Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
DOSEN PEMBIMBING:
IR. ABDUL ROCHMAN, M.H.

DISUSUN OLEH :
SILO DAMAR PANGESTU MAA
2022201100016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Demokrasi di
Indonesia”
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan dalam menyelesaikan makalah ini, mungkin sangat jauh dari suatu
kesempurnaan yang diharapkan, namun penulis berharap semoga makalah dapat memberikan
pengembangan wawasan bagi yang membaca. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.

Tulungagung,22 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II (PEMBAHASAN)

2.1 Pengertian Demokrasi....................................................................................2


2.2 Komponen Penegak Demokrasi ....................................................................3
2.3 Prinsip-prinsip Demokrasi.............................................................................4
2.4 Sejarah Dan Perkembangan di Indonesia ......................................................7

BAB III (PENUTUP)

3.1 Kesimpulan....................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

Ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pembahasan demokrasi ini akan mengantarkan saudara pada pemahaman
tentang hakikat atau pengertian demokrasi, prinsip-prinsip demokrasi, komponen
penegak demokrasi, dan perkembangan demokrasi di Indonesia. Demokrasi saat ini
merupakan kata yang senantiasa mengisi perbincangan berbagai lapisan masyarakat
mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit seperti kalangan elit
politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya
masyarakat, cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai
kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah seperti
seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya. Semaraknya
perbincangan tentang demokrasi semakin memberi dorongan kuat agar kehidupan
bernegara , berbangsa , dan bermasyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
Wacana tentang demokrasi seringkali dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu
demokrasi menjadi alternatif system nilai dalam berbagai lapangan kehidupan
manusia baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan Negara. Demokrasi
sepertinya sebuah kata yang sudah tidak asing bagi siapa saja. Oleh karena itu , untuk
mewujudkan salah satu tujuan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa, ada baiknya kita sebagai calon tenaga pendidik mengetahui hakikat dari
demokrasi ini. Maka, penulis tertarik untuk membahas sebuah makalah dengan judul
“ Demokrasi di Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Demokrasi ?
2. Apa saja komponen penegak Demokrasi Indonesia?
3. Apa saja prinsip- prinsip Demokrasi?
4. Bagaiman perkembangan demokrasi di Indonesia?
1.3 . Tujuan Penulisan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hakikat Demokrasi Indonesia
2. Untuk mengetahui komponen-komponen penegak Demokrasi Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi perbincangan
berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat bahwa masyarakat kelas elit seperti
kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan, took masyarakat, aktivitas lembaga
swadaya masyarakat, cendekiawan, maha siswa dan kaum professional lainnya.
Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari Yunani yaitu:
“demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos” (demokrasi)
adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan
rakyat, rakyat yang berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:
1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara
rakyat.
2. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-
keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi merupakan suatu
system pemerintahan dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas
tindakan-tindakan mereka diwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak
secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil
mereka yang telah terpilih. Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga Negara.

2
2.2 Komponen Penegak Demokrasi

Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen yang

mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain:

1. Negara Hukum
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara
memberikan perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia.
Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD 1945
bahwa “Negara Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum dan
bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka”. Adapun cirri-ciri sebagai berikut:
a Adanya perlindungan HAM
b Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintah.
c Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.
d. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.

2. Masyarakat Madani

Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat terbuka, masyarakat


yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara, masyarakat yang
berpartisipasi aktif sertamasyarakat egaliter merupakan bagian yang integral
dalam menegakkan demokrasi. Selain itu masyarakat madani merupakan elemen
yang signifikan dalam membangun demokrasi sebagaimana yang dikatakan oleh
Soetandyo wignyosoebroto, Adi Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas
Rasyid, Samsuddin Haris sebagai prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat
penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif
dalam proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara atau
pemerintahan.

3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan
kelompok penrkanan. Partai politik adalah struktur kelembagaan politik yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama
yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam
mewujudkan kebijakan-kebijakannya. Begitu pula yang dilakukan oleh

3
kelompok gerakan dan kelompok penekanan merupakan perwujutan adanya
kebebasan berorganisasi, kebebasan menyampaokan pendapat dan melakukan
oposisi terhadap Negara dan pemeruntahan.
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai institusi penegak demokrasi, pres mempunyai peran yang sangat
strategis. Salah satu peranan strategis pres adalah sebagai penyedia informasi
bagi masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan
pemerintahan maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

2.3 Prinsip-Prinsip Demokrasi


Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power)
Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan (power)
dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undang-undang dengan
pelaksanaan undang-undang, agar terjadi pengawasan atau control
( checking power with power )
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )
Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau
anggota-anggota perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu
sendiri diperlukan pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan
demokratis dilakukan oleh lembaga independen.
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu
keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut
terwujud bila manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan ,
menerapkan akuntabilitas public.
4. Adanya kebebasan individu
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap
lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan
kebebasan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing. Apabila mahasiswa, wartawan, aktivis partai resmi yang
bersuara lantang lalu diciduk , hal ini sama sekali tidak demokratis.

4
5. Adanya peradilan bebas
Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit)
dalam peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilan
3 Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan
Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, hlm, 183-188.
harus bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga keluarga pejabat
pemerintah itu sendiri dapat diproses di pengadilan dan dapat
diputuskan hukumannya dengan adil.
6. Adanya pengakuan hak minoritas
Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada
pengakuan baik terhadap agama yang minoritas penganutnya atau
terhadap golongan ekonomi lemah seperti pedagang kaki lima.
7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum
Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka
( machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi.
Dengan demikian warga Negara sama kedudukannya di depan hukum
dan lembaga peradilan.
8. Adanya pers yang bebas Secara konseptual kebebasan pers akan
mememunculkan pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana.
Untuk menjamin tegaknya demokrasi, per situ sendiri harus bebas
menyuarakan hati nurani rakyat, baik penyampaian kritik terhadap
kebijakan dan pelaksanaan pemerintah maupun terhadap diri seorang
pejabat public juga dalam penyampaian informasi pembangunan
lainnya. Informasi yang disampaikan pers hendaknya didukung oleh
akurasi data.
9. Adanya multi partai politik
Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai
politik, system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai
politik bebas dan mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan
masyarakat untuk disampaikan kepada Negara atau pemerintahan.
Dalam alam demokrasi, partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk
mendapat dukungan mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang
mendapat suara dan dukungan mayoritas dan ada yang mendapat
dukungan minoritas. Partai politik yang mendapat dukngan mayoritas

4
berkesempatan memimpin pemerintahan , sedangkan partai politik
yang mendapat dukungan minoritas berada dalam parlemen atau diluar
parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang ) pemerintah,
sehingga akan timbul check and balance.
10. Adanya musyawarah
Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya protes
dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan
dengan musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan
dan intimidasi apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian
dalam system demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal
bukan sesuatu yang menakutkan melainkan sesuatu yang harus
diselesaikan dengan damai.
11. Adanya persetujuan parlemen
Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif terutama
pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan
orang banyak, dalam Negara demokrasi dibutuhkan persetujuan
terlebih dahulu dari pihak legislative dan refresentasi rakyat. Sehingga
segala kebijakan dan keputusan eksekutif dapat dikontrol oleh pihak
legislative.
12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu
kekuasaan yang tidak terbatas, maka pemerintah harus berdasarkan atas
system konstitusi (hukum dasar ). Karena konstitusi sebagai aturan
dasar dalam penyelenggaraan Negara.
13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan kenegaraan,
diperlukan adanya ketentuan tentang pendemokrasian yaitu
UndangUndang Dasar suatu Negara mesti tercantumkan secara
tertulis ,bahwa kedaulatannya berada di tangan rakyat.
14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam mencapai tujuan
nasional yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan kemerdekaan

5
secara damai, mutlak dibutuhkan adanya pengawasan terhadap
jalannya danpengaturan administrasi public itu sendiri.

5
2.4 Sejarah dan Perkembangan di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan yaitu
tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti dikemukakan
oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat dikaitan dengan gagasan
kedaulatan rakyat ( penulis menyebut gagasan demokrasi ) di wilayah nusantara ini
terutama yang terjadi di pedesaan. Dengan demikian bangsa Indonesia tradisi
berdemokrasi sebenarnya telah dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu
potensi tumbuhnya alam demokrasi sangat besar.
1. Demokrasi periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer. Sistem
demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan 1950,
ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat berjalan secara
memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan yang dapat digalang
selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor dan tidak dapat dibina
menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena
lemahnya benih-benih demokrasi system parlementer memberi peluang untuk
dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat. Undang Undang
Dasar 1950 menetapkan berlakunya system parlementer dimana badan eksekutif
terdiri dari presiden sebagai kepala Negara konstitusional ( constitutional head )
beserta mentri-mentrinya yang mempunyai tanggung jawab politik. Salah satu hal
yang penting dalam periode ini adalah adanya perdebatan yang tidak
berkesudahan yang dilakukan oleh anggota parlemen dari partai yang berbeda.
Karena seperti diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era multi partai. Era
multi partai diikuti oleh adanya alam kebebasan ( tumbuhnya paham liberalism )
yang tumbuh pada periode ini. Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan berlakunya kembali Undang
Undang Dasar 1945. Keluarnya Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi
presiden terhadap parlemen. Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa
demokrasi berdasarkan system parlemen berakhir.
2. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden,
berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur
sosial politik.Dalam praktik pemerintahan pada periode ini telah banyak

6
melakukan distorsi terhadap praktik demokrasi. Pada periode ini ada
kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno, yaitu adanya
pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi. Demokrasi terpimpin Soekarno
sebenarnya bukan system demokrasi yang sebenarnya melainkan sebagai suatu
bentuk otoriterian. Karena itu pada periode ini sebenarnya alam dan iklim
demokrasi tidak muncu, karena yang sebenarnya terjadi dalam praktik
pemerintahan adalah rezim pemerintah sentralistik otoriter Soekarno. Demokrasi
terpimpin ala Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30 September 1965
yang didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).
3. Demokrasi periode 1965-1998
Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30 september
yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah Pancasila, Undang
Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat 10 yang mendasari
kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan
pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen. Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim
orde baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis
atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini
sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Seperti dikatakan
oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ; dominan peranan ABRI,
Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian peran
dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai
politik dan public, Masa mengambang, Monolitisasi idologi Negara, Inkorporasi
lembaga nonpemerintahan. Tujuan cir tersebut menjadikan hubungan Negara
versus masyarakat secara berhadap-hadapan dan subordinat, dimana Negara atau
pemerintah sangat mendominasi. Dengan demikian kejadian pengingkaran
terhadap nilai-nilai demokrasi juga terjadi dalam demokrasi Pancasila pada masa
rezim Soeharto.
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde
Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai
yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi

7
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaan

7
dan perbaikan peraturanperaturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan
peran lembagalembaga tinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan tata
hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan yudikatif.
Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR-MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil 11 presiden serta
terbentuknya lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dalam perkembangannya,
pemerintah fokus pada pembagian kekuasaan antar Presiden dan Parpol dalam
DPR, sehingga rakyat diabaikan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengertian demokrasi, secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat
dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi “demos-cratos” atau
demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa, pemerintahan rakyat, dan
kekuasaan oleh rakyat.
2. Komponen Penegak Demokrasi
 Negara Hukum
 Masyarakat Madani
 Infrastruktur Politik
 Pers yang bebas dan bertanggung jawab
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
 Adanya pembagian kekuasaan
 Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
 Adanya kebebasan Individu
 Adanya peradilan yang bebas
 Adanya pengakuan hak minoritas
 Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum
 Adanya pers yang bebas
 Adanya multi partai politik
 Adanya musyawarah
 Adanya persetujuan parlemen
 Adanya pemerintah yang constitutional
 Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
 Adanya pengawasan terhadap administrasi public

4. Perkembangan demokrasi di Indonesia, terdiri dari empat periode, yaitu :

a. Demokrasi periode 1946-1959 c. Demokrasi periode 1965-1998

b. Demokrasi periode 1959-1965 d. Demokrasi 1998 - sekarang


9
3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan implementasi dan pengaplikasian


pengetahuan yang didapatkan pembaca dari hasil karya penulis untuk kehidupan pembaca
dalam ranah pendidikan yang semakin berkembang saat ini dan yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

file://Pengertian%20Demokrasi.pdf https://www.google.com/search?
q=latar+belakang+demokrasi+di+Indonesia&gs_ivs=1

10

Anda mungkin juga menyukai