Anda di halaman 1dari 39

BREAK EVENT POINT

ANALYSIS

FMIPA
UNIVERSITAS PAKUAN
PERENCANAAN KAPASITAS

• Ketika pabrik sepatu dibangun,


manajer memikirkan jumlah pasang
sepatu yang akan diproduksi?
• Ketika rumah sakit dibangun,
manajer memperkirakan berapa
jumlah kamar yang harus dibuat?
• Penentuan dan perumusan
tergantung pada manajemen dari
perusahaan itu untuk menentukan
kapasitas.
Konsep Kapasitas
• Kapasitas fasilitas adalah konsep
yang mendua.
• Kapasitas adalah suatu tingkat
keluaran (dalam unit jumlah produk).
Yang kemudian keluaran
memerlukan periode waktu tertentu.
• Yang tentunya baik unit maupun
waktu, akan diiringi diperlukannya
dana.
ANALISIS BIAYA TOTAL
• Dalam analisis biaya total, biaya disajikan
dalam suatu ikhtisar yang menunjukkan
alokasi dari semua biaya menurut tempat atau
bagian dimana biaya – biaya itu telah
dikeluarkan
• Perencanaan laba yang didasarkan atas biaya
total dapat terjadi kekeliruan. Dengan adanya
informasi yang keliru, maka akan dihasilkan
keputusan manajemen yang tidak tepat
ANALISIS BIAYA TOTAL
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan 120.000
Biaya bahan 50.000
Biaya buruh 15.000
Biaya umum pabrik10.000 (+)
Total 75.000
Biaya pemasaran 20.000
Biaya umum dan adm 15.000 (+)
Total seluruh biaya 110.000(-)
LABA 10.000
• Sebagai gambaran, yaitu jika dari tabel di atas dibuat
analisis biaya per satuan sebagai berikut:
Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit
Harga penjualan per satuan = Rp. 1.200
Biaya per satuan = Rp. 1.100 (-)
Laba per satuan = Rp. 100

• Jika satuan barang yang terjual adalah 80.000 unit,


maka
Penjualan = 80.000 x Rp. 1.200 = Rp. 96.000.000
Biaya = 80.000 x Rp. 1.100 = Rp. 88.000.000 (-)
Laba Rp. 8.000.000
• Kesalahan yang terlihat adalah pada besarnya laba,
dimana biaya total dianggap sebagai biaya yang
berubah secara proporsional dengan banyaknya
barang yang terjual

• Oleh karena itu analisis biaya total tidak tepat


untuk perencanaan laba
ANALISIS BIAYA MARGINAL
• Dengan cara ini, biaya dipisahkan menurut sifatnya,
yaitu:

– Biaya Variabel (Variabel cost)


Biaya yang berubah – ubah menurut besarnya produksi
atau penjualannya

– Biaya Tetap (Fixed cost)


Biaya yang tidak tergantung dari besarnya produksi
atau penjualan sampai pada tingkat tertentu
BIAYA TETAP

Rp P = biaya tetap
pada kapasitas
produksi

0 Volume (unit)
BIAYA VARIABEL
Q = biaya
Rp variabel
untuk A unit
α = biaya
variabel per
Q unit
α
0 A Volume (unit)
PENJUALAN
S = hasil
Rp penjualan
A unit
γ = harga jual
S per unit

γ
0 A Volume (unit)
ANALISIS BIAYA MARGINAL
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan 120.000
Biaya bahan 50.000
Biaya buruh 15.000
Biaya umum pabrik variabel 4.000
Biaya Adm. Variabel 6.000
Biaya penj. Variabel 8.000 (+)
Total Biaya Variabel 83.000 (-)
Kontribusi 37.000
Biaya Tetap 27.000 (-)
LABA 10.000
Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit
Maka perincian biaya per satuan adalah sbb:

Harga penjualan per satuan = Rp. 1.200


Biaya variabel per satuan = Rp. 830 (-)
Kontribusi = Rp. 370
Biaya tetap = Rp. 270 (-)
LABA = Rp. 100
Jika satuan barang yang terjual = 80.000 unit

maka,
Penjualan = 80.000 x Rp. 1.200 = Rp. 96.000.000
Biaya variabel = 80.000 x Rp. 830 = Rp. 66.400.000 (-)
Kontribusi = Rp. 29.600.000
Biaya tetap = Rp. 27.000.000 (-)
LABA = Rp. 2.600.000
• Berdasarkan Analisis Biaya Total, laba yang
dicapai sebesar Rp. 8.000.000

• Jelas bahwa analisis biaya total untuk


perencanaan laba dapat menyesatkan
manajemen

• Analisis biaya marginal dapat digunakan untuk


merencanakan laba melalui 2 pendekatan:
– Cara pendekatan Impas (break even point)
– Cara pendekatan kontribusi
BREAK EVEN POINT
• Impas menunjukkan keadaan di mana jumlah
penjualan = jumlah biaya untuk memperoleh
hasil tersebut

• Laba akan diperoleh jika produksi dan


penjualannya melampaui titik impas

• Cara ini digunakan jika perusahaan hanya


menghasilkan satu macam barang atau beberapa
macam barang dengan bauran penjualan yang
konstan.
PERUMUSAN
• P
  xQ
• Keterangan =
P : harga per unit (rupiah)
Q : Kuantitas yang dihasilkan (unit)
F : biaya tetap total (rupiah)
V : biaya variabel per unit (rupiah)
BREAK EVEN POINT
•   Q
Q disebut juga BEP
Bila kita menginginkan keuntungan maka
rumusnya:
Q L : laba
Kontribusi Margin (contribution
margin) atau K
Istilah (P – V) disebut kontribusi yaitu jumlah
kelebihan (selisih) harga jual per unit diatas
biaya variabel.
K=P–V
K= kontribusi
P= harga jual per unit
V= harga variabel per unit
Contoh
• Harga
  penjualan produk A Rp 100.000,- per
unit, dan biaya bahan mentah dan tenaga
kerja langsung sebesar Rp. 80.000,- per unit.
Dan biaya tetap perbulan Rp. 20.000.000,-
maka titii break even dalam unit keluaran
adalah
Q = = 1 000 unit
Grafik Break even
Biaya

UNTUNG

BEP
Biaya
variabel Biaya Total

20.000.000,-
RUGI

Unit
1.000
PEMETAAN BEP
Daerah Laba PENJUALAN
Rp
BIAYA TOTAL
BEP

BIAYA VARIABEL

P BIAYA TETAP

0 Volume (unit)
Daerah
Rugi
BEP dengan keuntungan
• Bila
  manajer menginginkan keunutungan Rp.
5 000 000,- maka perusahaan harus
menghasilkan besarnya produk sbb:

• Q = = 1 250 unit
• Maka kuantitas produk yang dihasilkan untuk
memperoleh keuntungan Rp. 5 000 000,-
sebesar 1250 unit
BEP dengan Pajak
•Perusahaan
  biasanya menyertakan kewajiban
pajak dalam perhitungan biaya produksi.
Dengan demikian besarnya perhitungan sbb:

Q T : Tax (Pajak)
• Misal
  dalam contoh tingkat pajak 40 %, jumlah
yang harus dihasilkan untuk memperoleh
laba Rp. 5.000.000,- adalah:

Q=

= 1 474 Unit
Rasio Kontribusi
• Untuk
  maksud perencanaan kapasitas, kita penting
mengetahui rasio kontribusi atau kadang2 atau
disebut variasi laba untuk produk individual.
• Rasio ini mengukur kontribusi relatif produk sebagai
persentase harga per unit. Dengan rumus :
• Rasio Kontribusi X 100 %
• Pernyataan dari contoh di atas adalah:

X 100 % = 20 %
ASUMSI – ASUMSI PENERAPAN BEP
• Biaya tetap tidak berubah – ubah
• Biaya Variabel bervariasi dalam perbandingan
yang konstan
• Harga penjualan per satuan konstan
• Hanya untuk satu macam barang, jika lebih
maka bauran penjualannya harus konstan
• Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel
tidak bervariasi
• Ada kesesuaian antara produksi dan penjualan
KERJAKAN DAN KUMPULKAN
• Perusahaan Arjuna memiliki data produksi
sbb: gaji karyawan tiap bulan Rp. 10 480
000,-,biaya pabrikan Rp. 41 630 000,-, Biaya
umum dan administrasi yang menjdi beban
produksi Rp. 6 950 000,- tiap bulan. Bahan
dasar untuk produksi tiap satuan produk Rp.
258 000,-, Depresiasi mesin Rp. 25 juta/bulan.
Biaya kerja langsung Rp. 126 000/unit produk.
Kapasitas produksi tiap bulan 1000 unit.
Harga jual produk per unit Rp. 525 000,-
• Semua barang yang diproduksi habis terjual.
Tingkap pajak yang berlaku 40%. Dari data di
atas tentukanlah:
a. Luas produksi perusahaan minimum dalam
unit dan rupiah agar perusahaan tidak
menderita rugi.
b. Luas produksi perusahaan agar
memperoleh laba Rp. 24 juta tiap bulan sesudah
pajak.
Catatan:
• Biaya tetap yaitu biaya-biaya yang
dekeluarkan yang besarnya tetap setiap
bulan. (Gaji, pabrikan, adm umum, dan
depresiasi)
• Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya
berubah-ubah setiap periodenya. (biaya
bahan, lembur, tenaga kerja langsung)
CARA PENDEKATAN KONTRIBUSI
• Kontribusi adalah selisih antara hasil
penjualan dengan seluruh biaya variabel

• Contoh perhitungan kontribusi per


satuan barang adalah sebagai berikut
Harga jual = Rp.500
Biaya variabel = Rp.300 (-)
Kontribusi = Rp.200
• Jika biaya tetap adalah = Rp. 7.500.000
• Laba yang diinginkan = Rp. 4.500.000

• Jumlah satuan barang yang harus dibuat /


dijual adalah

7.500.000  4.500.000
 60.000 unit
200
Soal 2
• Perusahaan X menginginkan keuntungan Rp.
5.000.000,-setiap bulan, Harga jual produknya Rp.
100.000,- per unit. Jumlah biaya bahan mentah dan
tenaga kerja langsung Rp. 80.000,- perunit. Biaya
tetap berjumlah Rp. 20 jt per bulan. Hitunglah:
• 1. Volume produksi yg harus dicapai agar terpenuhi
keinginannya?
• 2, Bila ada volume produksi yang tidak terjual 10 %,
berapa volume produksi sekarang. Dengan
menggunakan Full costing dan Direct costing.
• .
Kelebihan Pendekatan Kontribusi

• Titik impas dapat dihitung


• Dapat digunakan untuk mencari
kombinasi penjualan yang menghasilkan
laba terbesar
• Memperhitungkan faktor pembatas
• PT Alfan membuat barang X, Y dan Z.
• Tabel berikut menunjukkan barang mana yang memberikan
kontribusi terbesar:

BARANG
X Y Z
Harga jual per satuan 10.000 12.000 16.000
Biaya variabel per satuan 5.500 7.500 8.000
Kontribusi per satuan 4.500 4.500 8.000
Lama pengolahan (jam) 2 3 4
Kontribusi/satuan/jam 2.250 1.500 2.000
Maksimal penjualan 5.000 4.000 2.500
Biaya tetap Rp. 30 juta per kuartal
• Jika hanya memperhatikan kontribusi maka barang Z
dipilih sebagai barang prioritas, karena kontribusi per
satuannya terbesar, yaitu Rp. 8.000

• Akan tetapi jika satu kuartal perusahaan hanya mempunyai


24.000 jam pengolahan, yang dalam hal ini merupakan
faktor pembatas, manajemen dihadapkan pada
pertanyaan: “bagaimana kombinasi penjualan diputuskan,
agar diperoleh laba yang paling besar?

• Dengan cara pendekatan kontribusi maka prioritas adalah


barang yang kontribusi per faktor pembatasnya adalah
terbesar, sehingga dalam contoh ini urutan prioritasnya
menjadi:
• Prioritas 1 barang X (Rp. 2.250)
• Prioritas 2 barang Z (Rp. 2.000)
• Prioritas 3 barang Y (Rp. 1.500)

• Berdasarkan urutan prioritas tsb, maka jam


pengolahan sebesar 24.000 jam dialokasikan sbb:

– Barang X sebanyak 5.000unit x 2 jam = 10.000 jam


– Barang Z sebanyak 2.500unit x 4 jam = 10.000 jam
– Sisa : 4.000 jam digunakan untuk barang Y sebanyak:
4.000 jam / 3 jam = 1.333 satuan
Dengan keputusan tsb, diperoleh
gambaran laba sbb:
Prioritas Barang Satuan Kontribusi Keterangan
1 X 5.000 22.500.000 5000 X Rp. 4.500

2 Z 2.500 20.000.000 2.500 x Rp. 8.000

3 Y 1.333 5.998.500 1.333 x Rp. 4.500

Jumlah Kontribusi = Rp. 48.498.500


Biaya Tetap = Rp. 30.000.000 (-)
LABA = Rp. 18.498.500
Akhir dari Presentasi

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai