Anda di halaman 1dari 9

Sapa Laut Mei 2019. Vol.

4(2):79-87 E-ISSN 2503-0396

POLA SEBARAN MATERIAL PADATAN TERSUSPENSI (MPT)


DI PERAIRAN MUARA SUNGAI LA BALANO KABUPATEN MUNA

Distribution Pattren of Total Suspended Solid (TSS) in the Estuary of La Balano


Muna Regency

Safarudin1, La Ode Muh. Yasir Haya2 dan Amadhan Takwir3


1Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo.


Jl. H.E.A Mokodompit Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232, Telp/Fax: (0401) 3193782
2
Surel: lmyasir.haya@gmail.com
3
Surel: awhier@gmail.com

Abstrak
Perairan di sekitar Muara Sungai La Balano terdapat kegiatan pemanfaatan ruang seperti pemukiman, budidaya tambak,
perkebunan dan pertanian yang diperkirakan berperan besar pada terjadinya penurunan kualitas air. Konsentrasi Material
Padatan Tersuspensi (MPT) yang berlebihan di muara sungai dapat menyebabkan kekeruhan dan ancaman pendangkalan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi MPT, perubahan pola arus dan pola sebaran MPT saat
kondisi pasang dan surut di Perairan Muara Sungai La Balano Kab. Muna. Metode penentuan titik stasiun menggunakan
purposive sampling. Pengambilan data sampel air dan pengukuran parameter fisika oseanografi dilakukan saat kondisi air
pasang dan air surut. Analisis sampel MPT menggunakan metode Gravimetri. Peta Pola sebaran MPT diinterpolasi
menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi MPT di
Perairan Muara Sungai La Balano saat kondisi pasang berkisar antara 13.90 – 14.46 mg/l dan kondisi surut berkisar 13.87
– 14.50 mg/l, dengan pola arus yang didominasi oleh arus pasut yaitu terjadi bolak-balik. Pola sebaran MPT di Muara
Sungai La Balano terlihat bahwa saat kondisi pasang terjadi penumpukan sedimen di sekitar jety dan saat kondisi surut
terjadi penumpukan sedimen di muara sungai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebaran MPT
mengikuti pergerakan arus pasang surut sedangkan konsentrasinya lebih besar bersumber dari daratan.

Kata Kunci : Material Padatan Tersuspensi, Pasang Surut, Pola Sebaran, Muara Sungai La Balano

Abstract
The waters around of La Balano Estuary is an affected area because of utilization activities in terrestrial area such as
settlements, fishpond cultivation, and agriculture. Those activities play a significant role to decline in water quality
including runoff of suspended solid in the area. Concentration of total suspended solid (TSS) drifting and floating to the
estuary generates turbidity and siltation. The purpose of this study was to determine the concentration of TSS, changes in
seacurrent patterns and distribution of TSS during high and low tide conditions in La Balano Estuary, Muna Regency.
Five station points were determined through purposive sampling. Retrieval of water sample and oceanographic physical
parameters were collected during low and high tide conditionwhich wasanalyzed using the Gravimetric method in
Laboraroty. TSS distribution pattern was interpolated using Inverse Distance Weighted (IDW). Results showed that the
concentration of TSS in La Balano Estuary ranged from 13.90 - 14.46 mg/l at high tide while in low tide, it ranged from
13.87 - 14.50 mg/l. Seacurrent pattern was lead by alternatingtidal currents. When high tide, TSS was accumulated in
surrounding of jetty while in low tide, suspended solid was settled at the river mouth. Based on the results, it can be
concluded that distribution pattern of TSS was influenced by the movement of tidal currents and suspended soil of
sedimen source was generated from the mainland.

Keywords : Total Suspended Solid, Tidal Seacurrent, Distribution Pattern, Estuary of La Balano River

Pendahuluan
Estuari merupakan badan air tempat (MPT) yang dibawa oleh air tersebut, maka
terjadinya percampuran antara massa air laut semakin tinggi endapan lumpur di estuari
dengan air tawar yang berasal dari daratan. (Nybakken, 1998).
Percampuran air di estuari ini dapat terjadi MPT adalah semua zat padat (pasir,
karena adanya turbulensi yang berlangsung lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel
secara berkala yang dipengaruhi oleh pasang yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa
surut air laut. Kondisi perairan sangat komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
tergantung pada kondisi air laut dan air tawar zooplankton, bakteri, fungi, ataupun
yang masuk ke dalamnya. Semakin banyak komponen mati (abiotik) seperti detritus dan
konsentrasi Material Padatan Tersuspensi partikel-partikel anorganik. Sebaran zat padat

http://ojs.uho.ac.id/index.php/jsl
Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi perubahan pola arus dan faktor yang
oleh masukan yang berasal dari darat melalui mempengaruhi serta untuk mengetahui pola
aliran sungai, ataupun dari udara dan sebaran MPT di Perairan Muara Sungai La
perpindahan karena resuspensi endapan Balano saat kondisi pasang dan surut.
akibat pengikisan serta pasang surut, angin,
arus laut, aktivitas manusia dan sebagainya Bahan dan Metode
(Tarigan dan Edward, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Sungai La Balano adalah salah satu Oktober 2018 di wilayah Perairan Muara
sungai yang terdapat di wilayah Kecamatan Sungai La Balano, Kabupaten Muna,
Batalaiworu, Kabupaten Muna yang Sulawesi Tenggara. Selanjutnya analisis
digunakan oleh para nelayan kecil sebagai sampel air padatan tersuspensi dilaksanakan
jalur menuju laut. Perairan muara Sungai La di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu
Balano merupakan tipe estuaria campuran Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
dimana sirkulasi perairannya dipengaruhi Kegiatan yang dilakukan pada tahap
oleh air tawar dan air asin (Tarigan dan ini yaitu observasi lapangan yang dimanah
Edward, 2003). untuk melihat dan mengetahui kondisi
Di sekitar Sungai La Balano terdapat lapangan, penentuan titik stasiun, penentuan
kegiatan pemanfaatan ruang seperti metode penelitian, survei awal lapangan serta
pemukiman, budidaya tambak, perkebunan penyiapan peralatan yang akan digunakan
dan pertanian yang diperkirakan berperan pada saat di lapangan.
besar pada terjadinya penurunan kualitas air. Penentuan titik stasiun penelitian
Konsentrasi MPT yang berlebihan di Muara menggunakan metode purposive sampling
Sungai La Balano dapat menyebabkan yaitu menentukan stasiun dengan cara
kekeruhan dan ancaman pendangkalan di memilih titik lokasi yang dianggap mewakili
wilayah pesisir muara sungai. Hal itu dapat tiap bagian dari muara Sungai La Balano,
menyebabkan terganggunya aktivitas dengan memperhatikan pertimbangan kondisi
pelayaran khususnya aktivitas di serta keadaan dari daerah penelitian, posisi
dermaga/pelabuhan Tempat Pelelangan Ikana stasiun ditentukan dengan menggunakan alat
(TPI) dan budidaya laut. Kegiatan tersebut GPS (Global Positioning System). Penentuan
juga dapat menghasilkan limbah bahan titik stasiun yang dimulai dari arah muara
pencemar masuk ke dalam perairan yang Sungai menuju ke arah laut. Penetuan titik
dapat menyebabkan dampak negatif terhadap stasiun pengambilan sampel didasarkan pada
kondisi kehidupan perairan laut dan karateristik lingkungan sekitar area Tempat
kerusakan lingkungan. Pelelangan Ikan (TPI) yang dibagi menjadi 5
Berdasarkan hal tersebut diatas maka titik stasiun penelitian. Lokasi penelitian
tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat dilihat pada Gambar 1.
mengetahui konsentrasi MPT, mengetahui

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Perairan Muara Sungai La Balano

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 80


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

Pengambilan sampel air menggunakan diperoleh diolah menggunakan metode


botol sampel pada lapisan permukaan dengan interpolasi Inverse Distance Weighted
kedalaman ± 1 m dari permukaan perairan. (IDW). Kemudian data dianalisis secara
Sampel air diambil menggunakan water deskriptif berdasarkan faktor-faktor
sampler dengan volume air yang diambil oseanografi yang mempengaruhi.
sebanyak 600 ml dimasukkan ke dalam botol
sampel, selanjutnya botol sampel Hasil dan Pembahasan
dimasukkan ke dalam coolbox. Kemudian Sungai La Balano terletak di bagian
sampel dianalisis di Laboratorium Fakultas Utara Kota Raha yang terdapat di wilayah
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Kecamatan Batalaiworu, Kabupaten Muna
Halu Oleo. Analisis MPT dilakukan sesuai yang merupakan sebuah sungai yang
dengan metode Gravimetri. muaranya sangat dipengaruhi oleh pasang
Analisis sampel material padatan surut air laut. Pada daerah muara sungai ini
tersuspensi menggunakan metode memiliki berbagai aktivitas masyarakat
Gravimetri, dimana untuk mengetahui seperti digunakan sebagai jalur transportsi
sebaran nilai MPT di perairan, maka sampel air dan pada sisi kiri muara Sungai La
yang diperoleh dianalisis dengan rumus Balano terdapat lokasi pembangunan Dinas
menurut Badan Standarisasi Nasional Perikanan, pembangunan TPI (Tempat
Indonesia (2004) : Pelelangan Ikan) dan pembangunan
(A−B) x 1000 dermaga TPI. Data pasang surut yang di
MPT(mg/l) =
C peroleh dari data sekunder yang di ambil
Keterangan:
dengan menggunakan software Fising Point
MPT = Material Padatan Tersuspensi (mg/l
selama 30 hari pada bulan Oktober-
B = Berat Kertas Saring (mg)
November yang di mualai pada pukul 00.00
A = Berat Kertas Saring + Residu Kering
WITA dengan interval waktu 1 jam.
(mg)
Kemudian dilanjutkan analisis dengan
C = Volume Sampel Air (ml)
metode Admiralty untuk mendapatkan
Pengukuran parameter kualitas
karakteristik konstanta harmonik pasang
lingkungan perairan yang diukur, meliputi:
surut. Tinggi (High Water Level)= 372.
suhu, salinitas, kecerahan, dan kecepatan
Perairan Muara Sungai La Balano
arus. Pengukuran dan pengamatan ini
mempunyai nilai formzahl sebesar 0.28
dilakukan secara langsung di lapangan di
sehingga tipe pasang surut perairan tersebut
setiap stasiun pengambilan sampel air.
adalah campuran condong ke harian ganda.
Kecepatan arus dihitung dengan
Menurut Fadilah et al. (2014) tipe pasang
menggunakan rumus persamaan sebagai
surut berdasarkan bilangan formzahl 0.025
berikut (Norhadi et al., 2015).
L < f ≤ 1.50 adalah tipe pasang surut
V= 𝑇 campuran dengan tipe ganda lebih menonjol
Dimana : (condong ganda) dimanah dalam sehari
V = Kecepatan Arus (m/s) terjadi dua kali air pasang dan dua air kali
L = Panjang Tali (m) surut. Tinggi pasang surut yang pertama
T = Waktu (s). berbeda dengan tinggi pasang surut yang
Data yang diperoleh dari hasil kedua.Berdasarkan hasil nilai-nilai di atas
pengukuran di lapangan dan analisis material maka diperoleh nilai Formzahl = 0.28,
padatan tersuspensi (MPT) ditabulasikan dan Tinggi Muka Air Rata-rata (Mean Sea Level )
diolah dengan Microsoft Excel. Untuk = 168, Muka Air Rendah (Low Water
mendapatkan peta pola sebaran, data yang Level)= -29 Muka Air.

Tabel 1. Konstanta Harmonik Pasang Surut di Perairan Muara Sungai La Balano


Kostanta Harmonik
S0 M2 S2 N2 K1 O1 P1 M4 MS4 K2
A (cm) 168 67 29 70 5 22 2 1 1 8
G 110 100 56 289 358 289 351 358 100

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 81


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

Gambar 2. Grafik Pasang Surut di Peraira Muara Sungai La Balano


(Sumber: Pengolahan Data Pengamatan, 2018)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter Fisika Oseanografi di Perairan Muara Sungai La Balano
Parameter
Stasiun Suhu (°C) Salinitas (ppt) Kecerahan (m) Kecepatan Arus (m/s)
Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut
I 31 30 32 31 3 2.7 0.045 0.068
II 31 30 32 31 2.9 2.6 0.049 0.055
III 32 31 32 31 2.5 2.2 0.05 0.048
IV 32 32 33 33 2.4 2.3 0.054 0.05
V 32 31 33 32 3.4 3.1 0.043 0.046
Rata-rata 31.6 30.8 32.4 31.6 2.84 2.58 0.048 0.053

Tabel 3. Kosentrasi MPT Kondisi Pasang dan Surut di Perairan Muara Sungai La Balano
Konsentrasi MPT (mg/l)
Stasiun
Pasang Surut
I 13.93 14.17
II 13.98 14.04
III 14.1 14.5
IV 14.46 14.08
V 13.9 13.87
Rata-Rata 14.074 14.132

Hasil penelitian pengukuran arah arus kertas milipore yang berpori–pori (Subardjo
pada daerah penelitian pada setiap titik stasiun et al., 2018). Berdasarkan nilai konsentrasi
pengamatan yang dilakukan saat kondisi MPT yang disajikan pada Tabel 3
pasang, arus bergerak dari arah Tenggara ke menunjukkan bahwa nilai konsentrasi MPT
Barat Laut dan Utara sedangkan saat kondisi di lokasi penelitian saat kondisi pasang yaitu
surut arus bergerak dari arah Barat dan Barat berkisar antara 13.90 mg/l – 14.46 mg/l, di
Laut ke arah Tenggara dan Timur. mana konsentrasi MPT tertinggi saat pasang
Material padatan tersuspensi (MPT) ditemukan pada stasiun IV sebesar 14.46
merupakan padatan yang tersuspensi di mg/l sedangkan nilai konsentrasi MPT
dalam air yang berupa bahan–bahan organik terendah ditemukan pada stasiun V yaitu
dan inorganik yang tidak terlarut dan tidak 13.90 mg/l. Nilai rata-rata MPT kondisi
mengendap langsung, dapat disaring dengan pasang 14.074 mg/l.

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 82


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

(a) (b)
Gambar 3. Peta Pola Sebaran MPT dan Pola Arus di Lokasi Penelitian a). Kondisi Pasang, b).
Kondisi Surut

Tingginya nilai konsentrasi MPT penurunan MPT karena resuspensi sedimen


distasiun IV saat kondisi pasang karena dasar lebih kecil. Solihudin (2009)
letak stasiun berada di dekat muara sungai menambahkan bahwa arus laut yang terjadi
tepatnya di depan daerah kawasan baik diakibatkan oleh pasang surut maupun
pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan gelombang merupakan salah satu parameter
(TPI). Di sekitar pelabuhan terdapat di dalam mengontrol dinamika distribusi
aktifitas pembagunan dermaga, sehingga MPT di perairan karena keberadaan MPT
hal ini dapat menyebabkan tingginya di perairan mengapung (floating), sehingga
konsentrasi MPT di daerah tersebut karena pergerakannya tergantung dari arah arus.
akibat dari aktivitas pelabuhan serta adanya Konsentrasi MPT saat kondisi surut
masukan sedimen yang ada di darat di lokasi penelitian (Tabel 3) berkisar
maupun sekitar sungai yang terangkut oleh antara 13.87 mg/l – 14.50 mg/l. Nilai
aliran sungai. Pernyataan ini didukung oleh konsentrasi MPT tertinggi terdapat pada
Pristiwan et al., (2015) yang menyatakan stasiun III yaitu sebesar 14.50 mg/l dan
bahwa aktivitas manusia yang bersifat terendah terdapat pada stasiun V yaitu
mencemari lingkungan turut menjadi faktor 13.87 mg/l. Rata-rata konsentrasi MPT
utama penyebab tingginya konsentrasi kondisi surut yaitu 14.123 mg/l.
MPT. Hal ini juga sesuai dengan Tingginya nilai konsentrasi MPT
pernyataan Helfinalis (2005) yang pada stasiun III kondisi surut, disebabkan
menyatakan bahwa penyebab tingginya karena letak stasiun ini berada di muara
TSS salah satunya dipengaruhi oleh asupan Sungai La Balano sebagai akumulasi dan
material dari daratan yang terbawa melalui pengadukan material dari darat, di mana
aliran sungai. daerah tersebut tingkat pengadukannya
Sedangkan rendahnya konsentrasi lebih tinggi, sehingga perairan tersebut
MPT pada stasiun V karena letak lokasinya lebih keruh karena mendapat masukan
yang jauh dengan muara sungai yang MPT yang paling tinggi dibanding stasiun
berada di laut lepas yang relatife lebih lainnya. Sedimen tersuspensi yang masuk
dalam, sehingga konsentrasinya rendah ke muara sungai berasal dari darat maupun
karena jauh dari sumber material sedimen di sekitar sungai dipengaruhi arus serta
yaitu muara sungai, hal ini juga disebabkan pasang surut. Kondisi ini sesuai pendapat
oleh arah arus saat kondisi pasang yang Dewanty et al., (2014) bahwa muara sungai
bergerak ke arah Barat Laut (Darat) membawa material sedimen dari darat,
sehingga MPT yang berada di laut lepas sehingga nilai konsentrasi yang berada di
akan terbawa arus hingga mendekati pantai. muara sungai lebih tinggi. Qualifa et al.,
Hal ini didukung dengan hasil penelitian (2016) menambahkan bahwa pengadukan
Millaty et al., (2015) yang menyatakan sedimen dasar perairan terjadi pada
bahwa stasiun yang berada di perairan perairan yang dapat mengalami
dalam memberikan pengaruh terjadinya pendangkalan yang dalam hal ini adalah

