Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Fisika: Seri Konferensi

KERTAS • AKSES TERBUKA

Analisis isi miskonsepsi tentang bakteri dalam buku teks biologi sekolah menengah

Mengutip artikel ini: C Novitasari dkk 2019 J. Phys .: Konf. Ser. 1157 022076

Lihat artikel online untuk pembaruan dan peningkatan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 45.40.127.36 pada 12/03/2019 pukul 12:32
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

Analisis isi miskonsepsi tentang bakteri dalam buku teks biologi sekolah
menengah

C Novitasari *, M Ramli dan P Karyanto

Magister Pendidikan Sains, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta, Jawa Tengah 57126,
Indonesia

*
chaerulnovita@gmail.com

Abstrak. Miskonsepsi pada bakteri ditemukan pada beberapa sub konsep yaitu ciri, struktur, klasifikasi, bentuk dan
bentuk, reproduksi, dan klasifikasi bakteri gram positif dan negatif. Buku teks merupakan salah satu faktor yang dapat
menimbulkan miskonsepsi. Buku teks merupakan alat peraga dan terkadang menjadi satu-satunya sumber bagi siswa
mengenai konsep. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada buku pelajaran biologi
SMA dan untuk mengkategorikan miskonsepsi pada buku pelajaran biologi SMA khususnya pada materi bakteri. Dua
buku teks dipilih secara purposif, sebagai buku yang digunakan di dua sekolah menengah sasaran. Miskonsepsi
tersebut dikategorikan berdasarkan 5 kategori menurut Hershey, yaitu undereneralization, obsolete concept and terms,
oversimplifications, overgeneralization, dan misidentifications. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
miskonsepsi pada kedua buku teks yaitu 7,4% undereneralization, 2,5% oversimplifications, 0,6% overgeneralization,
dan misidentifications 0,6%. Karena miskonsepsi didominasi oleh kategori undereneralization dan oversimplifications,
maka diprakirakan akan menimbulkan kesulitan siswa untuk menyusun konsep yang lengkap.

1. Perkenalan
Miskonsepsi berarti ketidaksesuaian cara menafsirkan suatu konsep atau dengan kata lain menafsirkan suatu konsep secara berbeda dari
konsep yang diberikan oleh para ahli dan disepakati bersama [1]. Kesalahpahaman juga disebut salah tafsir konsep. Kesalahpahaman
didefinisikan sebagai interpretasi konsep dalam pernyataan yang tidak dapat diterima [2]. Kesalahpahaman sebelumnya sangat kuat dan tegas,
seringkali sulit untuk dihilangkan dalam pembelajaran formal [3]. Kesalahpahaman siswa yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu
pemikiran mereka dalam menerima pengetahuan selanjutnya sehingga mengakibatkan pembelajaran yang kurang optimal [4,5].

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hashwesh (1986), penyebab miskonsepsi siswa adalah (1) guru tidak
menyadari prakonsepsi siswa, (2) metode evaluasi yang digunakan guru gagal menelaah konsep yang dipegang oleh
siswa. siswa yang ternyata jawaban salah, (3) umumnya guru tidak kritis terhadap jawaban siswa yang menunjukkan
miskonsepsi, (4) buku teks yang digunakan guru dan buku pegangan siswa yang berisi konsep yang salah dapat
menimbulkan siswa 'kesalahpahaman [6]. Penyebab miskonsepsi secara umum dapat diringkas menjadi lima faktor:
siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode pengajaran [2].

Sebuah buku teks dapat menimbulkan miskonsepsi jika terdapat kesalahan dalam penjelasan atau uraian pada materi yang
terdapat di dalam buku teks [7]. Buku teks merupakan bahan ajar yang penting bagi guru karena dapat menunjang proses
pembelajaran dan program membaca siswa. Kesalahpahaman dalam buku teks berdampak fatal dan menyebabkan kesalahpahaman
siswa [8].

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah persyaratan Lisensi Creative Commons Attribution 3.0 . Distribusi lebih lanjut dari karya ini harus mempertahankan
atribusi ke penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terungkap bahwa terdapat beberapa siswa yang
mengalami kesulitan dalam mempelajari biologi dikarenakan kompleksitas konsep, istilah atau integrasi konsep baik
pada skala mikroskopis maupun makroskopis, salah satunya adalah konsep bakteri. [9]. Hal ini sejalan dengan hasil
studi awal kami dimana deteksi miskonsepsi bakteri pada siswa SMA kelas X di Sragen ― sebuah kabupaten di Jawa
Tengah Indonesia dengan menggunakan Assessment for Learning (AfL) berupa tes diagnostik menunjukkan terjadinya
miskonsepsi pada subkonsep ciri, struktur, klasifikasi, bentuk, reproduksi, dan klasifikasi bakteri grampositif dan gram
negatif.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis isi materi pembelajaran
bakteri pada buku pelajaran Biologi kelas X SMA di Kabupaten Sragen. Metode analisis isi dibagi menjadi beberapa
sub-bidang isi termasuk faktor motivasi buku (catatan sejarah, biografi penulis dan peneliti), pedoman pemahaman
(warna dan grafik), teknik bantuan, dan posisi filosofis [10].

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada buku teks biologi SMA dan mengkategorikan
miskonsepsi pada buku teks biologi SMA khususnya pada materi bakteri. Rumusan masalah penelitian yang
diajukan adalah: (1) Bagaimana profil konsep bakteri dalam buku teks biologi yang diteliti? (2) Apa kategori
miskonsepsi tentang bahan bakteri dalam buku teks? (3) apa kemungkinan efek miskonsepsi materi bakteri terhadap
konsep yang akan dikonstruksi siswa?

2. Metode
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode analisis isi dokumen. Analisis isi adalah metode penelitian yang
dilakukan untuk menganalisis data dalam bentuk catatan dan dokumen [11]. Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah buku
teks biologi kelas X SMA yang digunakan di Kabupaten Sragen, khususnya tentang materi bakteria. Buku teks biologi yang digunakan
adalah dua buku yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 dan dipilih secara purposif (Tabel 1). Untuk memeriksa konsep yang
salah dalam buku teks, konsep dalam buku referensi diperiksa. Buku referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biologi oleh
John W. Kimball [12]; Biologi, Edisi Kedelapan Volume 2 oleh Campbell, dkk [13]; dan Biologi: Kesatuan dan Keragaman Kehidupan
oleh bintang Cesie [14].

Buku ajar yang dianalisis terutama mengenai konsep dan subkonsep bakteri meliputi pengertian, ciri, struktur dan
fungsinya, bentuk, reproduksi, warna, cara hidup, klasifikasi, peran menguntungkan dan merugikan, serta pencegahan
bahaya yang disebabkan oleh bakteri, bakteri grampositif dan gram negatif, dan pembentukan endospora. Konsep
dalam buku teks dianalisis dengan mengacu pada literatur yang sesuai dengan konsep bakteri.

Kategori miskonsepsi didasarkan pada metode Hershey yang terdiri dari lima kategori, yaitu undereneralization
(generalisasi konsep yang terlalu sempit dibandingkan dengan konsep sastra, konsep dan istilah usang (konsep dan istilah
yang tidak lagi sesuai dengan kajian up-todate), oversimplifications (penyederhanaan konsep secara berlebihan, sehingga
konsep yang dikemukakan oleh buku teks / pengarang tidak lengkap dan terdistorsi dari poin pengarang),
overgeneralization (generalisasi konsep yang terlalu luas sehingga konsepnya terlalu umum ), dan kesalahan identifikasi
(kesalahan dalam mengidentifikasi konsep yang mengarah pada pernyataan konsep yang salah) [15].

2
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

Tabel 1. Karakteristik buku teks yang diteliti.

