Anda di halaman 1dari 19

A.

      PENGKAJIAN
KASUS 2
Xanton disangkal mempunyai riwayat hepatitis. Xanton saat mudanya (>10 tahun yang lalu)
sering ke diskotik dengan teman-teman ceweknya diluar pengawalan orang tua karena kedua
orang tuanya berada di Belgia. Xanton mudah lelah sehingga menjadi malas untuk mengerjakan
sesuatu. Sering mengalami diare yang tidak diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sel-T CD4+ adalah 100 sel/mm3. Diberikan vitamin dan surat pengantar untuk
periksa darah dan urin dari dokter. Selang seminggu kemudian, pasien datang lagi membawa
hasil pemeriksaan. Diduga terinfeksi virus HIV-AIDS.
a.         Data Demografi
Nama klien                       : Tn.Xanton
Umur                                : 32 Tahun
Diagnosa Medik               : HIV-AIDS 
Tanggal Masuk                 :07/12/2011
Alamat                             :Jl. LingkarTanggap rt.007/08 no 13 APantai indah kapuk
Suku                                 : Jawa
Agama                              : islam
Pekerjaan                          : wiraswasta
Status perkawinan            : menikah
Status pendidikan                        : SMA

b.        Riwayat Penyakit
           Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan diare
           Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya panas, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu,
pusing, dan diare
           Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di alaminya saat ini.
           Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang
sedang di derita pasien.
           Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Desember 2011 ditemukan benjolan pada leher.

c.         Pemeriksaan fisik
           Aktivitas / istirahat
Gejala:
  Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan / malaise
  Perubahan pola tidur
Tanda:
  Kelemahan otot, menurunnya massa otot
  Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan
           Sirkulasi
Gejala:
  Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera (jarang
terjadi)
Tanda:
  Takikardia, perubahan TD postural
  Menurunnya volume nadi perifer
  Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler

           Integritas ego
Gejala:
  Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga, hubungan dengan
orang lain
  Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
  Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
  Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah
  Kehilangan kontrol diri dan depresi
Tanda:
  Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
  Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
  Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama

           Eliminasi
Gejala:
  Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram abdominal
  Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda:
  Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan darah
  Diare pekat yang sering
  Nyeri tekan abdominal
  Lesi atau abses rectal, personal
  Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin

      Makanan / cairan
Gejala:
  Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
  Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
  Penurunan berat badan: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot
  Turgor kulit buruk
  Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
  Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
  Edema (umum, dependen)

      Higiene
Gejala:
  Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
`           Tanda:
  Memperlihatkan penampilan yang kurang rapi
  Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri

      Neurosensori
Gejala:
  Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental
  Kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat
dan konsentrasi menurun
  Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
  Kelemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
  Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling awal)
Tanda:
  Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa, konsentrasi
buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon melambat
  Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
  Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
  Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motoric
  Vocalis: hemi paresis; kejang
  Hemoragic retina dan eksudat

      Nyeri / kenyamanan
Gejala:
  Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
  Sakit kepala (keterlibatan ssp)
  Nyeri dada pleuritis
Tanda:
  Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
  Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
  Gerak otot melindungi bagian yang sakit

      Pernapasan
Gejala:
  Isksering, menetap
  Napas pendek yang progresif
  Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP
mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
  Bendungan atau sesak dada
Tanda:
  Takipnea, distres pernapasan
  Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
  Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)

      Keamanan
Gejala:
  Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
  Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi vaskuler
mayor, insiden traumatis)
  Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
  Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
  Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak; berkeringat malam
Tanda:
  Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan warna /
ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
  Rektum, luka-luka perianal atau abses
  Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis: leher, ketiak,
paha)
  Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan

      Seksualitas
Gejala:
 Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang
positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung dan seks anal
 Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
 Penggunaan kondom yang tidak konsisten
 Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita
yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas vagina)
Tanda:
 Kehamilan atau resiko terhadap hamil

      Interaksi sosial
Gejala:
  Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat, teman,
pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan /
kehilangan pendapatan
  Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat AIDS
  Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana
Tanda:
  Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
  Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan

      Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
  Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis: seksual
ataupun penggunaan obat-obatan IV)
  Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alcohol

B.       DATA FOKUS
Data subjektif Data objektif
        Pasien mengatakan mudah sakit-sakitan TTV :
        
        Pasien mengatakan demam TD: 130/80
        Pasien mengatakan capek N: 80x/menit
        Pasien mengatakan mudah lelah S: 390 C
        Pasien mengatakan letih RR : 26x/menit
        Pasien mengatakan lesu         Pasien tampak lesu
        Pasien mengatakan gampang terserang flu         Pasien tampak tidak segar
        Pasien mengatakan pusing         Pasien teraba benjolan di daerah leher
        Pasien mengatakan diare         Pasien mengalami berat badan menurun
        Pasien tidak nafsu makan derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
        Pasien tampak sering BAB / diare
        Hasil pemeriksaan fisik didapatkan sel-T
CD4+ = 100 sel/ mm3

C.      ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
D
1S Resiko tinggi Output yang
        Pasien mengatakan diare terhadap berlebihan
        Pasien mengatakan demam kekurangan
        Pasien mengatakan capek volume cairan
        Pasien mengatakan mudah lelah
        Pasien mengatakan letih
        Pasien mengatakan lesu
        Kemungkinan pasien mengatakan
berkeringat malam hari

DO
        TTV :
TD: 130/80
N: 80x/menit
S: 390 C
RR : 26x/menit
        Pasien tampak lesu
        Pasien tampak tidak segar
        Pasien mengalami berat badan menurun
derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
        Pasien tampak sering BAB / diare
        Kemungkinan terlihat perubahan pada
tekanan darah
        Kemungkinan pasien terlihat pucat
        Kemungkinan pasien terlihat sianosis
        Kemungkinan pasien pingsan
        Kemungkinan pasien mengalami diare yang
intermitten
        Kemungkinan pasien mengalami perubahan
jumlah dan warna urin
        Kemungkinan pasien anoreksia
        Kemungkinan turgor kulit pasien terlihat
buruk

2 DS Perubahan Intake yang


        Pasien mengatakan capek nutrisi kurang tidak adekuat
        Pasien mengatakan mudah lelah dari kebutuhan
        Pasien mengatakan letih tubuh
        Pasien mengatakan lesu
        Pasien tidak nafsu makan
        Kemungkinan pasien mengatakan disfagia

DO
        Pasien tampak lesu
        Pasien tampak tidak segar
        Pasien mengalami berat badan menurun
derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
        Kemungkinan porsi makan klien tidak habis
        Kemungkinan pasien mengalami kelemahan
otot
        Kemungkinan pasien terlihat pucat
        Kemungkinan pasien terlihat sianosis
        Kemungkinan pasien pingsan
        Kemungkinan pasien anoreksia

D
3S Infeksi Adanya virus
        Pasien mengatakan mudah sakit-sakitan HIV-AIDS
        Pasien mengatakan demam
        Pasien mengatakan gampang terserang flu
        Pasien mengatakan pusing
        Kemungkinan pasien mengatakan pusing,
sakit kepala
        Kemungkinan pasien mengatakan rasa
terbakar pada kaki
        Kemungkinan pasien mengatakan nyeri
dada pleuritis
        Kemungkinan pasien mengatakan
berkeringat malam hari

DO
        TTV :
TD: 130/80
N: 80x/menit
S: 390 C
RR : 26x/menit
        Pasien teraba benjolan di daerah leher
        Hasil pemeriksaan fisik didapatkan sel-T
CD4+ = 100 sel/ mm3
        Kemungkinan pasien mengalami Takikardia
        Kemungkinan pasien terjadi lesi
        Kemungkinan pasien mengalami kejang
        Kemungkinan pasien dipsnea
        Kemungkinan pasien mengalami nyeri
panggul
        Kemungkinan pasien mengalami nyeri
abdomen
        Kemungkinan pasien mengalami tremor

D
4S Intoleransi Proses penyakit
        Pasien mengatakan mudah sakit-sakitan aktifitas dan kelemahan
        Pasien mengatakan demam
        Pasien mengatakan capek
        Pasien mengatakan mudah lelah
        Pasien mengatakan letih
        Pasien mengatakan lesu
        Pasien mengatakan gampang terserang flu
        Pasien mengatakan pusing
        Pasien mengatakan diare
        Pasien tidak nafsu makan

DO
        TTV :
        TD: 130/80
        N: 80x/menit
0
        S: 39  C
        RR : 26x/menit
        Pasien tampak lesu
        Pasien tampak tidak segar
        Pasien mengalami berat badan menurun
derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
        Kemungkinan pasien mengalami kelemahan
otot
        Kemungkinan pasien mengalami Takikardia
        Kemungkinan pasien mengalami kejang
        Kemungkinan pasien pingsan

5 DS Isolasi sosial Perubahan


        Kemungkinan pasien mengatakan status
Perubahan pola tidur kesehatan,
        Kemungkinan pasien mengatakan putus asa perubahan pada
        Kemungkinan pasien mengatakan rasa penampilan
bersalah fisik, perubahan
DO status mental
        Kemungkinan pasien terlihat cemas
        Kemungkinan pasien terlihat menarik diri

D.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang berlebihan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
2. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
Intoleransi aktifitas b.d proses penyakit dan kelemahan
3. Isolasi sosial b.d perubahan status kesehatan, perubahan pada penampilan fisik,
perubahan status mental
4.

5.

E.       INTERVENSI
Tanggal Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
07/12/201 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
2 keperawatan selama 1 x 24 jam          Pantau TTV, termasuk CVP bila terpasang.
diharapkan : Catat hipertensi, termasuk perubahan
        Diare (-) postural.
        Demam (-) Rasional : indicator dari volume cairan
        Pasien tidak mudah lelah sirkulasi
        Pasien tidak berkeringat malam
hari          Catat peningkatan suhu dan durasi demam.
        TTV : Berikan kompres hangat sesuai indikasi.
TD: 120/80 Pertahankan pakaian tetap kering.
N: 80x/menit Pertahankan kenyamanan suhu lingkungan.
S: 370 C Rasional : meningkatkan kebutuhan
RR : 20x/menit metabolism dan diaphoresis yang berlebihan
berat badan pasien naik dari 54 yang dihubungkan dengan demam dalam
kg menjadi 60 kg meningkatkan cairan tak kasat mata
        BAB / diare (-)
        pasien tidak terlihat pucat          Kaji turgor kulit, membrane mukosa, dan
        sianosis (-) rasa haus.
        pasien tidak pingsan Rasional : indicator tidak langsung dari
        umlah dan warna urin normal status cairan.
        anoreksia (-)
        Turgor kulit baik / lembab          Pantau pemasukan oral dan memasukka
cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
Rasional : mempertahankan keseimbangan
cairan, mengurangi rasa haus, dan
melembabkan membrane mukosa.

Kolaborasi  :
         Berikan cairan / elektrolit melalui selang
pemberi makanan / IV
Rasional : mungkin diperlukan untuk
mendukung / memperbesar volume
sirkulasi, terutama jika pemasukan oral tak
adekuat, mual/muntah terus menerus.

         Pantau hasil pem. LAB sesuai indikasi,


mis.. : HB/HT
Rasional : bermanfaat dalam
memperkirakan kebutuhan cairan

         Antipiretik, mis.. : asetaminofen


Rasional : membantu mengurangi demam
dan respons hiper metabolism, menurunkan
kehilangan cairan tak kasat mata.
07/12/201 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
2 keperawatan selama 3 x 24 jam,          kaji kemampuan untuk mengunyah,
diharpkan  : merasakan, dan menelan.
        Pasien tidak mudah lelah Rasional : lesi mulut, tenggorok, dan
        Pasien tidak letih esophagus dapat menyebabkan disfagia,
        Pasien tidak lesu penurunan kemampuan pasien untuk
        Nafsu makan bertambah, porsi mengolah makanan dan mengurangi
makan habis keinginan untuk makan.
        Pasien dapat menverna makanan
dengan baik          Timbang berat badan sesuai kebutuhan.
        Berat badan naik dari 54 kg Evaluasi berat badan dalam hal adanya berat
menjadi 60 kg badan yang tidak sesuai. Gunakan
        pasien tidak terlihat pucat serangkaian pengukuran berat badan dan
        pasien tidak sianosis antropometrik.
        pasien tidak anoreksia Rasional : indicator kebutuhan nutrisi /
pemasukan yang adekuat.
Catatan : karena adanya penekanan system
imun, maka beberapa tes darah yang
umumnya digunakan untuk menguji status
nutrisi menjadi tidak berguna.

         Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin


Rasional : dapat meningkatkan nafsu makan
dan perasaan sehat

         Catat pemasukan kalori


Rasional : mengidentifikasi kebutuhan
terhadap suplemen atau alternative metode
pemberian makanan

Kolaborasi :

         Pertahankan status puasa jika di indikasikan


Rasional : mungkin diperlukan untuk
menurunkan muntah
         Suplemen vitamin.
Rasional : kekurangan vitamin terjadi akibat
penurunan pemasukan makanan dan/atau
kegagalan mengunyah dan absorpsi dalam
system GI
07/12/201 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
2 keperawatan selama 3 x 24 jam,          Monitor tanda-tanda infeksi baru.
diharapkan : Rasional: Untuk pengobatan dini
        Demam (-) Mencegah pasien terpapar oleh kuman
        Pusing (-) patogen yang diperoleh di rumah sakit.
        rasa terbakar pada kaki hilang
         nyeri dada pleuritis (-)          gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan
        Pasien sudah tidak berkeringat invasif. Cuci tangan sebelum meberikan
malam hari tindakan.
        TTV Rasional : Mencegah bertambahnya infeksi
TD: 120/80
N: 80x/menit          Berikan lingkungan yang bersih dan
0
S: 37  C berventilasi baik. Periksa pengunjung / staf
RR : 20x/menit terhadap tanda infeksi dan pertahankan
        benjolan di daerah leher (-) kewaspadaan sesuai indikasi
        Hasil pemeriksaan fisik  Rasional : Mencegah bertambahnya infeksi
didapatkan sel-T CD4+ = 100 4.     
sel/ mm3 Kolaborasi :
        Lesi (-)
        Kejang (-)          Periksa kultur / sensitivitas lesi, darah,
        Dipsnea (-) urine dan sputum
        nyeri panggul (-) Rasional : dilakukan untuk mengidentifikasi
        nyeri abdomen (-) penyebab demam, diagnose infeksi
        tremor (-) organism, atau untuk menentukan metode
perawatan yang sesuai
                       
         Berikan antibiotic antijamur / agen
antimikroba, missal : trimetroprim (bactrim,
septra), nistatin (mycostatin), ketokonazol,
pentamidin atau AZT/retrovir
Rasional : menghambat proses infeksi.
Obat-obatan lainnya ditargetkan untuk
meningkatkan  fungsi imun. Meskipun tidak
ada obat yang tepat, zat seperti AZT
ditujukan untuk menghalangi enzim yang
memungkinkan virus memasuki material
genetis sel T4 sehingga dapat
memperlambat perkembangan penyakit.
07/12/201 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
2 keperawatan selama 3 x 24 jam,          Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan
diharapkan : ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
        Pasien tidak mudah sakit-sakitan aktivitas sehari-sehari
        Demam (-) Rasional : efek AIDS dan pengobatannya
        Pasien tidak mudah lelah mungkin kumulatif
        Pasien tidak letih          lingkungan tenang dan periode istirahat
        Pasien tidak lesu tanpa gangguan.
        Pusing (-) Rasional : menghemat energi untuk aktivitas
        Diare (-) dan regenerasi seluler / penyembuhan
        nafsu makan bertambah, porsi jaringan
makan habis          Implementasikan teknik penghematan
        TTV : energi, contoh lebih baik duduk daripada
        TD: 120/80 berdiri. Bantu ambulasi / aktivitas lain
        N: 80x/menit sesuai indikasi
0
        S: 37  C Rasional : memaksimalkan sediaan energi
        RR : 20x/menit untuk tugas perawatan diri
        kelemahan otot (-) Kolaborasi :
        Takikardia (-)    
        Kejang (-)          Berikan oksigen tambahan
Rasional : memaksimalkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan seluler

07/12/201 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :


2 keperawatan selama 3 x 24 jam,          tentukan persepsi pasien tentang situasi.
diharapkan : Rasional : isolasi sebagian dapat
        pasien tidak terjadi perubahan mempengaruhi diri saat pasien takut
pola tidur penolakan / reaksi org lain.
        pasien tidak putus asa          Batasi / hindari penggunaan masker, baju
        pasien tidak merasa bersalah dan sarung tangan jika memungkinkan, mis..
        pasien tidak cemas : jika berbicara dgn pasien.
        pasien tidak menarik diri Rasional : mengurangi perasaan pasien akan
        pasien tidak depresi isolasi fisik dan menciptakan hubungan
social yang positif, yang dapat
meningkatkan rasa percaya diri.
         Dorong adanya hubungan yang aktif
dengan orang terdekat.
Rasional: membantu memantapkan
partisipasi pada hubungan social. Dapat
mengurangi kemungkinan upaya bunuh diri.
Kolaborasi :
         Rujuk pada sumber-sumber, mis.. :
pelayanan social, konselor dan organisas/
proyek AIDS (local/nasional)
Rasional : adanya system pendukung : dapat
mengurangi perasaan terisolasi.
         Berikan tempat pada komunitas
perlindungan jika diperlukan.
Rasional :mungkin memerlukan perawatan
yang lebih khusus jika tidak mampu,
mempertahankannya dirumah atau ketika
orang terdekat tidak mampu menangani
perawatannya.

F.       IMPLEMENTASI
Tanggal Diagnosa Implementasi
07/12/2012 1      Memantau TTV, termasuk
CVP bila terpasang.
mencatat hipertensi,
termasuk perubahan
postural.
Hasil : indicator dari volume
cairan sirkulasi normal

     Mencatat peningkatan suhu


dan durasi demam.
memberikan kompres
hangat sesuai indikasi.
mempertahankan pakaian
tetap kering.
mempertahankan
kenyamanan suhu
lingkungan.
Hasil : meningkatkan
kebutuhan metabolisme

     Mengkaji turgor kulit,


membrane mukosa, dan rasa
haus.
Hasil : turgor kulit dan
membrane mukosa baik /
lembab

     Memantau pemasukan oral


dan memasukka cairan
sedikitnya 2500 ml/hari.
Hasil : mempertahankan
keseimbangan cairan,
mengurangi rasa haus, dan
melembabkan membrane
mukosa.

         Memberikan cairan /
elektrolit melalui selang
pemberi makanan / IV
hasil : memperbesar volume
sirkulasi, pasien tidak
anoreksia

         Memantau hasil pem. LAB


sesuai indikasi, mis.. :
HB/HT
hasil : kebutuhan cairan
adekuat

         Memberikan Antipiretik,
mis.. : asetaminofen
hasil : membantu
mengurangi demam dan
respons hiper metabolism,
menurunkan kehilangan
cairan tak kasat mata
07/12/2012 2          Mengkaji kemampuan
untuk mengunyah,
merasakan, dan menelan.
Hasil : pasien dapat
mengunyah dan mencerna
makanan dengan baik, dan
dapat menelan

         Menimbang berat badan


sesuai kebutuhan. Evaluasi
berat badan dalam hal
adanya berat badan yang
tidak sesuai. Gunakan
serangkaian pengukuran
berat badan dan
antropometrik.
Hasil : berat badan kembali
normal, kenaikan berat
badan dari 54 kg menjadi 60
kg

         Mendorong aktivitas fisik


sebanyak fisik  mungkin
hasil : nafsu makan
meningkat, dan pasien
menjadi lebih sehat
         Mencatat pemasukan kalori
hasil : kebutuhan kalori
untuk tubuh terpenuhi

         Mempertahankan status
puasa jika di indikasikan
hasil : muntah berkurang

         Memberikan suplemen
vitamin.
Hasil : kebutuhan vitamin
untuk tubuh terpenuhi
07/12/2012 3          Memonitor tanda-tanda
infeksi baru.
Hasil : pasien tidak terpapar
oleh infeksi kuman pathogen
di RS

         Menggunakan teknik actrim


pada setiap tindakan actrim.
Cuci tangan sebelum
meberikan tindakan.
Hasil : tidak terjadi infeksi

         Memberikan lingkungan
yang bersih dan berventilasi
baik. Periksa pengunjung /
staf terhadap tanda infeksi
dan pertahankan
kewaspadaan sesuai indikasi
Hasil : tidak terjadi
penambahan infeksi yg lebih
parah
4.   
         Memeriksa kultur /
sensitivitas lesi, darah, urine
dan sputum
Hasil : mengurangi demam
dan tidak terjadi
pertumbuhan kuman
pathogen penyebab infeksi

         Memberikan  antibiotic
antijamur / agen
antimikroba, missal :
trimetroprim (actrim,
septra), nistatin
(mycostatin), ketokonazol,
pentamidin atau
AZT/retrovir
Hasil : meningkatkan  fungsi
imun dan tidak terjadi
infeksi
07/12/2012 4          Mengevaluasi laporan
kelemahan, perhatikan
ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam
aktivitas sehari-sehari
hasil : efek AIDS dan
pengobatannya baik untuk
pasien

         Memberikan lingkungan
tenang dan periode istirahat
tanpa gangguan.
Hasil : pasien tidak lemah
dan mempercepat
penyembuhan penyakit

Mengimplementasikan
        
teknik penghematanenergy,
contoh lebih baik duduk
daripada berdiri. Bantu
ambulasi / aktivitas lain
sesuai indikasi
hasil : pasien dapat
memaksimalkan sediaan
nergy untuk tugas perawatan
diri

         Memberikan oksigen
tambahan
hasil : : oksigen untuk
kebutuhan seluler maksimal
07/12/2012 5          Menentukan persepsi pasien
tentang situasi.
Hasil : pasien tidak
melakukan penolakan
terhadap orang lain

         Membatasi / hindari
penggunaan masker, baju
dan sarung tangan. mis.. :
jika berbicara dgn pasien.
Hasil : pasien mulai percaya
diri dan tidak terjadi isolasi
fisik

         Mendorong adanya
hubungan yang aktif dengan
orang terdekat.
Hasil : pasien mulai percaya
dengan orang lain dan mau
berkomunikasi
         Merujuk pada sumber-
sumber, mis.. : pelayanan
social, konselor dan
organisas/ proyek AIDS
(local/nasional)
hasil : pasien mau
bersosialisasi dan tidak
merasa terisolasi

         Berikan tempat pada


komunitas perlindungan jika
diperlukan.
Hasil : pasien mendapatkan
perawatan dengan baik

G.      EVALUASI
Tanggal Masalah S.O.A.P Paraf & Nama jelas
08/12/2012 1 S : kebutuhan
volume cairan tubuh
pasien
terpenuhi/adekuat
O:
        Diare (-)
        Demam (-)
        Pasien tidak mudah
lelah
        Pasien
tidakberkeringat
malam hari
        TTV :
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 370 C
RR : 20x/menit
berat badan pasien
naik dari 54 kg
menjadi 60 kg
        BAB /diare (-)
        pasien tidak terlihat
pucat
        sianosis (-)
        pasien tidak pingsan
        umlah dan warna
urin normal
        anoreksia (-)
        Turgor kulit baik /
lembab
A : masalah
kekurangan volume
cairan tubuh sudah
teratasi
P : intervensi
dihentikan
09/12/2012 2 S : pasien tidak
mengeluh lemah lagi
O:
        Pasien tidak mudah
lelah
        Pasien tidak letih
        Pasien tidak lesu
        Nafsu makan
bertambah, porsi
makan habis
        Pasien dapat
menverna makanan
dengan baik
        Berat badan naik
dari 54 kg menjadi
60 kg
        pasien tidak terlihat
pucat
        pasien tidak
sianosis
        pasien tidak
anoreksia
A : masalah
perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
sudah teratasi
P : intervensi
dihentikan
08/12/2012 3 S : pasien sudah
tidak infeksi
O:
        Demam (-)
        Pusing (-)
        rasa terbakar pada
kaki hilang
         nyeri dada pleuritis
(-)
        Pasien sudah tidak
berkeringat malam
hari
        TTV :
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 370 C
RR : 20x/menit
        benjolan di daerah
leher (-)
        Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan sel-
T CD4+ = 100 sel/
mm3
        Lesi (-)
        Kejang (-)
        Dipsnea (-)
        nyeri panggul (-)
        nyeri abdomen (-)
        tremor (-)
A : masalah infeksi
sudah teratasi
P : intervensi
dihentikan
09/12/2012 4 S : pasien dapat
beraktifitas
O:
        Pasien tidak mudah
sakit-sakitan
        Demam (-)
        Pasien tidak mudah
lelah
        Pasien tidak letih
        Pasien tidak lesu
        Pusing (-)
        Diare (-)
        nafsu makan
bertambah, porsi
makan habis
        TTV :
        TD: 120/80
        N: 80x/menit
0
        S: 37  C
        RR : 20x/menit
        kelemahan otot (-)
        Takikardia (-)
        Kejang (-)
A : masalah
intoleransi aktifitas
sudah teratasi
P : intervensi
dihentikan
09/12/2012 5 S : pasien dapat
bersosialisasi dan
berkomunikasi
dengan orang lain
O:
        pasien tidak terjadi
perubahan pola tidur
        pasien tidak putus
asa
        pasien tidak merasa
bersalah
        pasien tidak cemas
        pasien tidak
menarik diri
        pasien tidak depresi
A : masalah isolasi
social sudah teratasi
P : intervensi
dihentikan

Daftar pustaka
E. Doenges Marilynn.2005.Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi : 3, Penerbit Buku
Kedokteran : EGC.

Anda mungkin juga menyukai