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 83


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

muara sungai sehingga mengakibatkan nilai saat air laut pasang sehingga konsentrasi
kandungan material padatan tersuspensi di sedimen menjadi menurun.
daerah muara sungai juga tinggi. Berdasrkan hasil pengukuran
Sedangkan rendahnya nilai lapangan arah dan pergerakan arus di lokasi
konsentrasi MPT kondisi surut pada stasiun penelitian saat kondisi pasang arus bergerak
V disebabkan karena lokasi stasiun berada dari arah Tenggara menuju ke Barat Laut
di laut lepas sebelah kanan muara Sungai dan Utara (Daratan) (Gambar 3a) sedangkan
La Balano, di mana konsentrasi MPT akan saat kondisi surut arus bergerak dari arah
semakin rendah ke arah laut yang Barat dan Barat Laut menuju ke arah
diakibatkan terjadinya pengenceran oleh air Tenggara dan Timur (Laut) (Gambar 3b).
laut. Kondisi sesuai pendapat Irawati Berdasarkan hasil pengamatan selama
(2011) dan Winarsih et.al., (2016) yang penelitian memperlihatkan bahwa pola arus
menunjukkan bahwa konsentrasi TSS di lokasi penelitian saat kondisi pasang
mengalami penurunan ke arah laut yang dominan bergerak ke Barat Laut, sedangkan
diakibatkan adanya pengenceran oleh air saat kondisi surut arus bergerak dominan ke
laut ketika material tersebut sampai di arah Tenggara, dengan demikian dapat
daerah laut. Jewlaika et al., (2014) dilihat bahwa pola arus di lokasi penelitian
menambahkan bahwa sebaran total dipengaruhi oleh pasang surut karena
suspended solid ini nilainya akan semakin arahnya dominannya yang dua arah atau
rendah ke arah laut. bolak balik. Hal ini didukung oleh Taohid
Berdasarkan hasil pengamatan dan et al., (2017) perairan yang dipengaruhi
analisis laboratorium yang disajikan pada pasang surut maka arus pasut yang terjadi
Tabel 3 nilai konsentrasi MPT dilokasi akan bolak-balik karena perbedaan tinggi
penelitian, memperlihatkan bahwa nilai dan fase pasut. .
konsentrasi MPT saat kondisi pasang dan Saat kondisi surut terjadi penumpukan
kondisi surut tidak begitu berbeda signifikan MPT pada daerah muara sungai (Stasiun III)
hanya saja konsentrasinya lebih tinggi saat dengan nilai konsentrasi MPT sebesar 14.50
kondisi surut disbanding saat kondisi mg/l. Hal ini disebabkan oleh arus saat surut
pasang. Hal ini diduga karena saat kondisi menuju ke arah Tenggara, dimana aliran
surut bayak masukan MPT dari darat yang sungai yang keluar menuju ke laut akan
terbawah oleh aliran sungai yang bertemu dengan arus laut yang menuju
dipengaruhi debit aliran sungai, sebaliknya pantai. Kedua aliran yang berlawanan arah
saat kondisi pasang kurang bahan MPT dari ini akan menyebabkan suatu tempat dimana
sungai dan laut serta adanya pengenceran kecepatan aliran adalah kecil akibat poses
MPT lebih besar saat kondisi pasang, karena pengadukan oleh arus dan pasang surut,
jumlah volume air saat pasang yang masuk hingga menyebabkan turbulensi yang lebih
ke perairan lebih besar dari pada saat maksimal dibanding saat kondisi pasang,
kondisi surut. Sehingga konsentrasi MPT sehingga sebagian besar sedimen
terukur lebih kecil. Hal ini diperkuat oleh mengendap.
Aryani et al., (2016) menyatakan bahwa Hal ini lah yang membuat terjadinya
konsentrasi sedimen tersuspensi sangat penumpukan sedimen di muara sungai
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Saat lokasi penelitian dan akan dapat
pasang konsentrasi sedimen akan menurun menyebabkan terjadi proses pendangkalan.
dan sebaliknya saat surut konsentrasi Dimana muara Sungai La Balano
sedimen akan meningkat. Hal ini karena dipengaruhi oleh pasang surut. Sarjono
kedalaman aliran semakin besar saat air laut (2009) menyatakan bahwa lokasi muara
pasang yang mengakibatkan menurunnya sungai yang banyak dipengaruhi oleh
konsentrasi sedimen atau dengan kata lain aktifitas hidro oseanografi yang tinggi
terjadi pengenceran terhadap sedimen. membuat muara sungai mengalami
Nurhady (2008) menyatakan konsentrasi pendangkalan serta dapat menyebabkan
sedimen saat surut lebih tinggi dibandingkan terjadinya proses pengadukan sedimen dasar
pasang. Hal tersebut dinyatakan karena perairan yang juga turut berperan dalam
adanya pengenceran terhadap sedimen yang meningkatkan nilai kekeruhan perairan.
diakibatkan kedalaman aliran semakin besar

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 84


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

Tabel 4. Kesesuaian Nilai MPT Perairan Untuk Kepentingan Perikanan


NO Nilai MPT (mg/l) Pengaruh Terhadap Perikanan
1 < 25 Tidak berpengaruh
2 25 – 80 Sedikit berpengaruh
3 81- 400 Kurang baik bagi kepentingan perikanan
4 > 400 Tidak baik lagi bagi kepentingan perikanan

Perairan yang mengalami Hidup No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu
pendangkalan menyebabkan arus menuju air laut, untuk biota laut (diperoleh nilai
pasang yang masuk ke arah hulu (sungai) baku mutu MPT untuk kehidupan terumbu
tertahan dan berbenturan sehingga terjadilah karang dan lamun < 20 mg/L, sedangkan
proses pengadukan dimana sedimen yang untuk mangrove < 80 mg/L), baku mutu air
telah mengendap teraduk kembali ke laut untuk budidaya (diperoleh nilai baku
permukaan sehingga menyebabkan nilai mutu MPT 20 mg/l) dan baku mutu air laut
konsentrasi material padatan tersuspensi di untuk perairan pelabuhan (diperoleh nilai
muara sungai menjadi tinggi (Newyeara et baku mutu MPT 80 mg/l), Berdasarkan hasil
al., 2014). Menurut Simbolon et al., (2015) analisis MPT diatas menunjukan bahwa
lokasi muara sungai yang dipengaruhi oleh tidak ada yang melebihi nilai baku mutu
arus dan pasang surut yang tinggi tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan
menyebabkan terjadinya proses pengadukan bahwa kondisi MPT di lokasi penelitian
sedimen dasar perairan sehingga nilai secara umum masih di bawah baku mutu air
konsentrasi di muara sungai tinggi dan juga laut atau masi memenuhi baku mutu
berperan dalam meningkatkan nilai perairan laut, sehingga masih layak untuk
kekeruhan periran. kehidupan biota air dan kegiatan perikanan
Pola sebaran MPT di lokasi penelitian seperti kegiatan budidaya, kegiatan wisata
mengikuti pergerakan arus laut yang bahari dan pelabuhan karena belum
ditunjukkan pada Gambar 5 di mana saat melewati baku mutu.
kondisi pasang arus menuju ke Barat Laut
(Darat) dan sedimen tersuspensi tertekan Kesimpulan
kearah daratan, sedangkan saat kondisi surut Berdasarkan hasil penelitian yang telah
arus mengarah ke Tenggara dan Timur dilaksanakan di Perairan Muara Sungai La
(Laut) dan sedimen tersuspensi tertekan Balano, maka dapat disimpulkan sebagai
kearah muara sungai. Menurut Siswanto berikut :
(2011) menyatakan bahwa beberapa 1. Konsentrasi MPT di Perairan Muara
parameter hidrooseanografi yang Sungai La Balano saat kondisi pasang
berpengaruh terhadap sebaran sedimen, berkisar antara 13.90 – 14.46 mg/l dan
diantaranya adalah arus dan gelombang. kondisi surut berkisar 13.87 – 14.50
Purba et al., (2018) menyatakan bahwa mg/l, nilai MPT tertinggi berada di
kecepatan dan arah arus menentukan muara sungai 14.50 mg/l (Stasiun III)
kandungan dan pola sebaran padatan dan terendah berada di laut lepas yaitu
tersuspensi di perairan selain cepat dan 13.87 mg/l (Stasiun V).
lemahnya arus baik pasang maupun surut. 2. Perubahan pola arus di Perairan Muara
Secara umum konsentrasi MPT di Sungai La Balano yaitu terjadi bolak-
lokasi penelitian saat kondisi pasang hanya balik yang dipengaruhi oleh faktor
berkisar antara 13.90 - 14.46 mg/l dengan pasang surut air laut.
nilai rata - rata 14.074 mg/l, sedangkan saat 3. Pola sebaran MPT di Perairan Muara
kondisi surut berkisar antara 13.87 - 14.50 Sungai La Balano mengikuti pergerakan
mg/l dengan nilai rata-rata 14.132 mg/l, pola arus dimana saat kondisi pasang
sehingga tidak menghalangi penetrasi sinar arus menuju ke Barat Laut terjadi
matahari yang masuk ke Perairan Muara penumpukan MPT di sekitar
Sungai La Balano. Nilai konsentrasi MPT di pembangunan dermaga TPI sedangkan
daerah penelitian ini masih di bawah saat kondisi surut arus menuju ke Timur
ambang batas baku mutu air laut menurut dan Tenggara terjadi penumpukan MPT
Keputusan Menteri Negara Lingkungan di muara sungai.

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 85


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

Daftar Pustaka Newyeara, J. E., Atmodjo, W dan Hariadi.


Aryani, R., Saputro S. dan Hariadi. 2016. 2014. Sebaran Sedimen Tersuspensi di
Sebaran Material Padatan Tersuspensi Perairan Kamal Muara, Penjaringan,
Berdasarkan Pengaruh Arus dan Jakarta Utara. Jurnal Oseanografi. Vol.
Pasang Surut di Sekitar Perairan 3 (2) Hal. 210 - 219
Muara Sungai Kapuas Kecil, Jungkat, Norhadi, A., Marzuki, A., Wicaksono, L dan
Pontianak. Jurnal Oseanografi. Vol. 5 Yacob R.A. 2015. Studi Debit Aliran
( 4): 470 – 478. Pada Sungai Antasan Kelurahansungai
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2004. Andai Banjarmasin Utara. Jurnal
Metode Pengujian Kualitas Fisika Air. POROS TEKNIK Vol. 7 No. 1 Hal: 1-
Air dan Limbah – Bagian3 : Cara Uji 53 ISSN 2085-5761.
Padatan Tersuspensi Solid (Total Nurhady, S. 2008. Simulasi 2-Dimensi
Suspended Solid, TSS) Secara Transpor Sedimen di Sungai Mesuji
Gravimetri. SNI 06-6989.3-2004, Hal Provinsi Lampung. Skripsi. Jurusan
1-10. Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik
Dewanty, R., Zainuri, M., dan Setyawan, B. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
W. 2014. Distribusi Material Padatan Nybakken, J.W. 1998. Biologi Laut. Suatu
Tersuspensi di Perairan Bengkulu. Pendekatan Ekologis. Penerbit PT.
Jurnal Oseanografi. Vol. 3 (3) :411 – Gramedia. Jakarta. 459 Hal.
418. Pristiwan, H., Anugroho, A dan Nugroho D.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi 2015. Pemetaan Muatan Padatan
Pengelolaan Sumberdaya dan Tersuspensi di Perairan Muara Banjir
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanal Barat Semarang Menggunakan
Kanisius. Yogyakarta. 98 Hal. Data Satelit Landsat 8. Jurnal
Fadilah, Suripin dan Sasongko P. D. 2014. Oseanografi. Vol. 4 (1): 280 – 286.
Menentukan Tipe Pasang Surut dan Purba, H. R., Mubarak dan Galib, M. 2018.
Muka Air Rencana Perairan Laut Sebaran Total Suspended Solid (TSS)
Kabupaten Bengkulu Tengah di Kawasan Muara Sungai Kampar
Menggunakan Metode Admiralty. Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Maspari Journal. Vol. 6 (1):1-12. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 23
Helfinalis. 2005. Kandungan Total (1) : 21-30.
Suspended Solid dan Sedimen Dasar di Qualifa, F., Atmodjo, W dan Marwoto J.
Perairan Panimbang. Makara. Sains 2016. Sebaran Material Padatan
Vol (9) No 2. 8 Hal. Tersuspensi Di Perairan Muara Sungai
Irawati, N. 2011. Hubungan Produktivitas Ketiwon,Tegal. Jurnal Oseanografi.
Primer Fitoplankton dengan Vol. 5 (1): 60 – 66.
Ketersediaan Unsur Hara Pada Sarjono, A. 2009. Analisis Kandungan
Berbagai Tingkat Kecerahan di Logam Berat Cd, Pb, dan Hg Pada Air
Perairan Teluk Kendari, Sulawesi dan Sedimen di Perairan Kamal
Tenggara. Tesis. Sekolah Pascasarjana Muara, Jakarta Utara. Departemen
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Manajemen Sumberdaya Perairan.
Jewlaika L., Mubarak dan Nurrachmi I. 2014. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Studi Padatan Tersuspensi di Perairan Kelautan. Institut Pertanian Bogor,
Pulau Topang Kabupaten Kepulauan Bogor.
Meranti Provinsi Riau. Jurnal Simbolon Y. M., Saputro S. dan Hariyadi.
Perikanan dan Kelautan. Vol. 9 (2): 2015. Distribusi Sedimen Tersuspensi
53-66. ISSN 0853-7607. Berdasarkan Arus Pasang Surut di
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Muara Sungai Kuto, Kabupaten
Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Kendal. Jurnal Oseanografi. Vol. 4 (4):
Baku Mutu Air Laut. Jakarta. 731 – 740.
Millaty, D., Muslim dan Prihatiningsih, R.W. Siswanto, A.D. 2011. Tingkat Konsentrasi
2015. Studi Sebaran Material Padatan Total Suspended Solid (TSS) sebagai
Tersuspensi di Perairan Sebelah Barat Indikator Awal Kualitas Perairan di
Teluk Jakarta. Jurnal Oseanografi. Vol. Perairan Selat Madura, Kabupaten
4 (4): 771 – 776. Bangkalan. Prosiding. Seminar

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 86


Sapa Laut Mei 2019. Vol.4(2):79-87

Nasional Biologi. FMIPA. Unesa.


Surabaya.
Solihudin, Sari, M.E dan Kusumah, G. 2011.
Prediksi Laju Sedimentasi di Perairan
Pemangkat Sambas Kalimantan Barat
Menggunakan Metode Permodelan.
Jakarta. Buletin Geologi Tata
Lingkungan. Vol. (21) No 3. 117 –
126.
Solihuddin, T. 2009. Pemanfaatan Citra
Landsat Multitemporal untuk
Memantau Konsentrasi Total Padatan
Tersuspensi di Perairan Delta
Cimanuk, Jawa Barat. Buletin Geologi
Tata Lingkungan. Vol. 19 (3):107-116.
Subardjo, P., Suryo, D.A.A., Pratikno, I.,
Handoyo, G. dan Karlina Putri Diani,
P.K. 2018. Distribusi Material Padatan
Tersuspensi di Muara Sungai Sambas,
Kalimantan Barat Buletin Oseanografi
Marina . Vol 7 No 1:22–28 PISSN :
2089-3507 EISSN : 2550-0015.
Tarigan, M.S dan Edward. (2003).
Kandungan Total Zat Padat
Tersuspensi (Total Suspended Solid) di
Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. J.
Makara Sains. Vol.7 (3). 109-119.
Taohid, A.R., Satriadi, A. dan Saputro, S.
2017. Studi Pola Arus Dan Sebaran
Material Padatan Tersuspensi di Pantai
Marina Ancol, Jakarta. Jurnal
Oseanografi. Vol. 6 (1):116 – 123
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Penerbit
Djambatan. Yogyakarta.
Winnarsih, Emiyarti dan Alirman Afu, L.O.
2016. Distribusi Total Suspended Solid
Permukaan di Perairan Teluk Kendari.
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu
Kelautan). Vol. 1 (2): 54-59. Ve-ISSN
2503-0396.

Pola Sebaran Material Padatan Tersuspensi (Safarudin et al.) 87

Anda mungkin juga menyukai