Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUBERKULOSIS (TBC)

Dosen Pengbimbing :
Maria Kurni Menga, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :
1. Nurul Amaliah Hamzah (2001024)
2. Kries Tinoring (2001014)
3. Amrin (2001005)

POLITEKNIK SANDI KARSA MAKASSAR


2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan
petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “TUBERKULUSIS”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw. dan para keluarga serta sahabatnya.

Terima kasih kepada Ibu Maria Kurni Menga, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen mata
kuliah ”Keperawatan Medikal Bedah” yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih juga kepada seluruh
pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini.

Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar,02 April 2021

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tuberkulosis............................................................................... 3
B. Gejala TBC..................................................................................................... 6
C. Diagnosis TBC................................................................................................ 6
D. TBC Pada Anak............................................................................................. 7
E. Riwayat TBC.................................................................................................. 7
F. Pencegahan TBC............................................................................................ 8
G. Pemberantasan............................................................................................... 8
H. Pengobatan dan Jenis obat............................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii | P a g e
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastic pada decade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis/ TBC merupakan masalah
kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita diantara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan


bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan
pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global
Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis/ TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insiden sratekira-kira 130 per 100.000
penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis/ TBC di perkirakan menimpa 140.000 penduduk
tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ketahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul
satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia
begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini& mendapatkan
informasi lengkap tentang penyakit TBC .

B. Rumusan Masalah
1 /Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa penyakit TB Paru itu?
2. Bagaimana Etiologi penyakit TB Paru?
3. Bagaimana cara Penularan TB Paru?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TB Paru?
5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TB Paru?
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TB Paru

1|Page
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penyakit TB Paru
2. Untuk mengetahui Etiologi penyakit TB Paru
3. Untuk mengetahui cara Penularan TB Paru
4. Untuk mengetahui gejala-gejala TB Paru
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TB Paru
6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada pendderita TB Paru2 /

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis atau TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC
dilaporkan meningkat secara drastic pada decade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis/TBC merupakan masalah kesehatan, baik
dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia
menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita diantara
22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

Jumlah penderita TBC paru dari tahun ketahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru,dan setiap dua menit
muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit
sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit
TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini
&mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.

1. Penyakit TBC
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah
dengan seperempat juta kasus TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap
tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar
dengan masalah TBC didunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam
propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia
berkisar antara 0,20-,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC
Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada
tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/ 100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

2. Penyebab Penyakit TBC


Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk
mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit
TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri
Mikobakterium tuberkulosa.

3|Page
a). Kuman TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang Sebagian kuman TBC menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA) Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

b) Terjadinya TBC
a. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga
dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan
sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman
TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan didalam paru. Saluran limfe akan membawa
kuman TBC kekelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.

Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi


tuberculin dari negative menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer
tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya
tahan tubuh(imunita sseluler).Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC.Meskipun demikian
ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant
(tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan
akan menjadi penderita TBC.

b. Tuberkulosis Pasca Primer


Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sesudah infeks primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun
akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberculosis pasca
primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas ata uefusi
pleura.

3. CARA PENULARAN TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuerkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan
pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk danter kumpul di dalam paru-paru akan berkembang
biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

4|Page
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha di
hambat melalui pembentukan dinding disekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan disekitarnya menjadi


jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.

4. FAKTOR ORANG TERKENA TBC


Daya Tahan Tubuh yang kurang Kemampuan untuk melawan infeksi adalah
kemampuan pertahanan tubuh untuk mengatasi organ yang menyerang.
Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang terinfeksi. Namun kekebalan
tubuh tidak mampu bekerja baik pada setiap usia. Sistem kekebalan tubuh lemah
pada saat kelahiran dan perlahan-lahan menjadi semakin baik menjelang usia 10
tahun. Hingga usia pubertas seorang anak kurang mampu mencegah penyebaran
melalui darah, sekali pun lambat laun kemampuan tersebut akan meningkat
sejalan dengan usia.

Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif Pekerjaan Kesehatan


yang merawat Pasien TB. Pasien-pasien dengan dahak yang positif pada hapusan
langsung (TB tampak dibawah mikroskop) jauh lebih menular, karena mereka
memproduksi lebih banyak TB dibandingkan dengan mereka yang hanya positif
positif pada pembiakan. Makin dekat seseorang berada dengan pasien, makin
banyak dosis TB yang mungkin akan dihirupnya.

