Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERAWATAN BBL DENGAN MENGGUNAKAN PDCA

Disusun Oleh :

Monika hasanah (4018041050)


Nurul Hermawati (4018041060)

II-B DIII Kebidanan

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS FALETEHAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang MahaEsa, yang telah member izin-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang “ Perawatan BBL, Perawatan pertama 2
jam setelah persalinan, perawatan ibu dan bayi pada masa nifas” sebagai bagian pembelajaran Mata
Kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan.

Semoga makalah yang telah kami susun dapa tmembantu dan menambah pengetahuan bagi Anda yang
membacanya.Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang kami susun.
Karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembacaakan membantu kami dalam memperbaiki
makalah dan kinerja kami.Bila ada kesalahan dalam kata, bahasa, ataupun pada ketikan dalam makalah
ini, kami mohon maaf. Karena kesempurnaan hanya milik Allah dan kesalahan adalah milik kami sebagai
Makhluk-Nya.

Serang, 29 April 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 RumusanMasalah...................................................................................... 1

1.3 Tujuan........................................................................................................ 1

1.4 Manfaat..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penanganan BBL...................................................................................... 3

2.2 Persyaratan Perawatan BBL..................................................................... 3

2.3 Perawatan BBL......................................................................................... 4

2.4 Prosedur penanganan Hipotermi.............................................................. 6

2.5 Penanganan pertama 2 jam setelah persalinan.................................... 6

2.6 Perasyarat.................................................................................................. 7

2.7 Pelayanan pada ibu dan bayi pada masa nifas.......................................... 7

2.8 Perasyarat ibu dan bayi pada masa nifas................................................... 7

2.9 Bahaya dan tanda – tanda pada bayi........................................................ 8

2.10 Bahaya dan tanda – tanda pada ibu.......................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 10

3.2 Saran.......................................................................................................... 10
Pustaka...........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen kebidanan diartikan secara singkat sebagai program untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain, maka manajemen pelayanan kebidanan diartikan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan, pengobatan dan rasa
aman kepada pasien / keluarga / masyarakat. Manajemen pelayanan kebidanan meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkordinasian dan pengawasan.

a. Perencanaan

perencanaan merupakan proses intelektual yang berdasarkan fakta dan informasi bukan emosi dan
harapan, jadi dalam membuat perencanaan, semua informasi dan materi yang berkaitan harus
dikumpulkan dan disusun secara teratur sehingga mudah dievaluasi

b. Pengorganisasian

dalam manajemen pelayanan kebidanan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain : bagaimana
asuhan kebidanan dapat dikelola secara evektif dan efisien sesuai dengan jumlah tenaga dan fasilitas
yang ada

c. Pengarahan

engarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk
mencapai tujuan

d. Koordinasi

koordinasi adalah keserasian tindakan usaha, sikap dan penyesuaian antara tenaga yang terkait
e. Supervise dan evaluasi

Bidan dapat melaksanakan monitoring dan evaluasi secara mandiri antar teman

Untuk dapat melaksanakan cara penyelesaian masalah, terapkanlah siklus

PDCA ( Plan , Do, Chek, Action )

a. Plan ( perencanaan )

Langkah pertama yang dilakukan ialah menyusun rencana kerja cara penyelesaian masalah yang telah
ditetapkan kedalam unsure – unsure rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga
dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian masalah.

b. Do ( Pelaksanaan )

Jangan merasa puas dengan apa yang kita kerjakan selalu lakukan perbaikan terus - menerus

c. Cek ( Pemeriksaan )

Lakukan pemeriksaan terhadap kegiatan yang dikerjakan, jika dalam kegiatan ada perubahan /
peningkatan maka lihat hasilnya ( output )

d. Action ( Perbaikan )

Jika hasil sudah sesuai dengan standar maka lakukan aksi berikutnya ( menentukan standar baru /
membuat perencanaan dengan masalah baru ). ( Nurmawati, 2010, Mutu Pelayanan Kebidanan )

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud konsep siklus PDCA ?

2. Bagaimanakah tahapan siklus PDCA ?

3. Implementasi PDCA ?
1.3.2 Tujuan

Agar tenaga kesehatan dapat menerapkan konsep PDAC dalam penilaian mutu pelayanan kebidanan

1. Untuk membuat perencanaan, tindakan dan hasil yang berkualitas

2. Membangun setiap system manajemen dalam memperbaiki kualitasnya

3. Membuat planning secara terarah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus PDCA

Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut
dengan “ Shewhart Cycle “. PDCA, singkatan bahasa inggris dari “ Plan Do Check Act “( Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti ) “, adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif
yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr.
Walter Edwars Deming yang kemudian dikenal dengan “ The Deming Wheel “ ( Tjitro, 2009 ).

Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwars Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.

Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, yang sering dianggap sebagai
bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu
proses atau system Mutu Pelayanan Kesehatan.

