Sebelum kita masuk lebih dalam di alasan mengapa filsafat ini bermula di
Yunani. Menurut Aristoteles titik penting dari kemunculan filsafat terletak pada
pemahaman Thales, dan pengikutnya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam benak mereka tanpa bersandar pada penjelasan teologi.
Melalui mereka, penjelasan yang tadinya bernada supranatural sebagai penyebab
kejadian di bumi, digantikan dengan pencarian penyebab (causa) alamiah (suatu
kejadian tertentu pandangan yang dalam istilah Yunani dikenal sebagai, phusici).
Mazhab Mileteus.
Mazhab Phytagorian
Mazhab Elea
Parmenides (515 – 445 SM)
Pengetahuan kita tentang gagasan filsafatnya terutama berasal dari :
Diskusi ide-ide nya dalam dialog-
dialog Plato seperti Parmenides ;
Thaetetos ; dan Sophistes.
Kumpulan syairnya yang dibentuk
menjadi buku kecil berjudul
Tentang Alam.
Zeno
.
3. Paradoks Anak Panah
4. Paradoks Stadion
2) Mazhab Atomisme
Leukippos (450 – 420 SM)
Ia merupakan guru dari Demokritos.
Di dalam aliran atomisme, pemikiran
Demokritos lebih dikenal ketimbang
Leukippos, meskipun amat sulit untuk
membedakan pandangan keduanya.
Sejarawan filsafat sekarang, cenderung
menganggap, bahwa Demokritos hanya
meneruskan ajaran – ajaran yang diterima
dari Leukippos.
Teori Atom
Demokritos, dan gurunya, Leukippos, berpendapat, bahwa
atom adalah unsur –unsur yang membentuk realitas. Di sini, mereka
sepakat dengan pluralisme Empedokles, dan Anaxagoras, yang
menyatakan, bahwa realitas terdiri dari banyak unsur, bukan satu.
Akan tetapi, bertentangan dengan kaum pluralis, Demokritos
menganggap bahwa unsur – unsur tersebut tidak dapat terbagi lagi.
Karena itulah, unsur – unsur tersebut diberi nama atomos (yang tak
terbagi). Atom – atom tersebut merupakan unsur – unsur terkecil
yang membentuk realitas. Ukurannya begitu kecil, sehingga mata
manusia tidak dapat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak memiliki
kualitas. Hal ini pula yang membedakannya dengan konsep unsur –
unsur yang diusung oleh kaum pluralis. Atom – atom tersebut
berbeda antara satu dengan lainnya, melalui tiga hal, yaitu
bentuknya; ukurannya; dan posisinya. Dengan demikian, atom
memiliki kuantitas belaka, termasuk juga massa. Jumlah atom yang
membentuk realitas ini tak berhingga. Selain itu, atom juga
dipandang sebagai sesuatu yang tidak dapat dijadikan; tidak dapat
dimusnahkan; dan tidak berubah. Yang terjadi pada atom adalah
gerak. Karena itu, Demokritos menyatakan, “Prinsip dasar alam
semesta adalah atom – atom, dan kekosongan”. Jika terdapat ruang
– kosong, maka atom – atom itu dapat bergerak. Demokritos
membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar matahari
memasuki kamar yang gelap, melalui celah – celah jendela. Di situ
akan terlihat bagaimana debu bergerak ke segala arah, walaupun
tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Dengan demikian,
tidak diperlukan sebentuk prinsip lain yang membuat atom bergerak,
seperi prinsip cinta, dan konflik dalam pandangan Empedokles.
Dengan keberadaan ruang – kosong sudahlah cukup untuk
membuat atom bergerak.
Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ide, jiwa dan proses
mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi yg selalu
berubah dan dunia ide yg tidak pernah berubah. Ide merupakan sesuatu yg
obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya pikiran tergantung
pada ide-ide tersebut. Ide-ide berhubungan dengan dunia melalui tiga cara;
Ide hadir didalam benda, ide-ide berpartisipasi dalam konkret dan ide
merupakan model atau contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian
dunia ini pada gilirannya juga memberikan dua pengenalan. pertama
pengenalan tentang ide; inilah pengenalan yg sebenarnya. Pengenalan yg
dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat
teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme
kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa
(pendapat) dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat
dicapai dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa
mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratic yaitu pandangan panta
rhei-nya Herakleitos dan pandangan yg ada-ada-nya Parmenides. Keduanya
benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia ide tidak
pernah berubah dan abadi.
Menurut Aristoteles filsafat ilmu adalah sebab dan asas segala benda. Filsafat
ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmuilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
Oleh karena itu, ia menamakan filsafat sebagai Theologi. Filsafat sebagai refleksi
dari pemikiran sistematis manusia atas realitas dan sekitarnya, tidak berdiri sendiri
dan tidak tumbuh di tempat atau ruang yang kosong. Lingkungan keluarga, sosial
alam dan potensi diri akan ikut mempengaruhi seseorang dalam melakukan refleksi
filosofis. Oloh karenanya, dalam sejarah pemikiran manusia terdapat tokoh pemikir
ataupun filosof yang selalu saja muncul dari zaman ke zaman dengan tema yang
berbeda-beda.
1. Logika
2. Filosofia teoritika
Selain soal gerak, hal penting lain dari Aristoteles yang menjadi
pegangan dari pemikiran barat pada kurun waktu yang lama
setelahnya adalah dokrin tentang empat elemen yang berasal dari
system pemikiran Empedokes dan bagaimana cara menemukan
keempat elemen itu dalam prinsip–prinsip yang sangat mendalam.
Keempat elemen ini mempunya kualitas-kualitasnya tertentu pula yakni
kualitas sentuhan, aktif, harus berpasang-pasangan dalam oposisinya.
Aristoteles menunjukan delapan pasangan yang mempunya kualitas
haptic yang kontras satu sama lain: panas-dingin, kerng-lembab, berat-
ringan, jarangpadat, lembut-keras, kasar-halus, rapuh-tabah. Dan
elemen dari material dunia ditandai oleh empat kemungkinan
kombinasi dari dua haptic aktif kualitas (prima quialitates): tanah
(kering dan dingin), air (dingin dan lembab), udara (lembab dan
panas), api (panas dan kering). Segala material alam di dunia ini
mengandung paling sedikit dua dari keempat elemen ini.