1. Gizi Buruk
Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk
mengurangi daya tahan terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat penting pada
masyarakat miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak. Kompleks
kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan TB berkembang menjadi
penyakit. Namun anak dengan status gizi yang baik tampak nyaman pu
mencegah penyebaran penyakit tersebut di dalam paru-paru itu sendiri.
7 / 15
2. Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDS
Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas
systemdaya tahan tubuh, sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis
maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan
kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah
penderita TBC akan meningkat, dengan demikian penularan TBC di
masyarakat akan meningkat pula.

5|Page
B. Gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.

1. Gejala SISTEMIK/UTAMA
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam.
a) Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c)Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala KHUSUS
a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
yang disertai sesak.
b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulangyang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
d) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

C. Diagnosis TBC
1. Diagnosa pada dewasa
Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Diagnosis TB paru pada orang
dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak
secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua
dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu
diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan
spesimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita di
diagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak
mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,
misalnya biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum
luas (misalnya cotrimoksasol atau Amoksisilin) selama1-2 minggu. Bila tidak ada
perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan
dahak SPS :Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA
positif. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada,
untuk mendukung diagnosis TB.

6|Page
a). Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TBBTA negatif
rontgen positif.
b). Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.UPK yang
tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk di foto rontgen
dada.

2. DIAGNOSIS MELALUI TESTKULIT


Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau tiga hari, pada
lengan anda apakah ada reaksi. Bila reaksinya “positif”, ini berarti anda mungkin
sudah terinfeksi TBC. Kadang kala, bila seseorang sudah terinfeksi kuman HIV
dan TBC, bisa saja terjadi reaksi “negatif” dalam tes kulit TBC. Hal ini disebabkan
sistim kekebalan tubuh anda tidak berfungsi benar. Petugas Kesehatan akan
menyampaikan pada seseorang tersebut tentang risiko terinfeksi TBC atau penyakit
TBC.dan mungkin perlu tes medis atau perawatan.

D. TBC Pada Anak


Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak kecil yang belum di
imunisasi dengan vaksin BCG(Bacillus Calmette-Guerin), karena kurangnya gizi dan
karena lingkungan yang kurang sehat.Tidak cukup untuk sekedar memahami cara
bagaimana anak-anak terinfeksi tuberkulosis atau bagaimana penyakit tersebut dapat
menyebar. Kemungkinan adanya tuberkulosis pada anak yang kurus atau bila
ditemukan:
1. Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu (adanya grafik
kenaikan berat badan akan sangat berguna).
2. Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai 3bulan.
3. Salah satu dari (1) atau (2) yang dijelaskan di atas disertai dengan menggigil atau
batuk yang sesekali dapat menyerupai batuk rejan.
4. Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa penyebab yang jelas.
5. Salah satu diantara (1), (2), (3) serta tanda adanya cairan –pekak, pada salah satu
sisi dada.
6. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan setelah
pemberian obat cacing.
7. Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak sembuh setelah
diberi obat cacing atau obat untuk giardiasis (dengan metronidazole).
8. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.
9. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat berjalan.
10. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau bahkan iga atau
tulang atau sendi yang manapun yang tidak disebabkan cedera.
11. Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak nyeri,
terkadang dengan beberapa kelenjar getah bening kecil didekatnya dan terkadang
melekat tak teratur

E. Riwayat TBC
10 Fakta Penting

7|Page
Mengenai TBC tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC
yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. TBC membunuh lebih banyak kaum
muda dan wanita dibandingkan penyakit menular lainnya.Terdapat sekitar 2 sampai 3
juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat
TBC itu bisa dihindari. Setiap detik, ada 1orang yang meninggal akibat tertular TBC.
Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC. Setiap tahun. 1 % dari seluruh
populasi diseluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC. Sepertiga dari jumlah
penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC(walaupun) belum terjangkit
oleh penyakitnya.

Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit kepada sekitar
10/15 orang dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar
diudara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau
berbicara. Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.

F. Pencegahan TBC
1. Tujuan pencegahan
a) Menyembuhkan penderita
b) Mencegah kematian
c) Mencegah kekambuhan
d) Menurunkan tingkat penularan

2. Pencegahan TBC
a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apa bila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa ke
puskesmas atau ke rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yangtertutup, dan apabila ludahnya bercampur
darah segera dibawa ke puskesmas atau ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh
penderita. 15
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin
BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat
bagus.

G. Pemberantasan
1. Tujuan pemberantasan
Pemberantasan penyakit TBC di dasarkan untuk memutus mata rantai
virulenci penularan penyakit TBC supaya tidak terjadi prevalence penyakit TB
yang lebih besar.

3. Pemeberantasan TBC
a) Pengobatan pada penderita hingga sembuh

8|Page
b) Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan factor kesehatan
lingkungan dengan menambah ventilator sebagai pengganti udara, genteng
kaca supaya sinar matahari dapat masuk, dan factor higiene lingkungan yang
lain yang lebih baik.
c) Sterilisasi Rumah pasca Penderita.

H. Pengobatan dan Jenis obat


a) Isoniasid
b) Rifampicin
c) Pirasinamid
d) Streptomicin

1. Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh.
Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,
sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang digunakan tidak ade
kuat, kuman TB akan berkembang menjadi kuman kebal. Pengobatan TB
diberikan dalam 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama
2 - 3 bulan.Tahap lanjutan
b) Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu
selama 4 – 5 bulan.

2. Efek Samping obat


Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB
bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa
berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang di akibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual,
kesemutan dan rasa terbakar dihati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan
keseimbangan hingga kekuningan (ikterus).Jika pasien merasakan hal-hal
tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh
penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa
berlangsung hingga delapan bulan.

3. Kasus TBC
Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan memeriksa dahak
seseorang yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak dilakukan secara SPS
(Sewaktu saat kontak pertama, Pagi hari ke 2 dan Sewaktu juga saat hari ke2)
dibawah pemeriksaan mikroskopis. Hasil pemeriksaan mikroskopis ini sangat
dijaga kualitas dengan melakukan cros cek/ uji silang lagi juga menjaga hasil
pemeriksaan sedian dahak BTA.

Metode Penemuan Kasus TBC paru


Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan tersangka
penderita yang datang berkunjung ke unit pelayanan Kesehatan dengan
meningkatkan penyuluhan TBC kepada masyarakat. Bila ditemukan penderita

9|Page
tuberculosis paru dengan sputum dahak BTA +,maka semua orang yang kontak
serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada gejala-gejala suspek
(Kecurigaan) TBC maka harus diperiksa dahaknya.

Pengobatan Penderita TBC adalah dengan kombinasi beberapa jenis obat


dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6–8 bulan. Pengobatan
penderita TBC terdiri atas 3 fase, yaitu:
1. Fase Intensif yaiut Obat diminum setiap hari selama 2bulan
2. Fase Lanjutan yaitu Obat diminum seminggu 3 kali.
3. Paduan OAT (Obat Anti Tuberkulosa) FDC.

Saat ini diProvinsi Kalimantan Selatan sudah menggunakan OAT


FDC.Kemasan Obat FDC (Fixed Dose Combination) 1 tablet obat mengandung
150mg Rifamfisin, 75mg INH, 400mg Pyrazinamid dan 275mg Ethambutol,
(Dikutip dari :Buku Saku Petugas Program TBC. Depkes RIDiagram diagnosa
TB)

10 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus TBC pada NYS adalah
lingkungan yang lembab, kurangnya ventilasi dan sinar matahari, Kemudian perilaku
adalah tidak ada tempat khusus untuk dahak dan kalua batuk tidak menutup mulut.
Penyakit campak disebabkan oleh virus morbilli. Tanda khasnya berupa Koplik spot
di selaput lendir pipi, dan rash kulit yang muncul pada hari ke 14 setelah terpapar
virus campak. Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit
campak sampai seumur hidup.

Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah
jika seseorang mendapatkan imunisasi campak. Jumlah pemberian imunisasi campak
diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan,
pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun
di usia 9 bulan,penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai
12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus di
imunisasi MMR (Measles Mump Rubella). Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml
yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap
penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.

B. Saran
1. Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan rumah/
lantai).
2. Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan pembuangan
dahak tidak sembarangan.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. Adistha Eka Noveyani, Santi Martini. Evaluasi Program Pengendalian


Tuberkulosis

2. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jendral Bina


Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit
Tuberkulosis.Jakarta

3. Retno Asti Werdhani. Patofisiologi, Diagnosis dan Klasifikasi


Tuberkulosisi. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi dan
Keluarga FKUI

4. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes


RI.2009. Buku Saku Program Penanggulangan TB.Jakarta

5. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.2014. Pedoman


Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

6. Pedoman Nasional Pengendalian TB Kementerian Kesehatan 2009

7. Strategi Nasional Pengendalian TB (2010-2014) Kementrian Kesehatan


Dirjen P2PL RI 2011 .

8. Helper Sahat P Manalu, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kejadian TB

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai