JALAN KE BANGLADESH
( MAKALAH )
Oleh:
2017
PENDAHULUAN
Permasalahan paling utama adalah krisis rasial yang dialami oleh Etnis
Rohingya akibat dicabutnya kewarganegaraan mereka pada 1982 oleh Junta
Militer. Junta Militer Myanmar hanya mengakui 135 etnis dan tidak mengakui
Rohingya sebagi bagian dari warga negara, bahkan menuduh etnis ini sebagai
imigran gelap dari Bangladesh.
Banyak dari Etnis Rohingya yang melarikan diri ke daerah yang dianggap
aman. Mereka menumpang kapal-kapal yang diduga dikendalikan oleh jaringan
penyelundupan manusia dengan tujuan utama Malaysia. Pulau Langkawi, Malaysia
didarati oleh 1.107 orang pengungsi Rohingya dan migran Bangladesh, yang
kemudian di pusat detensi imigrasi Belantik Negara bagian Kedah. Sekitar 1.800
orang diselamatkan di Aceh melalui 3 gelombang. Ribuan orang lainnya
diperkirakan masih berada di laut.
PEMBAHASAN MASALAH
Ratusan anak Rohingya jalan kaki menuju Bangladesh baru-baru ini menjadi
masalah baru bagi Etnis Rohingya. Dan juga masalah ini menarik simpati dari
khalayak ramai. Banyak dari mereka yang tidak suka akan tindakan pemerintah
Myanmar yang membiarkan masalah mengenai muslim Rohingya terus berlanjut,
malahan semakin buruk. Data terbaru yang dicatat oleh badan anak PBB, UNICEF
memperkirakan lebih dari 1.100 anak Rohingya melarikan diri dari Rakhine.
Namun, hampir seluruhnya tiba sendirian, tanpa orang tua maupun keluarga
lainnya di Bangladesh.
Sebagian besar keluarga anak-anak tersebut telah tewas dalam konflik yang terjadi
Rakhine. Mereka secara langsung diperkirakan melihat baik ayah maupun ibu,
serta saudara lainnya terbunuh. Beberapa di antara anak-anak yang melarikan diri
juga dilaporkan tiba di Bangladesh dalam keadaan terluka. Nampaknya mereka
terkena peluru tembakan saat kekerasan di tempat asal terjadi.
Diperkirakan lebih dari 400 orang yang tewas dalam kekerasan terbaru di Rakhine
dan kebanyakan adalah warga Rohingya. Selain itu hingga saat ini tercatat ada 370
ribu dari mereka yang mayoritas Muslim tersebut melarikan diri ke Bangladesh.
PBB memperkiraan lebih dari separuh jumlah tersebut adalah anak di bawah umur.
Kekhawatiran juga datang karena anak-anak yang melarikan diri dari Rakhine
secara sendirian berisiko mengalami pelecehan seksual, perdagangan manusia,
hingga trauma psikologis. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh bagi jiwa si
anak ketika dia sudah dewasa. Masalah ini harus segera di tangani, jika tidak akan
lebih banyak lagi korban jiwa dan banyak anank-anak kecil yang menderita.
Dalam menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, apakah ada yang
bisa kita lakukan? Setidaknya atas nama kemanusiaan dan mencegah hal-hal yang
lebih buruk lagi terjadi di dunia ini. Menurut kami, ada 3 hal yang bisa kita
lakukan:
Masih banyak etnis Rohingya yang menderita di luar sana. Oleh karena itu,
kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus sedikit mengurangi
beban mereka dengan cara mengirim bantuan, baik dari segi materi ataupun jasa.
Karena bantuan kita yang sifatnya sementara tapi sangat di butuhkan bagi mereka.
Kita semua berharap bahwa konflik yang terjadi saat ini yang menimpa etnis
Rohingya cepat terselesaikan, sehingga mereka bisa kembali ke keadaan yang
semula tanpa merasa khawatair atau was-was tentang keselamatan mereka.