Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

REVIEW JOURNAL

Oleh :
ARDI ANSAR
(P19020157)
KELAS F2-19

KONSENTRASI MANAJEMAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI MANAJEMAN (S2)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AMKOP
MAKASSAR
2021
Judul Jurnal Ketahanan Keluarga Miskin dan Dampaknya terhadap Kemiskinan:
Sebuah Pendekatan Penelitian Grounded
Tahun 2019

Penulis Dr. Umi Farida, S.E., M.M., Yuswari Nur, S.E., M.Sc., dan Dr.
Gunawan Bata Ilyas, S.E., M.Sc.
Publikasi IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) e-ISSN:
2278-487X, p-ISSN: 2319- 7668. Volume 21, Issue 6. Ser. V (June.
2019), PP 01-05. www.iosrjournals.org

REVIEW
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Melihat kemiskinan dari keluarga miskin dalam menghadapi keadaan keluarga yang
sangat terbatas Keluarga miskin dihadapkan pada situasi yang sangat terbatas dan dengan
pendapatan yang sangat sedikit setiap hari selalu berusaha untuk tetap hidup dan keluar dari
kemiskinan. Sebagian kecil berhasil keluar dari kemiskinan yang terjerat dia , tetapi
kebanyakan orang lain hanya bisa bertahan dalam situasi itu. Mereka mencoba mengatur
semua yang mereka miliki untuk dinikmati bersama dalam keluarga mereka. Kesulitan yang
mereka hadapi sejak lama menjadi pembelajaran bagi sebagian dari mereka, namun sebagian
lagi tidak tidak peduli tentang hal ini, sehingga mereka jatuh ke lembah terdalam, yaitu
menjadi pengemis dan beberapa bahkan akhirnya menjadi kriminal karena pemaksaan atau
pencopetan . Situasi masyarakat yang umumnya memiliki akses terbatas terhadap
pendidikan, fasilitas kesehatan, perbankan, dan lainnya pelayanan pemerintah membuat
mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan kesehatan dan sangat rentan terhadap
pengaruh lingkungan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin terkadang menjadi
sasaran beberapa kalangan untuk mendapatkan keuntungan, baik keuntungan materi maupun
keuntungan politik. Jika hal itu terjadi, maka adanya situasi kemiskinan di masyarakat akan
menguntungkan “unsure” sehingga kemiskinan bagi sebagian “unsure” adalah berkah
baginya. Namun, keluarga miskin akan semakin sulit untuk keluar dari situasi
tersebut.Situasi yang mereka hadapi inilah yang menyebabkan sebagian keluarga miskin
memiliki ketangguhan dalam melakukan berbagai hal cara untuk membuat mereka tetap
hidup (tidak putus asa, bunuh diri, dan tetap berusaha mengatur keluarganya dengan baik).
Masalahnya adalah apa yang membuat mereka mampu bertahan dalam kemiskinan dan
bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kemiskinan?" Makalah ini berusaha untuk
mendeskripsikan yang hasil penelitian yang dilakukan di Kota Makassar pada tahun 2010
dan kembali pada akhir 2018 di lokasi yang sama.
1.2 Tujuan Penelitian
Apa yang membuat mereka mampu bertahan dalam kemiskinan dan bagaimana hal
itu dapat mempengaruhi kemiskinan?
1.3 Teori Utama yang digunakan
Teori human capital dan teori interaksi.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan Penelitaian
Penelitian kualitatif.
2.2 Sampel/Subjek Penelitian
14 Informan di kota Makassar.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan triangulasi, baik triangulasi sumber data maupun triangulasi teknik
pengumpulan data (Bungin, 2007; John W. Creswell, 2013; Sugiyono, 2016).
2.4 Teknis Analisis data
Teori beralas (grounded)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan temuan dari (Hasmin, 2011a), ini menunjukkan bahwa dugaan
kemiskinan berkaitan dengan latar belakang etnis keluarga miskin. Ini diyakini bahwa
setiap suku memiliki prinsip yang diturunkan kepada generasi penerus dari generasi ke
generasi.
Studi ini mengidentifikasi adanya pola berulang di semua wilayah penelitian terkait
pengelolaan keluarga miskin. Secara umum, mereka yang bertekun dalam kehidupan
yang baik-baik saja tetapi tidak mengemis adalah berprinsip kehidupan yang ditanamkan
dalam keluarga mereka seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini bahwa ada sebagian
yang tidak tahan mereka menggunakan identitasnya sebagai keluarga miskin untuk
mengemis. Mereka memohon di lampu merah atau berkeliling ke rumah orang yang bisa
atau nongkrong di tempat ibadah sambil mengangkat tangan ke semua orang di tempat
itu.
Namun bagi penulis yang menarik untuk dibahas dalam makalah ini adalah pola- pola
situasi yang bertahan mereka menghadapi dengan kesabaran. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa mereka memiliki prinsip-prinsip yang ada tertanam dalam keluarga
mereka agar asas-asas tersebut dipegang teguh kemudian diteruskan ke generasi
berikutnya. Keluarga pengelolaan bertujuan untuk menghindari pengaruh lingkungan
(Puspitawati, 2013; Trisnaningsih & Widyasari, 2010).
Pola yang muncul pada keluarga miskin ini tersebar di seluruh lokasi penelitian. Pola-
pola ini, misalnya, tanamkan kehidupan biasa. Mereka menanamkan kehidupan yang
teratur agar anak-anaknya dididik untuk mengikuti apa yang dikatakan orang tuanya,
misalnya jangan terlalu lama di luar rumah jika tidak ada yang penting, ada waktu
tertentu untuk membantu orang tua di rumah dan tempat kerja mereka. Juga, mereka
selalu menanamkan tujuan berdasarkan kehidupan kepada anak-anak mereka; ini sejalan
dengan manajemen oleh objektif (Rivai, 2008). Untuk membeli sesuatu, mereka harus
memikirkannya terlebih dahulu; oleh karena itu, misalnya, anak-anak mereka harus
menyisihkan sebagian uang mereka untuk celengan. Bila cukup, Anda bisa membelinya
sesuai keinginan. Maka hidup ini memiliki tujuan tertentu yang mereka tanamkan pada
anak-anaknya, yaitu selalu berdoa dan mengusahakan agar tujuan itu tercapai. Dengan
tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan yang terbatas ini, membuat mereka selalu
menanamkan perasaan diawasi, baik oleh mereka orang tua dan pencipta alam semesta
ini. Perasaan inilah yang akan membentuk karakter masing-masing anak mereka selama
ini bersabar dan tidak mudah mengikuti lingkungan dimana mereka seperti ikut
kenakalan remaja dan lain-lain. Pandangan ini sejalan dengan yang dikemukakan
(Patterson & Stouthamer-Loeber, 1984; Sampson, 2017).
Para orang tua dari keluarga miskin ini juga menanamkan kesabaran dalam
menghadapi kehidupan dalam keterbatasan. Menurut mereka, jika mereka tidak bisa
sabar, akan mudah terjadi perilaku yang menyelamatkan dari komitmen keluarga yang
mereka miliki dibangun, terutama dalam hal keterbatasannya, yang sejalan dengan
pandangan Cohen (2009). Mereka selalu berusaha sebagai sebanyak yang mereka bisa.
Secara umum, keluarga miskin ini memiliki pekerjaan dengan keterampilan yang relatif
rendah. Meski demikian, mereka sangat setia pada pekerjaannya karena takut rugi
sehingga penghasilannya hilang. Yang menarik disini sangat kecil penghasilan tidak
membuat mereka putus asa tetapi tetap bersemangat untuk bekerja. Mereka hanya pasrah
kepada yang maha kuasa dan percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara.
Pekerjaan yang mereka miliki saat ini adalah yang terbaik, jadi mereka harus
melakukannya. Mereka memiliki antusiasme dan berpikir bahwa segalanya sudah diatur.
3.2 Kesesuaian Hasil Penelitian dengan teori yang digunakan
Teori yang digunakan sudah sesuai dengan hasil penelitian.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Penelitian
Ketahanan keluarga miskin terhadap kondisi stres terbatas pada akses pendidikan,
kesehatan, dan fasilitas lainnya merupakan modal sosial yang dapat dijadikan patokan
dalam penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini menunjukkan ketahanan tersebut dapat
dilaksanakan jika keluarga miskin dapat menerapkan beberapa prinsip yang dianut oleh
sebagian masyarakat miskin. Prinsip-prinsip ini adalah untuk menanamkan kehidupan yang
teratur, menanamkan kehidupan berdasarkan tujuan, menanamkan perasaan diawasi,
menanamkan kesabaran dalam menghadapi kehidupan, berserah diri kepada yang maha kuasa,
hidup di dunia hanya sementara, dan berusaha semua sudah diatur. Kami menyebut prinsip-
prinsip ini sebagai "manajemen keluarga berbasis agama", yaitu rumah tangga manajemen
sebagai organisasi terkecil yang merupakan gambaran dari konsep manajemen (ancaman
melaksanakan dan mengatur) yang prinsipnya berdasarkan agama.
Ketahanan keluarga miskin juga dapat dibangun karena pola relasi antar warga keluarga
miskin. Pola hubungan seperti perilaku tumbuh bersama, kebiasaan berbagi, kebiasaan saling
membantu, pentingnya kebersamaan untuk saling menguatkan, kebiasaan saling mengunjungi,
mempercayai rejeki dari pemilik alam melalui orang lain, dan tetangga adalah keluarga terdekat.
Kami menyebut pola hubungan ini "kualitas silaturrahim". “Kualitas silaturrahim” merupakan
rangkaian pola perilaku keluarga miskin dalam membangun relasi di antara mereka yang saling
menguntungkan sehingga menjadi modal sosial yang memungkinkan mereka untuk bertahan
hidup dalam kemiskinan yang mereka alami.
Penelitian ini juga menghasilkan hipotesis bahwa penerapan "manajemen keluarga berbasis
agama" akan meningkatkan "kualitas silaturrahim" di antara mereka. Selanjutnya penerapan
“manajemen keluarga berbasis agama" akan meningkatkan ketahanan dalam situasi kemiskinan
mereka. Hal yang sama adalah" kualitas silaturrahim " yang terbangun di antara mereka semakin
mempererat hubungan mereka sehingga tahan terhadap situasi kemiskinan membaik. Tidak
demikian halnya dengan keluarga miskin yang tidak menerapkan "pengelolaan keluarga berbasis
agama" dan "kualitas silaturrahim".
4.2 Saran dan Rekomendasi
Bisa menjadi bahan diskusi para pemerhati isu kemiskinan. Kemiskinan adalah
masalah multidimensi yang membutuhkan berbagai pendekatan untuk mengatasinya.
Hipotesis temuan ini dapat dilanjutkan lebih luas lagi, penelitian dan dengan metode yang
sama sehingga dapat menjustifikasi hasil. Selanjutnya, penelitian juga bisa dilakukan
dengan pendekatan yang berbeda (penelitian kuantitatif) untuk memastikan hubungan
yang dibangun ke dalam hipotesis ini. Jika ini Bisa dibuktikan lebih jauh lagi, penerapan
"manajemen berbasis agama" dan "kualitas silaturrahim" bisa menjadi solusi untuk
mempercepat penanganan masalah kemiskinan.

5. DAFTAR PUSTAKA
5.1 Kemutahiran daftar pustaka
Daftar pustaka belum cukup mutakhir karena rujukan yang digunakan rata-rata lebih
dari 5 tahun yang lalu.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN INI


6.1 Kelebihan Penelitian
Mampu melahirkan hipotesis baru sehingga memberi peluang kepada peneliti lain
untuk lebih menyempurnakan.
6.2 Kekurangan Penelitian
Kurangnya informan yang digunakan dan tidak disebutkannya dasar ilmiah mengenai
sedikitnya informan tersebut.
6.3 Komentar Lain
Penelitian ini sudah cukup bagus, hanya saja perlu lebih memperhatikan rujukan di
setiap langkah yang di ambil.

Anda mungkin juga menyukai