JUDUL NO DOKUMEN
STANDAR 2. Analitik
PROSEDUR Cara kerja :
OPERASIONAL a. Tempatkan ketiga tabung reaksi dalam rak tabung.
b. Ambil darah vena, jalankan stopwatch saat darah
tampak di dalam spoit.
c. Tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.
d. Setelah 3 menit, mulailah mengamati ketiga tabung.
e. Angkat tabung tegak lurus lalu miringkan tiap 30 detik
sampai darah terlihat membeku.
f. Catat selang waktu saat pengambilan darah sampai
darah membeku.
Nilai rujukan : 4 – 10 menit
3. Pasca Analitik
Waktu bekuan memanjang pada trombosis
Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
Tes dapat dilakukan setiap hari di RSU THALIA IRHAM
GOWA selama 24 jam sesuai permintaan.
Pengawasan:
Blanko hasil ditandatangani oleh dokter yang bertugas.
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT
TES DARAH RUTIN
PROSEDUR Prosedur
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel :
1) Darah EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) dapat
dipakai karena tidak berpengaruh terhadap
morfologi eritrosit dan lekosit serta mencegah
trombosit bergumpal.
2) Tes sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2
jam.
TES DARAH RUTIN
Pengawasan:
Blanko hasil ditandatangani oleh dokter yang bertugas.
Evaluasi:
Nilainya harus disesuaikan dengan Pemantapan Mutu Internal dan
Eksternal Laboratorium
Pengembangan:
Disesuaikan dengan alat dan metode baru yang lebih efektif dan
efisien.
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT
PEMBUATAN DAN PEWARNAAN
APUSAN DARAH TEPI
PENGERTIAN Tes apusan darah tepi adalah pembuatan apusan darah pada
kaca objek, berdasarkan prinsip pewarnaan sifat kimiawi dalam
sel
PROSEDUR
Pewarnaan May Grunwald-Giemsa(MGG)
1. Letakan sedian apus diatas rak pewarnaan.
2. Fiksasi dengan methanol, biarkan ± 2 menit
3. Warnai apusan dengan larutan MGG yang telah diencerkan
1 : 1 ( 1 bagian larutan MGG + 1 bagian larutan buffer pH
6,4 )
4. Biarkan 4 menit kemudian buang pewarnaan (Jangan dibilas
Air )
5. Warnai kembali apusan dengan larutan Giemza yang telah
diencerkan 1 : 9 ( 1 bagian larutan giemza + 9 bagian
larutan buffer pH 6,4 )
6. Biarkan ± 20 menit
7. Bilas apusan dengan air kran, keringkan.
8. Periksa di bawah mikroskop.
Sumber Kesalahan
1. Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan
penyimpanan bahan
2. Pemeriksaan Sediaan apus terlalu biru kemungkinan
disebabkan oleh apusan yang terlampau Tebal, pewarnaan
terlalu lama, kurang pencucian, zat warna atau larutan dapar
yang alkalis.
3. Sediaan apus yang terlalu merah mungkin disebabkan oleh
PEMBUATAN DAN PEWARNAAN
APUSAN DARAH TEPI
PROSEDUR zat warna sediaan atau larutan dapar yang terlalu asam
dapat menyebabkan leukocyte hancur.
4. Bercak – bercak zat warna pada sediaan apus dapat
disebabkan oleh zat warna tidak disaring sebelum dipakai
atau pewarnaan terlalu lama sehingga zat warna mengering
pada sediaan.
5. Morfologi sel terbaik adalah bila menggunakan darah tepi
langsung tanpa anti koagulan. Bila menggunakan anti
koagulan sediaan apus harus dibuat segera,tidak lebih dari 1
jam setelah pengambilan darah. Penggunaan anti koagulan
heparinakan menyebabkan latar belakang warna birudan
leukosit menggumpal
6. Sediaan apus yang tidak rata dapat disebabkan oleh kaca
pengapus yang tidak Bersih atau pinggiranya tidak rata atau
oleh kaca objek yang berdsebu, berlemak atau bersidik jari.
7. Fiksasi yang tidak baik menyebabkan perubahab morfologi
dan warna sediaan. Ini mungkin terjadi apabila fiksasi
dilakukan menggunakan methanol yang tidak absolute
karena telah menyerap uap air akibat penyimpanan yang
tidak baik.
b. Analitik
TES HbsAg
PROSEDUR Analitik
1. Masukan strip kedalam penampungan urine / Letakan strip
dengan posisi dimiringkan kira – kira 45 º
2. Tunggu sampai muncul garis ( pita ) pada strip lalu dibaca
Tulis hasil yang diperoleh
Pasca Analitik
1. Negatip: Bila hanya 1 garis ( pita ) muncul pada bagian control
(C)
2. Positip : Bila 2 garis ( pita ) muncul pada bagian control ( C ) dan
tes ( T )
PROSEDUR ANALITIK
Cara kerja:
Siapkan slide kemudian diberi tanda O dan tanda H
1. Siapkan slide kemudian diberi tanda O dan tanda H
2. Teteskan 8 µl serum pada masing-masing slide
3. Pada slide O tambahkan 1 tetes suspensi antigen O dan slide
H tambahkan 1 tetes antigen H.
4. Campur serum dan suspensi antigen dengan menggunakan
aplikator bersih pada masing-masing slide, digoyang pelan-
pelan dengan menggunakan tangan selama 3 menit
5. Amati adanya aglutinasi.
Nilai rujukan:
Negatif jika tidak terjadi reaksi aglutinasi
PASCA ANALITIK
Dinyatakan menderita demam tifoid jika terjadi reaksi
aglutinasi. Anti O dan anti H akan meningkat sesudah vaksinasi
tetapi aglutinin akan turun lebih dahulu dan
umumnya negatif setelah beberapa bulan, sedang aglutinin H
biasanya bertahan setelah beberapa tahun.
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien diabetes (DM) dapat berupa
Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes Glukosa Darah 2 jam
Post Prandial (GD2PP) dan tes toleransi Glukosa Oral
(TTGO)Suatu prosedur yang mengatur pemeriksaan glukosa
darah di laboratorium dengan penggunaan alat POCT di RSU
Thalia Irham
PROSEDUR ANALITIK
1. Masukan tes kalibrasi pada alat, pada monitor akan
menunjukan F – 5
2. Persiapan tes : buka foil pada strip, jangan menyentuh strip
tapi pergunakan foil
3. Untuk memegang stip yang telah terbuka
4. Masukan kedalam alat, pada monitor akan menunjukan F –
5, kemudian hasil tes sebelumnya akan nampak
5. Teteskan sampel pada ujung strip sampai terdengar tanda
yang berarti strip sudah terisi penuh
6. Hasil akan muncul dimonitor setelah 60 detik
PASCA ANALITIK
Interpretasi
TES GDS STRIP
PROSEDUR
TES BUKAN DM BELUM PASTI DM DM
GDS < 90 mg / dl 90 – 199 mg / dl ≥200 mg / dl
GDP < 90 mg /dl 90 – 109 mg / dl ≥110 mg / dl
GD2PP < 120 mg / dl 120 – 200 mg / dl > 200 mg / dl
Linearitas alat:
a. Alat mengeluarkan hasil ‘Lo’ bila nilai glukosa di bawah 40
mg / dl
b. Alat mengeluarkan hasil ‘ Hi ‘ bila nilai glukosa diatas 500
mg / dl
BTA
Prosedur Pewarnaan
Cara Pembuatan Larutan Buffer
Larutan Buffer terdiri atas 2 stok larutan yaitu:
1. Dinatrium phosphate, anhydrous (Na2HPO4) 9,5 gr per liter
2. Natrium asam phosphate (NaH2PO4H2O) 9,2 gr per liter
Dari stok larutan ini dibuat larutan buffer dalam air untuk pewarnaan
dan pencucuian sediaan., sebagai berikut:
TES MALARIA
PROSEDUR ANALITIK
1. Tes makroskopis : Warna, Konsistensi, lender, darah
2. Tes mikroskopis : untuk melihat adanya Eritrosit, Lekosit
3. Cara kerja:
a. Diteteskan larutan Eosin 2% secukupnya diatas gelas obyek.
b. Diambil faeses dengan lidi secukupnya kemudian diletakkan
diatas larutan eosin tersebut, diaduk hingga rata dan tutup
dengan deck glass.
c. Amati ada tidaknya telur cacing, amuba dan benda-benda
lainnya.
d. Catat hasil pada buku induk hasil
e. Print/tulis hasil pada lembar hasil
f. Serahkan lembar hasil pada ruangan yang meminta
PASCA ANALITIK
a. Negatif : Jika tidak ditemukan telur cacing
b. Positif : Jika ditemukan telur cacing
PASCA ANALITIK
Nilai rujukan:
Tes Makroskopik dan Tes Kimia
1. Warna/kejernihan : kuning jernih atau sedikit keruh
2. Bau : berbau khas asam organik dalam urin
3. Berat Jenis (BJ) : 1,010 – 1,020
4. pH : 4,5 – 8,0
5. Lekosit : negative
6. Nitrit : negative
7. Protein : negative
8. Glukosa : negative
9. Keton : negative
10. Urobilinogen : negative
11. Urobilin : negative
12. Eritrosit : negatif
URINALISIS
Interpretasi Hasil:
Tes Makroskopik