Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

1. Tata Kelola Perusahaan di Dunia


Penerapan GCG ( Good Corporate Governance ) di Dunia didukung oleh Organisation
for Economic Cooperation and Development, dengan menerbitkan prinsip-prinsip GCG yang
bertujuan untuk membantu negara-negarabaik neraga anggota OECD ataupun bukan anggota
OECD. Pada awal tahun 2000an, dunia dikejutkan oleh informasi mengenai tumbangnya
perusahaan besar di negara maju sperti Amerik Serikat, Inggris, Italia, Australia, Singapur dan
Hongkong. Regulator pemetintah setiap negara dan pakar manajemen memberi kesimpulan
penyebab tumbangnya perusahaan besar tersebut yaitu lemahnya lemahnya prinsip-prinsip good
corporate goverment. Kelemahan tersebut antara lain :
1. Renggangnya hubungan antara pemegang saham dengan manejemen perusahaan
2. Lemahnya peranan dewan pengurus dalam mengarahkan dan mengendalikan dalam
kebijakan dalam pengelolaan keuangan dalam operasi bisnis perusahaan mereka
3. Semakin bebasnya manajemen perusahaan mengelola dan mengambil keputusan-
keputusan penting yang bersangkutan dalam kelangsungan hidup perusahaan
4. Tidak transparan, akurat, dan tepat waktu penyampaian laporan perkembangan bisnis
dan laporan keuangan perusahaan oleh manajemen perusahaan kepada para pemegang
saham dan kreditur
5. Dalam banyak kasus auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaaan tidak
bekerja di bawah pengawasan langsung dari komite audit.
Kelemahan-kelemahan Corverate Goverment itulah yang memberika peluang dewan
pengurus dan manajemen perusahaan yang memiliki etika dan moral yang buruk mengelola
perusahaan demi kepentingan pribadi.
Untuk memperbaiki pengelolaan dan control perseroan untuk memastikan bahwa standar-
standar di bidang hukum dan keuangan berjalan dalam kerangka tata kelola yang di atur
berdasarkan hukum dan perundang-undangan sarta anggaran dasar perseroan. Good Corporate
Goverment, meliputi :
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dicatat berdasarkan prinsip akutansi yang diterapkan perusahaan
secara konsisten
2. Rapat Umum Pemegang Saham
Setiap tahun perseroan melakukan rapat umum pemegang saham untuk melaporkan
kinerja tata laksana keuangan perseroan pada tahun yang telah di jalankan
3. Dewan Komisaris
Dewan komisaris perseroan bertugas untuk melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap direksi perseroan. Dewan komisaris di haruskan untuk independen dan tidak
memiliki hubungan terhadap direksi manapun para pemegang saham
4. Direksi
Direksi diharuskan menjalakan tugasnya secara profesional dan memenuhi sistem
prosedur yang di tetapkan sesuai anggaran dasar perseroan
5. Komite Audit
Komite audit bertugas untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan, memastikan kelayakan dan ketelitian laporan
keuangan yang mencakup laporan keuangan dari auditor independen, mengatasi
efektivitas sistem pengawasan internal perusahaan yang di buat oleh dewan komisaris
dan direksi.
Permasalahan GCG mulai muncul di permukaan sejak munculnya kasus enron dan KAP
Arthur :
1. Enron dan KAP Arthon telah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman
dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk di langgar
2. Mungkin saja pelanggaran tersebut pada awalnya mendapatkan keuntungan bagi
Enron, tapi pada akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas perusahaan.
Dalam hal ini Kap Arthun bisa bersifat independen, sehingga ini semua membuat
hancur Enron bangkrut dan meninggalkan hutang miliyaran dolar.
3. KAP Arthun Andersen kehilangan kepercayaan dari masyarakat KAP tersebut yang
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthun Andersen.
