Anda di halaman 1dari 5

NAMA : PAJRUL FALAQ

NIM : K021201037

1. Apa perbedaan antara Syariat Islam dan Fikih Islam?

syariat ialah segala tuntunan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia baik dalam
bidang akidah, amaliah, (perbuatan fisik), dan akhlak. Sumber dari tuntunan tersebut bisa
didapatkan dari teks yang terdapat dalam Al-Quran, hadits Nabi SAW, dan ijma’ para
sahabat. Sedangkan fiqih berlaku pada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan amaliah
atau perbuatan manusia, yang pemahaman hukumnya didapatkan dari sumber hukum melalui
serangkaian proses ijtihad.

2.  Apa saja ruang lingkup hukum Islam?

Hukum islam baik dalam pengertian syari’at maupun fiqih dibagi menjadi dua bagian besar,
yakni bidang ibadah dan muamalah. Ibadah artinya menghambakan diri kepada Allah dan
merupakan tugas hidup manusia. Ketentuannya telah diatur secara pasti oleh Allah dan
dijelaskan oleh Rasul-Nya. Dengan demikian tidak mungkin adanya perubahan dalam hukum
dan tata caranya, yang mungkin berubah hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam
pelaksanaannya. Adapun mu’amalat adalah ketetapan Allah yang langsung mengatur
kehidupan sosial manusia meski hanya pada pokok-pokoknya saja. Oleh karena itu sifatnya
terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad.

Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dan hukum publik
seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan karena menurut hukum islam pada
hukum perdata ada segi-segi publik dan begitu pula sebaliknya. Dalam hukum Islam yang
disebutkan hanya bagian-bagiannya saja.

Menurut H. M. Rasjidi bagian-bagian hukum islam adalah

1. Munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengenai perkawinan,
perceraian, serta akibat-akibatnya.

2. Wirasah mengatur segala masalah yang menyangkut tentang warisan. Hukum


kewarisan ini juga disebut faraid.

3. Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah kebendaan dan tata
hubungan manusia dalam soal ekonomi.
4. Jinayat (‘ukubat) yang menuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang diancam dengan
baik dalam bentuk jarimah hudud (bentuk dan batas hukumannya sudah ditentukan dalam
Alqur’an dan hadis) maupun jar h ta’zir (bentuk dan batas hukuman ditentukan penguasa).

5. Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan pemerintahan, tentara,


pajak, dan sebagainya.

6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan negara dan
agama lain.

7. Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara. (H. M. Rasjidi, 1980:
25-26)

3. Jelaskan tujuan Hukum Islam?

a. Memelihara agama Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia supaya
martabatnya dapat terangkat lebih tinggi dari martabat makhluk lain dan memenuhi hajat
jiwanya. Beragama merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, karena agamalah
yang dapat menyentu hati nurani manusia. Agama lslam harus terpeliahara dari ancaman
orang-orang yang akan merusak akidah, syari'ah dan akhlak atau mencampuradukkan ajaran
agama lslam dengan paham atau aliran yang batil. Agama lslam memberi perlindungan
kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya. Agama
lslam tidak niemaksakan pemeluk agama lain meninggalkan agamanya untuk memeluk
agama lslam (o s AlBaqarahlZ.256).

b. Memelihara jiwa Menurut hukum lslam jiwa harus dilindungi. Untuk itu hukum lslam
wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan hidupnya. Hukum lslam
melarang pembunuhan sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia dan melindungi berbagai
sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatan hidupnya.

c. Memelihara akal Menurut hukum lslam seseorang wajib memelihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan akalnya
manusia dapat memahami wahyu Allah baik yang terdapat dalam kitab suci maupun wahyu
Allah yang terdapat dalam ayal-ayat kauniyah. Dengan akalnya manusia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. seseorang tidak akan mampu
menjalankan hukum lslam denganbaik dan benar tanpa mempergunakan akal yang sehat. oleh
karena itu, pemeliharaan akal merupakan salah satu tujuan hukum lslam. Untuk itu hokum
lslam melarang orang meminum-minuman yang memabukkan yang disebut dengan
istilah'khamar dan memberi hukuman pada perbuatan orang yang merusak akal (Q.S. Al-
Maidah/5:90).

d. Memelihara keturunan Dalam hukum lslam, memelihara keturunan adqlah hal yang
sangatpenting. Maka dalam hukum lslam, untuk meneruskan keturunan harus melalui
perkawinan yang sah menurut ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Qur'an dan sunnah.
Hukum kekeluargaan dan hukum kewarisan lslam yang ada dalam Al-Qur'an merupakan
hukum yang erat kaitannya dengan pemurnian keturunan dan pemeliharaan keturunan. Dalam
Al-eur,an hukumhukum yang berkenaan dengan masalah perkawinan dan kewarisan
disebutkan secara tegas dan rinci seperti larangan-larangan perkawinan. Hal ini dijelaskan
dalam Q.S. An-Nisa'14:23.

e. Memelihara harta

Menurut hukum lslam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
melangsungkan hidup dan kehidupannya, untuk itu manusia sebagai khalifah Allah di bumi
(makhluk yang diberi amanah oleh Allah untuk mengelola alam inl sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki) dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan eata-cata yang
halal artinya sah menurut hokum dan benar menurut ukuran moral. Pada prinsipnya hukum
lslam ticiak mengakui hak milik seseorang atas sesuatu benda secara mutlak, karena
pemilikan atas suatu benda hanya ada pada Allah, hamun karena diperlukan adanya kepastian
hukum dalam masyarakat, untuk menjamin kedamaian dalamkehidupan bersama, maka hak
milik seseorang atas suatu benda diakui dengan pengertian bahwa hak milik itu harus
diperoleh secara halal dan berfungsi sosial. (Anwar Haryono/1 968:1 40).Jika diperhatikan
dengan sungguh-sungguh hukum lslam ditetapkan oleh Allah adalah untuk memenuhi
keperluan hidup manusia itu sendiri, baik keperluan hidup yang bersifat primer, sekunder
maupun tersier (Juhaya S. Praja/1988:196). Oleh karena itu, apabila seorang muslim
mengikuti ketentuanketentuan yang ditetapkan Allah, maka ia akan selamat baik dalam
hidupnya di dunia maupun di akhirat kelak.

4. Kemukakan dasar hukum yang menyebutkan bahwa sumber hukum Islam


adalah Al-Qur'an, Sunnah, dan Ra'yu!Alquran
Dalam buku Ushul Fikih 1 (2018) karya Rusdaya Basri, kedudukan Al Quran dalam
Islam adalah sebagai sumber hukum umat Islam dari segala sumber hukum yang ada di
bumi. Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya. "Hai,
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya."

Alhadist ( assunnah ) merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al Quran. Sunnah juga
menempati posisi yang sangat penting dan strategis dalam kajian-kajian keislaman.
Keberadaan dan kedudukannya tidak diragukan lagi. Sunnah dari segi etimologi adalah
perbuatan yang semula belum pernah dilakukan kemudian diikuti oleh orang yang lebih baik
perbuatan terpuji maupun tercela. Secara terminologi, ahli fiqih dan hadis berbeda
memberikan pengertian tentang hadis. Menurut para ahli hadis, sunnah sama dengan hadis
yaitu suatu yang dinisbahkan oleh Rasullullah SAW baik perkataan, perbuatan maupun sikap
belaiu tentang suatu peristiwa.

Ra'yu adalah salah satu cara umat Islam untuk menetapkan suatu hukum dari permasalahan-
permasalahan kontemporer yang belum didapati dalam Alquran dan Hadis. Manusia memiliki
akal yang mampu berfikir secara komprehensif dengan tetap berpegang teguh pada Alquran
dan Hadis sebagai bukti keabsahan hasil ra'yu. Namun perlu digarisbawahi bahwa akal dan
ra'yu memiliki perbedaan dalam pengertiannya. Akal adalah subjek (alat/pelaku yang
melakukan pemikiran), sedangkan ra'yu adalah, suatu hasil/obyek dari proses pemikiran yang
bertujuan untuk mencari kebenaran/solusi dari suatu hukum yang tidak ada di dalam Alquran
dan hadis.

5. jelaskan fungsi hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat!

Peranan hukum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak , namun dalam
pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yakni:

Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.

Fungsi amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Hukum Islam mengatur kehidupan manusia sehingga
dapat menjadi kontrol sosial. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum islam, yakni
mendatangkan kemaslahatan (manfaat) dan menghindarkan kemadharatan (sia-sia) baik di
dunia maupun di akhirat.

Fungsi zawajir. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam sebagai sarana
pemaksa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang membahayakan.

Fungsi tanzim wa islah al-ummah. Sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan
memperlancar interaksi sosial. Keempat fungsi tersebut tidak terpisahkan melainkan saling
berkaitan. (Ibrahim Hosen, 1996:90)

Anda mungkin juga menyukai