Karakteristik Buku Teks A Buku Teks B


Referensi Kurikulum Kurikulum 2013 Kurikulum 2013

Tahun Terbit 2013 2016

Jumlah halaman 470 halaman 194 halaman

Jumlah Halaman yang Mengandung 44 halaman 25 halaman

Bahan Bakteri

Warna Gambar Hitam dan putih Hitam dan putih

Jumlah Gambar 32 9

Ukuran Gambar 1/6 - 1/3 halaman 1 / 6-1 / 3 halaman

Urutan Material - Definisi archaebacteria, - Karakteristik


eubacteria, dan bakteri - Struktur
- Karakteristik - Formulir

- Struktur sel - Reproduksi


- Gram-positif dan gram- - Morfologi koloni
bakteri negatif - Pewarnaan / pengecatan

- Cara hidup - Klasifikasi Eubacteria


- Pertahanan di mengancam - Peran
lingkungan - Cara mengatasi bakteri
berbahaya
- Reproduksi
- Klasifikasi
- Peran
- Pembiakan

- Upaya menghindari bahaya bakteri

- Cyanobacteria (biru hijau


bakteri)

Prosedur penelitian ini terdiri dari 1) mengamati buku teks yang digunakan di SMA negeri dan swasta di Sragen,
2) memilih sampel buku teks dengan menggunakan teknik purposive, 3) menganalisis subkonsep materi tentang
bakteri di buku teks untuk referensi analisis indikator, 4) penulisan hasil analisis isi masing-masing subkonsep yang
terdapat pada buku teks pada instrumen penelitian, 5) penulisan hasil analisis isi masing-masing subkonsep yang
terdapat pada buku referensi (literatur) pada instrumen penelitian, 6) menganalisis buku teks dan buku referensi
(literatur) dengan membandingkan isi keduanya mengikuti pedoman kategori miskonsepsi dalam buku teks oleh
Hershey, 7) memasukkan hasil analisis ke dalam tabel hasil analisis pada instrumen penelitian,8) melakukan validasi
isi hasil analisis oleh pakar bakteri.

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi pada buku ajar dengan materi bakteri menggunakan metodologi analisis isi,
terdapat miskonsepsi pada beberapa kategori. Kategori miskonsepsi tertinggi (dalam persentase) di buku teks,
berdasarkan kategori Hershey, adalah kategori undereneralization. Selain itu, tidak ada kategori 'konsep dan istilah
usang' yang ditemukan dalam buku teks (Tabel 2).

3
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

Meja 2. Persentase kategori miskonsepsi pada subkonsep bakteri.

Buku Teks A Buku Teks B

Kesalahpahaman Jumlah dari Kesalahpahaman Jumlah dari


Sub-konsep
Kategori Kesalahpahaman Kategori Kesalahpahaman
(%) (%)
Definisi bakteri UG 2.5 - 0
Karakteristik UG 1.2 UG 2.4
OS 2.4
Struktur tubuh UG 1.2 UG 1.2
MI 1.2 OG 1.2
Formulir - 0 - 0
Reproduksi - 0 UG 3
Cara hidup - 0 - 0
Klasifikasi - 0 - 0
bakteri
Pewarnaan - 0 UG 1
Klasifikasi gram- OS 2.5 - 0
positif dan gram-
bakteri negatif
Peran bakteri UG 1.2 - 0
Pencegahan bahaya - 0 - 0
bakteri

Pada Tabel 2 terlihat terdapat beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada subkonsep pengertian bakteri, ciri-ciri, struktur tubuh, reproduksi,
pewarnaan, klasifikasi bakteri gram positif dan negatif, serta peran bakteri. 81 konsep dianalisis di kedua buku teks. Hasil penelitian menunjukkan
persentase masing-masing kategori miskonsepsi dalam Buku Ajar A yaitu undereneralization / UG (6.2%), oversimplifications / OS (2.5%), misidentifications
/ MI (1.2%), dan obsolete concept and terms / OCT serta overgeneralization / OG (0%). Selanjutnya, persentase miskonsepsi dalam Buku Teks B berada di
bawah generalisasi / UG (8,6%), penyederhanaan berlebihan / OS (2,5%), overgeneralisasi / OG (1,2%), dan konsep dan istilah usang / OCT dan
kesalahan identifikasi / MI (0%) . Miskonsepsi terbesar pada kedua buku teks tersebut terdapat pada kategori undereneralization dengan rata-rata 7,41%.
Di bawah generalisasi adalah kategori miskonsepsi yang ditandai dengan adanya suatu konsep yang dinyatakan hanya merujuk pada beberapa objek atau
masalah biologis, dan pernyataan yang diungkapkan hanya dapat digunakan untuk merumuskan beberapa konsep atau masalah. Selain itu, adanya
undereneralization dalam buku ajar berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep tertentu sehingga siswa tidak memahami
keseluruhan konsep secara detail, dan pada akhirnya menimbulkan miskonsepsi jika tidak dibekali dengan penjelasan guru [16]. Persentase hasil analisis
konsep bakteri secara keseluruhan pada kedua buku teks disajikan pada Gambar 1. Di bawah generalisasi adalah kategori miskonsepsi yang ditandai
dengan adanya suatu konsep yang dinyatakan hanya merujuk pada beberapa objek atau masalah biologis, dan pernyataan yang diungkapkan hanya dapat
digunakan untuk merumuskan beberapa konsep atau masalah. Selain itu, adanya undereneralization dalam buku ajar berdampak pada kurangnya
pemahaman siswa terhadap suatu konsep tertentu sehingga siswa tidak memahami keseluruhan konsep secara detail, dan pada akhirnya menimbulkan
miskonsepsi jika tidak dibekali dengan penjelasan guru [16]. Persentase hasil analisis konsep bakteri secara keseluruhan pada kedua buku teks disajikan
pada Gambar 1. Di bawah generalisasi adalah kategori miskonsepsi yang ditandai dengan adanya suatu konsep yang dinyatakan hanya merujuk pada beberapa objek atau masala

4
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

Gambar 1. Persentase kesalahpahaman di kedua buku teks.

Kesalahpahaman tentang konsep bakteri dalam buku teks berdampak pada konsepsi siswa [8]. Selain itu, miskonsepsi
dalam literatur, salah satunya dalam buku teks, dapat sangat menyebabkan miskonsepsi siswa dan guru [17]. Buku teks
yang mengacu pada buku yang digunakan dalam proses pembelajaran menjadi pedoman siswa dalam menemukan
konsep yang belum dipahami dari penjelasan guru. Oleh karena itu, jika terjadi miskonsepsi dalam buku teks, maka sangat
berdampak pada konsepsi siswa [18]. Beberapa hasil analisis miskonsepsi konten subkonsep bakteri yang ditemukan di
kedua buku teks disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis miskonsepsi isi buku teks.


Kesalahpahaman Kesalahpahaman di buku teks Prediksi dampak kesalahpahaman
kategori
Undergeneralization • Bakteri hidup secara soliter dan koloni (tidak ada • Mahasiswa tidak mampu membedakan
penjelasan detail dan tidak ada gambar) koloni dan soliter.
• Mahasiswa mampu menyimpulkan bahwa organisme
• Bakteri memiliki dinding sel dan lain memiliki dinding sel klorofil. Mahasiswa belum dapat
umumnya memiliki dinding sel non-klorofil (tidak • memahami tahapan reproduksi seksual bakteri secara
ada gambar). lengkap dan jelas tanpa penjelasan tahapan yang jelas.
• Reproduksi seksual berupa
transformasi, transduksi, dan
konjugasi yang dijelaskan secara singkat • Mahasiswa mampu menyimpulkan bahwa bakteri dapat
menggunakan gambar tanpa memberikan penjelasan mendenitrifikasi senyawa organik.
lebih lanjut tentang gambar. Namun menurut para ahli, bakteri juga mampu
mendenitrifikasi senyawa anorganik tersebut.
• Pengurai bakteri (saprobe)
denitrifikasi tumbuhan / hewan yang mati,
serta sisa organisme / feses.
Penyederhanaan berlebihan • Bakteri bersifat uniseluler yang terdiri dari satu • Mahasiswa belum mampu menguraikan konsep
sel (tidak ada gambar). Bakteri bersifat uniseluler secara detail.
• prokariotik (tidak memiliki membran inti). • Siswa mungkin mengalami kesalahpahaman tentang
definisi prokariotik.
• Klasifikasi bakteri gram positif dan • Mahasiswa belum mampu memahami secara utuh bahwa
negatif didasarkan pada para ahli mengelompokkan sel berdasarkan komposisi
perbedaan ketebalan polipeptida. dinding selnya.