Kasus Ghosn pada Jepang sehingga membuat tingkat Corporate Goverment di Jepang
menurun. Penurunan tingkat Corporate Goverment di sebabkan direktur pada Charlos Ghon
karena penyelewengan keuangan.
2. Tata Kelola Perusahaan di Asia
Good Corvorate Governance menjadi penting untuk Asia dalam beberapa tahun terakhir
denngan sebagian besar pasar telah memperkenalkan peraturan komprehensif. Regulator
perusahaan dan investor memiliki peran penting dalam good corporate governance.
 Pedoman Good Corporate Governance Di Singapura
Metode penerapan pedoman good corverate governance bersifat compli dan
explain.Berdasarkan ketentuan pencatatan efek di Bursa Efek Singapore
mengharuskan perusahaan tercatat untuk mengungkapkan praktik tata kelola mereka
dalam laporan tahunan dengan referensi khusus pada prinsip-prinsip yang berpedoman
pada perusahaan. Perusahaan juga di dorong untuk melakukan konfirmasi positif
tentang pemenuhan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan mengungkapkan setiap
Penerapan pada pedoman Goog Corvorate Governance oleh perusahaan hanya bersifat
voluntary. Oleh karena itu tidak ada sanksi jika perusahaan tidak menerapakannya.
Namun, perusahaan harus menjelaskan dengan rinci alasan tidak menggunakannya.
Ruang lingkup pedoman Good Corvorate Governance :
a. Boart Martters
b. Remuniration Martters
c. Accountibility and audit
d. Communication with shareholder
e. Disclosure of corporate governance arregments
Standar aporan keuangan di Singapua sudah berbasis IFRS (International For Report
Standar) sehingga memiliki standar dan praktik laporan keuangan yang sudah baik
ketika dibandingkan dengan standar internasional.
Singapura juga memiliki kode nasional sendiri dalam penerapan tata kelola
perusahaannya. Singapore Exchange dan Monetary Authority of Singapore bersama-
sama mengelola kode nasional dengan baikdengan nama The Singapore code of good
corvorance governance di tahun 2005. Walaupun belum bersifat wajib, tapi
perusahaan peru mengungkapkan praktik tata keola perusahaan dan penjeasan akan
penyimpangan koda laporan keuangan tahunan.
3. Tata Kelola Perusahaan Di Indonesia
Dalam penerapan GCG terdapat perbedaan pelaksanaan di tiap negara, ha ini di sebabkan
oleh berbagai faktor antara lain kerangka hukum, maupun hal-ha yang tidak tertulis namun
memiiki pengaruh yang luar biasa terhadap keberhasilan penerapan prinsip-prinsip GCG yang
baik. Istiah GCG kian popuer, karena GCG merupakan saah satu kunci kesuksesan perusahaan
untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang. Harus di pahami bahwa kompetisi
global bukan kompetisi antar negara melainkan antar korporat di negara-negara tersebut.
Setelah krisis ekonomi pada tahun 90an di sebabkan karena lemahnya tata kelola
perusahaan. Di Indonesia yang lajim digunakan sebagai acunan pada tata kelola perusahaan yaitu
Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.Undang-undang ini mengatur
prinsip-prinsip Corvorate Governance perusahaan yang terdiri rapat umum pemegang saham,
dewan komisaris dan juga direksi. Pada tahun 2015 hanya 2 perusahaan yang masuk kategori
yaitu Danamon dan CIMB Niaga. Otoritas Jasa Keuangan mendorong penerapan GCG yang baik
karena kinerja perusahaan tidak berkelanjutan jika tidak menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
yang baik. Laporan tahunan pada GCG akan meningkatkan transparansi pada perusahaan yang
akan meningkatkan tingkat kepercayaan pada investor. Sebagai apresiasi yang menerapkan GCG
yang maksiman, OJK menggelar Annual Report Award pada laporan tahunan. Penilaian di
lakukan pada 314 perusahaan Indonesia untuk mengukur tingkat trasparansi perusahaan dalam
menjalankan prinsip laporan keuangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai