NIM :43219010100
MATA KULIAH : ANALISA LAPORAN KEUANGAN
HARI / JAM / KELAS: SELASA 10:15 – 12:45 (B-203)
DOSEN : DWI ASIH SURJANDARI, DR. AKT, MM.
Proyeksi analisis laporan keuangan adalah teknik strategi implementasi sentral yang memungkinkan
organisasi untuk mengevaluasi hasil dari tindakan perusahaan. Jenis analisis ini dapat digunakan untuk
meramalkan dampak pelaksanaan keputusan perusahaan. Dengan proyeksi akan memudahkan
perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang akan datang. Jenis dimensi proyeksi:
Satuan proyeksi:
Proyeksi laporan keuangan biasanya dibuat dalam beberapa skenario. Skenario juga disebut
sebagai analisis sensitivitas. Skenario yang biasanya digunakan dalam penyusunan proyeksi :
A. Proses Proyeksi
Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa mendatang dengan
berlandaskan pada laporan keuangan tahun yang lalu. Perlu diketahui bahwa laporan keuangan yang
masih dalam bentuk perencanaan maka didalam laporan keuangan tersebut harus dicantumkan kata
“proforma” yang mempunyai arti bahwa laporan keuangan menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan
perusahaan yang belum dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk
proyeksi/perencanaan mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan datang.
Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti dengan laporan posisi keuangan (neraca) dan
laporan arus kas.
Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan, misalnya dengan
menggunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan. Analisis lebih rinci juga
bisa melibatkan informasi eksternal seperti tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan, peta
persaingan, dan bauran toko baru dan toko lama.
Setelah penjualan diproyeksi, margin laba kotor diproyeksi beradasarkan tren historis, kekuatan
ekonomi dan tingkat kompetisi pasar. Biaya penjualan, umum dan administrasi biasanya diasumsikan
tetap konstan (tiak bergantung dari penjualan), sedangkan biaya tenaga kerja (gaji) serta biaya iklan
memerlukan estimasi lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksi secara terpisah. Penyusutan
merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aset yang dapat disusutkan. Untuk itu beban
penyusutan harus dihitung berdasarkan persentase penyusutan dikalikan saldo akhir aset di tahun
sebelumnya (ditambah pengeluaran modal untuk membeli aset baru apabila ada). Demikian pula halnya
dengan beban bunga yang dihitung berdasrkan persentase suku bunga dikalikan dengan utang pada
awal periode (saldo akhir utang berbunga pada periode sebelumnya).
2. Proyeksi Neraca
Proyeksi neraca adalah prediksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan beserta
seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode
tertentu di masa mendatang.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva berisi
daftar kekayaan perusahaan beserta rincian jenis dan jumlahnya. Sedangkan sisi pasiva berisi kewajiban
perusahaan kepada pihak kreditor dan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan
2. Proyeksi Laporan Arus Kas
Analisis arus kas (cash flow) adalah laporan prediksi yang disusun guna menunjukkan perubahan
bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode. Pengeluaran uang kas suatu
perusahaan dapat bertambah terus, misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah,
pembayaran gajki, upah, honor, dan lain sebagainya.
Akan tetapi ada juga aliran uang kas yang sifatnya tidak terus menerus (Cash outflow),
contohnya untuk pembayaran pajak pendapatan, angsuran hutang, dividen, bunga dan lain sebagainya.
Dengan perkataan lainnya, setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas
(Cash flow) yaitu :
Net outflow of cash adalah dana yang diperlukan untuk investasi baru
b. Aliran uang kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash)
Apabila dana perusahaan tinggi, berarti akan memberi gambaran tingkat likuiditas yang tinggi
pula, tetapi akan memberikan suatu gambaran rendahnya Cash flow dan menggambarkan perusahaan
kurang efektif di dalam menggunakan uang kas. Agar uang kas jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah,
maka dana dalam kas perlu direncanakan dan dikendalikan, baik penerimaannya maupun
pengeluarannya. Di dalam menyusun proyeksi aliran uang kas (Cash flow), setiap perusahaan terlebih
dahulu harus menyiapkan data-datanya, yaitu :
1. jumlah dana yang diperlukan, baik dari modal sendiri maupun dari modal luar (modal asing)
3. rencana produksi dan skedul produksi yang disusun berdasarkan rencana penjualan
4. proyeksi biaya produksi yang dapat dikelompokkan menurut biaya produksi, yaitu :
ˉ pola penagihan piutang yang berasal dari penjualan kredit biaya-biaya non Cash, Misalnya biaya
penyusutan dan lain lain
Kesimpulan
1. Perencanaan keuangan mengharuskan perusahaan berpikir tentang masa depan dan menyusun
proyeksi;
Modul Pertemuan 8
Friska Putri, http://www.academia.edu/3531226/proyeksi
Mamduh M. Hanafi, Abdul Halim, 2012, Analisis laporan keuangan, UPP STIM YKPN.
Liestiyowati, 2012, http://akuntan-si.blogspot.co.id/2012/12/proyeksi-laporan-keuangan.html
Dwi Lestari, 2013, http://dwikcay.blogspot.co.id/2013/12/proyeksi-laporan-keuangan.html