Generalisasi yang berlebihan • Struktur bakteri tambahan berupa • Siswa mungkin memiliki kesalahpahaman tentang
endospora. endospora.
Kesalahan identifikasi • Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari • Siswa mungkin mengalami miskonsepsi terkait
senyawa protein yang terletak di dinding sel. lokasi bakteri flagela.

5
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

Kategori miskonsepsi dalam buku teks memiliki prediksi dampak yang berbeda terhadap pemahaman siswa. Pertama,
kategori miskonsepsi undereneralization membuat siswa hanya memahami bagian-bagian tertentu dari konsep; oleh
karena itu, siswa tidak dapat memahami keseluruhan konsep secara rinci [16, 19]. Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi
konsep “bakteri hidup secara soliter dan koloni (tanpa penjelasan dan gambaran detail)”, terungkap bahwa siswa tidak
mampu membedakan antara soliter dan koloni. Menurut literatur, disebut koloni ketika bakteri bertepatan tanpa gangguan.
Selain itu, beberapa jenis bakteri berkumpul secara sementara atau permanen di dalam koloni [14].

Kategori miskonsepsi penyederhanaan yang berlebihan pada buku teks berdampak pada siswa yang tidak
sepenuhnya memahami konsep, tetapi sebagian memahami beberapa konsep yang tercantum di buku, sehingga
berpotensi menimbulkan miskonsepsi di kalangan siswa [16]. Contoh miskonsepsi dalam buku teks adalah
pernyataan “bakteri adalah uniseluler yang terdiri dari satu sel (tanpa gambar)”. Pernyataan ini membuat siswa tidak
dapat mendefinisikan karakteristik uniseluler yang menurut literatur, sebagai organisme yang memiliki organel
terorganisir dan menjalankan fungsi kehidupan dalam satu sel [14]. Contoh kedua adalah pernyataan “bakteri adalah
prokariotik (tidak memiliki membran inti sel)”. Berdasarkan konsep para ahli, organisme prokariotik adalah organisme
yang tidak memiliki membran inti dan organel yang terlindung membran.

Lebih lanjut, overgeneralization cenderung membuat siswa tidak dapat memahami konsep yang sebenarnya karena konsep dalam buku teks terlalu
umum [16]. Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi, pernyataan “struktur tambahan bakteri berupa endospora” menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa.
Menurut literatur, endospora adalah sel resisten yang dibentuk oleh bakteri saat kekurangan nutrisi esensial. Sel awal menghasilkan salinan kromosomnya
dan membungkus dinding padat yang membentuk endospora. Air dikeluarkan dari endospora dan metabolismenya berhenti. Sisa sel awal dihancurkan dan
kemudian hanya menyisakan endospora. Jika lingkungan lebih cocok, endospora mungkin tetap tidak aktif tetapi dapat hidup selama berabad-abad,
rehidrasi dan melanjutkan proses metabolisme saat lingkungan mereka membaik [14]. Terakhir, kategori misidentifications dapat membuat siswa
mengalami miskonsepsi yang fatal karena konsep yang diungkapkan dalam buku teks tidak sesuai dengan literatur atau pakar [16, 18]. Berdasarkan hasil
analisis miskonsepsi, ditemukan pernyataan yang salah di buku teks, “flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein, terletak di dinding
sel”. Berdasarkan literatur, flagela ditambatkan ke membran sel dan menjulur keluar melalui dinding sel. Ini biasanya digunakan oleh bakteri untuk
berenang atau sebagai alat bergerak [13]. Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi, ditemukan pernyataan yang salah di buku teks, “flagela adalah bulu
cambuk yang tersusun dari senyawa protein, terletak di dinding sel”. Berdasarkan literatur, flagela ditambatkan ke membran sel dan menjulur keluar melalui
dinding sel. Ini biasanya digunakan oleh bakteri untuk berenang atau sebagai alat bergerak [13]. Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi, ditemukan
pernyataan yang salah di buku teks, “flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein, terletak di dinding sel”. Berdasarkan literatur, flagela
ditambatkan ke membran sel dan menjulur keluar melalui dinding sel. Ini biasanya digunakan oleh bakteri untuk berenang atau sebagai alat bergerak [13].

4. Kesimpulan
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kategori miskonsepsi under generalisasi ditemukan pada konsep
archaebacterial dan eubacteria, karakteristik, struktur dan fungsi bakteri, reproduksi seksual, pewarnaan gram /
pengecatan bakteri, peran bakteri pengurai pada kedua buku ajar. Selanjutnya, kategori penyederhanaan yang
berlebihan ditemukan pada konsep pengelompokan bakteri gram negatif dan gram positif, ciri bakteri yang berhubungan
dengan organisme prokariotik dan sel uniseluler. Kemudian miskonsepsi konsep struktur tambahan endospora berada
pada kategori overgeneralisasi. Terakhir, kategori kesalahan identifikasi ditemukan pada konsep bakteri flagela. Dalam
konsep lain, tidak ada kesalahpahaman.

Ucapan Terima Kasih


Penelitian ini didanai dari hibah Penelitian di Program Pascasarjana LPPM Universitas Sebelas Maret tahun 2018 yang diketuai
oleh Murni Ramli, Ed.D.

Referensi
[1] Duit R dan Treagust DF 2003 Jurnal Internasional Ilmu Pengetahuan Perubahan Konseptual 25 6 hal 37–
41

6
Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri
IOP1157 ( 2019)
Publishing
022076 doi: 10.1088 / 1742-6596 / 1157/2/022076

[2] Suparno P 2013 Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika ( Jakarta:
Grasindo) hal 29-54
[3] Barke HD, Hazari A dan Yitbarek S 2009 Kesalahpahaman dalam Kimia: Mengatasi
Persepsi dalam Pendidikan Kimia XI ( Springer: Verlag Berlin Heidelberg) 1–294 Ozgur S 2013 IJESE 8
[4] 2 hal 255–268 Treagust DF 2007 Jurnal Internasional Pendidikan Sains 10 2 hal 159–169 Tekkaya C 2002
[5] Jurnal Ed 23 p 256–266 Galvin E dan Mooney Simmie G 2015 Pendidikan Tinggi Ilmu Sosial 8 2 hal 1–8
[6] Barras R 2010 Jurnal Pendidikan Biologi 18 3 hal 201-206 Khotimah FN dan Noor dan Juanengsih 2014 Jurnal
[7] Edusains VI 02 hal 118-128
[8]
[9]
[10] Okeeffe L 2013 Ulasan Internasional Penelitian Pembelajaran Kontemporer 2 1 hal 1–13 [11] Ary D, Jacobs LC dan Razavieh A
2010 Pengantar Penelitian dalam Pendidikan ( AMERIKA SERIKAT:
Wadsworth Cengege Learning) hal 427 [12] John WK 1992 Biologi
( Jakarta: Erlangga) hal 832-835
[13] Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA dan Minorsky PV 2008
Biologi Edisi kedelapan Jilid 2 (Jakarta: Erlangga) hal 118-139 Cesie Star 2012 Biologi Kesatuan dan Keragaman
[14] Makhluk Hidup ( Jakarta: Salemba Teknika)
hal 369-397
[15] Hershey DR 2005 Lebih Banyak Kesalahpahaman yang Harus Dihindari Saat Mengajar tentang Tindakan Tanaman
Bioscicence ( Action Bioscience: American Institute of Biological Science) Dwijayanti A, Umniyatie S dan Rakhmawati A
[16] 2016 Jurnal Pendidikan Biologi 5 8 RD Bertingkat 2015 JSTOR 51 5 hal 271–274 Ayu D, Saputri F dan Widyaningrum T
[17] 2016 Jurnal Internasional Pembelajaran Aktif 1 1 hal 31–
[18]
37

Anda mungkin juga menyukai