut antara lain factor risiko,

aktifitas system syaraf simpatik, keseimbangan vasodilatasi

dan vasokontriksi pembuluh darah, serta aktifitas system

renin-angiotensi.Beberapa hal yang dapat menjadi factor

risiko diantaranya usia, jenis kelamin, dan factor herediter

atau keturunan. Selain itu pola hidup yang tidak sehat

seperti mengkonsumsi alcohol, merokok, kurang olahraga,

dan makan makanan berlemak dapat menjadi pemicu

hipertensi.Seiring dengan pertambahan usia, elastisitas

dinding pembuluh darah semakin menurun. Demikian pula

dengan jenis kelamin, laki-laki memiliki risiko hipertensi

lebih tinggi dibandingkan wanita. Hal ini berkaitan dengan

adanya hormone estrogen pada wanita yang berkontribusi

pada kelenturan pembuluh darah. Penurunan produksi

hormone estrogen pada usia menopause membuat risiko

pada wanita juga akan meningkat.Factor lain yang dapat

memicu hipertensi adalah perangsangan system saraf

21
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
simpatik. Berbagai kondisi yang menimbulkan stressor baik

secara fisik maupun psikologis dapat memicu aktifitas saraf

simpatik. Efek yang ditimbulkan dari perangsang system

saraf simpatik adalah vasokontriksi pembuluh darah dan

peningkatan denyut jantung. Kedua hal ini akan

menyebabkan peningkatan resistensi perifer pembuluh

darah sistemik sehingga memicu peningkatan tekanan

darah. Selain itu perangsang system saraf simpatik memicu

aktifitas system renin-angiotensin yang berperan dalam

meningkatkan tekanan darahSistem renin-angiotensin-

aldosteron sebenarnya bekerja secara otonom sebagai

respon terhadap kondisi tubuh. Saat terjadi syok,

peningkatan system saraf simpatik, atau penurunankadar

natrium, ginjal akan mengeluarkan renin yang mengubah

angiotensinogen menjadi angiotensinogen I. Selanjutnya

atas bantuan Angiotensinconverting enzyme (ACE)

angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Keberadaan

angiotensin II ini akan memicu pengeluaran aldosterone

oleh korteks adrenal. Keberadaan aldosterone ini akan

menarik air dalam Nacl tetap di dalam tubulus sehingga

meningkatkan volume cairan ekstrakuler yakni dalam

pembuluh darah. Angiotensin II juga memicu vasokontriksi

pembuluh darah. Kombinasi peningkatan volume pembuluh

22
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
darah dan vasokontriksi ini menyebabkan peningkatan

tekanan darah.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan dampak dari

penyakit tertentu angka kejadianya berkisar antara 10-20%

saja. Beberapa penyakit atau kelainan yang dapat

menimbulkan hipertensi sekunder antara lain

Glomerrulonefritis akut, Sindrom nefrotik, Pielonefritis,

kimmelt, Stiel-Wilsondan Hipertensi renovaskular.

4. Klasifikasi Hipertensi

Tabel 2.2 klarifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi

Kategori normal Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg


Hipertensi perbatasan 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Hipertensi ringan 140-159 mmHg 90-99 mmHg
(stadium 1)
Hipertensi sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(stadium 2)
Hipertensi berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg
(stadium 3)
Hipertensi maligna 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(stadium 4)

5. Komplikasi

Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah :

a. Penyakit jantung Komplikasi berupa infark mioard, angina

pectoris, dan gagal jantung.

b. Ginjal

c. Otak Komplikasi berupa stroke dan iskemik

23
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
d. Mata

e. Kerusakan pada pembuluh darah arteriJika hipertensi tidak

terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri

atau sering disebut dengan aterosklerosis dan

arterosklorosis (pengerasan pembuluh darah).

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan menurut Sutanto (2010), antara lain :

a. Hb/htTes ini untuk mengetahui hubungan tingkat

kekentalan cairan sebagai petunjuk adanya resiko

hipokoagulabilitas dan anemia.

b. BUM/kreatimin Tes ini berguna dalam memberikan

informasi tentang fungsi kerja ginjal, apakah terjadi

penurunan atau masih dalam tahap normal

c. EKG dapat menunjukan polaregangan, dimana luas,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini

penyakit jantung hipertensi

d. Glukosa

e. Mengukur adanya hiperglikemi (penyakit gula), yaitu salah

satu penyebab hipertensi sekunder.f.IUPUntuk mengetahui

penyebab hipertensi seperti batu ginjal g.Photo dada

Menunjukan apakah ada kerusakan pada jantung.

24
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
7. Penatalaksanaan

a. Terapi farmokologis

Tujuan penatalaksanaan farmakologi atau pengobatan

tekanan darah adalah untuk menurunkan tekanan darah dan

mengembalikan tekanan darah pada ukuran normal dengan

obat-obatan yang dikonsumsi. Pemberian obat hipertensi

yang biasa diberikan pada orang hipertensi menurut Reny

(2014) adalah :

1) Diuretik thiazide merupakan obat yang diberikan

untuk mengobati hipertensi

2) Pengobatan adrenergic seperti alfa-bloker dan beta-

bloker merupakan obat yang menghambat efek

system saraf simpatis.

3) Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-

INHIBITOR) merupakan obat penurun tekanan

darah dengan cara melebarkan arteri.

4) Angiotensin II bloker merupakan obat penurun

tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.

5) Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya

pembuluh darah. 6)Vasodilator langsung

menyebabkan pelebaran pembuluh darah.

6) Kedaruratan hipertensi merupakan penatalaksanaan

dengan memerlukan obat yang menurunkan tekanan

25
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
darah tinggi dengan segera contoh nya : diazoxide,

nitroprusside, nitroglycerin, dan labelatol.

b. Terapi non farmokologis

1) Menurut berat badan bila anda obesitas dan

meningkatkan aktifitas fisik dengan latihan yang

teratur.

2) Mengurangi asupan natrium kurang dari 100

mmol/hari (setara dengan 2,4 gram natrium atau

lebih kurang 6 gram naCl)

3) Berhenti merokok dan mengurangi asupan asam

lemak jenuh dan kolesterol, juga asupan alcohol.

4) Relaksasi dan mengurangi stress psikososial

5) Diit vegetarian, dan minyak ikan (Boestan dkk,

2010)

D. Lanjut Usia

1. Pengertian Lanjut Usia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan

pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat

(2), (3), (4) UU no. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan

bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih

dari 60 tahun. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan

tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang di tandai dengan

penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress

26
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan

seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi

stres fisiologis.

Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan

daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk semakin banyak

distorsi metabolic dan structural yang disebut sebagai “penyakit

degenerative”(seperti hipertensi, aterosklerosis, dm dan kanker)

yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan

episode terminal yang dramatic seperti stroke, infark miokard,

koma asidotik, metastatis, kanker.

2. Klasifikasi Lansia

Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:

a. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

b. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun

atau lebih dengan masalah kesehatan.

d. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang

atau jasa.

e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya

mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada

bantuan orang lain.

27
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
3. Perubahan fisiologis

pada lansia Perubahan fisiologis yang dapat terjadi pada lansia

menurut Maryam et all, (2011) yaitu :

a. Sel Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh

menurun, dan cairan intraseluler menurun

b. Kardiovaskuler Katub jantung menebal dan kaku,

kemampuan memompa darah menurun (menurunya

kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah

menurun. Serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer sehingga tekanan darah meningkat.

c. Respirasi Otot-otot pernafasan menurun dan kaku,

elastisitas menurun, kemampuan batuk menurun, serta

terjadi penyempitan bronkus.

d. Persarafan Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya

menurun serta lambat daalam merespon dan waktu bereaksi

khususnya yang berhubungan dengan stress.

e. Musculoskeletal Cairan tulang menurun sehingga mudah

rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persediaan

membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor,

tendon mengerut, dan mengalami sclerosis.

f. Gastrointestina Asam lambung menurun, dan peristaltic

menurun sehingga daya absorbsi juga ikut menurun.

Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori

28
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020
menurun sehingga dapat menyebabkan berkurangnya

produksi hormon dan enzyme percernaan.

g. Genitourinaria Ginjal mengecil, aliran darah keginjal

menurun, penyaringan di glomerulus menurun, sehingga

kemampuan untuk mengkonsentrasi urin ikut menurun.

h. Vesika urinaria Otot-otot melemah, kapasitasnya menurun,

dan retensi urin.

i. Vagina Selaput lendir mengering dan sekresi menurun.

j. Pendengaran Membrane timpani atrofi sehingga terjadi

gangguan pendengaran dan tulang-tulang pendengaran

mengalami kekakuan.

k. Penglihatan Respon terhadap sinar menurun, lapang

pandang menurun dan katarak.

l. Kulit Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut

dalam hidung dan telingga menebal, rambut memutih

(uban).

29
Penerapan Senam Hipertensi..., Didit Reo Pambudi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2020

Anda mungkin juga menyukai