Anda di halaman 1dari 2

 Pengertian imunitas innate

Imunitas Buatan (non spesifik) merupakan pertahanan yang telah ada semenjak


lahir. Imunitas ini berfungsi sebagai respon cepat dalam mencegah penyakit.Imunitas
bawaan tidak mengenali mikroba secara spesifik dan melawan semua mikroba dengan
cara yang identik. Selain itu, imunitas bawaan tidak memiliki komponen memori
sehingga tidak dapat mengenali kontak yang dulu pernah terjadi. Imunitas bawaan
terdiri dari komponen lini pertama, yaitu kulit dan membran mukus dan lini kedua yaitu
substansi antimikroba, sel natural killer, dan fagosit
1. Pengertian Tb
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi permasalahan di
dunia kesehatan hingga saat ini, dengan angka morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Saat ini, Global
Tuberculosis Report 2014 melaporkan sebanyak 9 juta kasus baru TB di seluruh dunia pada tahun 2013,
dengan perkiraan 126 kasus per 100.000 penduduk. Enam negara yang dilaporkan dengan angka kejadian
TB tertinggi di dunia adalah India, Cina, Nigeria, Pakistan, Indonesia dan Afrika Selatan.
Saluran napas digambarkan sebagai ‘pintu masuk’ utama untuk patogen, alergen, dan berbagai
partikel dari lingkungan eksternal. Saluran napas atau yang dikenal sebagai traktus respiratorius, dimulai
dari lubang hidung (nares) dan berlanjut ke bawah hingga alveoli.
Mycobacterium tuberculosis (Mtb), sebagai agen penyebab TB, tersebar melalui udara ketika
individu yang sakit TB, menyebarkan kuman tersebut, misalnya dengan cara batuk. Sebagai patogen
menular, Mtb menginfeksi manusia terutama melalui mukosa saluran napas tersebut.

2. Sistem Mukosa Saluran Napas


Selain sebagai dinding penghalang terhadap invasi patogen, fungsi utama mukosa saluran napas
adalah sebagai situs induksi, yaitu tempat awal dimulainya respons imun mukosa yang selanjutnya secara
bertahap memberikan pertahanan lini pertama bagi host untuk mempertahankan diri dari patogen.
Sistem imun terdiri dari dua kompartemen utama, yaitu sistem imun mukosa dan sistem imun
sistemik. Permukaan mukosa yang menyusun saluran pernapasan, pencernaan dan urogenital, merupakan
tempat utama masuknya patogen. Oleh karena itu, sistem imun mukosa berperan sebagai lini pertama
pertahanan terhadap pathogen tersebut. Proteksi pada membrane mukosa merupakan kombinasi mekanisme
spesifik dan non spesifik. Mekanisme non spesifik yaitu berupa barrier fisik dan sekresi zat seperti mucin,
defensin, dll. Sedangkan mekanisme spesifik adalah berupa respons imun yang meliputi sel limfosit, sitokin
pro inflamasi serta jaringan limfoid. Pada permukaan mukosa, selepitel berbaris untuk membentuk barrier
dan melakukan “fungsi penghalang”-nya, sedang kansel imun memerankan peran penting dalam
pertahanan host terhadap infeksi patogen dengan bermigrasi ke lamina propria dari saluran napas dan
tempat lainnya begitu mereka diaktivasi.
3. Peran Sel Epitel Mukosa pada Imunitas Mukosa terhadap Mtb
Pada manusia dan hewan, permukaan mukosa dilapisi oleh sel epitel dan sel penghasil mucus yang
membentuk barrier yang sangat rapat yang memisahkan lingkungan eksternal dari kompartemen internal.
Hal ini adalah ‘jembatan penghubung’ sel host dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena sel mukosa secara
konstan terekspos lingkungan eksternal, mereka rentan terhadap serangan mikroba dan berperan aktif
dalam mengatur respons imun dengan beradaptasi secara local dari pengenalan mikroba, mempertahankan
homeostasis imun; dan memodulasi antigen-presenting cells (APC) dan respons imunadaptif, selama
interaksi host dan pathogen eksternal berlangsung. Selain itu, interaksisel epitel dengan Mtb merupakan
langkah penting untuk Mtb dapat masuk ke dalam tubuh host.
Sel epitel M dikatakan memainkan peran penting dalam proses ini. Selain itu, serangan mikroba
dapat merusak lapisan mukosa. Namun, sel epitel mukosa tersebut dapat dengan cepat mengembalikan
integritasnya setelah cedera. Sel epitel mukosa memainkan peran penting dalam melindungi host dari
serbuan pathogen dengan mensekresi berbagai jenis zat anti mikrobake dalam cairan mukosa (misalnya,
musin, defensin, lisozim, nitric oxide, dan lain-lain), di antaranya produksi sIgA adalah salah satu kegiatan
penting dari sel epitel mukosa. Komponen defensive dipermukaan mukosa ini membentuk barrier fisik dan
memiliki aktivitas anti mikroba langsung.
Musin adalah famili gliko protein yang dihasilkan baik oleh sel goblet yang ditemukan di seluruh
saluran napas atau dari kelenjar submukosa yang ditemukan di saluran napas bagian atas, hidung, dan
trakea. Gliko protein musin disekresikan dalam jumlah besar oleh epitel mukosa, dan memainkan peran
sentral dalam menampung florakomensalis dan membatasi penyakit menular. Fungsi utama musin adalah
membentuk lapisan pelindung (Syafa’ah dan Resti, 2016).
Syafa’ah, I., dan Resti, Y., 2016, Peran Imunitas Mukosa terhadap Infeksi
Mycobacterium Tuberculosis, Jurnal Respirasi, Vol. 2 (2).
1. Mekanisme pengenalan imunitas innate pada mtb
Berdasarkan studi fundamental Lurie pada kelinci (131), empat tahap tuberkulosis paru
telah dibedakan (50). Tahap awal dimulai dengan menghirup basil tuberkulum. Makrofag
alveolar menelan basil dan sering menghancurkannya. Pada tahap ini, penghancuran mikobakteri
tergantung pada kapasitas mikrobisidal intrinsik dari fagosit inang dan faktor virulensi dari
mikobakteri yang tertelan. Mikobakteri yang lolos dari kerusakan intraseluler awal akan
berkembang biak, dan ini akan menyebabkan gangguan makrofag. Ketika ini terjadi, monosit
darah dan sel-sel peradangan lainnya tertarik ke paru-paru. Monosit ini akan berdiferensiasi
menjadi makrofag yang lagi-lagi mudah menelan tetapi tidak menghancurkan mikobakteri. Pada
tahap simbiosis ini, mikobakteri tumbuh secara aritmia dan makrofag yang diturunkan dari darah
menumpuk, tetapi kerusakan jaringan kecil terjadi Nekrosis padat sentral pada lesi primer ini
menghambat pertumbuhan mikobakteria ekstraseluler. Akibatnya, infeksi dapat menjadi tidak
bergerak atau tidak aktif.
Penyakit dapat berkembang, dan penyebaran hematogen dapat terjadi setelah infeksi
primer, serta berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelahnya (tuberkulosis postprimer), dalam
kondisi pengawasan imun yang gagal. Pembentukan rongga dapat menyebabkan pecahnya
bronkus di dekatnya, memungkinkan basil menyebar melalui saluran udara ke bagian paru-paru
lain dan lingkungan luar. Singkatnya, setelah masuk ke paru-paru manusia, M. tuberculosis
memiliki serangkaian pertemuan dengan mekanisme pertahanan tuan rumah yang berbeda. Hasil
akhir dari infeksi M. tuberculosis tergantung pada keseimbangan antara hasil dan pembunuhan
M. tuberculosis dan perluasan nekrosis jaringan, fibrosis, dan regenerasi (Crevel, R. dkk., 2012).
Crevel, R., Tom, H., dan Jos W., 2012, Innate Immunity to Mycobacterium
tuberculosis, clinical microbiology, Vol. 15 (2).

Anda mungkin juga menyukai