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja,
pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambung Mutu
Pelayanan siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat digambarkan
sebagai berikut :

UNSUR PDCA

LANGKAH-LANGKAH

PLAN

Identifikasi masalah

Identifikasi penyebab masalah

Menentukan faktor penyebab yang dominant.

Menentukan rencana perbaikan dan target yang akan dicapai.

DO
5. Melaksanakan sepenuhnya rencana perbaikan.

CHECK

6. memeriksa hasil pelaksanaan perbaikan.

ACTION

7. mencegah timbulnya persoalan yang sama (menetapkan standarisasi).

8. Menyelesaikan problem lain yang masih belum terselesaikan (menetapkan rencana berikutnya).

Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan ( Plan )

Tahap pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya
menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur – unsur rencana yang
lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagi pedoman dalam melaksanakan
cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana
kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan.

Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak – tidaknya tujuh unsure
rencana yaitu :

a. Judul Rencana Kerja ( Topic )

b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi ( Problem Statement )

c. Rumusan tujuan umun dan Tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai ( Goal, Objective,
and Target )

d. Kegiatan yang akan dilakukan ( Activities )

e. Organisasi dan susunan personalia pelaksanaan ( Organization and Personnels )

f. Biaya yang diperlukan ( budget )

g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan ( Milestone )

2. Pelaksanaan ( Do )
Tahap kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan
rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu
diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap
rencana yang akan dilaksanakan.

Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat
mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :

a. Keterampilan Komunikasi ( Communication ) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara


penyelesaian mutu yang akan dilaksanakan

b. Keterampilan motivasi ( Motivation ) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara


penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan

c. Keterampilan kepemimpinan ( Leadershif ) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian


masalah mutu yang dilaksanakan

d. Keterampilan pengarahan ( directing ) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan

3. Pemeriksaan ( Check )

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan . tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :

a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan

b. Bagaimana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik

c. Apakah sumber daya yang dibutuhkan masih cukup tersedia

d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau untuk
dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering di
pergunakan yakni :

a. Lembar pemeriksaan ( Check List )

Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodic setiap
penyimpanan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksaan adalah :

· Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati

· Tetapkan jangka waktu pengamatan

· Lakukan perhitungan penyimpanan

b. Peta Kontrol ( Control Diagram )


Peta control adalah suatu peta / grafik yang menggambarkan besarnya penyimpanan yang terjadi dalam
pemeriksaan. Langkah – langkah yang dilakukan dalam membuat peta control adalah :

· Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum

· Tentukan prosentase penyimpangan

· Buat grafik penyimpangan

· Nilai grafik

4. Perbaikan ( Action )

Tahap keempat yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah
penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara
penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang diperbaiki tersebut dilaksanakan
kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. untuk kemudian tergantung
dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai. Cara melakukan tindakan yang
sesuai. Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kepetugas kesehatan.

1. Lihat daftar tilik

Daftar tilik adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelajanan
sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana,
prasarana, pegetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien

2. Liat sarana Penilaian

a. Observasi : mengamati pada saat pelayanan

Observasi : suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dengan
menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian – kejadian yang langsung ( Bimo Walgito,
1987 : 54 )

Observasi : suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala – gejala
yang sedang / berlangsung baik di dalam ( di luar ) sekolah ( Djumhur, 1985 : 51 )

Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yang memiliki sifat – sifat ( depdikbud, 1975:50
):

a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu

b. Direncanakan secara sistematis

c. Hasilnya dicatat & diolah sesuai dengan tujuannya


d. Dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya

e. Bersifat kwantitatif

b. Wawancara : dengan diskusi, Tanya jawab, cek pemahaman ( Kartono, 1980:171 )

Interview ( wawancara ) : suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu : ini
merupakan proses Tanya jawab lisan dimana 2 orang atau lebih berhadap – hadapan secara fisik.
Dalam proses interview terdapat 2 orang pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pertama berfungsi
sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainya berfungsi sebagai pemberi informasi
( Information supplyer ), interviewer atau informan. Interviewer mengajukan pertanyaan –
pertanyaan, meminta keterangan ( penjelasan ), sambil menilai jawaban – jawabannya, sekaligus ia
mengadakan paraphrase ( menyatakan kembali isi jawaban interview dengan kata - kata lain ),
mengingat – ingat & mencatat jawaban – jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan –
keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “ probling “ ( rangsangan, dorongan )

c. Dokumen : sebuah tulisan yang memuat informasi. Biasannya, dokumen ditulis dikertas &
informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik, melihat
kelengkapan dokumen rekam medic, register, buku catatan

2.2 Implementasi PDCA

PDCA(Plan, Do, Check, Action) dengan contoh kasus diare akut di ruang seruni, RSUD Sehat sentosa.

1. PLAN:merencanakan

o Judul rencana : penurunan angka diare akut di RSUD Sehat Sentosa

o Rumusan pernyataan dan uraian masalah

70% diare akut di RSUD Sehat Sentosa pada bulan januari 2013 mengalami peningkatan. Diare akut:
yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari). Diare akut
terjadi karena:

1. Faktor infeksi

a. infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak

b. infeksi parenteral: merupakan infeksi diluar system pencernaan makanan yang dapat menimbulkan
diare seperti otitis media akut (OMA), konsilitis/ konsilofaringitis, bronkopneumonia, dll.

2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas. Diare akut dengan dehidrasi berat pada anak, bila tidak segera ditangani secara
baik dan benar bisa menyebabkan kematian.

Rumusan tujuan:

Menurunkan angka diare akut pada anak di RSUD Sehat Sehat Sentosa dari 70% pada bulan januari 2013
menjadi 30% pada bulan maret 2013

Uraian kegiatan:

Rencana asuhan pada pasien diare akut antara lain antara lain :

1. rehidrasi

2. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

3. Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis

Dokter

4. Lakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV

5. Berikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah serat

6. Observasi intake dan output

7. Berikan KIE tentang kebersihan diri

Metode dan kriteria penilaian:

1. menjaga kebersihan diri dan lingkungan

2. status gizi harus seimbang

3. kebiasaan mencuci tangan

1 Melakukan rehidrasi
2 Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis dokter

3 Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV

4 Memberikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah serat

5 Mengobservasi intake dan output

6 Evaluasi dari factor penyebab diare

Pelaksana

bertugas untuk mengidentifikasi

- 1 orang bertugas Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 orang

- 1 orang untuk penyuluhan

- 1 orang bertugas untuk evaluasi

Biaya

Tidak Ada

2. DO : Melaksanakan

1. Melakukan rehidrasi

2. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak

3. Pemberian terapi peroral maupun parenteal sesuai advis

dokter

4. Melakukan pemeriksaan TTV dan teruskan observasi TTV

5. Memberikan nurisi/diet pada pasien diare dengan rendah

Serat

6. Mengobservasi intake dan output

7. Memberikan KIE tentang kebersihan diri

3. CHECK : Mengamati perubahan/pemeriksaan


No

Kegiatan

Dilakukan

Tidak dilakukan

1. menjaga kebersihan diri dan lingkungan

2. status gizi harus seimbang

3. Kebiasaan mencuci tangan

4. Action : Perbaikan

Dalam pelaksanaan perencanaan kegiatan penurunan angka diare akut pada anak di RSUD Sentosa
Sehat ditemukan bahwa faktor kebersihan yang menjadi penyebab terjadinya diare akut pada anak.
Setelah dilakukan evaluasi pada tahap check ditemukan kurangnya menjaga pasien sehingga ini
merupakan factor utama terjadinya diare akut. Oleh karena itu dilakukan langkah perbaikan pada
pasien dengan cara mengajarkan cuci tangan yang benar, menjaga kebersihan perseorangan dan
kebersihan lingkungan.

2.3 Manfaat Konsep PDCA

1. Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab dari sebuah unit organisasi

2. Sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah organisasI

3. Untuk menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang runtun dan
sistematis

4. Untuk kegiatan continuous improvement dalam rangka memperpendek alur kerja

5. Menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas.

2.4 Tujuan Konsep PDCA

4. Untuk membuat perencanaan, tindakan dan hasil yang berkualitas

5. Membangun setiap system manajemen dalam memperbaiki kualitasnya

6. Membuat planning secara terarah


2.5 Hambatan dalam Konsep PDCA

1. Kurangnya sosialisasi tentang konsep PDCA

2. Kurangnya pengetahuan manajement tentang konsep PDCA

3. Kurangnya pendidikan tentang konsep PDCA

4. Kurangnya pemahaman karyawan tentang menjalankan konsep PDCA

5. Kurangnya rasa ingin memperbaiki setiap kegiatan yang dilakukan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut
dengan “ Shewhart Cycle “. PDCA, singkatan bahasa inggris dari “ Plan Do Check Act “( Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti ) “, adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang
umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter
Edwars Deming yang kemudian dikenal dengan “ The Deming Wheel “

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja,
pengawasan kerja, dan perbaikan kerja yang dilakukan terus – menerus dan berkesinambung mutu
pelayanan. Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan ( Plan )

2. Pelaksanaan ( Do )

3. Pemeriksaan ( Check )

4. Perbaikan ( Action )

3.2 Saran

Sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap menggunakan prinsip 5S dalam melakukan pelayanan
kesehatan, dan sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat suatu masalah karena siklus PDCA
mampu memecahkan masalah yang sedang dialami

1. Setiap Manajemen yang dilaksanakan sebaiknya menerapkan konsep PDCA

2. Dalam memperbaiki kualitas mutu suatu kegiatan diharapkan dapat mengaplikasikan dalam konsep
PDCA

Daftar Pustaka

Amiruddin. 2007.Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam pelayanan kesehatan.

Syafrudin ( 2009 ). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Trans Info Media : Jakarta
Fais. M ( 2009 ). Organisasi dan Manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan. Salemba Medika :
Jakarta

Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Trans Info Media : Jakarta

Yulifah, dkk.2009. Komunikasi dan Konseling dalam kebidanan. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai