Anda di halaman 1dari 7

MODUL 4

METABOLIT SEKUNDER

A. Kemampuan yang Diharapkan

Mahasiswa mampu mendeskripsikan macam-macam Metabolit sekunder

B. Tujuan pembelajaran

1. mahasiswa mampu menggambarkan struktur metabolit sekunder

2. mahasiswa mampu menganalisis polaritas dari struktur kimianya

C. Materi

Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan

organisme. Metabolit sekunder biasanya digunakan sebagai alat pertahanan serta, memberikan

karakteristik yang khas dalam bentuk senyawa warna.

Macam-macam metabolit sekunder:

1. Terpenoid

2. Fenolik

3. Alkaloid

Terpenoid
Dalam tumbuhan biasanya terdapat senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi
yang merupakan senyawa terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa
tumbuhan, dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua
senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari
molekul isoprene CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh
penyambungan 2 atau lebih satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilih-pilih menjadi beberapa
golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, 2 (C-10), 3 (C-15), 4
(C-20), 6 (C-30) atau 8 (C-40).
Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen
merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian
kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan
isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara
struktur kimia terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka
atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi
lainnya.
Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri berasal dari
tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan
perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan
dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa teresbut adalah golongan
terpenoid.  Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa
organic yang kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan.
Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan
hydrogen atau karbon, hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap
sehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan. Salah satu
cara yang paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhan
adalah destilasi. Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga
minyak atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak atsiri akan
membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan. Minyak atsiri
terdiri dari golongan terpenoid berupa monoterpenoid (atom C10) dan seskuiterpenoid (atom
C 15).
Sifat umum Terpenoid
  Sifat fisika dari terpenoid adalah :
1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan
berubah menjadi gelap
2) Mempunyai bau yang khas
3) Indeks bias tinggi
4) Kebanyakan optik aktif
5) Kerapatan lebih kecil dari air
6) Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol

Sifat Kimia
1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.

Penggolongan Terpenoid Berdasarkan Unit Isoprena


Penggolongan isoprena adalah berdasarkan jumlah isoprene yang menyusun terpenoid tersebut,
berikut tabel penggolongan terpenoid berdasarkan unit isoprena :
Unit Jumlah Golongan Sumber
Isoprena Karbon
1 C–5 Isoprena Daun Hamamelis japonica
2 C – 10 Monoterpenoid Berbagai tumbuhan sebagai minyak atsiri
dan kayu Gymnospermae
3 C – 15 Seskueterpenoid Sebagai minyak atsiri dalamCompositae
4 C – 20 Diterpenoid Dalam damer tumbuhan Giberecae
5 C – 30 Triterpenoid Sebagai steroid pada hewan dan manusia
6 C – 40 Tetraterpenoid Dalam ubi jalar. Wortel, kelapa sawit
7 C – 5n Poliisoprena Karetatau Havea brasiliensis

Struktur terpenoid juga beragam yaitu : Rantai terbuka, Monosiklik dan polisiklik serta
mempunyai gugus fungsi yang beragam pula. Berikut ini adalah pengolompokan terpenoid yang
lebih umum ditinjau berdasarkan aspek fitokimia (kimia tumbuhan ) dan kemotaksonomi yaitu
tumbuhan yang spesiesnya sama, maka kandungan kimianya pun pada umumnya sama.
Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada  suhu kamar mudah menguap.
Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri  mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan
segar dan murni, minyak  atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama
minyak atsiri  dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan
dalam  bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di  tempat
yang kering dan sejuk.
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawa padat
yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan dalam pelarut organik dan
keluratan dalam air yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji
maupun dari bunga. Berikut ini adalah beberapa komponen terpenoid dari minyak atsiri :
Monoterpenoid         
            Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang spesifik yang
dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis
senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan
binatang jenis vertebrata dan struktur senyawanya telah diketahui.
Seskueterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang
terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen. Senyawa
seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant,
hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan
pemanis. Senyawa-senyawa seskuiterpenoid diturunkan dari cis farnesil pirofosfat dan trans
farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lannya. Kedua isomer farnesil
pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil
dan nerol.
Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun
oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon
pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga,
inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat
berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin
pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga
coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata. Tata nama yang
digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
Triterpenoid dan Steroid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka dasar yang
sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri
dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang
mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan
dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan
substituen pada masing-masing atom karbon.
Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu, minyak nabati (minyak zaitun)dan
ada juga ditemukandalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah pada
tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah digunakan sebagai tumbuhan obat
untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan
malaria.
Steroid pada umumnya adalah merupakan hormon ( zat pemacu ) seperti pada empedu dan
reproduksi hewan dan manusia. Belakangan diketahui banyak juga yag mengandung steroid
seperti Aramanthus alfalfa, Medicago sativa dan lain-lain.
Karotenoid dan Poliisoprena
Karotenoid yang terdiri dari 8 isoprena ( C-40) yang tersebar luas dalam tumbuhan mulai
dari mikroorganisme sampai tumbuhan Compositae. Untuk hewan dan manusia β-karotenoid
sangat essensial karena merupakan sumber vitamin A yang terdapat pada berbagai varietas ubi
rambat, wortel dan minyak kelapa sawit

Fenolik

Senyawa fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan

dengan karakteristik memiliki cincin aromatic yang mengandung satu atau dua gugus hidroksi

(OH).

Sifat dan ciri dari senyawa fenolik diantaranya:

• Cenderung mudah larut dalam pelarut polar

• Bila murni, tak berwarna

• Jika kena udara akan teroksidasi menimbulkan warna gelap

• Membentuk komplek dengan protein

• Sangat peka terhadap oksidasi enzim

• Mudah teroksidasi oleh basa kuat

• Menyerap sinar UV-Vis

a. Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar di alam. Banyaknya senyawa

flavonoid ini karena banyaknya jenis tingkat hidroksilasi, alkoksilasi dan glikosilasi pada

strukturnya.

Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon yang

membentuk susunan C6-C3-C6.

b. Tanin

Tanin adalah suatu senyawa fenolik yang memberikan rasa pahit dan sepat/kelat, dapat

bereaksi dan menggumpalkan protein atau senyawa organic lainnya yang mengandung asam

amino dan alkaloid.

Alkaloid merupakan senyawa tumbuhan alami yang memiliki sifat basa dan mengandung sedikitnya satu
atom hidrogen pada cincin heterosiklik.
Sifat-sifat alkaloid:
• Terdapat atom N
• Basa lemah
• Memiliki aktivitas farmakologi tertentu
• Akaloid basa lemah akan membentuk garamnya jika menggunakan medium dengan pKa yang
lebih asam
• Alkaloid basa kuat akam membentuk garamnya jika menggunakan medium dengan pKa yang
relatif asam.
Contoh alkaloid

Piperin garam alkaloid yang bersifat tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai