Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Made Sukma Agung Pratistha Gautama

NPM : 1833121011
Kelas / Smt : D7 Akuntansi / V
Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


1. Menurut saya laporan keuangan tersebut dilakukan perbandingan terhadap laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga dapat diketahui
perkembangannya. Kemudian mencari letak selisih yang ada, apakah ittu selisih yang
membawa profit untuk perusahaan atau memberikan dampak buruk bagi perusahaan.
Jumlah selisih, dampak, dan juga penyebab dari selisih dicari yang kemudian
diinformasikan di dalam laporan keuangan yang mana pada akhirnya pihak
atasan/manager akan mengambil keputusan terkait laporan keuangan yang diterima.
Pihak atasan juga harus memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ketika mengambil
keputusan, hal ini dilakukan agar dapat mengatisipasi kesalahan yang akan terjadi di
kemudia hari. Kemudian ada yang namanya analisis rasio. Analisis rasio digunakan untuk
mewakili hubungan antara berbagai angka pada neraca, laba dan rugi atau catatan
akuntansi lainnya yang dibuat oleh akuntan. Pada analisis laporan keuangan berdasarkan
rasio dapat dibandingkan selalu membandingkan 2 kuantitas. Rasio selalu mewakili satu
angka yang berkaitan dengan yang lain. Contoh rasio yang paling umum ialah :rasio
profitabilitas, rasio likuiditas, rasio efisiensi, dan rasio solvabilitas
PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN
1. organisasi sangat membutuhkan untuk menerapkan Balanced Scorecard sebagai satu set
ukuran kinerja yang multi dimensi. Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk mengukur
semua bidang kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi. Dengan Balanced
Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis
mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan-kepentingan masa yang akan datamg. Balanced Scorecard memungkinkan
untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam pengembangan sumber daya
manusia, sistem dan prosedur, demi perbaikan kinerja dimasa depan
2. Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi
konsep tersebut. Menurut ahli manjemen Kaplan dan Norton, Balanced scorecard terdiri
dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang
digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa depan. Melalui
kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil
kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas
kinerja personil yang bersangkutan.
3. Activity based costing (ABC) adalah sebuah metode akuntansi yang mengidentifikasi
dan menetapkan biaya untuk aktivitas overhead dan kemudian menetapkan biaya tersebut
untuk produk. Sistem activity based costing mempunyai hubungan antara biaya, aktivitas
overhead, dan produk yang diproduksi. Kemudian berdasarkan hubungan tersebut, sistem
ABC ini dapat menetapkan biaya tidak langsung suatu pabrik untuk memproduksi produk
dengan cara yang lebih logis dari pada pendekatan tradisional. Activity based costing
mengklaim bahwa rekayasa khusus, pengujian khusus, pemasangan mesin, dan lainnya
adalah kegiatan yang mennggunakan biaya. Sehingga menyebabkan perusahaan
mengkonsumsi sumber daya. Dengan ABC, perusahaan akan menghitung biaya sumber
daya yang digunakan dalam setiap kegiatan ini. Selanjutnya, biaya masing-masing
kegiatan akan diberikan hanya untuk produk yang menuntut kegiatan.
Balance Scorecard (BSC) ini merupakan kartu berimbang yang digunakan sebagai
media untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan. Nah,
dengan menggunakan Balance Scorecard, perusahaan menjadi lebih tahu sejauh mana
pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Balance Scorecard juga bisa
membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja dari
perusahaan. Balanced scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang
(balanced). Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan
dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan
untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan.
KOMPENSASI BAGI MANAJEMEN
1. Menurut saya, pemberian insentif ini berhubungan dengan kinerja karyawan yang telah
melampaui standar pekerjaan yang telah ditetapkan perusahaan. Insentif adalah
kompensasi khusus yang diberikan perusahaan kepada karyawan, di luar gaji utamanya,
untuk membantu memotivasi atau mendorong karyawan tersebut agar lebih giat dalam
bekerja dan berusaha untuk terus memperbaiki prestasi kerja di perusahaan. Pemberian
berupa kompensasi insentif merupakan sebuah cara yang paling efektif dan juga mudah
dilakukan yang mana berguna untuk memotivasi manajer dalam melampaui target yang
sudah ditetapkan di awal tahun. Atas kinerja yang telah melampaui target tersebut
karyawa/pegawai yang bersangkutan akan diberikan sebuah hadiah atau bonus berupa
uang, tunjangan, ataupun sebuah kenaikan pangkat.
2. Penilaian sebuah kinerja karyawan diperlukan karena perusahaan sering menggunakan
Penilaian Kinerja atau Performance Appraisal ini sebagai dasar dari kenaikan gaji,
promosi, bonus ataupun bisa juga sebagai dasar utnuk penurunan jabatan dan pemutusan
hubungan kerja. Di sisi lain, Penilaian Kinerja yang yang dilakukan dengan baik dan
profesional akan dapat meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan sehingga tujuan
organisasi juga dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, yang
harus karyawan hasilkan adalah kinerja yang bagus bagi perusahaan agar mencapai
tujuan perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.d
3. Beraneka ragam opsi ada dalam mengembangkan suatu paket kompensasi insentif bagi
manajer unit bisnis.
a. Penghargaan keuangan
- Kenaikan gaji
- Bonus
- Manfaat
- Fasilitas
b. Penghargaan psikologi dan social
- Kemungkinan promosii
- Peningkatan tanggung jawab
- Peningkatan otonomi
- Kondisi geografis yang baik
- Pengakuan
4. Kompensasi Finansial ini secara sederhana adalah kompensasi berupa nominal uang.
Mulai dari gaji bulanan, tunjangan tetap dan tidak tetap, uang lembur, asuransi, jaminan
hari tua, uang pensiun, dan lain sebagainya. Wajarnya, kompensasi finansial diberikan
secara rutin sebagai ‘harga’ yang harus dibayar perusahaan atas kerja dari karyawan.
Jika digali lebih dalam, kompensasi finansial dapat dibagi lagi menjadi dua, yakni
finansial langsung dan tidak langsung. Kompensasi perusahaan bersifat finansial
langsung adalah berupa gaji, tunjangan dan segala jenis pembayaran kepada karyawan
yang dinominalkan dan diberikan pada karyawan secara langsung. Yang termasuk
didalamnya adalah asuransi, jaminan hari tua, pensiun dan beberapa program BPJS
Ketenagakerjaan yang lain yang mewajibkan iuran secara rutin.
Kompensasi Non Finansial ini tidak berupa nominal uang atau bernilai rupiah.
Biasanya, jenis kompensasi ini lebih kepada hal-hal yang tidak memiliki wujud fisik
namun bisa dirasakan oleh karyawan secara langsung. Kompensasi non finansial
memiliki wujud yang sangat beragam. Misalnya, jam kerja yang fleksibel. Tidak semua
perusahaan memiliki peraturan jam kerja fleksibel yang dapat dinikmati oleh setiap
karyawan. Pada beberapa perusahaan tradisional, jam kerja telah ditetapkan oleh
perusahaan dan harus ditaati oleh setiap karyawan. Contohnya ialah misalkan Anda
masuk pada pukul 10.00 pagi, maka Anda memiliki kewajiban bekerja selama waktu
kerja yang ditetapkan perusahaan. Jam berapapun Anda mulai bekerja, kuota jam kerja
harian harus dipenuhi.
5. Teori yang digunakan pada uraian tersebut adalah teori keagenan atau Agency Theory
dimana definisi dari teori agensi adalah hubungan antara principal (pemilik/pemegang
saham) dan agent (manajer). Dan di dalam hubungan keagenan tersebut terdapat suatu
kontrak dimana pihak principal memberi wewenang kepada agent untuk mengelola
usahanya dan membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Ada dua bentuk hubungan
keagenan. Pertama, adanya kesepakatan dimana pemilik ataupun pemegang saham suatu
perusahaan menyewa Chief Executive Officer untuk menjadi agen mereka dalam
mengelola perusahaan dengan menjaga kepentingan terbaik perusahaan tersebut. Kedua,
adanya persetujuan dimana CEO perusahaan bertindak sebagai principal dan menyewa
manajer suatu bagian atau divisi sebagai agen untuk mengelola suatu unit organisasi yang
telah didesentralisasi.
6. Konsep dasar teori keagenan adalah suatu hubungan ada jika satu pihak (prinsipal)
menyewa pihak yang lain (agen) untuk menjalankan beberapa jasa agar mencapai tujuan
yang diinginkan. Memberikan kompensasi merupakan suatu bentuk sederhana dari teori
keagenan dimana pada uraian trrsebut menjelaskan pemberian kompensasi bagi
manajemen dapat diberikan untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan pimpinan
organisasi atau pemegng saham karena pemilik organisasi menginginkan anggota
organisasi mencapai tujuan mencapai tujuan organisasinya.

Anda mungkin juga menyukai