Anda di halaman 1dari 4

SISTEM PERADILAN INDONESIA

1. MAHKAMAH AGUNG
Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara yang memegang kekuasaan didalam
Negara Republik Indonesia. Dalam trias politika, MA mewakili kekuasaan yudikatif.
Sesuai dengan UUD 1945 (perubahan ke-3), kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
Wewenang Mahkamah Agung antara lain:
a. Berwewenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan dibawah UU.
b. Memberikan pertimbnagan dalam hal presiden membergrasi dan rehabilitasi.

Bukan hanya sebagia pengadilan Negara tertinggi MA juga merupakan pengadilan kasasi
yang bertugas membina keseragaman dan penerapan hukum melalui putusan kasasi dan
melakukan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan UU diseluruh wilayah
NKRI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
Ada 4 badan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung, yaitu: peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara.

a. Peradilan Umum
Menurut Pasal 3 ayat (1) UU No. 2 Tahun 1986, kekuasaan kehakiman di lingkungan
peradilan umum dilaksanakan oleh Penadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah
Agung senagai Pengadilan Negara Tertinggi.
1) Pengadilan Negeri
Merupakan pengadilan tingkat pertama. Pengadilan negeri berfungsi unutk
memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya. Pengadilan negeri berkedudukan di wilayah kota
dan kabupaten.

2) Pengadilan Tinggi
Merupakan sebuah lembaga pengadilan dilingkungan peradilan umum yang
berkedudukan di Ibukota Provinsi sebagai pengadilan tingkat banding terhadap
perkara-perkara yang diputus oleh pengadilan negeri. Wewenang pengadilan
tinggi antara lain:
 Mengadili perkara pidana dan perkara perdata ditingkat banding.
 Pengadilan tinggi juga bertugas dan berwewenang mengadili ditingkat
pertama dan terakhir sengketa dan kewenangan mengadili antara
 pengadilan negeri di daerah hukumnya.
3) Pengadilan Agama
Merupakan sebuah lembaga pengadilan dilingkungan peradilan umum yang
berkedudukan di Ibukota Kabupaten atau Kota. Tugas atau wewenangya adalah
memeriksa, memutus dan meyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang
beragama islam dalam bidang: perkawinan, warisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat,
infaq, shodaqah dan ekonomi syari’ah.

4) Pengadilan Militer
Merupakan badan pelaksana kekuasaan peradilan dibawah MA dilingkungan
Militer yang bertugas untuk memriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara
pidana yang terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat kapten kebawah.

5) Pengadilan Tata Usaha Militer


Merupakan pengadilan tata usaha negara berfungsi untuk memriksa, memutus dan
menyelesaikan Tata Usaha Negara yang dibentuk melalui keputusan presiden
dengan daerah hukum meliputi wilayah kota/kabupaten.

2. MAHKAMAH KONSTITUSI
Merupakan lembaga negara dan sekaligus lembaga peradilan yang baru dalam sistem
ketatanegaraan RI. Tugas dan wewenagng MK adalah mengadili pada tingkat terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
a) Menguji UU terhadap UUD RI Tahun 1945;
b) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD;
c) Memutus pembubaran partai politik;
d) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

3. KOMISI YUDISIAL
Didirikan pada tanggal 2 agustus tahun 2005. Dan dasra hukumnya adalah UU No. 22
Tahun 2004. KY merupakan lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUDNRI Tahun
1945. Yang berwewenang mengsusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan. Keluhuran
martabat, serta perilaku hakim. KY bertanggung jawab kepada polotik melalui DPR,
dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan membuka akses informasi secara lengkap
dan akurat.

4. PERADILAN KHUSUS
Ada 9 bentuk pengadilan khusus, baik yang bersifat tetap maupun ad hoc, yaitu
pengadilan HAM, Tipikor, Niaga, Hunbungan Kerja Industrial, Pajak, Anak, Mahkamah
Syari’ah, Mahkamah Pelayaran, dan Pengadilan Adat.
I. Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM)
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000, tentang
pengadilan HAM. Tugas dan wewenangnya antara lain:
 Memriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat.
 Memriksa dan memutus pelanggaran HAM barat yang dilakukan diluar
batas teritorialwilayah Indonesia oleh warga Negara Indonesia.
 Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat yang dilakukan
seseorang yang berumur dibawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.
II. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
Pengadilan ini dibentuk berdasarkan UU No. 46 Tahun 2009. Berkedudukan di
setiap Ibukota Kabupaten/Kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum
pengadilan negeri yang bersangkutan. Wewenangnya memeriksa mengadili, dan
memutus perkara:
 Tindak pidana korupsi;
 Tindak pidana pencucuian uang yang tindak pidana asalnya tindka pidana
korupsi;
 Tindak piana yang secara tegas dalam UU lain ditentukan sebagai tindak
pidana korupsi.
III. Pengadilan Niaga
Berwewenang menangani perkara-perkara sebagai berikut:
 Kepalitan dan penundaan kewajiban dan pembayaran utang (PKPU);
 Hak kekayaan intelektual seperti desain industry, desain Tata letak sirkuit
terpadu, paten, hak cipta, merek, dan lembaga penjamin simpanan.
IV. Pengadilan Hubungan Kerja Industrial
Berwewenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan
hubungan kerja industrial (UU No. 2 Tahun 2000, Pasal 1 ayat 17). Jenis
perselisihan tersebut:
 Perselisihan hak;
 Perselisihan kepentingan;
 Perselisihan pemutusan hubungan kerja; dan
 Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan.
V. Pengadilan Pajak
Merupakan badan pengadilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di
Indonesia bagi wajib pajak atau penanggung pajak yang mencaari keadilan
terhadap sengketa pajak.
VI. Pengadilan Anak
Bertugas dan berwewenang memriksa, memutus dan menyelesaikan perkara anak,
batas umur anak nakal yang dapat diajukan kesidang anak adalah sekurang-
kurangnya berumur 8 tahun tetapi belum mencapai 18 tahun dan belum pernah
menikah.
VII. Mahkamah Syari’ah Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Dibentuk menurut UU No.18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi
nanggroe Aceh Darussalam. Dalam UU ini memnegaskan bahwa kewenangan ini
hanya berlaku bagi pemeluk agama islam.
VIII. Mahkamah Pelayaran
Mahkamah ini bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap kecelakaan kapal
yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan nahkoda atau perwira kapal
lainnya. Wewenangnya melakukan pemeriksaan lanjutan meneliti dan
menyelidiki:
 Sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal;
 Kesalahan yang terjadi dari mereka yang bersangkutan dengan musibah
kapal;
 Perwira-perwira yang tidak layak/kompeten;
Dan nuga menjatuhkan sanksi administrasi nahkoda dan perwira kapal
yang memiliki keahlian pelaut yang di keluarkan oleh pemerintah RI yang
melakukan kesalahan atau kelalaian.
IX. Pengadilan Adat
pengadilan adat memriksa dan mengadili sengketa perdata adat dan perkara
pidana berdasarkan hukum adat masyarakat yang bersangkutan. Hukum adat
adalah aturan atau norma tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat hukum adat,
mengatur, mengikat dan dipertahankan, serta mempunyai sanksi. Pengadilan adat
tidak berwewenang menjatuhkan hukuman pidana penjara atau kurungan.

Anda mungkin juga menyukai