Anda di halaman 1dari 12

Isolasi dan Identifikasi senyawa Gorongan

Flavonoid pugl Drl Nangka (Artocarpus


heteroplryllu Lmk) dan Aktivitas Antib{qri
r".rr"a"p g"k staplrylococcus qureus
Anak Agung sa"gung Krisna Darmawati, I
Gusti Ag""g.Gi; "ri
Bawa, dan I wayan suirta .....;:.
spesiasi dan Bioavailabilitas Ingam Berat
v' dan
Timbal (pb) v..a Tembaga
rwruu4Ba (cu)
tt", Dalam,sedimen
Srulgai Tukad Badung ":::
Nanik Wiiayanti; I Made Siuku, dan Ida
Ayu Gede Widihati ...........::..:... 2tt
Adsorpsi Ion Fosfat oreh Lempung Teraktivasi
Asam sulfat (I{zSoa)
IdaNorma Sinta*,putu Suu.yu, Oin S.i Rahayu
S*ti-_..__:....... .
217
silika Gel rerimobilisasi Difenilkarbazon Dari
Abu sekam padi Metatui Teknik sol
[TI"t*
Ni Nyoman sri Nopianingsih*,I \Mayan sudiarta,
dan wahyu Dwiiani surihingtyas
Adsorpsi Ion Logam pB. dam cua obh Bemturit
Temktivasi Basa (NaorD
Putre Aprilliana Itrdah Kuneala Dewi*, hftr sum5m, dm Jar,es siharani
235
Aktivitas Amtioksidan Amtosianin Dah Eksak
Etanor- K*!it Buah Naga suoo Merah
(Hylrcerew castwieensis\dm Amrhis ^l
x"o," rmr"lr.--
Ni Ketuttr{ei.da5ru*i puki+,I srqraMec**@
d-" I wayam suarsa
Pemmfratu *try Benrmit Thrsusrci hl€t" h6gCh dan CaCb Untuk Isotasi DNA
Metagsrcilnik Dari Teah Huta ilIaqg;E
Luh rb Duwi Jayarmhf, Ida Ayu Gede rtamci
a* tr ?rrengah rili,uiana*
Bilangan Msida" Bilangan.Asam, de K&FFA
DariKulir BEah ri."Tg xenot (t6us a - -*' Dengan
Biodiesel penambahan
Antioksidan
@iwu*"-
Ni Made fua s"{i",*i tti tt*"a" 'sraiti*" i
da hri Loh Rustini
259
Kunartu (stopola;g mri Kurit Bahng chkocheton
l#ffii* eerebkus
Deu. G- K4iat1 Ardre A- san&r, Dxi Harmeti F- Ftruspar, Tri lvtayantir, dan
Suprmnanl Unang
267
Isolasi KitirL Karakterisasi, dsn sintwis
Kitosam Dari Kurit udang
Sry Agustina*r, tr Made Dira swamtara!
dam I Nyoman surrtlr"i..--
27t

i:lffiL [ffitryJ** fosfar d'n Berat semen Futih Sebagai Adsorben


Datram

279
Pernberian Ekstnak Daun Sirsak (Annona
murictta)Untuk Memperbaiki Kerusakan
sel
Pankreas Melalui Penurunan Kadar
clukosa Darah, Advanced Glycation and product Beta
-_ogks i guanos in pada Tikus Wirt", dan g-
lj.d:tl?
Ni G. A. M. Dwi Adhi suastuti, t G. A.
Hiperyt ikem ia
Kunti sri pri* rl*i, dan Ni Komang
Ariati
JURNALKIMIA
(JO URNAL OF cilEturrs rRy)
-voLuME 9,ISSN 1907_9850
NoMon z, ]ur, r 2ors

Terbit dua kali setahun_pada


bulan Januari dan JuIi
Berisi tulisan artil<er'plneii,#ffi
Berbahasa rndonesia-ad Kimia
B;;;iuru "ngrrgg.i,

Ketua penyunting
AnakAgung Bawa prr* -i-'si.,
M.Si.
Wakil f(etua penyunting
I Nengah Simpen, s.si.lli-.-Si.

penyunting pelaksana
_
Prof.Dr. ors. i,uaoe-o;;-s;;;".a,
Prof, Dr. Ir. Ida Bagus o_*r" M.Si.
prof. Dr. Drs. ff4"rraia, M.phil.
r wry"" d;;r#ffi;;.r,
Dra. Ni Made p;rpr;;;niir,ir1,.n tv{.s.
Dr. Drs. Manunfun .r.
Manurung, M.S.
Dra. rryanti EkaSupri#;;M.ft.
Dra. Emmy Sahara, rn.,
u.b.in"rrl
Drs. I Made Suf.aOana,
oka Ratnayuoi, s.si.,
il.'S;
rvr]si" prr.o
pelaksana
Tata Usaha
Drs. I Gusti Agung
Gede gurrl, Na.Si.
Ni putu oiantaiiani,
S.Si.;il.;i.
I pande putu Darma*dr,;.p;
I Wayan ceOe suarJanJ ^
Alamat penerbit
Universitas lJdayanra
Kampus gokit lirb,
r::*,fy?-Selatan, Badung
GedunE FFr Tor^^- _ Bali
oi?ri^ib qs ils,
Si,|;li,'IjXf :: f
r o Ei';

Dicetak di percetakan
: qiu-qiu printing
ISSN 1907-9850

ADSORPSI ION LOGAM Pb2+ DAN Cu2+ OLEH BENTONIT TERAKTIVASI BASA (NaOH)

Putu Aprilliana Indah Kumala Dewi*, Putu Suarya, dan James Sibarani

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali


*Email : aprilliana.indah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adsorpsi dari bentonit yang diaktivasi dengan NaOH
dalam mengurangi ion Pb2+dan ion Cu2+ dalam larutan. Karakterisasi dari Bentonit teraktivasi NaOH dilakukan
dengan penentuan luas permukaan spesifik menggunakan metode adsorpsi metilen biru, penentuan jumlah situs aktif
dengan metode titrasi asam-basa, dan penentuan basal spacing menggunakan difraksi sinar-X (XRD). Parameter
adsorpsi seperti waktu kontak, pH, dan isoterm adsorpsi ditentukan dengan mengunakan metode spektrofotometer
serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentonit teraktivasi oleh NaOH memiliki luas permukaan
dan jumlah situs aktif yang lebih tinggi yaitu sebesar 22,1017 (m2/g) dan 32,8716 x 1020 atom/gram dibandingkan
dengan bentonit tanpa aktivasi yaitu sebesar 12,6602 (m2/g) dan 31,5847 x 1020 atom/gram berturut-turut. Kondisi
optimal untuk proses adsorpsi Pb2+ diperoleh waktu kontak dibawah 5 menit pada pH 3 dengan mengikuti pola
isoterm Langmuir sedangkan pada kondisi optimal untuk proses adsorpsi ion logam Cu2+ diperoleh pada waktu
kontak dibawah 5 menit dengan pH 4 dan menigkuti pola isoterm Langmuir yang berlangsung secara adsorpsi kimia.
Kapasitas adsorpsi bentonit teraktivasi untuk ion logam Pb2+ dan ion logam Cu2+ adalah 185,50 mg/g dan 30,00
mg/g berturut-turut.

Kata kunci : Bentonit teraktivasi NaOH, Kapasitas Adsorpsi, Ion Logam Pb2+, Ion Logam Cu2+

ABSTRACT

The aim of this study is to determine the adsorption capacity of NaoH activated bentonites in reducing metal
ions Pb2+ and Cu2+ from their solutions. The characterization of the activated bentonites was carried out by
determining the specific surface area using methylene blue adsorption method, the numbers of the active site by acid-
base titration, and determining the basal spacing using X-ray diffraction (XRD). Adsorption parameters such as
contact time, pH, and the isotherm adsorption curves were determined by atomic absorption spectrophotometer
(AAS). The specific surface area and the number of active sites of the NaOH-activated Bentonite were 22.1017 m2/g
and 32.8716 x 1020 atoms/g respectively. This vakue was higher than non-activated ones which were 12.6602 m2/g
and 31.5847 x 1020 atoms/g respectively. The optimum condition of Pb2+ adsorption on activated bentonite was
obtained at pH 3 with contact time under 5 minutes following the Langmuir isoterm pattern while the optimum
condition of Cu2+ adsorption was obtained at pH 4 with contact time under 5 minutes following the Langmuir
isoterm adsorption suggesting that the adsorption took place by chemical adsorption. The adsorption capacities of
Pb2+ and Cu2+ were 185.50 mg/g and 30.00 mg/g respectively.

Keywords : NaOH-activated Bentonite, Capacity of Adsorption, Metal Ion Cu2+, Metal Ion Pb2+

PENDAHULUAN tersebut dapat mengancam makhuk hidup. Logam


Pb pada umumnya sering digunakan dalam industri
Keberadaan logam berat pada suatu baterai, cat tembok dan bahan bakar bensin
lingkungan dalam jumlah yang melebihi ambang sedangkan logam Cu sering ditemukan dalam
batas merupakan salah satu dari bagian dari industri galangan kapal dan bermacam-macam
pencemaran lingkungan, karena sifat toksisitas nya aktivitas pelabuhan lainnya (Palar, 1994).

235
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 235-242

Keberadaan logam Pb dan Cu dalam perairan akan MATERI DAN METODE


berpengaruh buruk terhadap organisme yang hidup
di perairan dan apabila logam berat terakumulasi Bahan
lebih besar akan berdampak pada organisme paling Alat yang digunakan dalam penelitian ini
tinggi dalam rantai makanan (Nybakken, 1985). yaitu peralatan gelas, kertas saring, oven,
Bentonit merupakan mineral alumina desikator, penggerus porselin, ayakan 250 µm,
silikat hidrat yang termasuk dalam pilosilikat, atau pengaduk magnetik, termometer, seperangkat alat
silikat berlapis. Rumus kimia umum bentonit titrasi, pH meter. Peralatan instrument yang
adalah Al2O3.4SiO2.H2O. Kandungan bentonit digunakan meliputi XRD-6000, spektrofotometer
terdiri dari monmorilonite, illite, dan kuarsa UV-Vis merk Shimadzu 2600, dan Spektrofoto-
dimana 85% dari kandungannya berupa meter Serapan Atom merk Shimadzu AA-7000
montmorilonit. Keunikan sifat bentonit yaitu series.
memiliki kemampuan untuk mengembang dan
membentuk koloid jika dimasukkan ke dalam Peralatan
air.(Aviantari, 2008). Selain itu bentonit memiliki Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
kemampuan swelling yang cukup besar. penelitian ini adalah bentonit yang diperoleh dari
Kemampuan swelling ini menjadikan bentonit PT.BRATACO Yogyakarta, NaOH, HCl 37%,
sebagai adsorben dengan kapasitas adsorpsi yang Metilen biru, Pb(NO3)2, CuSO4.5H2O, HNO3, dan
lebih besar dibanding adsorben yang lainnya. akuades.
Prinsip mengubah permukaan dan pori – pori
bentonit adalah dengan melarutkan logam – logam Cara Kerja
yang terdapat pada pori – pori menjadi lebih luas Preparasi Sampel
(Supeno, dan Sembiring, 2007). Meskipun bentonit Sampel bentonit diambil sebanyak 200 g
sangat berguna untuk adsorpsi, namun kemampuan kemudian dibersihkan dengan cara dicuci dengan
adsorpsinya terbatas. Kelemahan tersebut dapat akuades, kemudian dikeringkan dalam oven pada
diatasi melalui proses aktivasi. ( Suarya, 2008). suhu 1050C. Kemudian dihancurkan dan digerus
Aktivasi bentonit merupakan proses untuk sampai halus. Selanjutnya sampel bentonit diayak
meningkatkan karakter bentonit sehingga diperoleh dengan ayakan 250 µm. Sampel bentonit bersih
sifat yang diinginkan sesuai dengan pengguna- disimpan dalam desikator.
annya. Aktivasi secara kimia dapat dilakukan Aktivasi Bentonit dengan NaOH 2M
dengan penambahan larutan asam ataupun basa. Sebanyak 45 g bentonit yang telah dicuci
Pada umumnya asam yang digunakan adalah asam didispersikan ke dalam 450 mL larutan NaOH 2M
sulfat dan asam klorida, sedangkan basa yang dalam sebuah gelas beaker 1000 mL. Campuran
digunakan adalah NaOH. Aktivasi kimia dengan diaduk dengan pengaduk magnet selama 24 jam.
menggunakan NaOH bertujuan untuk member- Selanjutnya residu yang didapat dicuci dengan air
sihkan permukaan pori, membuang senyawa panas. Pada proses ini dilakukan pencucian sampai
pengotor dan menghomogenkan ukuran pori-pori terbebas dari ion OH- ( tes negatif terhadap PP).
bentonit. Aktivasi bentonit menggunakan NaOH Bentonit yang telah diaktivasi kemudian
menyebabkan pori-pori bentonit semakin besar dan dikeringkan dalam oven pada suhu 110-120oC dan
sisi aktif permukaan bentonit semakin terbuka, selanjutnya setelah bentonit kering lalu digerus dan
sehingga daya adsorpsi bentonit semakin diayak dengan ayakan 250 µm. Kemudian bentonit
meningkat (Sahirul, 2001). Oleh sebab itu pada disimpan dalam desikator dan dikarakterisasi
penelitian ini dilakukan aktivas bentonit dengan dengan XRD dan keasaman permukaan ditentukan
NaOH 2M, yang selanjutnya diaplikasikan sebagai dengan cara titrasi asam-basa dan luas permukaan
adsorben ion logam Pb2+ dan Cu2+ dalam larutan dengan metode adsorpsi metilen biru.
standar.

236
ISSN 1907-9850

Penentuan Waktu Kontak Adsorpsi bentonit yang didapat, dibuat grafik antara jumlah logam
terhadap logam Pb2+ dan Cu2+ yang teradsorpsi per gram adsorben dengan pH
Bentonit yang memiliki keasaman yang dilakukan. Perlakuan yang sama dilakukan
permukaan dan luas permuakaan tertinggi untuk penentuan pH optimum pada logam Cu2+.
dimasukkan masing-masing ke dalam 6 buah Penentuan Isoterm Adsorpsi Bentonit terhadap
Erlenmeyer sebanyak 0,2 g. Kemudian ke dalam Logam Pb2+ dan Cu2+
masing-masing Erlenmeyer ditambahkan 20 mL Ke dalam masing-masing erlenmeyer
larutan Pb2+ 50 ppm dan diaduk dengan pengaduk dimasukkan masing-masing 0,2 g sampel bentonit
magnet dengan variasi waktu 5 sampai dengan 60 dengan keasaman dan luas permukaan tertinggi.
menit. Campuran disentrifugasi dan filtrat yang Selanjutnnya ditambahkan 20 mL larutan standar
diperoleh selanjutnya dianalisis dengan AAS untuk Pb2+ Dengan variasi konsentrasi 10 sampai dengan
mengetahui jumlah Pb2+ yang tersisa. Banyaknya 50 ppm pada kondisi pH optimum yang telah
jumlah logam yang terserap setiap gramnya dapat didapat dan diaduk dengan waktu kontak optimum
dihitung dengan persamaan berikut : yang didapat. Kemudian campuran disentrifugasi
dan filtrat yang diperoleh selanjutnya dianalisis
dengan AAS.

Untuk mengetahui waktu kesetimbang


HASIL DAN PEMBAHASAN
adsorpsi Pb2+, dibuat grafik antara jumlah Pb2+
yang teradsorpsi per gram adsorben dengan waktu
Karakterisasi basal spacing
kontak. Perlakuan yang sama dilakukan juga untuk
Karakterisasi basal spacing ini dilakukan
penentuan waktu kontak optimum logam Cu2+.
dengan menggunakan metode XRD, hasil yang
Penentuan pH Optimum pada Adsorpsi terhadap diperoleh dapat menentukan besarnya pergeseran
Logam Pb2+ dan Cu2+
jarak antar lapis bentonit. Aktivasi bentonit
Sebanyak 0,2 g bentonit yang mempunyai
menggunakan NaOH tidak mengubah struktur
keasaman permukaan dan luas pemukaan yang
khas dari bentonit dimana puncak dari
tertingi dimasukkan ke dalam masing-masing 6
monmorillonit, kuarsa dan illit masih terbentuk.
buah Erlenmeyer dan ditambahkan masing-masing
Berdasarkan Tabel 1. terjadi penurunan
20 mL larutan standar Pb2+ dengan konsentrasi 50
nilai d (basal spasing) dibandingkan dengan
ppm. Kemudian pH larutan diatur menjadi 1
bentonit tanpa aktivasi. Hal ini kemungkinan
sampai 6 dengan menambahkan HNO3 0,1 M atau
disebabkan oleh bentonit tanpa aktivasi memiliki
NaOH 0,1 M. Selanjutnya 20 mL larutan standar
kandungan ion-ion lain yang lebih beragam
Pb2+ dengan konsentrasi 50 ppm pada pH 1, 2, 3, 4,
sehingga memberikan jarak interlayer yang lebih
5, 6. Pada masing-masing campuran diaduk pada
besar. Selain itu pada spektra bentonit yang telah
waktu kontak optimum yang telah didapatkan.
diaktivasi dengan NaOH menghasilkan puncak-
Kemudian campuran disentrifugasi dan filtrat yang
puncak yang semakin tajam. Hal ini menandakan
didapat selanjutnya dianalisis dengan AAS.
kritalinitas dari mineral-mineral yang ada pada
Banyaknya logam yang terserap oleh
bentonit semakin baik atau murni.(Dee,2012).
setiap gramnya dapat ditentukan dengan
Persamaan di atas. Untuk mengetahui pH optimum

Tabel 1. Puncak difraktogram pada Bentonit tanpa aktivasi dengan aktivasi NaOH
Karakteristik Data base kandungan bentonit Bentonit tanpa aktivasi Bentonit aktivasi NaOH
d (A) I/I1 Θ d (A) I/I1 θ d (A) I/I1 25
Illit 4,33 30 21,00 4,24 49 21,05 4,22
Kuarsa 1,81 17 50,15 1,81 14 20,26 1,81 11
Kuarsa 1,38 11 68,21 1,37 12 68,44 1,36 13
Monmorilonit 2,56 18 24,04 3,69 21 24,17 3,67 23
1,69 20 55,80 1,64 20 50,26 1,81 11

237
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 235-242

Gambar 1. Spektra XRD a.bentonit tanpa aktivasi dan b. bentonit aktivasi NaOH

Karakterisasi Luas Permukaan Spesifk terjadi karena adanya aktivasi dengan NaOH.
Bentonit Selain itu aktivasi dengan NaOH dapat
Analisis luas permukaan ini dilakukan mengurangi pengotor-pengotor yang menyumbat
dengan menggunakan metode metilen biru, dimana pori-pori bentonit sehingga pori menjadi lebih
banyaknya metilen biru yang dapat diadsorpsi terbuka.(Sahirul,2001).
sebanding dengan luas permuaan adsorben. Luas
permukaan adsorben dari bentonit tanpa aktivasi Jumlah Situs Aktif
dengan bentonit yang diaktivasi dengan NaOH 2M Penentuan keasaman permukaan ini
dapat dilihat pada Tabel 2. dilakukan dengan cara kualitatif menggunakan
metode titrimetri yaitu dengan titrasi asam basa.
Tabel 2. Luas permukaan bentonit Situs-situs asam dari adsorben direaksikan dengan
Sampel s (m2/g) NaOH berlebih dan sisa OH- yang tidak bereaksi
Bentonit tanpa aktivasi 12,6602 dengan situs-situs asam dari adsorben ditentukan
Bentonit aktivasi NaOH 2M 22,1017 dengan titrasi menggunakan HCl 0,1 M. Keasaman
adsorben dihitung dari selisih jumlah HCl untuk
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa mentitrasi blanko dengan jumlah HCl untuk titrasi
bentonit yang diaktivasi NaOH 2 M mempunyai adsorben.
keasaman permukaan dan jumlah situs aktif lebih Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa
besar dibandingkan dengan adsorben tanpa bentonit yang diaktivasi NaOH 2M mempunyai
aktivasi. Peningkatan keasaman permukaan ini keasaman permukaan dan jumlah situs aktif lebih
besar dibandingkan dengan adsorben tanpa

238
ISSN 1907-9850

aktivasi. Peningkatan keasaman permukaan ini ion logam Cu2+ tidak dapat ditentukkan karena
terjadi karena adanya aktivasi dengan NaOH. proses adsorpsi yang berlangsung sangat cepat dan
waktu kontak optimum berada dibawah 5 menit
Tabel 3. Jumlah situs aktif dari bentonit tanpa sama seperti yang terjadi pada penentuan waktu
aktivasi dengan bentonit aktivasi NaOH kontak pada logam Pb2+. Waktu kontak optimum
2M. berada dibawah 5 menit dengan jumlah ion logam
Adorben Jumlah Situs Cu2+yang dapat diserap sekitar 5,0 mg/g.
Aktif
(atom/gram) pH Optimum Adsorpsi Bentonit terhadap
Bentonit tanpa aktivasi 31,5847 x 1020 Logam Pb2+ dan Cu2+
Bentonit aktivasi NaOH 2M 32,8716 x 1020 Penentuan pH optimum
merupakan salah satu parameter penting dalam
proses adsorpsi yang mempengaruhi ion logam
Selain itu aktivasi dengan NaOH dapat dalam larutan. Penentuan pH terhadap kapasitas
mengurangi pengotor-pengotor yang menyumbat adsorpsi bertujuan untuk mengetahui nilai pH yang
pori-pori bentonit sehingga pori menjadi lebih memberikan adsorpsi maksimum dari bentonit
terbuka.(Sahirul,2001). teraktivasi NaOH terhadap logam Pb2+ dan Cu2+.
Proses penyerapan dilakukan pada pH 1-6.
Waktu Setimbang Adsorpsi Bentonit terhadap Menurut Sukarjo (1990) penyerapan pada pH
Logam Pb2+ dan Cu2+ tinggi (pH>6) lebih cenderung memberikan hasil
Penentuan waktu kontak optimum yang kurang sempurna, karena terbentuknya
dilakukan pada konsentrasi 50 ppm dengan senyawa oksidasi dari unsur-unsur lebih besar
memvariasikan waktu kontak yaitu 0, 5, 10, 20, 30, sehingga akan menutupi permukaan adsorben dan
60 menit. Berdasarkan Gambar 2. dapat dijelaskan menghalangi proses penyerapan partikel-partikel
bahwa waktu optimum tidak dapat ditentukkan terlarut dalam adsorben. Dari hasil penelitian
karena proses adsorpsi yang berlangsung cepat dan pengaruh pH terhadap penyerapan Pb2+ oleh
waktu kontak optimum berada di bawah 5 menit. bentonit teraktivasi NaOH terdapat pada Gambar
Pada Gambar 2 menjelaskan bahwa waktu 3.
kontak optimum dari daya serap bentonit terhadap

Gambar 2. Grafik waktu kontak terhadap adsorpsi ion logam Pb2+ dan Cu2+ dengan jumlah ion logam yang
terserap dalam 50 ppm.

