Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengkonsumsi obat herbal masih menjadi kesenangan bagi sebagian


masyarakat dunia, terlebih masyarakat Indonesia. Obat herbal berasal dari
tanaman obat yang dapat memberikan niai tambah jika diolah lebih lanjut
menjadi beberapa produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi
simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri, dan lain sebagainya.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan baku
obat yang belum mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, akan tetapi
sudah dikeringkan. Permintaan bahan baku simplisia menjadi semakin
meningkat seiring bertambahnya industri jamu. Itu juga dikarenakan efek
samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih
kecil dibandingkan dengan obat sintesis.
Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan salah satu tanaman
rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia, khususnya
Asia Tenggara dan kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-
Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Kunyit banyak mengandung
kurkumin dan mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan simplisia?
2. Bagaimana cara peembuatan simplisia Curcumae domesticae rhizoma
yang baik dan benar?

1 | Curcumae domesticae rhizoma


1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan simplisia.
2. Untuk mengetahui cara peembuatan simplisia Curcumae domesticae
rhizoma yang baik dan benar.

1.4 Manfaat
Khasiat kunyit diantaranya sebagai antioksidan, anti karsinogen, anti
alzeimer dan juga anti kanker. (Depkes RI, 1995). Kunyit dikenal sebagi
penyedap, penetral bau anyir pada masakan, seperti gulai opor dan soto, serta
pewarna pada nasi kuning. Kunyit dimanfaatkan secara luas oleh industri
makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan tekstil. Tanaman temu-temuan
yang berkerabat dekat dengan kunyit dan dikenal masyarakat antara lain
temulawak (Curcuma xanthorrhiza), jahe (Zingiber officinale), dan kencur
(Kaempferia galanga).

2 | Curcumae domesticae rhizoma


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit merupakan tumbuhan yang mampu hidup di berbagai daerah di


belahan dunia. Kunyit mempunyai berbagai nama daerah yang berbeda-beda
diantaranya yaitu kakunye (Sumatra), kunir (Jawa), kunit (Kalimantan), kunyit
(Nusa Tenggara), uinida (Sulawesi), kurlai (Maluku), rame (Irian), wat gam
(Cina), ukon (Jepang), arishina (Kanada), haldi (India), kolkuma (Korea) dan
lainlain. (Akram, 2010)

Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki
manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit merupakan jenis
rumput – rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul dari puncuk
batang semu dengan panjang sekitar 10 – 15 cm dan berwarna putih. Umbi
akarnya berwarna kuning tua, berbau wangi aromatis dan rasanya sedikit manis.
Bagian utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada didalam
tanah. Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang induk
biasanya berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna jingga kekuning –
kuningan. (Hartati & Balittro., 2013).
Tanaman kunyit merupakan tanaman berumpun dengan tinggi 40-100 cm
yang memiliki batang, daun dan bunga. Batang kunyit merupakan batang semu,
tegak berbentuk bulat, tersusun dari pelepah daun. Daun kunyit tunggal, bentuk
bulat telur memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan tulang 9 daunnya
menyirip dengan warna hijau pucat. Ujung dan pangkal daun runcing tepi daun
rata. Bunga kunyit majemuk berambut dan bersisik panjang 10-15 cm dengan
mahkota panjang sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan.
Rimpang kunyit berukuran 2.5-7.0 cm (panjang), dan 2.5 cm (diameter). Kulit
luar rimpang berwarna jingga kecoklatan dengan daging buah merah jingga
kekuning-kuningan. Tanaman ini tidak memiliki buah. (Dahlan, 2009)

3 | Curcumae domesticae rhizoma


Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit dikelompokkan sebagai berikut
(Winarto, 2004) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val
Warna kulit rimpang jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning
kehitaman. Warna daging rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau
khas yang rasanya agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan
berkembang secara terus menerus membentuk cabang – cabang baru dan batang
semu, sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm.
panjang rimpang bias mencapai 22,5 cm. tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan
rimpang muda 1,61 cm. rimpang kunyit yang sudah besar dan tua merupakan
bagian yang dominan sebagai obat (Hartono, 2005).
Senyawa kimia utama yang terkandung dalam kunyit adalah kurkuminoid
atau zat warna, yakni sebanyak 2,5 – 6%.Pigmen kurkumin inilah yang memberi
warna kuning orange pada rimpang (Winarto, 2004). Salah satu fraksi yang
terdapat dalam kurkuminoid adalah kurkumin. Komponen kimia yang terdapat
didalam rimpang kunyit diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa
dan beberapa mineral. Kandungan minyak 7 atsiri kunyit sekitar 3 – 5%.
Disamping itu, kunyit juga mengandung zat warna lain, seperti
monodesmetoksikurkumin dan biodesmetoksikurkumin, setiap rimpang segar
kunyit mengandung ketiga senyawa ini sebesar 0,8% (Andreria, 2015).
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid. Kurkuminoid terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin, dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya. Kandungan Zat :
Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %, Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1

4 | Curcumae domesticae rhizoma


- 5 %, Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak atsiri / Volatil oil
( Keton sesquiterpen , turmeron , tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren ,
sabinen , borneol dan sineil ), Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati
8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium)
(Anonim 2008).

BAB III
METODE KERJA

5 | Curcumae domesticae rhizoma


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
a. Baskom
b. Blender
c. Kain putih
d. Pisau Stainles steel
e. Timbangan
f. Tikar
3.1.2 Bahan :
a. Curcumae domesticae rhizoma (rimpang kunyit)
b. Air

3.2 Cara Kerja


Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain :
1. Dikumpulkan bahan baku berupa Curcumae domesticae rhizoma.
2. Dilakukan sortasi basah, yaitu memisahkan cemaran (kotoran dan
bahan asing lain) dari bahan simplisia.
3. Dilakukan penimbangan bahan baku agar didapat berat awal.
4. Dilakukan pencucian dengan air bersih dan air yang mengalir.
5. Dirajang rimpang kunyit secara melintang untuk memperoleh
ketebalan yang mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan
penggilingan.
6. Dilakukan pengeringan secara alami dengan menggunakan bantuan
cahaya matahari.
7. Dilakukan sortasi kering untuk memisahkan benda asing, seperti
bagian tanaman yang tidak diinginkan atau pengotor lain yang masih
tertinggal pada simplisia kering.
8. Dilakukan pengepakan, yaitu simplisia dimasukkan kedalam wadah
berupa toples plastic untuk melindungi simplisia dari kerusakan.
9. Disimpan di tempat yang terhindar dari cahaya matahari, dan
dijauhkan dari serangga.

6 | Curcumae domesticae rhizoma


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

7 | Curcumae domesticae rhizoma


4.1 Data Pengamatan
No. Gambar Keterangan

1. Pemilihan Bahan Baku


a. Bahan baku : bagian rimpang
kunyit (Curcumae domesticae
rhizoma) bahan baku dibeli dari
Pasar Bogor dimana kunyit ini
berasal dari Cihideung sebanyak
4,5 kg.

2. Sortasi Basah
Bahan baku dipisahkan dari
tanah, daun yang menempel,
ataupun dari kotoran lain yang
menempel pada bahan baku.

3. Penimbangan
Berat setelah sortasi basah
W0= 3,5 kg
W0= 3500 g

4. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk
mengurangi jumlah mikroba,
pencucian menggunakan air
bersih dan mengalir namun
tidak terlalu lama yang
kemudian ditiriskan sebelum
dilakukan perajangan.

5. Perajangan
Bahan baku dirajang dengan
irisan melitang menggunakan

8 | Curcumae domesticae rhizoma


pisau stainles steel dengan
ukuran 3-4 mm.

6. Pengeringan
a. Cara pengeringan :
Pengeringan dilakukan
menggunakan cahaya matahari
langsung dengan ditutupi ain
putih agar tida banyak minyak
atsiri yang menguap dan
menggunakan oven untuk
mempercepat proses
pengeringan karena faktor cuaca
yang kurang mendukung.
b. Lama pengeringan : 4hari.

Sortasi Kering
7.
Bahan baku simplisia yang telah
dikeringkan disortasi kering
untuk memisahkan adanya
pengotor pada saat proses
pengeringan.
Berat kering = 1, kg

8. Pengepakan dan Pengemasan


Simplisia rimpang kunyit
disimpan didalam wadah
tertutup dan dimasukan silica

9 | Curcumae domesticae rhizoma


gel didalamnya agar simplisia
terhindar daari kerusakan dan
jamur.

9.
a. Bentuk : Serbuk kasar
b. Warna : Orange/Kuning
Pemeriksaan Organoleptik c. Bau : Khas aromatik
d. Rasa : Pahit
Serbuk diayak dengan ayakan
40 mess.

10.
a. Berat awal (W) = 3,5 kg =
3500 g
Susut Pengeringan b. Berat akhir (W0) = 430 g

4.2 Analisis Data


Diketahui :
Berat awal (W) = 3,5 kg = 3500 g
Berat akhir (W0) = 430 g
Berat akhir rajangan (W1) = 240 g
Berat akhir serbuk (W2) =190 g
a. Susut pengeringan (%)

b. % Randemen
 Simplisia Rajangan

10 | Curcumae domesticae rhizoma


 Simplisia Serbuk

4.3 Pembahasan
Pada penelitian kali ini yaitu tentang proses pembuatan simplisia. Simplisia
adalah bahan obat yang telah dikeringkan yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman ataupun eksudat tanaman. Simplisia yang kami gunakan yaitu bagian dari
tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.), bagian tanaman yang kami jadikan
simplisia adalah bagian rimpangnya. Pada pembuatan simplisia ini, kami membeli
kunyit di Pasar Bogor sebanyak 4,5 kg. Kunyit ini sendiri berasal dari Bogor
sendiri yaitu dari Cihideung. Rimpang yang diambil yaitu yang berukuran sedang,
segar dan tidak busuk. Rimpang biasa dipanen pada berumur 9 - 12 bulan.
Sebelum dijadikan simplisia, rimpang harus disortasi basah terlebih dahulu
yaitu dibersihkan dari tanah ataupun kotoran lain yang menempel. Kemudian
rimpang dicuci, tujuan dari pencucian yaitu untuk menghilangkan kotoran dan
mengurangi mikroba yang menempel pada rimpang kunyit. Pencucian dilakukan
beberapa kali dan kemudian ditiriskan terlebih dahulu sebelum dilakukan
penimbangan untuk mengetahui bobot bahan yang akan digunakan. Bobot yang
didapat yaitu 3,5 kg karena telah dibersihkan dari kotoran beserta tanah yang
menempel pada rimpang.

11 | Curcumae domesticae rhizoma


Sebelum dilakukan penjemuran pada rimpang, rimpang terlebih dahulu
dirajang dengan mengiris dengan irisan melintang. Perajangan dilakukan untuk
memperoleh ketebalan yang memudahkan proses pengeringan dan seragam.
Tebalnya pengirisan yaitu sekitar 3-4mm kareena pengirisan terlalu tebal
membuat bahan tidak mudah kering dan lebih cepat terkontaminasi oleh mikroba
sehingga mempengaruhi kualitas dan jika terlalu tipis akan mudah patah dan
mengurangi kandungan bahan aktif simplisia. Setelah rimpang dirajang, proses
berikutnya adalah pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan secara alami ataupun
menggunakan alat bantu, pada proses awal kami menggunakan cahaya matahari
untuk mengeringkan rimpang kunyit dengan ditutupi kain berwarna putih agar
kandungan minyak atsiri pada kunyit tidak menguap, namun ternyata cuaca Kota
Bogor sedang tidak stabil sehingga kami menggunakan oven agar simplisia tidak
berjamur karena udara lembab. Tahap pengeringan ini membutuhkan waktu
sekitar 3-4 hari.
Setelah simplisia rimpang kunyit kering, dilakukan kembali sortasi kering
simplisia yang bertujuan untuk memisahkan benda-benda yang tidak diinginkan
dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering
karena setelah di oven tak jarang simplisia yang rusak tak berbentuk akibat suhu
yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan
bagian simplisia yang sudah rusak atau tercemar bahan pengotor ketika
pemanasan. Setelah itu, rimpang kembali ditimbang dan ternyata mengalami
penyusutan drastis menjadi 430 gram. Sehingga didapatkan susut pengeringan
sebesar 87,714% dan nilai randemen dari simplisia tersebut yaitu sebesar
12,286%.
Simplisia kunyit dibagi menjadi simplisia berbentuk rajangan dan serbuk.
Simplisia berbentuk serbuk berasal dari simplisia rajngan yang ditumbuk ataupun
di blender agar halus yang kemudian diayak dengan pengayak berukuran 40 mess.
Setelah didapatkan hasil, simplisia kunyit dalam bentuk rajangan maupun
dalam bentuk serbukan disimpan dalam wadah tertutup baik dan disimpan silica
gel didalamnya agar terhindar dari kerusakan dan jamur. Jenis kemasan yang kami
gunakan berupa wadah plastik. Tujuan dari penyimpanan ini yaitu untuk

12 | Curcumae domesticae rhizoma


melindungi agar simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa
faktor, baik dari dalam maupundari luar. Simplisia disimpan di tempat yang
kering, tidak lembab, dan terhindar dari sinar matahari langsung agar tidak mudah
teroksidasi dan menjaga kualitas isi simplisia.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

13 | Curcumae domesticae rhizoma


1. Simplisia adalah bahan obat yang telah dikeringkan yang berupa tanaman
utuh, bagian tanaman ataupun eksudat tanaman. Bahan baku simplisia
yang digunakan yaitu bagian rimpang kunyit (Curcumae domesticae
rhizoma) yang berasal dari Cihideung, Bogor.
2. Secara umum, tahap pasca panen meliputi sortasi basah, penimbangan,
pencucian, pengecilan ukuran (perajangan), pengeringan, sortasi kering,
pengemasan dan penyimpanan.
3. a. Susut pengeringan simplisia =87,714%
b. %Randemen = 12,286%.

14 | Curcumae domesticae rhizoma

Anda mungkin juga menyukai