Anda di halaman 1dari 11

Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Volume 9 (1) 23 – 33 Juni 2018


Copyright ©2019 Universitas PGRI Madiun
ISSN: 2088-5350 (Print) / ISSN: 2528-5173 (Online)
Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE
Doi: 10.25273/pe.v9i1.3966

Penilaian Aktivitas Siswa dalam Keterampilan Menulis melalui Model Think


Talk Write

Sumayyah1, Ali Mustadi2 & Harun3


1
Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta
1
email: sumayyah.2017@student.uny.ac.id
2
Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta
2
email: ali_mustadi@uny.ac.id
3
Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta
2
email: harun@uny.ac.id

Abstract
This study aims to improve the activity of students in writing skills using the model of think talk
write. This type of research is classroom action research with two cycles. The results of the activity
of students in cycle I get a total average score of 19 with enough category. The achievement score is
not optimal because there are no students who received a score of 4. In cycle II, there is an increase of
the average score being 28 with good category. Based on the foregoing, there is an increase in the
activity of the students in writing skill by using the model of think talk write.

Keywords: student activity, writing skill, think talk write

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam keterampilan menulis dengan
menggunakan model Think Talk Write. Jenis penelitian merupakan penelitian tindakan kelas dengan
dua siklus. Hasil aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan jumlah rata-rata skor 19 dengan kategori
cukup. Pencapaian skor tersebut belum optimal karena belum ada siswa yang mencapai skor 4. Pada
siklus II terjadi peningkatan jumlah rata-rata skor menjadi 28 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil
tersebut, terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam keterampilan menulis dengan menggunakan
model Think Talk Write.

Kata Kunci: aktivitas siswa, keterampilan menulis, think talk write

Histori artikel : disubmit pada 21 Februari 2019; direvisi pada 09 Mei 2019; diterima pada 18 Mei
2019

A. PENDAHULUAN prakarsa, kreativitas, dan kemandirian


Pembelajaran merupakan suatu sesuai dengan bakat, minat, dan
proses memahami, menyimak, perkembangan fisik serta psikologis
menyimpan, dan mengingat serta peserta didik. Berdasarkan hal
melakukan sesuatu. Permendikbud tersebut, dalam proses pembelajaran
Nomor 22 (2016) menyatakan bahwa diperlukan adanya keterlibatan siswa
proses pembelajaran pada satuan secara aktif, sehingga guru harus dapat
pendidikan diselenggarakan secara merancang pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, berfokus pada keaktifan siswa.
menantang, memotivasi peserta didik Gašević & Siemens (2015)
untuk berpartisipasi aktif, serta menyatakan bahwa pentingnya
memberikan ruang yang cukup bagi frekuensi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, yang merupakan
23
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

indikator dari produk dan standar keterampilan berbahasa yang harus


pembelajaran dalam proses dimiliki oleh siswa, sehingga perlu
pembelajaran secara komprehensif. membangun dan membiasakan budaya
Selain itu, Lumpkin, Achen & Dodd menulis bagi siswa. Arini (2012)
(2015) meneliti bahwa telah terjadi menyebutkan bahwa kemampuan
pergeseran paradigma dari menulis siswa belum optimal. Siswa
pembelajaran interaktif siswa dengan masih kesulitan dalam membuat
guru dan beralih pada pentingnya kalimat yang baik dan benar. Epriyanti
pembelajaran aktif yang berpusat pada & Kurniadi (2016) menambahkan
siswa. Siswa diminta untuk terlibat bahwa keterampilan menulis siswa
dalam berbagai tugas dan masih tergolong rendah. Rata-rata
berpartisipasi dalam kegiatan siswa mengalami kesulitan dalam
pembelajaran yang menarik serta penggunaan tanda baca maupun ejaan.
memiliki keterlibatan aktif agar Afika (2018) telah melakukan
berdampak positif pada pembelajaran penelitian tentang pentingnya
siswa. Sependapat dengan penelitian peningkatan keterampilan menulis
sebelumnya, Yamin (2016) telah dengan menggunakan model Think
melakukan penelitian tentang Talk Write. Huinker dan Laughin
pentingnya peningkatan aktivitas (1996) menyatakan bahwa Model
siswa dalam pembelajaran dengan Think Talk Write dibangun melalui
menggunakan strategi inkuiri dan berpikir, berbicara, dan menulis. Think
mendapat kategori baik. Talk Write dari segi bahasa dapat
Baiduri (2017) menyatakan diartikan think yaitu berpikir, talk
bahwa keaktifan siswa menandakan yaitu berbicara, dan write yaitu
salah satu prinsip kegiatan belajar. menulis. Jadi, maksud dari model
Kegiatan belajar dengan membangun Think Talk Write merupakan suatu
pengalaman siswa dalam model yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah, mengajak siswa berpikir, berbicara
mengembangkan ilmu pengetahuan, dan menulis. Alur Think Talk Write
meningkatkan keterampilan dan dimulai dari aktivitas siswa dalam
menumbuhkan sikap positif. Karakoc berpikir atau berdialog dengan dirinya
(2018) menambahkan dalam sendiri setelah melakukan kegiatan
meningkatkan aktivitas siswa membaca, selanjutnya berbicara dan
dibutuhkan pembelajaran dengan memahami ide (sharing) dengan
kegiatan terintegrasi, terutama untuk temannya sebelum menulis.
pembelajaran bahasa. Selain itu, Berdasarkan dari ketiga
Chizhik & Chizhik (2018) telah penelitian tersebut, dapat disimpulkan
menganalisis bahwa sebagian siswa bahwa peran aktif siswa dalam
masih belum terakomodasi dalam pembelajaran sangat penting sehingga
pemenuhan kebutuhan belajarnya, diperlukan penilaian aktivitas siswa
salah satunya yaitu keterbatasan yang berfungsi untuk memberikan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. pengawasan dengan pengamatan
Berdasarkan pendapat-pendapat ketika pembelajaran di sekolah. Salah
tersebut dapat disimpulkan pentingnya satu bentuk penilaian ditujukan pada
pembelajaran yang berfokus pada penilaian keterampilan menulis. Pardo
aktivitas siswa. (2006) mengatakan bahwa cara
Aktivitas siswa memiliki mengajar menulis dengan
berbagai bentuk hal yang dilakukan menggambarkan berbagai sumber
siswa, salah satunya adalah menulis. pengetahuan yang sangat dipengaruhi
Menulis merupakan salah satu dasar oleh berbagai aspek konteks

24
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

pembelajaran sehingga peran guru menggunakan dua siklus. Waktu


sangat penting dalam mengelola penelitian dilakukan pada awal bulan
pembelajaran menulis. Tarigan (2008) Maret 2015 hingga akhir Maret 2015.
menyatakan keterampilan menulis Tempat penelitian dilaksanakan di
adalah salah satu keterampilan SDN 02 Sekaran, Semarang. Subjek
berbahasa yang produktif dan penelitian yaitu siswa kelas V SDN
ekspresif yang dipergunakan untuk Sekaran 02 Semarang yang berjumlah
berkomunikasi secara tidak langsung 28 siswa, yang terdiri dari 9 siswa
dan tidak secara tatap muka dengan perempuan dan 19 siswa laki-laki,
pihak lain. tahun ajaran 2014/ 2015, dan guru
Namun, merujuk dari penelitian kelas V SDN Sekaran 02 Semarang
yang telah dipelajari, masih sedikit yang bertindak sebagai observer.
fokus pembahasan tentang aktivitas Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik non
siswa dalam pembelajaran. Pada
tes yaitu observasi, wawancara,
penelitian-penelitian sebelumnya yang catatan lapangan dan dokumentasi.
telah dilakukan, aktivitas siswa hanya Instrumen penelitian yang digunakan
digunakan sebagai variabel tambahan yaitu lembar observasi, lembar
untuk menguatkan data penelitian, wawancara, lembar catatan lapangan
terutama pada penelitian tindakan dan lembar hasil dokumentasi.
kelas. Oleh sebab itu, penelitian Teknik analisis data yaitu
berfokus pada penilaian aktivitas analisis data kualitatif. Data kualitatif
siswa dengan menguji pada aspek ini diperoleh dari pengolahan data
keterampilan menulis siswa di kelas V yang diperoleh dari instrumen
SD. Seperti yang telah dijelaskan aktivitas siswa. Data kualitatif
sebelumnya, bahwa aktivitas siswa dipaparkan dengan menggunakan
berperan penting dalam proses kategori/kriteria sangat baik, baik,
pembelajaran. Demikian halnya pada cukup dan kurang berdasarkan skor
hasil belajar siswa, sehingga penilaian yang telah ditetapkan. Rumus untuk
aktivitas siswa dapat membantu menghitung data skor (Herrhyanto,
pendidik dalam memberikan penilaian 2007) adalah sebagai berikut:
secara obyektif. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan model Think n = (T-R) + 1
Talk Write sebagai pendekatan dari
Keterangan:
keterampilan menulis dengan jenis
T = skor maksimal
penelitian tindakan kelas. Judul
R = skor minimal
penelitian yaitu Peningkatan Aktivitas
n = banyaknya skor
Siswa dalam Keterampilan Menulis
Kelas V SD. Penelitian ini diharapkan Sementara untuk kategori
dapat meningkatkan aktivitas siswa melalui quartil sebagai berikut:
dalam pembelajaran terutama dalam a. Letak Q1 = (n + 2) untuk n
keterampilan menulis.
genap atau Q1 = (n + 1) untuk
B. METODE PENELITIAN data ganjil.
Penelitian ini merupakan b. Letak Q2 = (n + 1) untuk data
penelitian tindakan kelas dengan genap maupun ganjil.

25
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

c. Letak Q3 = (3n + 2) untuk data pada siklus I diperoleh data sebagai


berikut:
genap atau Q3 = (3n + 1) untuk
data ganjil.
d. Letak Q4 = skor maksimal Siklus 1
Menentukan nilai kuartil = Skor
Minimal + (letak kuartil – 1) 3
2
Nilai yang diperoleh dari 1
Siklus 1

Kedisi…

Memp…
Aktif…
Menja…
Aktif…
Tangg…
Antusi…
Kesiap…

Mende…
lembar observasi kemudian 0
dimasukkan ke dalam kriteria
ketuntasan data kualitatif. Kriteria
ketuntasan data kualitatif dijelaskan
Gambar 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
dalam bentuk tabel sebagai berikut. Siklus I

Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif


Berdasarkan Gambar 1. Hasil
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian
Observasi Aktivitas Siswa Siklus I,
Q3 ≤ skor ≤ M Sangat Baik dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa
Q2 ≤ skor ≤ Q3 Baik menggunakan model Think Talk Write
Q1 ≤ skor ≤ Q2 Cukup dalam pembelajaran keterampilan
K ≤ skor ≤ Q1 Kurang menulis memperoleh jumlah skor 19
yang termasuk dalam kategori cukup.
Secara detail dapat dijelaskan sebagai
Selanjutnya kriteria nilai
berikut.
ketuntasan aktivitas siswa juga
1. Kedisiplinan siswa (Emotional
dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai
activities)
berikut.
Pada indikator kedisiplinan siswa
Tabel 2. Kriteria Nilai Ketuntasan Aktivitas diperoleh skor 2. Aspek yang tercapai
Siswa adalah siswa datang tepat waktu dan
SKOR KATEGORI memasuki pelajaran sebelum dimulai;
31,5 ≤skor≤ 36 Sangat Baik (A) dan siswa berdoa sebelum pelajaran
23,5 ≤skor< 31,5 Baik (B) dimulai. Aspek yang tidak terpenuhi
adalah siswa masuk secara teratur dan
16,5 ≤skor< 23,5 Cukup (C)
memberi salam kepada guru dan siswa
9 ≤skor< 16,5 Kurang (D) bersikap sopan selama proses
pembelajaran berlangsung. Beberapa
Tabel di atas diperoleh dari skor siswa tampak tidak tertib selama
tiap indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran berlangsung.
pembelajaran bahasa Indonesia 2. Kesiapan dalam belajar
dengan penerapan model Think Talk (Emotional activities).
Write. Pada indikator kesiapan dalam
belajar, diperoleh skor 3 dengan aspek
C. HASIL DAN PEMBAHASAN yang terpenuhi yaitu siswa
menyiapkan buku tulisnya, siswa
Hasil Penelitian
mengeluarkan peralatan menulis dan
Hasil observasi aktivitas siswa
siswa menyiapakan buku pelajaran.
menggunakan model Think Talk Write
Aspek yang tidak terpenuhi satu, yaitu
siswa memperhatikan penjelasan guru
26
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

karena masih banyak siswa yang mempresentasikan hasil diskusi


berbicara ketika pelajaran dimulai. (Emotional activities).
3. Antusias mengikuti kegiatan Pada indikator mempunyai rasa
pembelajaran (Emotional percaya diri dan keberanian dalam
activities). mempresentasikan hasil diskusi,
Pada indikator antusias mengikuti diperoleh skor 2. Aspek yang tampak
pelajaran, diperoleh skor 2. Aspek yaitu berani mengungkapkan pendapat
yang terpenuhi yaitu siswa mengikuti hasil diskusi kelompok dan
kegiatan pembelajaran dari awal menampilkan sikap yang bersahabat
sampai akhir dan siswa berani dan sopan terhadap guru dan teman.
mengungkapkan pendapatnya tentang 8. Tanggung jawab dalam
materi yang dipelajari. Pada proses ini melaksanakan kegiatan
siswa sudah tampak antusias dan pembelajaran (Emotional
tertarik dengan materi yang activities).
disampaikan. Pada indikator tanggung jawab
4. Aktif mengajukan pertanyaan dalam melaksanakan kegiatan
(Oral activities) pembelajaran, siswa sudah dapat
Indikator aktif mengajukan melakukan aspek siap menerima tugas
pertanyaan, diperoleh skor 1. Aspek sesuai dengan kesepakatan dan
yang terpenuhi yaitu siswa bertanya mengerjakan tugas dan perintah dari
ha-hal yang belum jelas tentang materi guru sehingga memperoleh skor 2.
pembelajaran. Sementara aspek yang 9. Mendengarkan presentasi/
lain tidak dilakukan siswa. penjelasan teman (Listening
5. Menjawab pertanyaan (Oral Activities)
activities) Pada indikator siswa mempunyai
Pada indikator menjawab rasa percaya diri dan keberanian,
pertanyaan, diperoleh skor 2 yaitu diperoleh skor 2. Aspek yang tampak
siswa mengangkat tangan saat diberi yaitu siswa mendengarkan presentasi
pertanyaan oleh guru secara klasikal dari kelompok lain dan siswa berani
dan siswa dapat menjawab pertanyaan membacakan hasil diskusi jika
yang diberikan oleh guru. berbeda dengan kelompok. Siswa
6. Aktif mengerjakan tugas dan belum termotivasi untuk memberikan
diskusi kelompok (Writing and masukan kepada kelompok yang lain
Oral activities). dan siswa tidak tampak menerima
Pada indikator aktif mengerjakan jawaban yang lebih tepat dari
tugas dan diskusi kelompok, diperoleh kelompok lain.
skor 3. Aspek yang terpenuhi yaitu Hasil observasi aktivitas siswa
siswa melakukan diskusi dengan menggunakan model Think Talk Write
teman sekelompoknya, siswa pada siklus II diperoleh data sebagai
mengerjakan tugas kelompok sesuai berikut.
petunjuk pengerjaan LKS dan siswa
menuliskan hasil diskusi kelompok.
Satu aspek yang tidak terpenuhi yaitu
siswa mengikuti arahan guru untuk
membentuk kelompok karena
beberapa siswa sulit untuk diatur
dalam pembentukan kelompok.
7. Mempunyai rasa percaya diri dan
keberanian dalam

27
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

Pada indikator antusias mengikuti


Siklus 2 pelajaran, diperoleh skor 3. Aspek
yang terpenuhi yaitu siswa mengikuti
4 kegiatan pembelajaran dari awal
3 sampai akhir dan siswa berani
2 mengungkapkan pendapatnya tentang
1 materi yang dipelajari serta siswa
Siklus 2
berpartisipasi aktif selama proses
Kedisiplin…
Kesiapan…

Menjawab…
Antusias…
Aktif…

Aktif…

Mempuny…
Mendenga…
Tanggung…
0
pembelajaran.
4. Aktif mengajukan pertanyaan
(Oral activities)
Indikator aktif mengajukan
Gambar 2. Hasil Observasi Aktivitas pertanyaan, diperoleh skor 2. Aspek
Siswa Siklus II yang terpenuhi yaitu siswa bertanya
Berdasarkan Gambar 2. Hasil ha-hal yang belum jelas tentang materi
Observasi Aktivitas Siswa Siklus II, pembelajaran dan siswa bertanya
dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa tentang langkah-langkah
menggunakan model Think Talk Write pembelajaran.
memperoleh skor 28 yang termasuk 5. Menjawab pertanyaan (Oral
dalam kategori baik. Secera detail activities)
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada indikator menjawab
1. Kedisiplinan siswa (Emotional pertanyaan, diperoleh skor 3 yaitu
activities) siswa mengangkat tangan saat diberi
Pada indikator kedisiplinan siswa pertanyaan oleh guru secara klasikal
diperoleh skor 3. Aspek yang tercapai dan siswa dapat menjawab pertanyaan
adalah siswa datang tepat waktu dan yang diberikan oleh guru serta siswa
antusias saat diberi pertanyaan yang
memasuki pelajaran sebelum dimulai;
diberikan oleh guru.
dan siswa berdoa sebelum pelajaran 6. Aktif mengerjakan tugas dan
dimulai serta siswa bersikap sopan diskusi kelompok (Writing and
selama proses pembelajaran Oral activities).
berlangsung. Aspek yang tidak Pada indikator aktif mengerjakan
terpenuhi adalah siswa masuk secara tugas dan diskusi kelompok, diperoleh
teratur dan memberi salam kepada skor 4. Aspek yang terpenuhi yaitu
siswa melakukan diskusi dengan
guru. teman sekelompoknya, siswa
2. Kesiapan dalam belajar mengerjakan tugas kelompok sesuai
(Emotional activities). petunjuk pengerjaan LKS dan siswa
Pada indikator kesiapan dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
belajar, diperoleh skor 4 dengan aspek serta siswa mengikuti arahan guru
yang terpenuhi yaitu siswa untuk membentuk kelompok karena
menyiapkan buku tulisnya, siswa beberapa siswa sulit untuk diatur
mengeluarkan peralatan menulis, dalam pembentukan kelompok.
siswa menyiapakan buku pelajaran Sehingga semua aspek sudah
dan siswa memperhatikan penjelasan terpenuhi.
guru. 7. Mempunyai rasa percaya diri dan
3. Antusias mengikuti kegiatan keberanian dalam
pembelajaran (Emotional mempresentasikan hasil diskusi
activities). (Emotional activities).

28
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

Pada indikator mempunyai rasa


percaya diri dan keberanian dalam Hasil aktivitas siswa pada siklus I
mempresentasikan hasil diskusi, mendapatkan jumlah rata-rata skor 19
diperoleh skor 3. Aspek yang tampak dengan kategori cukup. Pencapaian
yaitu berani mengungkapkan pendapat skor tersebut belum optimal karena
hasil diskusi kelompok, berani belum ada siswa yang mencapai skor
mengajukan pertanyaan kepada guru 4. Pada indikator kedisiplinan siswa
maupun teman dan menampilkan mendapat skor rata-rata 3. Pada siklus
sikap yang bersahabat dan sopan II terjadi peningkatan jumlah rata-rata
terhadap guru dan teman. skor menjadi 28 dengan kategori baik.
8. Tanggung jawab dalam Peningkatan ini terjadi karena siswa
melaksanakan kegiatan sudah bersikap sopan selama
pembelajaran (Emotional pembelajaran. Siswa sudah mampu
activities). mengendalikan emosi dengan baik
Pada indikator tanggung jawab sehingga dalam beberapa waktu kelas
dalam melaksanakan kegiatan dapat terkondisikan dengan baik. Pada
pembelajaran, siswa sudah dapat saat diskusi ada siswa yang cenderung
melakukan aspek siap menerima tugas mengerjakan tugasnya sendiri dan
sesuai dengan kesepakatan dan tidak mau berdiskusi dengan teman
mengerjakan tugas dan perintah dari kelompoknya meskipun sebagain
guru serta mengikuti kegiatan besar siswa aktif dalam diskusi.
pembelajaran dengan antusias dari Sehingga pada indikator aktif dalam
awal sampai akhir sehingga diskusi memperoleh skor 3 dengan
memperoleh skor 3. kategori baik.
9. Mendengarkan presentasi/
penjelasan teman (Listening PEMBAHASAN
Activities) Yamin (2007) menyatakan
Pada indikator siswa mempunyai terdapat sembilan aspek dalam
rasa percaya diri dan keberanian, menumbuhkan aktivitas siswa yaitu 1)
diperoleh skor 3. Aspek yang tampak memberikan motivasi pada siswa
yaitu siswa mendengarkan presentasi untuk aktif dalam kegiatan
dari kelompok lain dan siswa berani pembelajaran, 2) memberikan
membacakan hasil diskusi jika penjelasan pada siswa mengenai
berbeda dengan kelompok serta siswa tujuan yang akan dicapai dalam
mau menerima jawaban yang lebih pembelajaran, 3) mengingatkan
tepat dari kelompok lain. Siswa belum kompetensi prasyarat, 4) memberikan
termotivasi untuk memberikan topik atau permasalahan sebagai
masukan kepada kelompok yang lain. stimulus siswa untuk berpikir terkait
dengan materi yang akan dipelajari, 5)
memberikan petunjuk kepada siswa
4 cara mempelajarinya, 6) memunculkan
3 aktivitas dan partisipasi siswa dalam
2 kegiatan pembelajaran, 7) memberikan
1 Siklus 1 umpan balik (feed back), 8) memantau
Siklus 2 pengetahuan siswa dengan
Mempunyai…
Aktif…
Kedisiplinan…

Mendengark…
Kesiapan…
Antusias…

Menjawab…
Aktif dalam…
Tanggung…

0
memberikan tes, 9) menyimpulkan
setiap materi yang disampaikan di
akhir pelajaran. Sembilan aspek
tersebut dapat dijadikan acuan
Gambar 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I dan II pendidik dalam mengelola

29
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

pembelajaran di kelas agar dapat turunan, writing activities dengan satu


menumbuhkan aktivitas siswa. indikator turunan, dan listening
Berdasarkan penelitian tersebut activities dengan satu indikator
tampak terjadi peningkatan aktivitas turunan. Sehingga terdapat sembila
siswa dalam pembelajaran. Setiap indikator turunan dalam penilaian
aspek mengalami peningkatan satu aktivitas siswa dalam penelitian
poin dalam hasil rata-rata. Hal tersebut tersebut.Proses penilaian aktivitas
tidak terlepas dari upaya guru dalam siswa dalam penelitian ini mencakup
menumbuhkan aktivitas siswa dengan sembilan indikator yaitu kedisiplinan
sembilan aspek yang telah dijelaskan siswa (emotional activities), kesiapan
pada pendapat sebelumnya. Aspek dalam belajar (emotional activities),
yang berpengaruh yaitu upaya guru antusias mengikuti kegiatan
guru dalam memberikan motivasi pembelajaran (emotional activities),
untuk aktif dalam pembelajaran secara aktif mengajukan pertanyaan (oral
terus menerus sehingga memunculkan activities), menjawab pertanyaan (oral
aktivitas dan partisipasi siswa dalam activities), aktif mengerjakan tugas
pembelajaran karena siswa dijelaskan dan diskusi kelompok (writing and
pentingnya ketercapaian tujuan oral activities), mempunyai rasa
pembelajaran. Hal tersebut berdampak percaya diri dan keberanian dalam
pada siswa menjadi sopan selama mempresentasikan hasil diskusi
pembelajaran, siswa mampu (emotional activities), tanggung jawab
mengendalikan emosi dan aktif dalam dalam melaksanakan kegiatan
diskusi. pembelajaran (emotional activities),
Diederich (1966) membagi mendengarkan presentasi/ penjelasan
aktivitas siswa menjadi delapan aspek teman (listening activities).
sesuai dengan kegiatan belajar yang Dapat disimpulkan, dari
dibutuhkan siswa antara lain visual sembilan indikator tidak semua aspek
activities (kegiatan-kegiatan visual), aktivitas siswa dapat dimasukkan
oral activities (kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran karena
lisan), listening activities (kegiatan- keterbatasan waktu dan harus
kegiatan mendengarkan), writing menyesuaikan model pembelajaran.
activities (kegiatan-kegiatan menulis), Dikarenakan model pembelajaran
drawing activities (kegiatan-kegiatan yang digunakan pada penelitian yaitu
menggambar), motor activities Think Talk Write, maka aspek aktivitas
(kegiatan-kegiatan metrik), mental siswa menyesuaikan dengan hanya
activities (kegiatan-kegiatan mental), mengambil beberapa aspek dan
emotional activities (kegiatan-kegiatan diturunkan menjadi sembilan
emosional). Berdasarkan dari ke- indikator.
delapan aspek tersebut, guru harus Selain itu, sebagai pendidik
dapat mengintegrasikan dalam proses tidak bisa memaksakan aspek aktivitas
pembelajaran. Aspek tersebut siswa harus terpenuhi dalam satu kali
disesuaikan dan diturunkan menjadi pembelajaran dan perlu mempehatikan
bentuk indikator penilaian aktivitas kondisi siswa dalam penentuan aspek
siswa. pembelajaran. Oleh sebab itu, proses
Delapan aspek kegiatan belajar penilaian aktivitas siswa dilakukan
siswa yang dapat diturunkan dalam dengan dua kali siklus. Pencapaian
penelitian tersebut yaitu hanya empat semua aspek aktivitas siswa
aspek, antara lain emotional activities membutuhkan proses dan evaluasi.
dengan 5 indikator turunan, oral Driver dan Bell (1986)
activities dengan satu indikator mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran

30
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

konstruktivisme adalah sebagai Think talk Write memberikan


berikut: (1) siswa tidak dipandang pengaruh dan meningkatkan aktivitas
sebagai sesuatu yang pasif melainkan siswa dalam pembelajaran.
memiliki tujuan, (2) belajar
mempertimbangkan seoptimal D. SIMPULAN
mungkin proses keterlibatan siswa, (3) Dengan adanya penggunaan model
pengetahuan bukan sesuatu yang
Think Talk Write dalam pembelajaran
datang dari luar melainkan
dikonstruksi secara personal, (4) menunjukkan adanya peningkatan
pembelajaran bukanlah transmisi antusiasme dari siswa. Selain itu,
pengetahuan melainkan melibatkan siswa lebih aktif dalam diskusi
pengetahuan situasi kelas, (5) kelompok serta dilatih membangun
kurikulum bukanlah sekedar sikap kerjasama dan bertanggung
dipelajari, melainkan seperangkat jawab dalam kinerja di kelompoknya
pembelajaran, materi, dan sumber.
sehingga aktivitas siswa mengalami
Oleh sebab itu, bentuk penilaian
aktivitas siswa dinilai berdasarkan peningkatan dari siklus I ke siklus II.
pengamatan pada proses pembelajaran Berdasarkan hal tersebut,
secara komprehensif. Ambarsari, menunjukkan bahwa penelitian
Santosa & Maridi (2013) telah tindakan kelas ini telah tercapai yaitu
melakukan penelitian bahwa aktivitas adanya peningkatan aktivitas siswa
siswa dapat meningkat dikarenakan dalam keterampilan menulis.
penerapan perangkat pembelajaran
yang sesuai dan menyenangkan bagi
siswa. DAFTAR RUJUKAN
Aktivitas siswa dalam Afika Ningrum, Fera (2018).
keterampilan menulis juga merupakan Peningkatan Keterampilan
suatu proses belajar dengan proses Menulis Puisi Melalui Model
berpikir secara langsung pada Think Talk Write Berbantuan
pengalaman yang bermakna. Teori Media Alam Sekitar Pada Siswa
makna (meaning theory) dari Brownell Kelas V SD Sambung (Doctoral
& Chazal (1935) mnejelaskan bahwa Dissertation, Universitas Muria
pembelajaran bermakna sangan Kudus).
penting agar kegiatan belajar menjadi Ambarsari, W., Santosa, S., & Maridi,
lebih menyenangkan, menarik dan M. (2013). Penerapan
bermanfaat. Pembelajaran pun pembelajaran inkuiri terbimbing
menjadi mudah dipahami dan diingat terhadap keterampilan proses
oleh siswa. Schultz (2005) sains dasar pada pelajaran
mengatakan bahwa siswa mampu biologi siswa kelas VIII SMP
diajak untuk menulis dengan baik Negeri 7 Surakarta. Jurnal
setelah adanya diskusi bersama. Dari Pendidikan Biologi, 5(1), 81-95.
diskusi tersebut siswa mampu Arini, N. W. (2012). Implementasi
mengembangkan gagasannya dalam Metode Peta Pikiran Berbantuan
bentuk tulisan. Sugiarti, Putra, & Objek Langsung untuk
Abadi (2014) menyatakan bahwa Meningkatkan Keterampilan
model Think Talk Write dapat Menulis Deskripsi. Jurnal
memberikan pengaruh pada Pendidikan dan
keterampilan menulis. Sama halnya Pengajaran, 45(1).
dengan penelitian yang telah Baiduri, B. (2017). Elementary School
dilakukan bahwa penggunaan model Students' Spoken Activities and

31
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

their Responses in Math Counsil of Teacher of


Learning by Peer- Mathematics.
Tutoring. International Journal Karakoc, A. I. (2018). Integrating
of Instruction, 10(2), 145-160. Reading, Writing, Listening, and
Brownell, W. A., & Chazal, C. B. Speaking with Visuals.
(1935). The effects of premature In English Teaching
drill in third-grade Forum (Vol. 56, No. 2, pp. 30-
arithmetic. The Journal of 33). US Department of State.
Educational Research, 29(1), 17- Bureau of Educational and
28. Cultural Affairs, Office of
Chizhik, E. W., & Chizhik, A. W. English Language Programs,
(2018). Using Activity Theory to SA-5, 2200 C Street NW 4th
Examine How Teachers' Lesson Floor, Washington, DC 20037.
Plans Meet Students' Learning Lumpkin, A., Achen, R. M., & Dodd,
Needs. The Teacher R. K. (2015). Student
Educator, 53(1), 67-85. perceptions of active
Diederich, P. B. (1966). How to learning. College Student
measure growth in writing Journal, 49(1), 121-133.
ability. English Journal, 55(4), Martinis, Yamin. 2007. Kiat
435-449. Membelajarkan Siswa. Jakarta:
Driver, R., & Bell, B. (1986). Gaung Persada Press.
Students' thinking and the Pardo, L. S. (2006). The role of
learning of science: A context in learning to teach
constructivist view. School writing: What teacher educators
science review, 67(240), 443-56. need to know to support
Epriyanti, E., Iswara, P., & Kurniadi, beginning urban
Y. (2016). Penerapan Teknik teachers. Journal of Teacher
TSTS (Two Stay Two Stray) dan Education, 57(4), 378-394.
Teknik MKE (Menandai Kemendikbud. (2016). Peraturan
Kesalahan Ejaan) untuk Menteri Pendidikan Dan
Meningkatkan Kemampuan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
Menulis Surat Pribadi Kelas IVa 2016 Tentang Standar Proses
SDN Tegalkalong II Kecamatan Pendidikan Dasar Dan
Sumedang Utara Kabupaten Menengah. Jakarta:
Sumedang. Jurnal Pena Kemendikbud
Ilmiah, 1(1), 941-950. Schultz, K., Buck, P., & Niesz, T.
Gašević, D., Dawson, S., & Siemens, (2005). Authoring “race”:
G. (2015). Let’s not forget: Writing truth and fiction after
Learning analytics are about school. The Urban
learning. TechTrends, 59(1), 64- Review, 37(5), 469-489.
71. Sugiarti, N. L. P. Y., Putra, I. K. A., &
Herrhyanto, N. (2008). Statistika Abadi, I. B. G. S. (2014).
Dasar. Jakarta: Universitas Pengaruh Model Pembelajaran
Terbuka. TTW (Think Talk Write)
Huinker, D. & Laughlin, C. (1996). Berbantuan Media Gambar
Talk Your Way Into Writing. Berseri Terhadap Keterampilan
Dalam Communication in Menulis Bahasa Indonesia Siswa
Mathematics K-12 and Beyond, Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan
1996 Year Book. The National Kediri, Tabanan Tahun Ajaran

32
Sumayyah, Ali Mustadi & Harun/Premiere Educandum 9(1) 2019

2013/2014. Mimbar PGSD Strategi Pembelajaran Inkuiri


Undiksha, 2(1). pada Kelas XII IPA-2 SMAN 2
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Bagan Sinembah Tahun
sebagai Suatu Keterampilan
Pelajaran 2014/2015. EduTech:
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung. Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Yamin, M. (2016). Peningkatan Hasil Ilmu Sosial, 2(1).
Belajar dan Aktivitas
Matematika Siswa Melalui

33

Anda mungkin juga menyukai