Anda di halaman 1dari 18

OBSTRUKSI INTESTINAL

Nurul Amaliah Hamzah


Nur Intan Pratiwi
Nurfadila
Nadia Amanda
Pengertian OBSTRUKSI
Obstruksi merupakan suatu pasase yang terjadi ketika ada
gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke
depan tetapi peristaltiknya normal.

Obstruktif usus adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus


dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup
atau menganggu jalannya isi usus.
Etiologi
a. Mekanis

1. Adhesi atau
perlengketan
pascabedah.
2. Tumor atau polip.
3. Hernia
4. Volvulus
5. Intususepsi
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik.
2) Lesi medula spinalis. Hal
tersebut dapat dikarenakan
adanya kerusakan saraf pada
sakral 4, misal pada penderita
spina bifida.
3) Enteritis regional
4) Ketidakseimbangan elektrolit
5) Uremia
Terdapat 2 jenis obstruksi :
1. Obstruksi paralitik (ileus paralitik atau
paralitic ileus)

Suatu keadaan dimana otot-otot usus tak dapat mendorong


isi usus ke bawah (gangguan peristaltik). Peristaltik usus
dihambat sebagian akibat pengaruh toksin atau trauma yang
mempengaruhi kontrol otonom pergerakan usus. Peristaltik
tidak efektif, suplai darah tidak terganggu dan kondisi
tersebut hilang secara spontan setelah 2 sampai 3 hari.
b.Obstruksi mekanik atau mekanikal obstruksi

Obstruksi atau sumbatan yang terjadi di intraluminal atau intramural


akibat tekanan pada dinding usus. Obstruksi mekanik
digolongkan sebagai obstruksi mekanik simpleks (satu tempat
obstruksi) dan obstruksi lengkung tertutup (paling sedikit 2
obstruksi). Karena lengkung tertutup tidak dapat didekompresi,
tekanan intralumen meningkat dengan cepat, mengakibatkan
penekanan pebuluh darah, iskemia dan infark(strangulasi).
Sehingga menimbulkan obstruksi strangulata yang disebabkan
obstruksi mekanik yang berkepanjangan. Obstruksi ini tidak
mengganggu suplai darah, menyebabkan gangren dinding usus
(Dermawan, dkk. 2010. Hal. 72-73).
Peristiwa patofisiologi yang terjadi
setelah obstruksi usus adalah
sama, tanpa memandang apakah
obstruksi usus tersebut
diakibatkan oleh penyebab
mekanik atau fungsional.

Patofisiologi
Perbedaan utamanya adalah
obstruksi paralitik, paralitik
dihambat dari permulaan,
sedangkan pada obstruksi mekanis
peristaltik mula-mula diperkuat
kemudian intermiten akhirnya
hilang.
Manifestasi Klinik
a. Obstruksi Usus Halus

1) Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen sekitar umbilicus atau


bagian epigasterium yang cenderung bertambah sejalan dengan beratnya
obstruksi dan bersifat intermiten (hilang timbul). Jika obstruksi terletak di
bagian tengah atau letak tinggi dari usus halus (jejunum dan ileum bagian
proksimal) maka nyeri bersifat konsten atau menetap.
2) Klien dapat mengeluarkan darah dan mucus, tetapi bukan materi fekal
dan tidak terdapat flatus.
3) Umumnya gejala obstruksi berupa konstipasi yang berakhir pada
distensi abdomen, tetapi pada klien obstruksi partial bisa mengalami diare.
4) Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltic pada awalnya menjadi
sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong ke arah mulut.
5) Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi.
Semakin kebawah obstruksi di area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas
adanya distensi abdomen.
6) Jika obstruksi usus terjadi terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok
hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma, dengan manifestasi
klinis takikardi dan hipotensi, suhu tubuh biasanya normal, tapi kadang – kadang
dapat meningkat. Demam menunjukkan obstruksi strangulata.
7) Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi dan
peristaltic meningkat. Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut,
peristaltic akan melemah dan hilang. Adanya feces bercampur darah pada
pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan intususepsi.
b. Obstruksi Usus Besar

1) Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan
obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah.
2) Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten.
Pada klien dengan obstruksi di sigmoid dan rectum, konstipasi dapat
menjadi gejala satu – satunya selama beberapa hari.
3) Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar
menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen.
4) Klien mengalami kram akibat nyeri abdomen bawah
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan
laboratorium
b.Pemeriksaan foto polos
abdomen
c. Pemeriksaan CT scan
d. Pemeriksaan radiologi
dengan barium enema
e. Pemeriksaan USG
f. Pemeriksaan MRI
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk
RS dan lain-lain.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien datang dengan keluhan; sakit perut yang hebat, kembung, mual,
muntah dan tidak ada defekasi/BAB yang lama.
3. Riwayat penyakit sekarang.
a. Perubahan pola BAB sejak kapan? (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi ).
b. Sakit perut,kembung?
c. Mual,muntah,(frekuensi jumlah,warna, bau)
d. Apa ada demam,bisa platus?
e. Apa ada diberi obat sebelum masuk rumah sakit?
4. Riwayat penyakit dahulu.
a. Ada /tidak nyariwayat tumor ganas,polip/peradangan kronik?
b. Riwayat pernah tidak nyaoperasi pada daerah perut.
c. Bagaimana keadaan BAB . Apakah sering merasa sakitperut
kembung,sulit BAB dan keadaan fakes.
d. Apakah ada riwayat hernia?
e. Apakah pernah mengalami cedera Arauma?
5. Riwayat penyakit keluarga
a. Apakah ada yang pernah sakit seperti klein?
b. Apakah ada yang pernah mengalamipenyakit menularatau
keturunan?
6. Pemeriksaan fisik c) Klien kelihatan sakit bernafas
a. Keadaan umum karena perut kembung.
d) Abdomen tampak kembung.
1) Penampilan umum
e) Nampak tonjolan seperti
2) Tanda vital (TD, Pols, resp, bengkak pada bagian perut.
temp). 2) Auskultasi
3) TB, BB. Peristaltik usus
4) Kesadaran . menurun/meningkat.
b. Pemeriksaan fokus 3) Perkusi
1) Inspeksi a) Normal bunyi abdomen,
tegang, dan kembung.
a) Pada keadaan umum klien
b) Kulit daerah abdomen terasa
apakah kelihatan sakit, meringis. hangat, nyeri tekan.
b) Apakah ada muntah; warna c) Teraba benjolan/masa di
coklat bila obstruksi pada usus daerah abdomen.
halus.
7. Kebutuhan Biologis
a. Nutrisi:
1) Pola kebiasaan.
2) Jenis makanan/minuman.
b. Eliminasi
1) Pola.
2) Frekuensi.
3) Jumlah, warna, bau, konsistensi (BAB/BAK)
c. Istirahat/tidur
Mempunyai masalah/tidak.
d. Aktifitas
1) Apakah terganggu/terbatas.
2) Faktor yang memperingan atau memperberat.
3) Riwayat pekerjaan.
8. Riwayat Psikososial
Bagaimana pola pemecahan masalah klien terhadap masalahnya, demikian
juga keluarga.
9. Riwayat Sosial
a. Kebiasaan merokok, minuman keras, dan lain-lain.
b. Konsep diri terhadap masalah
 
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan distensi, kekakuan
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, demam
dan atau diforesis
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi
D. Implementasi
Dilakukan sesuai intervensi keperawatan yang
disesuaikan dengan kondisi pasien.
 
E. Evaluasi
1.Kebutuhan cairan pasien kembali adekuat
2. Nyeri klien hilang/berkurang
3. Infeksi tidak terjadi
4. Kebutuhan nutrisi klien kembali adekuat
5. Pengetahuan klien dan keluarga bertambah
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai