Anda di halaman 1dari 7

Nama : Anak Agung Sri Ratih Pratiwi

Npm : 1833121428

Kelas : D7 Akuntansi

PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN

ANALISIS LAPORAN KINERJA

Dari kasus yang telah disampaikan, menurut saya analisis laporan keuangan
yang harus disajikan agar dapat memberi manfaat dimasa yang akan datang adalah :

Analisis Rasio. Analisisi rasio digunakan untuk mewakili hubungan antara


berbagai angka pada neraca, laba dan rugi atau catatan akuntansi lainnya yang dibuat
oleh akuntan. Pada analisis laporan keuangan berdasarkan rasio dapat dibandingkan
selalu membandingkan 2 kuantitas.  Rasio selalu mewakili satu angka yang berkaitan
dengan yang lain.

Contoh empat rasio paling umum

1. Rasio profitabilitas & profitabilitas, Rasio profitabilitas & profitabilitas


mengukur hasil dari manajemen sehari-hari organisasi atau kinerja keseluruhan
dan efektivitas manajemen. Beberapa rasio profitabilitas yang paling umum
digunakan adalah: rasio laba kotor, rasio laba bersih, rasio operasi dan laba atas
modal ekuitas, laba atas modal yang digunakan, rasio hasil dividen dan rasio
laba per saham.
2. Rasio likuiditas, Rasio likuiditas mengevaluasi solvabilitas saat ini dari posisi
keuangan organisasi. Rasio ini dihitung untuk mengetahui apakah suatu
organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya saat ini. Dua
rasio likuiditas umum adalah rasio lancar dan rasio cepat .
3. Rasio efisiensi, Rasio efisiensi mengukur efektivitas sarana yang digunakan
dalam suatu organisasi. Nama lain untuk rasio ini adalah rasio perputaran.
Banyak aspek umum yang rasio perputarannya dihitung adalah: rasio perputaran
modal kerja, rasio perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran debitur.
4. Rasio solvabilitas, Rasio solvabilitas adalah mengukur kemampuan organisasi
untuk memenuhi biaya bunga jangka panjang dan kewajiban pembayaran
kembali. Rasio umum adalah rasio utang terhadap ekuitas, rasio ekuitas, dan
rasio cakupan bunga.

Dengan demikian, menggunakan analisis tersebut dapat memberikan rmanfaat dimasa


yang akan datang.

PENGUKURAN KIJERJA MANAJEMEN

1. Mengapa Pengukuran Kinerja Perlu Dilakukan Berdasarkan Balanced


Scorecard

Menurut saya, organisasi sangat membutuhkan untuk menerapkan Balanced


Scorecard sebagai satu set ukuran kinerja yang multi dimensi. Hal ini mencerminkan
kebutuhan untuk mengukur semua bidang kinerja yang penting bagi keberhasilan
organisasi. Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu
mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan
tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datamg. Balanced
Scorecard memungkinkan untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan
dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur, demi perbaikan
kinerja dimasa depan.

2. Konsep dan Pengukuran Kinerja dengan Kerangka Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan


implementasi konsep tersebut. Menurut ahli manjemen Kaplan dan Norton, Balanced
scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor
juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil
di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan
dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan
untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan.
3. Membandingkan Pengukuran Kinerja antara ABC system (Activity based
costing) dengan BSC (Balanced Scorecard)

 ABC system :

Activity based costing (ABC) adalah sebuah metode akuntansi yang


mengidentifikasi dan menetapkan biaya untuk aktivitas overhead dan kemudian
menetapkan biaya tersebut untuk produk. Sistem activity based costing mempunyai
hubungan antara biaya, aktivitas overhead, dan produk yang diproduksi. Kemudian
berdasarkan hubungan tersebut, sistem ABC ini dapat menetapkan biaya tidak langsung
suatu pabrik untuk memproduksi produk dengan cara yang lebih logis dari pada
pendekatan tradisional. Hal tersebut dapat dilakukan dengan hanya mengalokasikan
biaya berdasarkan jam kerja mesin.

Metode ABC ini pertama-tama menetapkan biaya untuk kegiatan yang


merupakan penyebab sebenarnya dari overhead. kemudian menetapkan biaya kegiatan-
kegiatan itu hanya untuk produk-produk yang sebenarnya menuntut untuk melakukan
kegiatan. Activity based costing mengklaim bahwa rekayasa khusus, pengujian khusus,
pemasangan mesin, dan lainnya adalah kegiatan yang mennggunakan biaya. Sehingga
menyebabkan perusahaan mengkonsumsi sumber daya. Dengan ABC, perusahaan akan
menghitung biaya sumber daya yang digunakan dalam setiap kegiatan ini. Selanjutnya,
biaya masing-masing kegiatan akan diberikan hanya untuk produk yang menuntut
kegiatan.

 BSC (Balanced Scorecard)

Balance Scorecard (BSC) ini merupakan kartu berimbang yang digunakan


sebagai media untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan.
Nah, dengan menggunakan Balance Scorecard, perusahaan menjadi lebih tahu sejauh
mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Balance Scorecard juga bisa
membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja dari
perusahaan.
Balanced scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced).
Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang.
Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan
oleh personil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di
masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini
digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan.

KOMPENSASI BAGI MANAJEMEN

1. Menjelaskan Pernyataan yang Diberikan

Dari pernyataan yang telah disebutkan, memberikan Kompensasi insentif


merupakan cara yang paling ampuh untuk memotivasi manajer dalam mlampaui target
yang sudah ditetapkan di awal tahun. Menurut saya, ini dikarenakan pemberian insentif
ini berhubungan dengan kinerja karyawan yang melampaui standar yang telah
ditetapkan perusahaan. Atas kerja keras dan prestasi kerja tersebut, maka karyawan
akan mendapatkan penghargaan, bisa dalam bentuk uang, barang, dan lainnya. Insentif
adalah kompensasi khusus yang diberikan perusahaan kepada karyawan, di luar gaji
utamanya, untuk membantu memotivasi atau mendorong karyawan tersebut agar lebih
giat dalam bekerja dan berusaha untuk terus memperbaiki prestasi kerja di perusahaan.

2. Kinerja yang Harus Dihasilkan Oleh Karyawan

Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu


dalam organisasi. Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut penentuan
tingkat kontribusi individu atas kinerja yang diekspresikan dalam penyelesaian tugas-
tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Penilaian kinerja diperlukan karena perusahaan sering menggunakan Penilaian


Kinerja atau Performance Appraisal ini sebagai dasar dari kenaikan gaji, promosi, bonus
ataupun bisa juga sebagai dasar utnuk penurunan jabatan dan pemutusan hubungan
kerja. Di sisi lain, Penilaian Kinerja yang yang dilakukan dengan baik dan profesional
akan dapat meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan sehingga tujuan organisasi
juga dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, yang harus
karyawan hasilkan adalah kinerja yang bagus bagi perusahaan agar mencapai tujuan
perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.

3. Insentif untuk Corporate Officer dan Manajer Unit Bisnis

Beraneka ragam opsi ada dalam mengembangkan suatu paket kompensasi insentif bagi
manajer unit bisnis.

1) Penghargaan Keuangan
a) Kenaikan gaji
b) Nonus
c) Manfaat
d) Fasilitas
2) Penghargaan Psikologi dan Sosial
a) Kemungkinan Promosi
b) Peningkatan Tanggung Jawab
c) Peningkatan Otonomi
d) Kondisi Geografis yang Baik
e) Pengakuan

4. Kompensasi Finansial dan Non Finansial, Contoh, dan yang Paling Banyak
Dipilih

a) Kompensasi Finansial

Kompensasi Finansial ini secara sederhana adalah kompensasi berupa nominal


uang. Mulai dari gaji bulanan, tunjangan tetap dan tidak tetap, uang lembur, asuransi,
jaminan hari tua, uang pensiun, dan lain sebagainya. Wajarnya, kompensasi finansial
diberikan secara rutin sebagai ‘harga’ yang harus dibayar perusahaan atas kerja dari
karyawan.

Jika digali lebih dalam, kompensasi finansial dapat dibagi lagi menjadi dua,
yakni finansial langsung dan tidak langsung. Kompensasi perusahaan bersifat finansial
langsung adalah berupa gaji, tunjangan dan segala jenis pembayaran kepada karyawan
yang dinominalkan dan diberikan pada karyawan secara langsung. Sedikit berbeda
dengan kompensasi finansial tidak langsung, yang diberikan dalam wujud bukan uang
secara fisik. Kompensasi ini lebih kepada asuransi dan sejenisnya, yang bisa diberikan
kepada karyawan ketika situasi dan kondisinya tepat. Yang termasuk didalamnya adalah
asuransi, jaminan hari tua, pensiun dan beberapa program BPJS Ketenagakerjaan yang
lain yang mewajibkan iuran secara rutin.

b) Kompensasi Non Finansial

Kompensasi Non Finansial ini tidak berupa nominal uang atau bernilai rupiah.
Biasanya, jenis kompensasi ini lebih kepada hal-hal yang tidak memiliki wujud fisik
namun bisa dirasakan oleh karyawan secara langsung. Kompensasi non finansial
memiliki wujud yang sangat beragam. Misalnya, jam kerja yang fleksibel. Tidak semua
perusahaan memiliki peraturan jam kerja fleksibel yang dapat dinikmati oleh setiap
karyawan. Pada beberapa perusahaan tradisional, jam kerja telah ditetapkan oleh
perusahaan dan harus ditaati oleh setiap karyawan. Bahkan pelanggaran pada ketetapan
ini bisa diganjar dengan sanksi tegas.

Pada era sekarang, jam kerja fleksibel merupakan salah satu nilai tawar yang
dimiliki perusahaan dan diberikan sebagai wujud kompensasi non finansial. Beberapa
perusahaan menerapkan jam masuk dan pulang kantor yang dapat dikatakan bebas. Hal
ini digantikan dengan sistem kerja pemenuhan kuota jam kerja. Jadi misalkan Anda
masuk pada pukul 10.00 pagi, maka Anda memiliki kewajiban bekerja selama waktu
kerja yang ditetapkan perusahaan. Jam berapapun Anda mulai bekerja, kuota jam kerja
harian harus dipenuhi.

5. Teori yang Dapat Digunaan Untuk Menyelaraskan Perbedaan Kepentingan dan


Tujuan Seperti yang Sudah Diuraikan

Teori yang digunakan pada uraian tersebut adalah teori keagenan atau Agency
Theory dimana definisi dari teori agensi adalah hubungan antara principal
(pemilik/pemegang saham) dan agent (manajer). Dan di dalam hubungan keagenan
tersebut terdapat suatu kontrak dimana pihak principal memberi wewenang kepada
agent untuk mengelola usahanya dan membuat keputusan yang terbaik bagi principal.
Ada dua bentuk hubungan keagenan. Pertama, adanya kesepakatan dimana pemilik
ataupun pemegang saham suatu perusahaan menyewa Chief Executive Officer untuk
menjadi agen mereka dalam mengelola perusahaan dengan menjaga kepentingan terbaik
perusahaan tersebut. Kedua, adanya persetujuan dimana CEO perusahaan bertindak
sebagai principal dan menyewa manajer suatu bagian atau divisi sebagai agen untuk
mengelola suatu unit organisasi yang telah didesentralisasi.

6. Bagaimana Konsep Dasar Teori Tersebut dan Apa Hubungannya Dengan


Kompensasi Tersebut

Konsep dasar teori keagenan adalah suatu hubungan ada jika satu pihak
(prinsipal) menyewa pihak yang lain (agen) untuk menjalankan beberapa jasa agar
mencapai tujuan yang diinginkan. Memberikan kompensasi merupakan suatu bentuk
sederhana dari teori keagenan dimana pada uraian trrsebut menjelaskan pemberian
kompensasi bagi manajemen dapat diberikan untuk menjamin tercapainya keselarasan
tujuan pimpinan organisasi atau pemegng saham karena pemilik organisasi
menginginkan anggota organisasi mencapai tujuan mencapai tujuan organisasinya.

Anda mungkin juga menyukai