Dosen Pengbimbing :
Maria Kurni Menga, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun oleh :
1. Nurul Amaliah Hamzah (2001024)
2. Kries Tinoring (2001014)
3. Amrin (2001005)
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah
memberikan petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “TUBERKULUSIS”. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. dan para
keluarga serta sahabatnya.
Terima kasih kepada Ibu Maria Kurni Menga, S.Kep., Ns., M.Kep selaku
dosen mata kuliah ”Keperawatan Medikal Bedah” yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih
juga kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini.
Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastic pada decade terakhir ini di
seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis/ TBC merupakan masalah
kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita diantara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
B. Rumusan Masalah
1 /Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa penyakit TB Paru itu?
2. Bagaimana Etiologi penyakit TB Paru?
3. Bagaimana cara Penularan TB Paru?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TB Paru?
5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TB Paru?
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TB Paru
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penyakit TB Paru
2. Untuk mengetahui Etiologi penyakit TB Paru
3. Untuk mengetahui cara Penularan TB Paru
4. Untuk mengetahui gejala-gejala TB Paru
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TB Paru
6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada pendderita TB Paru
2/
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Tuberkulosis atau TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC
dilaporkan meningkat secara drastic pada decade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis/TBC merupakan masalah kesehatan, baik
dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia
menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita diantara
22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ketahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru,dan setiap dua menit
muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit
sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit
TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini
&mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.
1. PENYAKIT TBC
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah
dengan seperempat juta kasus TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap
tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar
dengan masalah TBC didunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam
propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia
berkisar antara 0,20-,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC
Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada
tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/ 100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
b) TERJADINYA TBC
a. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga
dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan
sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman
TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan didalam paru. Saluran limfe akan membawa
kuman TBC kekelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
1. Gizi Buruk
Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk
mengurangi daya tahan terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat penting pada
masyarakat miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak. Kompleks
kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan TB berkembang menjadi
penyakit. Namun anak dengan status gizi yang baik tampak nyaman pu
mencegah penyebaran penyakit tersebut di dalam paru-paru itu sendiri.
7 / 15
2. Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDS
Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas
systemdaya tahan tubuh, sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis
maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan
kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah
penderita TBC akan meningkat, dengan demikian penularan TBC di
masyarakat akan meningkat pula.
B. GEJALATBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam.
a) Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c)Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. GEJALA KHUSUS
a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
yang disertai sesak.
b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulangyang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
d) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
C. DIAGNOSIS TBC
1. DIAGNOSIS PADA DEWASA
Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Diagnosis TB paru pada orang
dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak
secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua
dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu
diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan
spesimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita di
diagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak
mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,
misalnya biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum
luas (misalnya cotrimoksasol atau Amoksisilin) selama1-2 minggu. Bila tidak ada
perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan
dahak SPS :Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA
positif. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada,
untuk mendukung diagnosis TB.
a). Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TBBTA negatif
rontgen positif.
b). Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.UPK yang
tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk di foto rontgen
dada.
E. RIWAYAT TBC
10 Fakta Penting
Mengenai TBC tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC
yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. TBC membunuh lebih banyak kaum
muda dan wanita dibandingkan penyakit menular lainnya.Terdapat sekitar 2 sampai 3
juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat
TBC itu bisa dihindari. Setiap detik, ada 1orang yang meninggal akibat tertular TBC.
Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC. Setiap tahun. 1 % dari seluruh
populasi diseluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC. Sepertiga dari jumlah
penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC(walaupun) belum terjangkit
oleh penyakitnya.
Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit kepada sekitar
10/15 orang dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar
diudara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau
berbicara. Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.
F. PENCEGAHAN TBC
1. TUJUAN PENCEGAHAN
a) Menyembuhkan penderita
b) Mencegah kematian
c) Mencegah kekambuhan
d) Menurunkan tingkat penularan
2. PENCEGAHAN TBC
a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apa bila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa ke
puskesmas atau ke rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yangtertutup, dan apabila ludahnya bercampur
darah segera dibawa ke puskesmas atau ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh
penderita. 15
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin
BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat
bagus.
G. PEMBERANTASAN
1. TUJUAN PEMBERANTASAN
Pemberantasan penyakit TBC di dasarkan untuk memutus mata rantai
virulenci penularan penyakit TBC supaya tidak terjadi prevalence penyakit TB
yang lebih besar.
1. PRINSIP OBAT
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh.
Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,
sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang digunakan tidak ade
kuat, kuman TB akan berkembang menjadi kuman kebal. Pengobatan TB
diberikan dalam 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama
2 - 3 bulan.Tahap lanjutan
b) Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu
selama 4 – 5 bulan.
3. KASUS TBC
Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan memeriksa dahak
seseorang yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak dilakukan secara SPS
(Sewaktu saat kontak pertama, Pagi hari ke 2 dan Sewaktu juga saat hari ke2)
dibawah pemeriksaan mikroskopis. Hasil pemeriksaan mikroskopis ini sangat
dijaga kualitas dengan melakukan cros cek/ uji silang lagi juga menjaga hasil
pemeriksaan sedian dahak BTA.
A. Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus TBC pada NYS adalah
lingkungan yang lembab, kurangnya ventilasi dan sinar matahari, Kemudian perilaku
adalah tidak ada tempat khusus untuk dahak dan kalua batuk tidak menutup mulut.
Penyakit campak disebabkan oleh virus morbilli. Tanda khasnya berupa Koplik spot
di selaput lendir pipi, dan rash kulit yang muncul pada hari ke 14 setelah terpapar
virus campak. Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit
campak sampai seumur hidup.
Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah
jika seseorang mendapatkan imunisasi campak. Jumlah pemberian imunisasi campak
diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan,
pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun
di usia 9 bulan,penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai
12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus di
imunisasi MMR (Measles Mump Rubella). Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml
yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap
penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.
B. Saran
1. Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan rumah/
lantai).
2. Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan pembuangan
dahak tidak sembarangan.