Anda di halaman 1dari 4

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah

1. Rezky Ariany Aras, S.Psi., M.Psi., Psikolog.


2. Suryadi Tandiayuk, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
3. Sri Wahyuni, S.Psi., M.Psi. Psikolog.
4. Hillman Wirawan, S.Psi., M.M., M.A
5. Nur Fajar Al-Fitrah, S.Psi., M.Sc

REFLEKSI PERTEMUAN KESEBELAS MATA


KULIAH PSIKOMETRI

DEVNET VICENTE
C021191029
Kelas Psikologi B 2019
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2021
Nama : Devnet Vicente
NIM : C021191029
Kelas : Psikologi B 2019

REFLEKSI PERTEMUAN KESEBELAS MATA


KULIAH PSIKOMETRI
What Happened ?
Pada tanggal 28 Oktober 2021, dilaksanakan pertemuan kesebelas untuk
mata kuliah Psikometri. Pada pertemuan ini dilaksanakan dilakukan melalui
bentuk zoom dan didampingi bersama pak Fitra. Topik pertemuan hari ini adalah
validitas konstruk dan validita kriteria. Minggu ini juga menandakan minggu
terakhir dari penugasan kelompok mengenai reliabilitas dan validitas. Dalam
pertemuan ini sama dengan pertemuan sebelum-sebelumnya, yaitu peserta mata
kuliah mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Pak Fitra memulai pertemuan dengan menanyakan kabar dan kemudian
mulai memilih kelompok untuk presentasi. Tetapi yang mempresentasikan hanya
satu dari anggota kelompok Kemudian, selanjutnya pak Fitra meminta untuk
beberapa kelompok lain untuk memberikan penjelasan tambahan. Serta dua
kelompok terakhir untuk menanyakan pertanyaan. Tetapi kelompok terakhir,
mengusulkan untuk memberikan kesimpulan sehingga dengan demikian semua
kelompok memiliki kesempatan dalam presentasi. Selanjutnya, kemudian, pak
Fitra mempersilakan bagi peserta mata kuliah yang ingin bertanya mengenai
materi. Kemudian, dilanjutkan dengan pak Fitra melontarkan pertanyaan
mengenai materi untuk mengetes kemampuan peserta mata kuliah. Pertemuan
dilanjutkan dengan pak Fitra memberikan wrap-up materi untuk validitas konstruk
dan validitas kriteria, kemudian menutup perkuliahan pada hari ini.

What Happened to Me?


Pada hari ini yang terjadi kepada saya adalah cukup bersemangat tetapi
disisi lain juga gugup. Sebab pikiran saya yang cenderung berlebihan
mempersepsikan kelompok saya dipilih pertama untuk presentasi minggu lalu itu
karena kelompok saya yang memiliki materi yang kurang lengkap. Sebenarnya,
pertama atau tidaknya dipilih untuk presentasi itu bukan masalah tetapi yang
membuat saya gugup adalah representator yang dipilih. Tetapi terlihatnya di
kelompok saya, tumben anggotanya cukup antusias untuk presentasi sehingga
bahkan tidak ada perembukan terlebih dahulu. Hal ini sebenarnya membuat syaa
lega dan juga senang, karena pada akhirnya kelompok saya tidak semata-mata
ngikut dan terlihat juga ingin membawakan materi.
Kemudian, untuk tahapan selanjutnya, saya merasa sangat terpukau
dengan contoh yang diberikan oleh Puspa dari kelompoknya, karena menunjukkan
bahwa puspa sendiri sangat memahami materi yang dikerjakannya. Kemudian,
saya juga merasa senang dengan sesi tanya jawab diakhir, tapi pada akhirnya
banyak yang kurang responsif atau kurang tau. Tapi setidaknya ada beberapa yang
memang mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Jadi intinya, meskipun
perkuliahan hari ini itu cukup melelahkan tetapi saya senang terutama karena
merupakan kerja kelompok yang terakhir untuk topik ini.

Insight
Apa yang saya dapat dari untuk pertemuan hari ini, adalah pertama,
validitas konstruk itu singkatnya adalah seberapa jauh tes itu dapat merepresentasi
hal yang ingin diukur ditinjau dari sisi empirikal. Empirikal yang dimaksud itu
berarti dengan objektif. Perbedaan utamanya dengan validitas isi itu terletak pada
poin ini tetapi tujuannya sama. Umumnya dalam penelitian psikologi apapun,
paling standar dibutuhkan validitas konstruk.
Insight kedua yang saya peroleh adalah terdapat empat metode dalam
mengukur validitas konstruk. Pertama adalah dengan metode konvergen yang
artinya mengukur atau membandingkan dua alat tes yang mengukur hal yang
sama kemudian mengukur tingkat korelasinya. Konstruk dapat dikatakan valid
bila dua alat tes tersebut memiliki hasil yang berkorelasi tinggi.
Metode kedua adalah divergen, dilakukan dengan konsep yang sama
dengan konvergen tetapi menggunakan dua alat ukur yang mengukur hal yang
berbeda. Sehingga bila terdapat korelasi yang tinggi, maka konstruk sudah pasti
kurang tepat. Dalam metode divergen, justru yang diharapkan adalah tidak
memiliki hubungan sama sekali.
Metode ketiga adalah multimethod-multitrait, yaitu menggunakan lebih
dari satu metode ntuk mengukur lebih dari satu macam trait sesuai namanya. Jadi
ada dua hasil dalam metode ini, yaitu korelasi tinggi (antara konstrak yang sama)
dan korelasi rendah (antara konstrak yang berbeda). Korelasi yang tinggi itu
disebut juga sebagai validitas konvergen, dan kalau yang rendah itu adalah
validitas diskriminan.
Metode keempat adalah factor analysis yang menganalisis keterkaitan
antar-aitem. Jadi dalam tes itu dianalisis hasil dari setiap aitem dan
mengaitkannya satu sama lain. Bila korelasi tinggi maka dapat dikatakan valid.
Bila aitem tersebut memiliki korelasi satu sama lain maka dapat dikatakan tes
tersebut valid untuk digunakan.

What Next ?
Saya berharap dengan pertemuan hari ini, saya kedepannya dapat lebih
semangat dan tidak terlalu banyak pikiran negatif. Sehingga kedepannya saya
lebih dapat menikmati mata kuliah ini.

Anda mungkin juga menyukai