239
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 235-242

Gambar 3. Pengaruh pH terhadap adsorpsi Pb2+ dan Cu2+ 50 ppm

Berdasarkan gambar tersebut pH optimum Untuk pH diatas 4 yaitu pada pH 5-6 jumlah Cu
penyerapan logam Pb2+ terdapat pada pH 3 dengan yang terserap menurun karena pada pH tersebut
jumlah Pb2+ yang terserap sebesar 4,8882 mg/g. Cu2+ cenderung membentuk Cu(OH)2. Sedangkan,
Pada pH 1-3 kemampuan adsorpsi dari adsorben pada pH di bawah 4, jumlah Cu2+ yang terserap
meningkat, sedangkan pada kondisi pH 3-6 lebih sedikit, ini disebabkan adanya jumlah H+
konstan atau sudah tidak ada perubahan. Seperti yang besar sehingga kation logam berkompetisi
yang dijelaskan pada Gambar 3. pada pH kurang dengan H+ untuk berikatan dengan situs-situs aktif
dari 5 ion logam Pb dalam bentuk Pb2+ sedangkan adsorben.(Gambar 3). (Benelli et al., 2013).
lebih dari 5 logam Pb dalam bentuk Pb(OH)+ oleh
karena itu dipilih pH 3 sebagai pH optimum. Penentuan Isoterm Adsorpsi
Sedangkan pada penyerapan logam Cu2+ Adsorpsi Pb2+dilakukan pada pH 3 dengan
pada pH optimum terdapat pada pH 4 dengan waktu kontak 10 menit. Data hasil analisis variasi
jumlah Cu2+ yang terserap sebesar 4,7251 mg/g. konsentrasi Pb2+ terhadap banyaknya Pb2+ yang
Dipilihnya pH 4 sebagai pH optimum disebabkan teradsorpsi disajikan dalam Gambar 4.
karena logam Cu dominan dalam bentuk Cu2+.

Gambar 4. Grafik konsentrasi terhadap adsorpsi ion logam Pb2+ dan Cu2+ dengan jumlah ion logam yang
terserap

240
ISSN 1907-9850

Gambar 5. Pola isoterm adsorpsi Langmuir logam Pb2+ dan Cu2+ pada adsorben bentonit aktivasi

Berdasarkan pada Gambar 4. konsentrasi memiliki nilai kapasitas adsorpsi yang tidak jauh
terus mengalami peningkatan sehingga diperoleh berbeda dibandingkan daripada adsorben bentonit
nilai kapasitas adsorpsi diatas dari kapasitas yang teraktivasi oleh asam yang memiliki nilai
adsorpsi yang didapat. Sama halnya yang terjadi kapasitas adsorpsi sebesar 32,17 mg/g (Eren,
pada logam Pb2+ Dari Gambar 4. dapat dilhat 2007). Berdasarkan dari nilai tetapan
bahwa berat adsorben yang teradsorpsi berbanding kesetimbangan adsorpsi logam Pb2+ dan Cu2+
lurus dengan konsentrasi Cu, dimana dari tersebut proses adsorpsi ini berlangsung dengan
konsentrasi 10-50 ppm daya serap adsorben sangat cepat dan jenis ikatan adsorpsi yang terjadi
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa belum adalah ikatan secara kimia bisa dilihat dari waktu
jenuhnya situs aktif bentonit teraktivasi NaOH 2M kontak yang yang telah dilakukan proses
oleh molekul adsorben (Cool dan Vanssant,1988). adsopsinya yang berlangsung di bawah 5 menit.
Penentuan isotherm adsorpsi Langmuir
dapat diperoleh dengan membuat grafik pola
isoterm adsorpsi. Pola isoterm masing-masing SIMPULAN DAN SARAN
dapat dilihat pada Gambar 5.
Pada isoterm Langmuir terjadi proses Simpulan
adsorpsi bersifat monolayer. Sesuai dengan 1. Karakterisasi bentonit tanpa aktivasi dengan
persamaan isoterm Langmuir maka didapatkan aktivasi diperoleh nilai d (basal spasing)
kapasitas adsorpsi sebesar 185,8169 mg/g dengan berturut-turut sebesar 3,69 Å dan 3,67 Å, Luas
nilai K sebesar 482,71. Dari kapasitas adsorpsi permukaan bentonit tanpa aktivasi dengan
sebesar 185,8169 mg/g maka adsorben bentonit bentonit aktivasi sebesar 12,6602 dan 22,1017 s
yang diaktivasi memiliki nilai kapasitas adsorpsi (m2/g), sedangkan jumlah situs aktif berturut-
lebih besar dari adsorben zeolit alam yang turut adalah 31,5847 x 1020 dan 32,8716 x 1020
diaktivasi oleh asam klorida yang memiliki nilai atom/gram.
kapasitas adsorpsi 27,027 mg/g (Anggara et al., 2. Waktu kontak yang diperoleh pada logam Pb2+
2013). dan Cu2+ dibawah 5 menit sedangkan pH
Pada logam Cu2+ didapatkan nilai optimum logam Pb2+ pada pH 3 dan pH 4 untuk
kapasitas adsorpsi logam Cu2+yang terserap logam Cu2+. Proses adsorpsi mengikuti pola
sebesar 30 mg/g dengan nilai K sebesar 5020,08. isoterm Langmuir dengan kapasitas adsorpsi
Dengan didapatkannya nilai kapasitas adsorpsi logam Cu2+ sebesar 185,8169 mg/g dengan nilai
logam Cu2+ sebesar 30,0 mg/g adsorben bentonit K sebesar 482,71 dan kapasitas adsorpsi logam

