Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Manajemen Keanggotaan Koperasi

DOSEN :

Dr. Arga C Sitohang SE,MM

KELOMPOK 8 :

1. Yuni Maulina (1231900091)


2. Anis Masykuroh (1231900092)
3. Ratih Zuliatul Azizah (1231900094)
4. Risa Valentine (1231900105)
5. Adisa Annisa Putri (1231900110)

Kelas O

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

SEMESTER GASAL 2020/2021


Kata Pengantar

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan petunjuknya, serta dukungan serta doa dari orang tua, dosen,
sahabat, dan teman-teman serta yang lainnya. Karena penulis dapat menyelesaikan tulisan ini
berupa makalah dengan judul “Manajemen Keanggotaan Koperasi” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Koperasi

Alhamdulillah, akhirnya tugas makalah Manajemen Koperasi dapat diselesaikan.


Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan maupun kekurangan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang di sajikan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang terkait sangat di harapkan agar
makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Tidak lupa pula penulis haturkan permohonan maaf sebesar-besarnya
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai.

1
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3

1.2 Tujuan Pembelajaran ....................................................................................................... 3

Bab II Pembahasan

2.1 Keanggotaan Koperasi .................................................................................................... 4

2.2 Aspek Hukum Anggota Koperasi ................................................................................... 5

2.3 Arti dan Fungsi Manajemen Keanggotaan Koperasi ...................................................... 7

2.4 Pengadaan Anggota Koperasi ......................................................................................... 8

2.5 Pengembangan Anggota .................................................................................................. 8

2.6 Kompensasi Anggota .................................................................................................... 10

2.7 Pengintegrasian Anggota............................................................................................... 11

2.8 Pemeliharaan Anggota .................................................................................................. 12

2.9 Pemutusan Hubungan Keanggotaan ............................................................................. 14

Bab III Penutup

Kesimpulan.......................................................................................................................... 16

Referensi

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya yang dimiliki koperasi tidak berbeda dengan perusahaan lainnya, yaitu
finansial, fisik, manusia, serta kemampuan teknologi dan sistem. Sumber daya manusia
merupakan sumber daya yang paling penting dan paling dibutuhkan dalam koperasi. Pada
organisasi koperasi, orang-orang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, memasarkan
barang atau jasa tersebut, mengalokasikan sumber daya finansial dan menetapkan
keseluruhan strategi dan berusaha mencapai tujuan koperasi. Koperasi adalah organisasi yang
mempunyai tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh karena itu, sumber daya
manusia pada koperasi terdiri dari anggota sebagai pemilik perusahaan koperasi dan
karyawan penyelenggara kegiatan operasional perusahaan koperasi.

Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, pemberian


balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok kerja. Manajemen
sumber daya manusia juga merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan agar sumber
daya manusia dalam organisasi dapat digunakan secara efektif dalam mencapai berbagai
tujuan. Manajemen sumber daya yang efektif mengharuskan manajer koperasi menemukan
cara terbaik mengkaryakan orang-orang agar mencapai tujuan perusahaan koperasi,
meningkatkan organisasi dan meningkatkan efektifitas organisasional.

1.2 Tujuan Pembelajaran

Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan cara mengelola anggota koperasi melalui


prosedur pengadaan anggota yang efektif, pendidikan dan pengembangan anggota, pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharan dan pemutusan keanggotan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keanggotaan Koperasi

Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan


koperasi harus di dasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha
koperasi, dapat diperoleh setelah syarat sebagi mana diatur dalam anggaran dasar dipenuhi,
tidak dapat dipindahtangankan, dan seriap anggota memiliki kewajiban dan hak yang sama
terhdap koperasi sesuai yang diatur dalam anggaran dasar.

Setiap orang menjadi anggota pasti didasari oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang
dapat diraih dari koperasi tersebut. Jika koperasi memberikan tingkat kepuasan lebih tinggi
kepada seseorang organisasi lain, ini berarti koperasi lebih tinggi kemampuannya dalam
memuaskan keinginan orang tersebut.

Keunggulan (advantages) koperasi dilihat dari evaluasi dari sudut pandang kebutuhan
individu para anggota. Tetapi pandangan itu tak secara umum diterima. Koperasi dapat
bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam anggota, modal, pelanggan dan lain-lain.
Bila mereka ingin menarik anggota, mereka harus menawarkan kelebihan kelebihan khusus
tidak akan dijumpai tidak dapat diberikan oleh organisasi lain. Koperasi dapat bersaing
dengan organisasi-organisasi lain dalam anggota, modal, pelanggan dan lain lain. Bila
merekan ingin menarik anggota , mereka harus menawarkan kelebihan khusus yang tidak
dapat diberikan oleh organisasi organisasi lain. Dengan kata lain kelebihan khusus tidak akan
di jumpai pada institusi lain dan hanya dapat dan hanya dapat direalisasikan seseorang jika
menjadi anggota suatu koperasi siapa saja kelompok. Dalam kenyataannya sulit diperoleh
kondisi seperti tersebut, sebab koperasi hanya mempunyai keunggulan komparatif yang dapat
memberikan kelebihan khusus bagi para anggotanya hanya dalam situasi khusus. Dalam
pengertian yang sangat umum dapat dikatakan bahwa ada dua kondisi yang harus dipenuhi
bagi suatu koperasi agar menjadi alternatif yang menarik bagi para anggota dan calon
anggota, yaitu:

a. Koperasi harus dapat menghasilkan kelebihan yang sama dengan perusahaan


nonkoperasi.

4
b. Meskipun koperasi dapat memenangkan persaingan dalam suatu kondisi khusus, jika
para anggota tidak dapat berpartisipasi dalam mempertahankan keunggulan itu
mereka akan kehilangan hasratnya untuk tetap menjadi anggota koperasi.

Sebagai contoh, suatu koperasi yang anggotanya adalah para petani sedang
mempertimbangkan penggunaan traktor untuk membajak sawah mereka. Alternatif yang
mungkin dipilih adalah memkeli atau menyewa traktor. Memutuskan altermatif mana yang
harus dipilih, para petani harus membandingkan biaya-biaya (cost) dan keunggalan-
keunggulan (advantages) masing-masing. Para petani harus mencari tahu alternatif mana
yang paling menguntungkan kemudian membandingkan alternatif tersebut dengan
keunggulan jika membeli traktor dan mengerjakannya sendiri. Misalkan: Dibanding dengan
membeli dan mengoperasikan sendiri traktor, koperasi memberikan keunggulan sebesar
Rp500.000,00 per jam per tahun. Kondisi ini menggambarkan tes ekonomi adalah negatif
bagi alternatif tanpa spesialisasi (mengerjakan sendiri).

2.2 Aspek Hukum Anggota Koperasi


Koperasi adalah organisasi ekonomi yang mempunyai tujuan khusus dan struktur
internal vang khas. memajukan kepentingan ekonomis para anggota melalui jasa-jasa yang
diberikan oleh badan usaha koperasi kepada anggotanya merupakan tujuan khususnya. Untuk
mendapatkan manfaat berkoperasi anggota harus mengetahui hak dan kewajiban serta
tindakan apa yang harus dilakukan. Koperasi yang efisien adalah koperasi yang dengan
sumber daya terbatas mampu memberikan kemanfaatan maksimal bagi anggotanya.

Kontribusi modal anggota memang diperlukan, namun yang paling diutamakan adalah
keikutsertaan aktif para anggota dalam kehidupan koperasi dan pada pemanfaatan pelayanan
perusahaan koperasi oleh anggota dalam kedudukannya sebagai pelanggan, karena agar
anggota menentukan bagaimana hak dan kewajiban anggota ditafsirkan, yakni hak
keanggotaan harus dilaksanakan secara pribadi, dan para anggota diperlakukan sama, mereka
mempunyai hak yang sama terlepas dari kontribusi modal mereka. Akibat lain dari sifat
koperasi sebagai perhimpunan orang-orang adalah adanya pembuatan keputusan yang
demokratis dan perwakilan demokratis. Oleh karena itu semua anggota mempunyai hak suara
yang sama, keputusan diambil dengan suara terbanyak, para pemimpin dan wakil koperasi
dipilih oleh anggota.

Hak dan kewajiban keanggotaan harus benar-benar dipahami, dimengerti dan


dilaksanakan. Hak dan kewajiban keanggotaan dapat diklasifikasikan sebagai hak dan

5
kewajiban pribadi dan hak dan kewajiban keuangan. Hak dan kewajiban pribadi adalah hak
dan kewajiban dalam kehidupan dan kegiatan koperasi (Munker 1987). Hak dan kewajiban
ini sama bagi setiap anggota dan tidak dapat dihilangkan selama masih menjadi seorang
anggota. Sedangkan hak dan kewajiban keuangan adalah hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan keikutsertaan keuangan anggota dalam kekayaan dan dana koperasi.
Hak dan kewajiban melekat selama seseorang masih menjadi anggota koperasi.

Hak-hak perorangan anggota :

1. Hak untuk menghadiri acara rapat dan mengajukan usul, pendapat, saran, kritik,
memberi informasi, ide.
2. Hak untuk memberi suara
3. Hak untuk memilih pengurus
4. Hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi
5. Hak untuk memberi informasi yang berkenaan dengan koperasi
6. Hak untuk melindungi kelompok minoritas,
7. Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi
Sedangkan hak keuangan ialah :
1. Hak untuk menggunakan keuntungan dari badan usaha koperasi
2. Hak menerima kembali uang keanggotaan,keuntungan,bonus dan juga bunga atas
modal saham yang disetor.
3. Hak menuntut pembayaran kembali kontribusi modal saham dari dana koperasi yang
dikarenakan pengunduran diri dari keanggotaan
4. Hak menerima kembali kekayaan koperasi yang dilikuidasi.
Kewajiban perorangan yang utama dari anggota koperasi adalah kewajiban ikut serta
secara perorangan dalam usaha bersamaguna tercapainya tujuan bersama dan kewajiban
untuk setia kepada koperasi. Ada beberapa kewajiban pokok yang harus dikemukakan
mengenai kewajiban keuangan, yaitu :
1. Kewajiban membayar kontribusi keuangan, seperti membayar simpanan pokok.
2. Kewajiban bertanggung jawab atas hutang koperasi jika koperasi dilikuidasi.
3. Kewajiban memanfaatkan fasilitas koperasi.
.

6
2.3 Arti dan Fungsi Manajemen Keanggotaan Koperasi

Manajemen keanggotaan merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber


daya anggota dapat dimanfaatkan secara yang keanggotaan Pendayagunaan, pengembangan,
pemberian balas jasa merupakan hal yang berkaitan dengan manajemen keanggotaan.
Manajemen keanggotaan secara langsung mempengaruhi pelaksanaan manajemen
keanggotaan yang efektif terlihat dari keseriusan pengurus dan manajer (pengelola) koperasi
menemukan cara terbaik mengkaryakan anggotanya untuk mencapai tujuan koperasi dan
meningkatkan kinerja organisasi. Manajemen keanggotaan koperasi diarahkan pada upaya
untuk memperoleh dan menjamin anggota yang efektif, dalam jumlah dan kualitas yang tepat,
sekaligus untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup organisasi koperasi.

Fungsi manajemen terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanadatif


pengawasan anggota. Fungsi perencanaan berkaitan dengan upaya memilih berbagai
alternatif anggaran keanggotaan koperasi. Fungsi pengorganisasian pada dasarnya berkaitan
dengan upaya pembagian kerja atau kelompok-kelompok aktivitas sesuai dengan proses
operatif keanggotaan koperasi, pendelegasian, dan pengaturan hubungan kewenangan untuk
mencapai koordinasi horizontal maupun vertikal. Fungsi pengawasan berkaitan dengan upaya
menjamin agar apa yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang diinginkan dan ditetapkan
dalam rencana. Kegiatan pengawasan dalam manajemen keanggotaan koperasi diharapkan
dapat memperoleh informasi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan:

a. Optimalisasi jumlah anggota


b. Kualitas anggota yang diharapkan
c. Peningkatan status, pengetahuan, dan keterampilan (skill) usaha anggota
d. Perimbangan manfaat yang diperoleh dari usahanya sebagai anggota koperasi
dibanding dengan manfaat yang diberikan perusahaan pesaing
e. Upaya mempertahankan kemanfaatan
f. Pencapaian hasil-hasil usaha anggota sesuai target.
g. Dampak perusahaan koperasi terhadap pencapaian tujuan anggota
h. Kesetabilan keanggotaan koperasi.

Berbagai masalah di atas hanya dapat dipecahkan apabila manajemen koperasi


memerhatikan melaksanakan fungsi-fungsi operatif manajemen keanggotaan koperasi. Fungsi
operatif tersebut terdiri dari pengadaan, pengembangan, pemberian manfaat, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan keanggotaan.

7
2.4 Pengadaan Anggota Koperasi

Guna mencapai jumlah angoota yang otimal, perlu diadakan perencanaan artinya
menentukan jumlah dan syarat-syarat yang harus dipenuhi anggota, perekrutan, pemilihan
atau seleksi, dan menerimanya sebagai anggota. Berikut beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan anggota:

1. Anggota adalah pemilik koperasi sehingga mereka akan ikut mengambil keputusan
penting demi kemajuan koperasi.
2. Anggota adalah investor utama yang mengharapkan manfaat atas keanggotaan.
Koperasi yang anggotanya memiliki kemampuan finansial yang baik dan mau
menginvestasikan sebagian dananya akan lebih mudah berkembang dibanding
koperasi yang anggotanya memiliki daya finansial yang rendah.
3. Anggota adalah pelanggan utama perusahaan koperasi agar berkembang, Koperasi
membutuhkan loyalitas anggotanya.

Dalam pengadaan anggota baru masing-masing koperasi memiliki standar tertentu.


Masing-masing koperasi memiliki ketentuan tertulis mengenai prosedur dan persyaratan bagi
seseorang yang akan menjadi anggota dengan mengacu pada anggaran dasar koperasi yang
bersangkutan. Syarat-syarat yang harus dimiliki anggota, biasanya berhubungan dengan:

1. Kemampuan berusaha, baik dalam bentuk keterampilan, aset atau dana yang
dimiliki, pendidikan, pengalaman serta kelompok usaha atau kepentingan.
2. Kesamaan bentuk usaha atau kepentingan / kebutuhan
3. Kesamaan profesi, koperasi yang ada di lembaga atau instansi tertentu.
4. Wilayah kerja yang dapat dijangkau

Manajemen koperasi perlu mengadakan analisis usaha sekaligus anggota agar dapat
diketahui dan ditentukan apa yang harus dilakukan untuk melayani kepentingan anggota
anggota agar mendapatkan anggota yang berkualitas.

2.5 Pengembangan Anggota

Fungsi operasional pengembangan anggota berkaitan dengan perubahan atau penambahan


keahlian-keahlian, pengetahuan, sikap, atau perilaku. Pengembangan merupakan peningkatan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan, khususnya mengenai prinsin prinsip atau sendi-
sendi dasar koperasi, teknik perkoperasian sebagai organisasi ekonomi yane berwatak sosial,
teknik usaha, produksi, permodalan, pembelian, penjualan, akuntansi, dan lain-lain melalui

8
pendidikan dan pelatihan yang terprogram. Manfaat penyelenggaraan program pelatihan dan
pengembangan anggota bagi koperasi :

1. Pelatihan dan pengembangan anggota akan meningkatkan produktivitas perusahaan


anggota yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas
perusahaan koperasi.
2. Terdapat hubungan yang serasi antara anggota, pengurus, dan pengelola.
3. Meningkatkan semangat kerja, loyalitas dan komitmen anggota pada koperasinya.
4. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial
5. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif antara manajemen koperasi dengan
anggota yang pada gilirannya akan memperlancar perumusan kebijakan organisasi
dan operasionalisasinya.
6. Menyelesaikan konflik secara fungsional yang berdampak pada tumbuh suburnya rasa
persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan anggota, pengurus, pengelola, dan
karyawan koperasi.

Manfaat bagi Anggota Koperasi :

1. Meningkatkan produktivitas usaha anggota,


2. Membantu anggota membuat keputusan-keputusan dengan lebih baik,
3. Meningkatkan kemampuan anggota dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya,
4. Timbulnya dorongan dalam diri anggota untuk terus meningkatkan kemampuannya,
5. Meningkatkan partisipasi anggota,
6. Meningkatkan komitmen dan loyalitas anggota,
7. Makin besarnya tekad bekerja untuk lebih mandiri,
8. Mengurangi ketakutan menghadapi kegiatan-kegiatan baru di masa yang akan datang.

Beberapa jenis tujuan pelatihan yang dapat ditetapkan (Mathis dan Jackson (2004) ):

1. Pengetahuan, yakni menanamkan informasi kognitif dan perincian untuk peserta


pelatihan,
2. Keterampilan, yakni mengembangkan perubahan perilaku dalam menjalankan
kewajibankewajiban pekerjaan dan tugas, dan
3. Sikap, yakni menciptakan ketertarikan dan kesadaran akan pentingnya pelatihan.

9
Pelatihan anggota dapat dirancang untuk memenuhi sejumlah tujuan berbeda dan dapat
diklasifikasikan kegalam berbagai cara (Mathis dan Jackson: 2004), di antaranya:

1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin, seperti yang perlu dilakukan untuk semua
anggota baru 1 (orientasi anggota baru)
2. Pelatihan pekerjaan/teknis, yang ditujukan untuk memungkinkan para anggota dapat
melakukan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab dengan baik, seperti pengetahuan
tentang produk, teknis operasi, desain, dan lain-lain.
3. Pelatihan antarpribadi dan pemecahan masalah, tujuannya untuk mengatasi masalah
operas dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan anggota
seperti komunikasi antarpribadi, keterampilan manajerial, pemecahan konflik, dan
lain-lain.
4. Pelatihan perkembangan dan inovasi, yang berkaitan dengan peningkatan kapabilitas
individu dan organisasi untuk masa depan, seperti praktik-praktik bisnis, perubahan
organisasi, perluasan modal sosial, dan lain-lain.

Mengacu pada pandangan Sondang P Siagian (2007) tentang langkah-langkah pelatihan


sumber daya manusia pada perusahaan yang terdiri dari tujuh langkah, yakni

1. penentuan kebutuhan,
2. penentuan sasaran,
3. penetapan isi program,
4. Identifikasi prinsip-prinsip belajar,
5. Pelaksanaan program,
6. Identifikasi manfaat,
7. Penilaian pelaksanaan program.

2.6 Kompensasi Keanggotaan

Kompensasi merupakan segala sesuatu yang dikonstitusikan atau yang dianggap sebagai
suatu balas jasa. Kompensasi meliputi imbalan finansial dan jasa-jasa tak berwujud yang
diterima oleh para anggota sebagai bagian dari hubungan keanggotaan. Secara umum tujuan
program kompensasi keanggotaan dalam koperasi adalah:

1. Untuk memikat dan menahan anggota koperasi yang potensial.


2. Memotivasi para anggota.

10
Kompensasi akan memotivasi para anggota apabila sistem kompensasi dilakukan secara
adil, baik keadilan eksternal, internal, maupun individual. Keadilan eksternal diartikan
sebagai imbalan yang pantas dengan imbalan yang berlaku bagi pekerjaan-pekerjaan atau
bidang-bidang yang serupa di tempat lain. Keadilan internal menggambarkan besarnya
imbalan yang sesuai dengan prestasi yang ia berikan pada koperasi. Sedangkan keadilan
individual berarti masing-masing anggota merasa bahwa mereka diperlakukan secara wajar
dibandingkan dengan rekan anggota lainnya. Beberapa manfaat yang dapat diterima anggota
koperasi, di antaranya:

1. Dapat memperoleh barang konsumsi dan atau sarana produksi serta jasa yang
diperlukan dan tidak tersedia di daerah kerjanya dengan harga yang terjangkau,
berkualitas, dan waktu yane tepat
2. Dapat menyediakan barang dan jasa tersebut dengan harga yang lebih rendah, kualitas
lebih baik dan waktu yang tepat daripada yang ditawarkan oleh pesaing koperasi
3. Usaha ekonomi atau produksi yang dilakukan oleh para anggota lebih efisien
(economic of scale), biayanya lebih rendah, termasuk juga biaya pengolahan
4. Dapat menjual barang dan jasa hasil usaha anggota dalam jumlah yang lebih banyak
dengan harga yang menguntungkan
5. Dapat memperoleh modal (kredit) yang lebih murah dalam jumlah dan waktu yang
tepat Dapat menyimpan uang/modal di koperasi yang lebih aman dan dapat diperoleh
kembali tepat pada waktunya apabila diperlukan untuk modal kerja usaha anggota
6. Dapat memperoleh sisa hasil usaha yang adil
7. Dipenuhinya kebutuhan immateril, seperti: keamanan lahir dan batin, kesehatan,
rekreasi, ketentraman dan unsur-unsur lainnya untuk mencapai kesejahteraan anggota.
2.7 Pengintegrasian Anggota

Pengintegrasian dimaknai sebagai kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan


kepentingan perusahaan agar tercipta Kerjasama yang memberikan kepuasan. Manajemen
koperasi harus mampu menmbangkitkan motivasi anggota untuk bekerja secara sungguh-
sungguh agar sistem tujuan koperasi dapat dicapai bersama-sama. Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka
mau bekerja dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
(Hasibuan, 2000). Motivasi anggota merupakan faktor yang sangai penting diperhatikan
oleh manajemen koperasi. Keuntungan keberhasilan motivasi :

11
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja anggota.
2. Meningkatkan produktivitas kerja anggota
3. Mempertahankan kestabilan jumlah anggota,
4. Meningkatkan kedisiplinan anggota,
5. Menciptakan suasana dan hubungan yang baik antara anggota dan pihak manajemen
koperasi.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi anggotia,
7. Meningkatkan kesejahteraan anggota, dan
8. Meningkatkan tanggung jawab anggota atas kewajiban kewajibannya.

Motivasi adalah sebuah proses. Proses motivasi dimulai dari pengenalan akan
kehutuhan anggota tidak terpenuhi. Kebutuhan yang belum terpenuhi membangkitkan
seorang anggota untuk mencari Jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan
melakukan kegiatan yang berorientasi pada tujuan. Beberapa anggota koperasi, terutama
anggota koperasi di perkotaan, yang berada di instansi instansi atau perusahaan-
perusahaan besar, di mana tingkat kesejahteraan mereka sudah mulai membaik, banyak di
antaranya yang mengejar kebutuhan yang lebih tinggi setingkat kebutuhan sosial,
kebutuhan prestasi atau bahkan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Bagi anggota yang
memiki karakteristik seperti itu, manajemen koperasi harus memotivasi mereka melalui
cara yang berbeda dengan anggota yang termasuk hierarki kebutuhan pertama dan kedua.
Memotivasi mereka dengan memberi pengakuan atas prestasi, penghormatan,
penghargaan, dan kesempatan berkarier adalah ng paling tepat untuk memacu partisipasi
aktif anggota.

2.8 Pemeliharaan Anggota

Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dan atau menigkatkan


kondisi fistik mental, dan sikap anggota, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif
untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan pribadi dan perusahaan koperasi.
Pemeliharaan anggota harus dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut

1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja anggota.


2. Meningkatkan partisipasi anggota.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover keanggotaan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan bagi anggota koperasi.
5. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

12
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap anggota terhadap koperasi.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis antaranggota.

Pemeliharaan anggota harus berdasarkan asas-asas manfaat dan efisiensi, kebutuhan


dan kepuasan, keadilan dan kelayakan, peraturan legal dan kemampuan perusahaan
koperasi. Pertama, asas manfaat dan efisiensi berkaitan dengan upaya peningkatan
prestasi kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas anggota dalam mencapai tujuan
perusahaan pribadinya dan perusahaan koperasi. Kedua, asas kebutuhan dan kepuasan
berkaitan dengan upaya manajemen koperasi dalam memenuhi lebutuhan anggota
sekaligus memuaskan mereka sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efisien
menunjang tercapainya tujuan koperasi. Ketiga, asas keadilan dan kelayakan, berkaitan
dengan upaya menciptakan ketenangan dan konsentrasi anggota koperasi terhadap tugas-
tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama, dan semangat kerjanya meningkat. Keempat, asas
peraturan legal yang bersumber pada undang-undang terutama UU Perkoperasian harus
dijadikan untuk rnenghindari konflik internal vang membahayakan kerukunan anggota.
Kelima, asas kemampuan perusahaan koperasi berkaitan dengan sejauh mana kemampuan
perusahaan koperasi memberikan kesejahteraan bagi anggotanya. langan sampai terjadi
pelaksanaan pemeliharan anggota hanya akan yang mengakibatkan hancurnya.

Kesejahteraan anggota adalah balas jasa pelengkap (material dan nonmaterial) yang
diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Kesejahteraan yang diberikan hendaknya
bermanfaat dan mendorong anggota untuk mencapai tujuan perusahaan anggota dan
penusahaan koperasi, Tujuan pemberian kesejahteraan anggota antara lain:

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan anggota kepada perusahaan koperasi,


2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan anggota beserta keluarganya.
3. Memotivasi gairah kerja disiplin, dan produktivitas anggota koperasi,
4. Menurunkan turnover keanggotaan koperasi,
5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman di antara anggota
koperasi
6. Membantu melancarkan pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan koperasi,
7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas anggota,
8. Meningkatkan status sosial anggota beserta keluarganya.

Program kesejahteraan dapat diberikan secara ekonomis dalam bentuk finansial dan
nonhinalo pemberian fasilitas, dan pelayanan. Secara ekonomis dapat berupa uang

13
transport, hadiah lebaran bonus, uang duka kematian, uang pengobatan, pakaian seragam,
dan lain-lain. Pemberian fasilitas misalnya dalam bentuk pendirian mushala. kafetaria,
olah raga, kesenian, pendidikan, dan lain lain Sedangkan pemberian pelayanan dapat
dalam bentuk poliklinik, fasilitas antar-jemput. bantuan hukum, penasehat keuangan,
kredit rumah, dan lain-lain. Keempat, keselamatan dan kesehatan kerja (KKK). KKK ini
merupakan tindakan kendali preventif yang mendorong terwujudnya pemeliharaan
anggota yang baik.

2.9 Pemutusan Hubungan Keanggotaan

Pemberhentian atau pemutusan hubungan keanggotaan (PHK) adalah fungsi operatif


terakhir dalam perusahaan koperasi karena membawa konsekuensi kehilangan salah satu
pelanggan utama koperasi. Hal ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari
manajemen kehilangan dana-dana yang diinvestasikannya, dan kehilangan itu,
pemberhentian anggota membawa biaya penarikan, seleksi, pengembangan dan proses
pengintegrasian. Pemberhentian terjadi karena undang-undang perusahaan koperasi dan
anggota itu sendiri. Pemberhentian karena undang-undang disebabkan anggota
melakukan aktivitas yang bertentangan dengan undang-undang, Sedangkan
pemberhentian karena keinginan perusahaan koperasi biasanya terjadi karena anggota
melanggar ketentuan-ketentuan legal yang tidak sesuai dengan kondisi internal koperasi.
Keinginan perusahaan memberhentikan anggota terutama disebabkan oleh perilaku dan
disiplin anggota yang kurang baik melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan, tidak
dapat bekerja sama dengan anggota lain dan pihak manajemen yang dapat memacu
konflik internal koperasi, serta melakukan tindakan amoral dalam koperasi. Berikut
adalah tahapan keluarnya anggota dari koperasi;

1. Tahap pertama anggota tidak merasakan manfaat berkoperasi baik secara ekonomis
maupun nonekonomis. Pada tahap ini anggota biasanya mengajukan usul, saran,
pendapat, dan memberi informasi penting kepada manajemen
2. Tahap kedua, bila usul dan saran tidak diperhatikan anggota akan menggunakan hak
totimg untuk mengadakan pemilihan pengurus baru.
3. Tahap ketiga, bila senjata voting tidak berhasil dengan baik, sehingga pengurus dan
pengelola tetap tidak melaksanakan aktivitas yang memberikan manfaat bagi anggota,
maka anggota bisa menggunakan hak exit atau keluar dari koperasi serta menarik
semua dana-dana yang diinvestasikan pada koperasi.

14
Pemberhentian anggota hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang ada agar tidak menimbulkan masalah. Sebaiknya pemberhentian anggota dilakukan
dengan cara yang baik seperti ketika perusahaan koperasi menerima anggota tersebut.
Dengan cara ini tetap terjalin hubungan informal yang baik antara perusahaan koperasi
dan mantan anggotanya.

Ketentuan-ketentuan mengenai keluarnya anggota harus diatur secara tertulis dalam


Anggaran Rumah Tangga. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Untuk memperjelas status keanggotaan seseorang, koperasi wajib mempunyai


prosedur standar tertulis yang mengatur anggota yang mengajukan permohonan untuk
keluar dari anggotanya
b. Koperasi harus memiliki ketentuan tertulis mengenai penambahan simpanan pokok
dan simpanan wajib bagi anggota yang akan keluar dan/atau meninggal dunia.
c. Anggota yang akan keluar dari koperasi mempunyai hak untuk memperoleh tambahan
atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang telah disetorkan.
d. Hak tambahan atas simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pada koperasi
diambi da cadangan atau cadangan umum koperasi
e. Besaran tambahan pokok dan simpanan wajib tersebut pada butir (a) di atas harus disc
dengan besarnya cadangan yang dimiliki koperasi.
f. Anggota yang telah memenuhi prosedur standar permohonan untuk keluar dari
keanggotuan koperasi, maka status keanggotaannya dicabut dan hak serta kewajiban
kepada KIK menjadi hilang.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam masyarakat modern dewasa ini manajemen semakin menjadi penting.


Masyarakat modern adalah masyarakat yang kompleks. Manusia modern yang telah
meningkat kecerdasan dan pengetahuan teknologinya, telah menempatkan
rasional,efektiftas dan efisiensi sebagai nilai moral yang tinggi. Dengan sistem nilai moral
yang demikian itu, orang modern terus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk
dapat mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhannya secara lebih tepat sebagaimana yang
dikehendaki dalam waktu yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah.

Manajemen keanggotaan dapat diartikan sebagai suatu proses dari fungsi


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dalam pengadaan
(recruitment), pengembangan, pemberkan manfaat, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kenaggotaan dengan maksud untuk mencapai sistem tujuan organisasj yang
telah ditetapkan bersama.

Fungsi pengorganisasian pada dasarnya berkaitan dengan upaya pembagian kerja atau
kelompok- kelompok aktivitas sesuai dengan proses operatif keanggotaan koperasi,
pendelegasian, dan pengaturan hubungan kewenangan untuk mencapai koordinasi
horizontal maupun vertikal.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia sering dianggap sebagai faktor utama,


perusahaan-perusahaan dan menengah dalam usaha memenangkan persaingan pasar yang
semakin banyak dengan persaingan. Demikian halnya dengan koperasi, kalau mau
bersaing secara fair dengan perusahaan-perusahaan, maka investasi untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia sudah saatnya mendapatkan perhatian utama agar dapat
mengimbangi kemampuan perusahaan-perusahaan besar dan menengah. Sumberdaya
manusia koperasi harus bersaing dibidang pengetahuan (entrepeneurship), kecakapan
manajerial (managerial skill), dan keterampilan teknis (technikal skill).

16
Referensi

Hendar. 2018. Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta : Erlangga.

17

Anda mungkin juga menyukai