241
JURNAL KIMIA 9 (2), JULI 2015: 235-242

Pb2+ sebesar 30 mg/g dan nilai K sebesar for inorganic, organometalic and
5020,08. bioinorganic chemistry, 42 : 5848-5859
Cool, P., and Vansant, E.F., 1998, Pillared Clays:
Saran Preparation, Characterization and
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka Applications, Laboratory of Inorganic
perlu dilakukan variasi konsentrasi NaOH pada Chemistry, University of Antwerp, USA
saat proses aktivasi sehingga didapatkan jarak Dee, R.P., 2012, Modifikasi Bentonit Terpilar Al
antar lapis yang maksimal sehingga didapatkan dengan Kitosan untuk Adsorpsi Ion
kapasitas adsorpsi yang lebih besar. Logam Berat, Skripsi, Univeritas
Indonesia, Depok
Eren, E., and Afsin, B., 2007, An investigation of
UCAPAN TERIMA KASIH Cu(II) Adsorption by Raw and Acid-
Activated Bentonite: A Combined
Melalui jurnal ini penulis menyampaikan Potentiometric, Thermodynamic, XRD,
ucapan terima kasih kepada Ibu Ir. Wahyu Dwijani IR, DTA Study, Journal of Hazardous
S., M.Kes, Ibu Ida Ayu Gede Widihati, S.Si., Materials, 151 : 682–691
M.Si., dan Bapak I Wayan Sudiarta, S.Si., M.Si. Nyabakken, W.J., 1985, Biologi Laut Suatu
atas masukan dan sarannya sehingga tulisan ini Pendekatan Ekologis, P.T. Gramedia,
dapat terselesaikan. Jakarta
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat, Penerbit Rineka Cipta,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta
Sahirul, R. H. A. 2001. Bahan-bahan Berpori,
Anggara, P.A., Wahyuni, S., dan Prasetya, A,T., Sintesis, Struktur dan Beberapa
2013, Optimalisasi Zeolit Alam Wonosari Aplikasinya, Jurnal Kimia,3 (5) : 1-8
dengan Proses Aktivasi secara Fisis dan Suarya, P., 2008, Adsorpsi Pengotor Minyak Daun
Kimia, Indo. J. Chem. Sci, 2 (1) : 72-77 Cengkeh oleh Lempung Teraktivasi Asam,
Aviantari,Megawati., 2008, Pembuatan & Jurnal Kimia, 2 (1) : 19-24
Pemisahan Membran Bentonit –Zeolit Supeno, M dan Sembiring, S. B., 2007, Bentonit
Untuk pemisahan Ion Cu2+ Dalam Alam Terpilar Sebagai Material
Larutan, Skripsi, ITB, Bandung Katalis/Co-katalis Pembuatan Gas
Benelli, C., Elisa, B., Mauro, F., Vieri, F., Luca G., Hidrogen dan Oksigen dari Air, Disertasi,
Eleonora, M., Mauro, M., Paola, P., and USU, Medan
Patrizia, R., 2013, Di-Maltol-Polyamine Sukardjo., 1990, Kimia Anorganik, Rineka Cipta,
Ligands to Form Heterotrinuclear Metal Jakarta
Complexes: Solid State, Aqueous Solution
and Magnetic Characterization, Journal

242

Anda mungkin juga menyukai