Anda di halaman 1dari 42

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah

1. Dra. Dyah Kusmarini, Psych.


2. Umniyah Saleh, S.Psi., M.Psi., Psikolog
3. Grestin Sandy R, S.Psi., M.Psi., Psikolog
4. Dwiana Fajriati Dewi, S.Psi., M.Sc
5. Sitti Muthia Magfirah M, S.Psi., M.Psi., Psikolog

REFLEKSI BESAR ANDRAGOGI (PERTEMUAN I-XV)

Nurul Inayah
C021231079
Psikologi B 2023
Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2023
Nama : Nurul Inayah
Foto
NIM : C021231079
Kelas : Psikologi B 2023

Refleksi Besar Andragogi (Petemuan I-XV)

What Happened ?
Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 21 Agustus 2023, mahasiswa psikologi
kelas B memulai kuliah perdana kami dengan mata kuliah Andragogi. Di dalam kelas dosen
yang hadir yaitu Ibu Umniyah, Ibu Grestin dan Ibu Muthia. Dibuka oleh Ibu Grestin yang
menyambut kuliah perdana kami, memperkenalkan para dosen pengampu, lalu dilanjut dengan
Ground Rules atau kontrak belajar selama kami mengikuti mata kuliah Andragogi. Ada
beberapa kontrak belajar yang diberikan, diantaranya menerapkan Here and Now, on time,
pengumpulan tugas dan lainnya. Ibu Muthia membacakan Asesmen yang metafor, lalu dosen
menanyakan kepada mahasiswa apa yang dirasakan saat mengerjakan asesmen ini, apakah sulit
atau mudah? Dan berapa lama durasi pengerjaan asesmen ini. Disini banyak mahasiswa yang
mengibaratkan belajar di jurusan psikologi sebagai awalan baru dalam kehidupannya. Setelah
pembacaan Ibu Umniyah dan Ibu Grestin memberikan tanggapan mengenai asesmen yang kita
kerjakan. Setelah itu diadakan pemilihan koordinator kelas untuk mata kuliah Andragogi. Dan
kami juga diberikan gambaran umum terkait mata kuliah Andragogi. Lalu pada sesi berbagi
harap ini ada beberapa mahasiswa yang mengutarakan agar pembelajaran lebih baik dilakukan
secara interaktif atau diskusi tanya jawab.
Pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 29 Agustus 2023 dimulai dari sesi reflexion
pada bagian what happened banyak yang mengatakan bahwa kelas dimulai dengan berbincang
lalu dilanjutkan dengan pembacaan refleksi, umpan balik oleh dosen dan berbagi harap, dan
untuk pertemuan selanjutnya. Pada bagian what happened to me banyak mahasiswa yang
merasa antusias dengan mata kuliah ini, namun ada juga yang tampaknya bosan dengan
penyampaian materi yang diberikan. Dan ada juga mahasiswa yang merasa malu karena
refleksinya ditertawakan oleh mahasiswa lain, Pada bagian insight banyak mahasiswa
termasuk saya yang merasa senang mendengarkan kata here and now karena kata itu adalah
perkataan dosen yang menyadarkan mahasiswa untuk selalu fokus dengan apa yang dilakukan
sekarang. Selanjutnya bagian what next banyak mahasiswa yang ingin mencoba untuk bisa
mindsetting dan here and now, juga berharap dapat mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah
ini. Tanggapan Ibu yaitu tanggapan dari refleksi ini tidaklah perorangan tapi melingkup ke
semua mahasiswa. Ibu juga mengatakan sudah banyak mahasiswa yang sudah mampu
menyampaikan refleksi nya dengan benar, namun masih ada beberapa mahasiswa yang belum
bisa mengemukakan perasaan nya lewat refleksi. Lalu kami dibagi menjadi beberapa kelompok
untuk berdiskusi dan mencatat penghayatan atau insight apa saja yang dapat kita ambil dari
video pembelajaran yang diberikan kemarin, setelah berdiskusi kami diminta untuk memberi
umpan balik kepada setiap teman kelompok. Setelah semua kelompok selesai mengemukakan
pendapat, Ibu Dwi dan Ibu Muthia memberikan kami tanggapan terkait rangkuman diskusi
kami. Beliau menyampaikan bahwa kita perlu menghargai orang lain, dengan memberi umpan
balik yang konstruktif dan dapat menerima umpan balik lalu memilah apa saja yang baik untuk
saya.
Pertemuan ketiga kelas dimulai pada tanggal 5 September 2023 pada pukul 10.40
yang dibawakan oleh Ibu Umniyah, Ibu Grestin, Ibu Dwi dan Ibu Muthia. Dimulai dengan
pembacaan refleksi Andragogi mahasiswa yang bervariasi isinya, ada yang merasa mengantuk
dengan pemaparan, adajuga yang merasa bersemangat menjalani mata kuliah andragogi. Dan
mengenai umpan balik ada yang takut jika umpan balik yang Ia tulis terkesan judgement . Lalu
Insight yang didapatkan yaitu bahwa kita tidak boleh menilai seseorang dari luarannya saja,
dan mahasiswa tahu bagaimana teman-teman memandangnya dengan baik. Lalu untuk bagian
what next ada mahasiswa yang akan mencoba untuk lebih terbuka dan berbaur dengan teman-
teman. Kegiatan selanjutnya kami diminta untuk mengisi asesmen maturity di kertas selembar
dan dan ada perbandingan sifat yang kami disuruh untuk mengisi dimana kecenderungan sifat
kami saat ini dan diharapkan melihat diri sesuai dengan apa yang rasakan saat ini, bukan apa
yang diharapkan oleh diri sendiri. Ibu akan menjelaskan materi pada pertemuan hari ini yaitu
Pengantar Pembelajar Orang Dewasa, dimana Lalu ciri-ciri pembelajar dewasa yaitu memiliki
sifat kemandirian, aktif, melihat sesuatu dengan objektif, mempunyai banyak kemampuan,
memiliki banyak tanggung jawab, memiliki minat yang luas, memiliki sifat altruisme,
berdamai dengan diri, memilliki integritas diri, fokus pada hal prinsipil, kepedulian yang
mendalam, memiliki sifat original dan tidak meniru orang lagi, toleran dengan ketidakpastian,
dan tentunya bersikap rasional. Selanjutnya siklus andragogi yang akan lebih dipahami pada
pertemuan selanjutnya, lalu belajar di perguruan tinggi itu akan mengalami transisi dari belajar
di SMA, butuh penyesuaian dan study skills, untuk menjadi pembelajar mandiri maka kita
butuh berbagai skill belajar. Salah satu study skill yang akan didalami yaitu membaca, karena
membaca merupakan alat utama dalam belajar dan dapat memperluas wawasan dan kapabilitas.
Dalam membaca ada tiga hal yang perlu dimiliki yaitu reading attitude, reading interest dan
reading motivation. Lalu ada Action Plan yaitu memberi apa yang kita miliki, memacu dan
membekali diri untuk meningkatkan skill dan do something, say something, be something.
Setelah pemaparan materi kami diberi statement dan kami disuruh untuk memilih apakah kita
kontra atau pro dengan statement itu, namun setelah dikelompokkan tim pro dan kontra, dosen
menukar tim kami yaitu tim pro akan menjadi tim kontra dan sebaliknya.
Pertemuan keempat kelas dimulai pada hari selasa tanggal 12 September 2023 pada
pukul 10.40 yang dibawakan oleh Ibu Grestin, Ibu Dwi dan Ibu Muthia. Pada reflexion Yang
saya tangkap yaitu mahasiswa menjelaskan materi pertemuan sebelumnya yaitu ciri seorang
pembelajar dewasa ada mandiri, aktif, dan lainnya. Selanjutnya kami akan mempresentasikan
hasil diskusi kami mengenai kelompok kontra dan pro terhadap pernyataan sikap berkompetisi
pada NKRI. Kelompok dimulai dari urutan terakhir, yaitu kelompok tiga pro, lalu berlanjut
hingga kelompok satu kontra. Isi penjelasan diberikan oleh kelompok pro yaitu bahwa kita
perlu berkompetisi untuk kemajuan, maka yang perlu ditonjolkan adalah Pendidikan untuk
mendukung sumber daya manusia bisa bersaing. Lalu isi penjelasan yang diberikan oleh
kelompok kontra yaitu sikap berkompetisi itu jika tidak memiliki peraturan yang jelas oleh
pemerintah, maka bisa saja kompetisi itu bersifat personal dan tidak kenal Batasan. Setelah
semua kelompok telah memaparkan hasil diskusinya, selanjutnya yaitu tanggapan dari para
dosen terkait presentasi tadi, Ibu menanggapi poster ilmiah kami, dimana poster ilmiah itu
memiliki aturan sistematis dalam pembuatannya dan masih ada kelompok yang belum
menerapkan poster ilmiah yang benar pada poster kelompok mereka. Maka kami diharapkan
mempelajari Kembali cara pembuatan poster ilmiah. Lalu tanggapan mengenai cara
mempresentasikan hasil diskusi itu terasa seperti membaca, bukan menjelaskan. Dan bisa
dilihat bahwa mahasiswa yang baik cara mempresentasikan adalah mereka yang tidak
membaca pada HP, namun menyiapkan materi dengan mencatat dengan kertas atau buku.
Dengan mencatat materi dengan kertas atau buku, kita bisa lebih memahami materi dan bisa
menyampaikan presentasi dengan lebih baik. Juga tanggapan untuk kelompok kontra bahwa
kerjasama dengan kolaborasi itu berbeda, Kerjasama tidak memiliki perbedaan di dalamnya
dan masing-masing memiliki tujuan yang berbeda, sedangkan kolaborasi yaitu terdiri dari
berbagai perbedaan dan masing-masing memiliki tujuan yang sama. Maka selanjutnya jika
ingin kerja kelompok maka harus sikap yang diperlukan adalah berkolaborasi agar semua
anggota mengerti pembahasannya. Dan Ibu Dwi memberikan apresiasi khusus pada Zara
karena poin yang disampaikan itu bagus, yaitu kolaboratif dan memberikan contoh pada
penelitian yang dimana sikap kolaboratif itu sangat diperlukan. Tanggapan untuk semua
kelompok juga bahwa banyak yang memenggal pernyataan, seperti hanya fokus memberikan
penjelasan pada “era informasi” tanpa membahas NKRI nya.
Pada pertemuan kelima andragogi yaitu hari selasa Tanggal 19 September 2023
dimulai pada waktu 10.40 WITA. Kelas dibawakan oleh Ibu Dwi, Ibu Muthia, Ibu Grestin dan
Ibu Umniyah. Setelah itu pembacaan reflexion, ada yang mera grogi saat ingin presentasi
namun tetap mindsetting hingga akhirnya bisa memaparkan penjelasan mengenai hasil
diskusinya. Lalu ada yang merasa bahwa karena faktor urutan kelompoknya presentasi itu
diurutan pertama sehingga ia tidak maksimal dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Dan
langsung diberi tanggapan oleh Ibu Dwi bahwa tidak ada pengaruh menjadi kelompok pertama
yang tampil, karena ketika sudah memasuki kelas maka semua kelompok sudah harus siap
untuk melakukan presentasi. Setelah kegiatan refleksi kami maka kegiatan selanjutnya yaitu
pembahasan materi yang dibawakan oleh Ibu Grestin. Materi yang dibawakan adalah Relaksasi
yang disusun oleh Ibu Dyah. Dimulai dengan kata relaks yakni otot tubuh dalam kondisi
seimbang, emosi stabil dan pikiran tenang juga bebas dari segala permasalahan. Cara untuk
relaks yaitu dengan melakukan relaksasi atau progressive relaxation yaitu merelekskan otot
secara sadar, mengencangkan lalu melonggarkan otot-otot tubuh. Lalu ada 5 otot yang
direlaksasikan. Yang pertama yaitu kelompok otot lengan dan tangan yang terdiri atas telapak
dan jari tangan, lengan bawah dan atas. Lalu kelompok otot kepala diantaranya dahi, hidung,
mulut, rahang dan dagu. Lalu masuk ke kelompok otot leher, lalu kelompok badan yang terdiri
atas pinggang dan perut. Lalu terakhir ada otot kaki yaitu paha, punggung kaki dan jari kaki.
pembahasan selanjutnya yaitu Imagery. Imagery adalah pembayangan yang bersifat pribadi,
intuitif holistik dan metafora(tidak tergapai oleh kata-kata). . Dan Ibu menjelaskan juga bahwa
Imagery itu dilakukan secara sadar, sedangkan berhayal itu kita lakukan secara tidak sadar.
Dan Imagery mempunyai tujuan dalam melakukannya sedangkan menghayal tidak memiliki
tujuan dalam melakukannya. Lalu kami diminta untuk menutup mata dan membayangkan
sebuah apel, maka apa yang terjadi? Dan mahasiswa menjawab hal yang berbeda-beda. Seluruh
indera kita seperti pendengaran,penciuman dan pengelihatan berperan pada saat kita
melakukan imagery. Maka pengertian imagery yaitu suatu proses intuitif yang
kenerlangsungannya tergantung pada kondisi diri relaks, menjernihkan pikiran dari kerumitan
sehari-hari dan dalam kendali kesadaran. Lalu kami mempraktekkan langsung cara
merelaksasikan otot tubuh dan diingatkan untuk menyimpan buku, alat elektronik seperti hp,
jam tangan bahkan kacamata agar proses relaksasi dapat dilakukan dengan maksimal. Awalnya
kami dipandu oleh Ibu Grestin cara merelaksasikan 5 kelompok otot tersebut, mulai dari
mengepalkan tangan dengan sekuat tenaga, tahan, lalu lepaskam kelalan dengan perlahan
hingga otot kaki yaitu menekuk jari kaki dengan sekuat tenaga, tahan, lalu mengendurkan
dengan perlahan. Setelah mempraktekkan semua relaksasi otot tubuh maka dialihkan ke Ibu
Umniyah. Lalu Ibu Umniyah menyuruh kami untuk memejamkan mata saat melakukan proses
relaksasi, dan diharapkan untuk tidak membuka mata ditengah proses relaksasi. Lalu diiringi
oleh backsound air yang mengalir, kami mulai memejamkan mata. Lalu dengan instruksi oleh
Ibu Umniyah untuk mengencangkan otot, lalu menahannya dan renggangkan, hingga badan
kami rileks dan nyaman. Ibu Dwi dan Ibu Muthia membantu untuk memperbaiki gerakan
relaksasi jika ada mahasiswa yang salah memposisikan. Namun setelah semua gerakan
relaksasi dilakukan, kami masih belum diperbolehkan untuk membuka mata. Suara Ibu
menyuruh kami untuk membayangkan berada di alam yang hijau, di sekitar pegunungan
dengan suasana yang asri, kami disuruh untuk membayangkan berada di tempat yang damai
itu dan menghilangkan segala permasalahan dan beban pikiran. Sambil menikmati suasana itu,
Suara Ibu Umniyah terdengar kembali dan menyuruh kami untuk membawa satu orang yang
penting di hidup kami untuk diajak menikmati suasana yang asri itu. Dan kami diperintahkan
oleh Ibu untuk menyampaikan pesan atau hal kepada orang yang penting di kehidupan kami.
Lalu Ibu mengajak kami untuk mengakhiri pertemuan itu, dan sebelum berpisah kami disuruh
untuk menyampaikan lagi hal yang ingin disampaikan. Lalu orang yang penting dihidup kami
pergi, dan kita Kembali sendirian di pegunungan yang hijau itu. Suara tangis sudah mulai
terdengar, lalu Ibu kembali mengajak kami untuk membayangkan masa-masa TK, mengingat
teman-teman, keluarga dan orang-orang yang turut serta dalam kehidupan TK kami, serta
menyampaikan sepatah kata kepada mereka. Lalu saatnya berlanjut ke masa SD, kami diajak
untuk membayangkan masa-masa disaat kami Bahagia maupun sedih dan orang-orang yang
telah menemani kami dimasa SD, juga memberikan sepatah kata untuk mereka. Begitupun
kami disuruh membayangkan masa SMP dan SMA kami. Dan terakhir yaitu membayangkan
saat kami dinyatakan diterima dikampus ini, perasaan yang kami rasakan, juga memberikan
rasa terima kasih kami kepada teman-teman, orangtua, keluarga dan orang-orang yang telah
mendukung kita untuk bisa berkuliah disini. Suara tangis dan sesegukan bersahut-sahutan. Dan
akhirnya kami diarahkan untuk kembali pada tempat pegunungan itu, lalu berterima kasih
kepada diri sendiri yang telah berjuang menjalani setiap harinya. Akhirnya kami disuruh untuk
mengembalikan pikiran kita di kelas ini lalu membuka mata dan hampir semua mahasiswa di
kelas itu menangis. Lalu kami diberi beberapa menit untuk mengembalikan kesadaran di dalam
kelas ini dan menenangkan perasaan kami. Lalu sebelum Ibu melanjutkan, Ibu meminta satu
atau dua orang yang ingin menyampaikan penghayatan dari kegiatan relaksasi ini. Setelah
berbagi penghayatan maka Ibu menutup pertemuan dengan mengatakan bahwa semoga dari
kegiatan ini kita bisa lebih menghargai orang lain dan pastinya diri kita sendiri, kami disuruh
untuk melakukan butterfly hug pada diri dan memberikan kata-kata afirmasi bahwa kita sudah
hebat sudah menjalani semua ini.
Pada pertemuan keenam andragogi yaitu hari selasa Tanggal 25 September 2023
dimulai pada waktu 08.00 WITA. Dilakukan secara daring melalui zoom dan ketiga kelas
digabung menjadi satu. Yang akan membawakan kelas pada hari ini yaitu Ibu Muthia, Ibu Dwi,
Ibu Umniyah dan Ibu Dyah. Lalu tanggapan mengenai refleksi ada mahasiswa yang melakukan
kesalahan dalam formasi dan file refleksi. Selanjutnya tanggapan mengenai hasil asesmen dari
video yang diberikan Ibu mengapresiasi hasil jawaban kami bahwa walau ada yang keliru,
namun tidak membuat kita menyerah untuk berproses dan belajar untuk lebih mengerti. Setelah
pembacaan hasil asesmen, maka kegiatan selanjutnya adalah pemaparan materi oleh Ibu Dyah,
Ibu menyapa kami semua dan berharap kami bisa here and now mengikuti materi.. Ibu Dyah
juga menanggapi terkait tugas human creation, dan Ibu menanggapi jawaban mahasiswa yang
menuliskan “kita adalah pemenang dari sperma lain” dan Ibu menjelaskan bahwa sudah sejak
saat penciptaannya Tuhan menjadikan kita manusia, penentuan dari Tuhan siapa yang akan
menjadi kita (manusia) bukanlah hasil dari kompetisi sperma namun karena takdir Tuhan.
Bahkan sel sperma lain itu mensupport sperma untuk sampai ke sel telur. Ibu menanggapi
bahwa manusia itu unik dan berbeda-beda maka janganlah membanding-bandingkan, Tuhan
tidak memberikan kemu dahan namun Tuhan memberikan potensi untuk mengatasinya. Lalu
masuk ke materi Dasar Filosofis namun melewatkan karena mati lampu lalu saya kembali
bergabung dan sudah masuk ke penjelasan mengenai panggilan hidup dan diperlihatkan
gambar garis horizontal dimana titik ujungkiri adalah masa kelahiran kami di dunia, dan ujung
kanan adalah masa kematian kami. Kelahiran dan kematian adalah kehendak Tuhan, namun
garis Panjang diantar kedua ujung ibarat kehidupan manusia di dunia, dan garis itu adalah jalan
atau pilihan manusia. Manusia mempunyai kebebasan untuk berkehendak, maka lakukanlah
pilihan dengan sadar, karena pilihan yang diambil pasti akan dipertanggungjawabkan di
kemudian hari. Lalu materi selanjutnya yaitu hidup bertanggung jawab, lalu diberikanlah peta
yang dimulai dari kehendak manusia berarti memiliki kemerdekaan kebebasan, dengan
kehendak kita memiliki potensi, pengetahuan dan skill, dan kami memiliki sejumlah pilihan,
maka kita harus bisa mengambil keputusan untuk menentukan satu pilihan dalam satu momen.
Pilihan yang kami ambil pasti memiliki konsekuensi dan resiko, maka kita harus bertanggung
jawab atas apa yang telah kami ambil. Dan masuk ke materi keempat yaitu Locus Of Control
dimana manusia memiliki 2 tipe locus, yakni locus internal merupakan kayakinan bahwa
kemampuan dan upayalah yang menentukan apa yang terjadi pada dirinya, dan ada locus
eksternal yang yakin bahwa kemampuan seseorang diluar dirinyalah yang bertanggungjawab
atas apa yang terjadi pada dirinya. Lalu yang kelima ialah rangkuman, hidup adalah
serangkaian pilihan yang dipertanggungjawabkan, hidup saya adalah serangkaian pilihan saya
sebab saya yang mempertanggungjawabkan dengan segala konsekuensi dan risikonya. Dan
diberi materi tambahan yaitu self respect adalah respek diri, dan skalanya 0-100. Skala 100 itu
menurut Ibu tidak ada, karena tidak ada manusia yang menghargai dirinya sebegitu sempurna,
lalu skala 90 adalah self actualization, skala 80 adalah proactive involvement, skala 70 adalah
participative involvement, skala 60 adalah seseorang yang mencoba untuk tidak membuat
kesalahan, lalu skala 50 adalah self orientation, skala 40 adalah seseorang yang senang
complain, semuanya salah kecuali saya, skala 30 adalah orang yang mulai berbohong, suka
gossip, skala 20 sudah mulai melakukan tindak criminal kecil, lalu skala 10 adalah criminal
yang direncanakan dan skala 0 adalah orang yang brutal.
Di pertemuan ketujuh Kelas dimulai pada pukul 08.00 pada hari Selasa 3 Oktober
2023, Pada pertemuan ketujuh ini kembali diadakan secara daring melalui zoom meeting dan
dibuka oleh Ibu Grestin tepat pukul 08.00 WITA. Saya mendapat insight dari sesi reflexion
yaitu Ibu memberitahukan bahwa insight itu hanya berisi satu dua kalimat, bukan rangkuman
selama materi pembelajaran. Lalu masuk pada kegiatan tanggapan oleh Ibu Dyah, Beliau
menjelaskan bahwa kita sekarang belajar psikologi, bukan psikolog dan mahasiswa masih ada
yang salah dalam pengartian ini, lalu seperti yang telah disampaikan pada pekan sebelumnya
bahwa tidak ada manusia yang skala self respect nya 100, lalu dijelaskan bahwa di Unhas itu
menerapkan Student Center Learning dimana mahasiswa tidak hanya disuap dengan Pelajaran,
namun mendorong mahasiswa untuk bisa belajar mandiri. Dilanjutkan dengan materi yaitu
mengulang materi self respect dan disampaikan bahwa untuk menaikkan standar self respect
maka diperlukan pencapaian. Lalu materi selanjutnya yaitu sosialisasi yaitu keluarga sebagai
suatu sistem sosial yang dimana mau tidak mau kita akan menemukan tuntutan dan harapan
yang diberikan kepada kita, lalu keluarga akan melahirkan nilai-nilai dalam individu termasuk
kita, individu ini akan menghayati dan membayangkan mengenai gambaran dirinya atau sense
of self. Selanjutnya pembahasan mengenai psychological life script yaitu pesan sosialisasi
dalam bentuk ungkapan, Bahasa tubuh dan sikap. Internalisasi naskah hidup itu dipegang oleh
individu artinya kita yang menuliskan dan mengungkapkanya, lalu terbentuk di masa balita,
dan internalisasi naskah hidup ini dapat diputuskan (berkembang, dituliskan kembali) atau
terbekukan (tidak berkembang). Internalisasi naskah hidup ini seringkali tanpa sadar dilakukan
namun sekali disadari, hal ini juga dapat dimutakhirkan dan kita dapat me-rewrite naskah hidup
yang akan mendorong fleksibilitas perkembangan yang membangun mindset. Ibu menjelaskan
bahwa Naskah hidup perlu dibangun karena ini merupakan suatu proses yang memiliki titik
awal dan titik akhir, dan sebaiknya dapat berlanjut dengan pemeliharaan dan pengembangan
berkelanjutan. Selanjutnya masuk ke materi baru yaitu materi pola percakapan. Lalu
pembahasan mengenai Adult Learning Cycle yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya
dimana ada diagram yang membagi menjadi empat yaitu diverger, assimilator, converger dan
accommodator. Lalu ada proses sosialisasi dimana keluarga merupakan sistem “holon”.
Tingkatan terkecil yaitu individu, lalu keluarga, komunitas dan terakhir Masyarakat. Lalu
tampilan powepoint yaitu pertanyaan what kind of person you are, dimana kita berhubungan
dengan orang disekitar dan peran orang disekitar kita akan mempengaruhi perilaku yang ada
pada diri kita. Selanjutnya falsafah diri dan kehidupan (ranah spiritual) memiliki value dan
kepercayaan yang menjadi kompas dalam berpikir yang kemudian melahirkan persepsi,
attitude, motivasim emosi, kehendak yang memengaruhi pola percakapan. Kata-kata yang
keluar dari diri itu adalah hasil dari pikiran atau falsafah tentang diri. Lalu penjelasan
selanjutnya yaitu psychological mindset barrier, mind atau pikiran itu kompleks ragamnya, dan
kapasitas menyaring secara cepat semburan informasi yang masuk menjadi sesuatu yang secara
sadar dapat ditangani kesadaran yang membuat sejumlah informasi terbuang, termasuk
substansi yang mungkin penting. Dan kami diperlihatkan video terkait power of words yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa ini merujuk kepada pemilihan kata yang tepat. Maka perlunya
memiliki Bahasa yang dapat diucapkan secara efektif, bisa membangun orang lain, bukan
mengecilkan orang. Perubahan bahasa bisa diubah secara sadar. Kami diijelaskan bahwa
kategori kosakata terbagi dua yaitu kosakata energi tinggi dan kosakata energi rendah. Sebagai
anak psikologi yang kekuatan utamanya adalah Bahasa, maka perlunya kita menggunakan
kosakata energi tinggi, contohnya gunakan kaya sebaiknya, bukan seharusnya, ganti kata
persoalan menjadi tantangan. Dan terakhir kami diberi quotes yaitu secret of your future is
hidden in your daily routine, Ibu mengatakan bahwa jangan menunda untuk melakukan
perubahan karena masa depanmu terlihat dari kebiasaan sehari-harimu. Setelah itu berakhirlah
sesi pembelajaran dari Ibu Dyah.
Andragogi pertemuan kedelapan Kelas A dan B kembali digabung di ruangan 146-
147 pada pukul 10.40 WITA, . Hanya Ibu Grestin yang akan membawakan kelas. Lalu
pembacaan reflexion pertemuan ketujuh, yang diawali dengan Ibu meminta berbagi insight
dalam bentuk menyanyi, berpantun dan lainnya. Lalu diberikan pertanyaan oleh Ibu Dyah
“Siapa saya” “Siapa yang Tuhan ingin saya menjadi”. Isi refleksi mahasiswa juga Pada saat
pembelajaran ada beberapa rumah mahasiswa yang mengalami pemadaman listrik sehingga
kewalahan mengikuti pembelajaran. Mahasiswa merasa kurang mengerti apa yang dimaksud
materi sosialisasi dan keluarga sebagai sistem sosial sehingga dijelaskan kembali oleh Ibu
Grestin bahwa sosialisasi adalah proses memberikan informasi kepada anak, seperti orang tua
yang mengajarkan nilai-nilai dalam rumah dan menginternalisasi dalam diri maka inilah yang
dimaksud sosialisasi. Lalu Ibu membaca dan memberi tanggapan mengenai metafora belajar
Bagian A yaitu pernyataan belajar dapat diibaratkan sebagai, maka mahasiswa menjawab jalan
yang tak berujung, mengejar dunia dan lainnya. Lalu masuk ke bagian B yaitu apa yang
dirasakan dan yang muncul di pikiran dan mahasiswa menuliskan bahwa merasa bingung
walaupun sudah pernah melakukan metafora, merasa sulit, namun ada juga yang merasa senang
dan bersyukur. Insight yang didapatkan pada saat menuliskan metafora ini adalah kami dapat
menggali dalam mengenal diri, melakukan relaksasi dan memejamkan mata untuk
membayangkan bagaimana arti belajar. Selanjutnya masuk kepada materi hakikat belajar dan
Ibu menjelaskan mekanismenya yaitu Ibu memilih nama mahasiswa dan diminta untuk
membaca layar proyektor di depan, dan Ibu mengingatkan bahwa kami harus membaca untuk
orang lain yang artinya pengucapan harus jelas, tidak terburu-buru agar teman-teman dapat
mengerti apa yang disampaikan. dijelaskan dan dibagi menjadi tuga sub yaitu belajar adalah
panggilan hidup, instrument belajar pada manusia dan pembelajaran dimulai di keluarga. Lalu
pengahayatan yang bisa Ibu berikan yaitu sekarang kami sedang berada pada fase belajar
menjadi mahasiswa psikologi, selanjutnya belajar menjadi sarjana psikologi dan seterusnya.
Maka jika sebatas mengetahui pengetahuan tanpa ingin memaknai pengetahuan itu maka kami
tidak benar-benar dapat belajar menjadi apa yang kami jalani. Dan berakhirlah sesi penjelasan
hakikat belajar. Ibu memberikan gambaran pekan depan mata kuliah andragogi akan
mempelajari dinamika perilaku belajar. Dan kami diberi tugas untuk membaca buku yang telah
kami list, namun sayangnya ada buku yang tidak dapat digunakan untuk dianalisis dan
mahasiswa perlu mengganti buku. Dan buku akan dibagi menjadi 4 bagian dan setiap pekan
akan membuat resume dan refleksi dari pembacaan buku ini. Setelah itu berakhirlah kelas
andragogi.
Pertemuan kesembilan kelas dimulai secara daring melalui zoom meeting pada Pukul
10.30 WITA pada hari sabtu, 21 Oktober 2023. Kelas digabung melalui zoom meeting karena
Ibu Grestin sedang berada di luar kota. Masuk ke materi yakni dalam model psikologi Belajar
itu membutuhkan konteks. Belajar membutuhkan asupan yang terdiri atas internal dan
eksternal. Semua asupan akhirnya diproses yang nantinya akan memberikan respon. Lalu Ibu
bercerita mengenai pengalamannya saat berkunjung ke museum Turki dimana memiliki pintu
pendek dan Ibu mengambil insight bahwa jika ingin belajar maka kita perlu rendah hati,
memberikan penghormatan kepada orang lain. Lalu materi selanjutnya belajar dalam konteks,
ada 4 variabel yang memengaruhi belajar yakni field dependent/independent yakni Field
independent tidak dipengaruhi oleh lingkungan tertentu, seperti bisa belajar di kampus, di
rumah, sedangkan field dependent sanngat dipengaruhi oleh lingkungannya. Yang kedua yaitu
fleksible/structured environment ada atau tidaknya aturan tertentu untuk dia bisa belajar. Yang
ketiga yaitu independent/dependent/interdependent yang dimana seseorang harus belajar
sendiri(independent), dengan teman(dependent) atau keduanya (interdependent). Dan terakhir
yaitu relationship/content driven. Jika relationship dipengaruhi oleh relasi yang dimiliki
dengan pemateri, mak content driven itu dipengaruhi oleh konten yang diberikan pemateri.
Selanjutnya mengenai pemilihan asupan dibagi menjadi 3 yakni visual, auditori dan kinestetik
yang akan dijelaskan satu per satu. Visual dibagi menjadi eksternal dan internal, visual
eksternal yaitu cenderung membutuhkan pemateri langsung berhadapan dengannya sehingga
ia akan membuat mental image, sedangkan visual internal melalui pembayangan di pikirannya,
maka dia harus mempersiapkan dulu materi sebelum masuk kelas. Lalu Auditori dibagi
menjadi eksternal dan internal, auditori eksternal cenderung mendengarkan penjelasan
langsung dari pemateri. Sedangkan Auditory internal melakukan dialog dengan dirinya atau
inner speech. Lalu ada kinestetik tactile dan internal. Kinesteti taktik cenderung membutuhkan
pengalaman konkret, ada bentuk fisik atau learning by doing, sedangkan Kinesteti internal
membutuhkan intuitif, seperti lewat film. Muncul que dari pengalaman yang ia alami. Intuisi
ini juga dapat dimiliki lewat kinestetik eksternal. Lalu penjelasan mengenai tipe proses yang
dibagi menjadi Global, berurut, konseptual dan konkrit. Global merupakan tipe orang yang
memproses informasi secara keseluruhan, kontextual, dan holistic sehingga otak yang
digunakan dominan otak kanan. Lalu berurutan yaitu orang memproses informasi secara
bertahap, sehingga lebih unggul dalammatematika, komputer, dan Bahasa sehingga otak yang
digunakan dominan otak kiri. Ketiga yaitu konseptual dimana individu memproses informasi
dari buku atau orang-orang sekitarnya. Dan ada Konkrit dimana individu lebih senang
memproses objek melalui penginderaan dan gerak tubuhnya. Materi selanjutnya yaitu tipe
saringan respon yang dibagi menjadi rujukan, kecenderungn, kecepatan aksi. Ibu menjelaskan
bahwa Rujukan dibagi menjadi eksternal dan internal, rujukan eksternal adalah individu yang
selalu mempertimbangkan apa kata orang lain atau etika yang berlaku di lingkungan),
sedangkan rujukan internal internal yakni melakukan sesuatu berdasarkan keinginan diri. Lalu
ada Kecenderungan menyepakati yaitu meminta persetujuan dengan org lain/lingkungan, dan
ada kecenderungan menyanggah ingin tampil berbeda sehingga pendapatnya selalu
bertentangan dengan yang lainnya. Selanjutnya ada Kecepatan reaksi impulsive yang sanga
cepat mereaksikan bahkan tanpa dipikir ulang kembali, lalu ada analytical reflective yang
mempertimbngkan sesuatu terlebih dahulu, sehingga membutuhkan jeda waktu untuk
mengeluarkan respon. Lalu penjelasan selanjutnya yakni Faktor respon belajar itu ada ntuitif-
emosional yang sebenarnya dibutuhkan namun dengan kadar yang tepat. Lalu ada logic-kritikal
yang membangun seperangkat keyakinan dalam dirinya untuk bisa belajar, selanjutnya ada
moral-etik, biologik-medik dengan contohasupan dan nutrisi yang mendukung, socio-kultural
dengan contoh memilih mata kuliah yang dia senangi, dan kelembagaan-fisikal yang bersifat
pribadi sepert kondisi budaya, finansial, lingkungan, keterbatasan fisik, dan lainnya.
Selanjutnya ada tampilan grafik dan yang saya tangkap dari grafik itu yakni semakin tinggi
keterampilan yang dimiliki, perlu diimbangi dengan kesulitan belajar yang tinggi untuk
memotivasi sesorang agar tetap semangat belajar.
Pertemuan kesepuluh dimulai pukul 08.00 WITA pada hari selasa, tanggal 24
Oktober 2023. kami melaksanakan kelas di Auditorium Prof. Amiruddin. Pertemuan sepuluh
ini dibawakan oleh Ibu Umniyah dan Ibu Muthia dan Ibu mengabsen ketiga kelas. Kami
melakukan yel-yel untuk memulai kelas, Setelah itu kami diberi waktu 10 menit untuk
membagi penghayatan tentang belajar mata kuliah andragogi selama setengah semester kepada
teman disamping kami setelah berbagi penghayatan maka kami dipersilahkan untuk berbagi di
depan teman-teman mengenai hasil penghayatan tadi. Lalu perwakilan setiap kelas maju untuk
membagikan penghayatan, teman kami mengatakan bahwa setelah mengikuti pembelajaran
andragogi itu mengubah pandangan mengenai diri, lebih mengetahui siapa dirinya. Menyadari
bahwa sebahagian mahasiswa senang dengan materi relaksasi dan imagery. Dan Ibu Umniyah
memberikan tanggapan yaitu andragogi dibekalkan agar kami dapat menjadi mahasiswa
psikologi, dan jangan dibandingkan dengan mata kuliah lain yang mungkin pembahasannya
lebih berat. Mata kuliah ini membuat mahasiswa sadar untuk bisa belajar dengan baik, agar
digunakan untuk belajar mata kuliah lain. Lalu kami diberi tontonan lagu yang berjudul
Merakit oleh Yura Yunita yang menunjukkan orang-orang disabilitas yang mencoba untuk
meraih mimpinya. Dan kita memasuki pemaparan materi yang berjudul “Prasarat dan Gaya
Belajar Pembelajar Mandiri”. masuk ke materi prasarat pembelajar mandiri, Poin pertama yaitu
perlu memastikan “mengapa” sesuatu hal perlu dipelajari? Agar kita tidak merasa FOMO (Fear
of Missing Out), tidak menjadi seseoang yang banyak activity tapi tidak ada action. Bila tidak
pasti, maka cari tahu, tanyakan dan refleksikan, kita perlu punya inisiatif, dan tinggalkan hal
tersebut penting. Point kedua kita perlu memastikan bahwa kita memiliki minat, perhatian dan
motivasi untuk mempelajari hal tersebut. Bila tidak pasti maka cari tahu, tanyakan ke diri dan
pastikan jawaban, hal ini bisa dilakukan melalui refleksi. Refeksi adalah alat untuk menccari
tahu apa yang sebenarnya diinginkan. Poin ketiga yaitu perlu memastikan kita mengetahui
bagaimana cara yang tepat menangani informasi, bila tidak pasti maka tanyakan dan
refleksikan, skill point ini merupakan “basic study skill”. Ibu menyampaikan bahwa belajar
menjadi tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi pelajari teorinya, praktekan lalu latihkan. Masuk ke
poin keempat yaitu kita perlu memastikan dapat menghubungkan apa yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari, hal ini bisa diperoleh hanya apabila kita melakukan refleksi atas
pengalaman kita, akan mendapat esensinya jika benar-benar memaknai refleksi yang dibuat
selama ini maka dapat menjadi tools untuk kami berkembang. Lalu mengubungkan esensi
dengan apa yang dipelajari, ibu menjelaskan mengapa mata kuliah ini disenangi oleh
mahasiswa? Karena apa yang kami pelajari di mata kuliah ini dapat dihubungkan dan
diterapkan di kehidupan sehari-hari. Poin terakhir yaitu perlu memastikan bahwa kami mau
dan dapat mengangani berbagai hambatan menghadang , dari dalam dan luar. Hal ini dapat
dilakukan dengan memelihara niat dan motivasi kami untuk membuat rrefleksi harian. Bila
perlu kami bertanya atau konsultasi dengan beberapa orang yang dipercayai dan pakar dalam
hal tersebut. Dan Ibu menyampaikan untuk memberdayakan dosen yang berprofesi sebagai
psikologi, untuk membantu mahasiswa melaporkan masalahnya, dan konsultasinya gratis,
tidak berlaku hanya pada anak psikologi namun untuk semua mahasiswa Unhas. Lalu masuk
pada sesi refleksi dan insight, bahwa jika kita merasa FOMO, maka kita membiarkan diri kita
dikendalikan oleh orang lain, Ibu juga menekankan perlu belajar “creative problem solving”
yang merupakan “basic study skill”. Setelah itu dibuka sesi tanya jawab sebelum lanjut ke
materi selanjutnya. Dan teman kami menanyakan bagaimana jika kita termotivasi dari
pengaruh eksternal dan bukan dari internal(diri sendiri)? Dan Ibu menjawab bahwa sebenarnya
tidak apa-apa jika diawal kita termotivasi dari hal eksternal seperti karena pilihan orang tua,
namun juga perlu untuk pelan-pelan menemukan motivasi internal agar tidak terbebani dengan
menjalani hal tersebut. Selanjutnya masuk ke materi yaitu 4 gaya utama belajar, dimana telah
dijelaskan di pertemuan sebelumnya yang terbagi menjadi Accomodator yang cenderung
pragmatis, lalu ada diverger yang cenderung merenungkan segala sesuatu, lalu ada assimilator
yang cenderung menggali dan menganalisis sendiri dan tipe converger yang cenderung
praktikal dan senang kepada aplikasi, namun tipe ini perlu belajar lebih internal locus lewat
merefleksi. Setelah penjelasan ini maka kelas pertemuan kesepuluh berakhir.
Pertemuan kesebelas dimulai pada pukul 08.00 tanggal 31 Oktober 2023, kelas
dijalankan di Auditorium dan ketiga kelas digabung pada pertemuan ini seperti sebelumnya,
kelas dibawakan oleh Ibu Muthia dan Ibu Dwiana. Kembali melakukan yel-yel di pagi harri
setelah itu masuk ke sesi reflexion dari setiap perwakilan kelas. Setelah itu Ibu Muthia
memberikan tanggapa penghayatan bahwa refleksi dijadikan alat untuk mengelola
pengalaman, dan Ketika kita terbiasa maka mudah otomatis tersefleksi dalam diri walaupun
tidak lagi dituliskan. Dan Ibu mengutip kata Ibu Arline bahwa dosen itu seperti memahat, jika
merasakan sakit dari percikan debu/kayu itu, maka dosen juga merasakan rasa sakit dari
keresahan mahasiswa yang dituliskan dalam refleksi mereka. Selanjutnya tanggapan Ibu Dwi
terkait kelebihan dan kekurangan, Ibu memberikan spoiler mengenai pembelajaran Psikologi
Positif, dimana tidak hanya kekurangan, namun bagaimana kita dapat mengenal kelebihan dan
meningkatkannya. Namun sebelum masuk materi, ada sesi ice breaking yang dibawakan oleh
Ibu Dwi, yaitu tebak gambar dan teman-teman mengikuti permainan ini dengan kompetitif.
Lalu dimulai materi oleh Ibu Muthia yaitu konsentrasi dan Distraksi yang diharapkan
mahasiswa mengetahui perbedaan perhatian dengan tidak memusatkan perhatian. Disampaikan
bahwa Upaya berkonsentrasi itu tidak mudah, tidak dibawa sejak lahir, namun konsentrasi
merupakan pembawaan sejak awal manusia berkembang, dan konsentrasi dapat dibentuk dan
dikembangkan. Banyak hal yang mencoba merebut perhatian kita, padahal kemampuan
manusia untuk memberi perhatian cukup terbatas, jumlah hal yang iperhatikan, panjangnya
kurun waktu untuk berkonsentrasi setiap kalinya, Untuk bisa melakukan sesuatu secara optimal
maka hanya bisa mengerjakan satu hal setiap kalinya (tidak multitasking) dan melakukannya
pada saat kini (present time). faktor yang memengaruhi konsentrasi diantaranya Lingkungan
(suhu ruangan, tempat yang sepi/ramai), modalitas belajar (kondisi tubuh, jika fit maka lebih
mudah konsentrasi), pergaulan dan kondisi psikologis (zaman sekarang anak sering
overthinking). Sehingga diberikan Langkah berkonsentrsi. Selanjutnya materi distraksi yang
dimana Ibu menjelaskan bahwa gangguan berdampak besar yakni kita tidak bertanggungjawab
terhadap peran sebagai mahasiswa psikologi. Gangguan belajar berasal dari luar (berkaitan
dengan Indera,penglihatan, pendengaran,penciuman) dan dari dalam(keprihatinan,kecemasan,
pikiran yang mengganggu). Lalu dijelaskan Langkah menangani gangguan belajar dengan
beberapa Langkah, yang pertama yaitu pengakuan diri bahwa kita terganggu saat belajar, akui
bahwa kita terganggu. Selanjutnya penanganan dibagi menjadi dua yaitu dari gangguan
eksternal dan internal. Selanjutnya pembahasan mengenai Menghindari gangguan Kesehatan
dengan makan teratur, tidak mengonsumsi alkohol, cukupkan tidur dan jangan merokok.
Perlunya memelihara hubungan sosial, dengan orang tua, teman, sosial dalam Masyarakat dan
juga cermat mengelola keuangan, waktu. Ibu menyampaikan bahwa untuk bisa konsentrasi
maka butuh kesadaran untuk fokus terhadap apa yang telah dipilihnya.
Pertemuan keduabelas refleksi Andragogi dimulai pada tanggal 07 November 2023
pada pukul 10.40 Wita. Jadwal kelas A dan B kembali digabung dalam kelas PB 146-147.
Kelas dibawakan oleh Ibu Umniyah. Dan tema utama pertemuan kali ini yaitu Mindset Belajar.
Dimulai dari sesi reflexion dimana mahasiswa berbagi insight di pertemuan sebelumnya, dan
berkata bahwa terdistraksi jika diajak berbicara atau ngobrol dengan teman, dan budaya orang
Indonesia yang tidak enakan sehingga meladeni orang itu berbicara. Dan setelah sesi reflexion
maka Ibu mendengarkan kepada kami sebuah lagu sebagai Upaya untuk menghadirkan diri,
yang berjudul Greatest Love of All oleh Withney Houston. Ibu menyuruh kami untuk
menghayati liriknya. Lalu sesi pembagian penghayatan dan teman kami menjelaskan bahwa
the greatest love of all adalah dengan mencintai diri sendiri. Lalu masuk kemateri Dimulai
dengan pendahuluan, Mindset adalah kebiasaan atau mental attitude, yang mengarahkan kita
terhadap bagaimana kita menginterpretasi dan merespon hal yang kita hadapi. Lalu mindset
belajar adalah sikap yang kita miliki dalam merespon hal-hal atau informasi sebagai ajang
pembelajaran. Lalu Ibu berkata bahwa mindset memengaruhi perilaku, proses mindsetting
adalah proses menyetel pikiran sebelum dan sesudah melakukan sebuah kegiatan. Lalu saat di
ateri persepsi, Ibu meminta kami menuliskan rencan selanjutnya setelah melihat gambar yang
ditampilkan. Setelah itu kami diminta berbagi persepsi dan dapat disimpulkkan jika perbedaan
persepsi akan melahirkan perbedaan respon. Setiap mindset yang terbentuk akan
merencanakan hal yang sesuai dengan concern masing-masing, sehingga dari sini juga kita
perlu terbuka untuk melihat atau mendengarkan perspektif orang lain. Lalu Ibu membahas
terkait reaksi dan respon, dimana keduanya ini berbeda, reaksi yaitu Ketika kita tidak
memikirkan terlebih dahulu apa yang dilakukan (spontan) sedangkan respon adalah Ketika kita
mempertimbangkan alternatif lain mengenai apa yang akan dilakukan. Selanjutnya mengenai
bagaimana terbentuknya mindet, ada peran sosialisasi yang dijelaskan di pertemuan
sebelumnya, lalu menulis naskah hidup. Diperlukan juga Growth Mindset dan perlu dapat lebih
fleksibel, karena mindset dapat dimutakhirkan. Ibu mengingatkan kita untuk mengambil aksi
yang perlu diambil, dan pilihannya hanya dua, yaitu menetap pada status quo, closeminded dan
berakhir dikucilkan di Masyarakat atau kita ingin bergeser melakukan transformasi dan
menjadi openminded. Selanjutnya mengenai mindset belajar di perguruan tinggi. Ibu optimis
kepada kami bahwa dapat sukses di semua bidang kehidupan asalkan dapat mindsetting dengan
kegiatan yang dijalaninya. Mengenai relasi sosial, banyak yang gagal pada relasi sosial ini
karena tidak mampu mindsetting, karena hanya keinginannya yang ingin dipenuhi, padahal
seharusnya ada ke-kita-an. Dalam powerpoint itu dikatakan bersama kita asalkan aku mau dam
mampu meng-aku, mengk-kami dan meng-kita. Intinya mampu memposisikan diri dalam
kebersamaan dan kebersesamaan dan hal ini dapat dicapai dengan keterampilan bergaul. Lalu
Ibu membagikan kuadran yang berisi kondisi belajar dan fokusnya. Rangkuman yang dapat
diberikan Ibu yaitu Tentukan tujuan hidup, lalu lakukan perencanaan.
Pertemuan ketigabelas refleksi Andragogi dimulai pada tanggal 13 November 2023
pada pukul 10.40 WITA di kelas PB 142. Kelas didampingi oleh Ibu Grestin dan Ibu Umniyah.
Ibu menyampaikan bahwa kami telah mempelajari skill belajar seperti Mindsetting,
konsentrasi dan distraksi. Maka materi yang dibawakan hari ini adalah skill belajar reading
dynamics. Karena kami telah diberikan tugas untuk mengulas buku terkait belajar selama 4
minggu ini, maka Ibu akan membagi kami menjadi 8 kelompok dimana hanya ada 4 dan 5
orang dalam 1 kelompok, dimana kami saling berbagi mengenai penghayatan selama membaca
buku masing-masing. Setelah berdiskusi maka beberapa kelompok akan memberi penghayatan
mengenai hasil diskusi dan penghayatan membaca, dan Tanggapan Ibu Umniyah dari
keseluruhan penghayatan bahwa mahasiswa perlu diberi tantangan untuk bisa dan mau
membaca, dan Sebaiknya tentukan dulu apa yang ingin dibaca. Tanggapan Ibu Grestin yaitu
perlunya membanggun kegemaran membaca dan dosen sedikit memaksa kami untuk
membaca. Selanjutnya masuk ke materi pertemuan kali ini yaitu reading dynamic (The Hidden
Factor of Success). Dijelaskan perbedaan siswa dan mahasiswa dalam manajemen waktu dan
cara belajar. Lalu disampaikan bahwa membaca membuka tabir rahasia alam semesta,
memperluas wawasan, pergaulan dan meningkatkan kapabilitas. Dari materi ini, kita akan
bahan tindak-baca yang diperlukan mahasiswa, yang masuk ke pembahasan kedua yaitu
perilaku mahasiswa. Membaca itu melihat kata-kata yang tertulis memperoleh pengertian,
memuaskan tujuan, mengindra, berpikir dan menghayati. Ibu juga menjelaskan bahwa tindak
bac aitu haruslah aktif, terarah dan dinamis. Ibu menjelaskan bahwa tindak bac aitu melibatkan
fisik yang terbagi atas organ anatomic dan fisiologi Ketika membaca. Lalu kerja mental yang
terbagi sebagai mental (mind-set) dan proses berpikir. Lalu ada perasaan iringan yang terbagi
menjadi positif dan negatif. Dan tindak baca ini membutuhkan strategi dan Teknik sesuai
tujuan, ragam bacaan dan lainnya. Dijelaskan hal-hal yang berpengaruh dalam membaca yaitu
efisien dan efektif, kecepatan tinggi, pengertian yang tepat juga peluang ingat kembali dan
pemanfaatan kreatif. Lalu materi selanjutnya yaitu proses dan Teknik membaca yakni
pembentukan kebiasaan membaca, dan Ibu mengatakan dari kecil dilatih membaca supaya guru
mengetahui apa yang kita baca. Kami juga diberikan Teknik membaca seperti melihat bacaan
yang efektif, memegang buku Juga hal teknis lainnya seperti posisi duduk, sudut baca,
oenerangan lampu dan membaca “online”. Materi selanjutnya yaitu “Tujuan Membaca” ada
beberapa tujuan yakni untuk menikmati (entertainment) dan tipe bacaanya adalah komik, novel
dan serial, tujuan membaca biasanya dilakukan secara santai dan sifatnya subjektif dan
imjinatif. Yang kedua ada untuk memperoleh Informasi seperti koran, majalah dan buku
popular dengan tujuan untuk menambah Gudang informasi tapi tidak menambah pengertian
atau understanding. Disampaikan juga tingakatan membaca Menurut Adler. M. ada 4 tingkat
membaca yaitu level 1 elementary reading yang merupakan dasar dari tindak baca, kosakata
sudah luas dan mengerti penggunaan tanda baca. Seharusnya sudah dicapai level ini di tingkat
SMA. Selanjutnya level 2 yaitu inspectional reading dimana perlu mereview cepat, cukup teliti
dan menyeluruh atas bacaan. Kita melakukan skimming dengan scanning, cek judul, daftar isi
dan baca sepintas. Tujuan skimming ini untuk mengetahui apa yang kita inginkan dari buku
itu. Di level dua ini juka dilakukan superficial reading yaitu membaca keseluruhan secara
sepintas untuk mendapat dasar pertimbangan apakah lanjut membaca atau berhenti. Level 3
yaitu analytical rading dengan membaca untuk mendapat pengertian, di level ini butuh untuk
berpikir kritis untuk menggali lebih dalam motivasi, erti dan maksud pengarang, memahami
melampaui yang tersurat. Dan level keempat yaitu synoptical reading dimana mengembangkan
perspektif unik diri sendiri dan menjadi pakar dalam bidang tersebut.
Pertemuan keempatbelas refleksi Andragogi dimulai pada tanggal 21 November
2023 pada pukul 10.42 WITA di kelas PB 142. Kelas didampingi oleh Ibu Muthia dan Ibu Dwi.
Lalu sesi reflexion teman berbagi bahwa yang Ia ingat adalah mengenai cara membalik
halaman buku, cara melihat kata-kata, dan berkata bahwa Ia kurang senang membaca. Lalu
tanggapan Ibu Dwi yaitu tidak ada mahasiswa yang tidak suka membaca, hanya saja belum
mendapat bacaan yang disenangi. Lalu teman memberikan hasil membentuk mindset
membaca. Selanjutnya masuk materi Paradigma Waktu. masuk ke pendahuluan yaitu kami
diminta untuk melakukan asesmen metafora, pertanyaannya “Saya menganalogikan waktu
sebagai apa dan jelaskan alasannya” juga diminta menuliskan insight dan penghayatan dari
menuliskan asesmen metafora terkait waktu. Kami diberikan waktu sekitar 10 menit. Dan saat
berbagi penghayatan maka teman-teman mengatakan bahwa waktu diibaratkan seperti tinta
pulpen, angin yang berhembus, kanvas putih dan lainnya. Selanjutnya pembahas mengenai
hakikat waktu, dimana waktu memiliki pemaknaan subjektif yakni bervariasi, artinya setiap
orang menggunakan waktunya dengan cara yang berbeda. Lalu waktu itu tidak bisa diraba,
dikumpulkan dan ditabung. Hakikat waktu itu mengalir, maka manfaatkan waktu di masa
sekarang. Selanjutnya pembahasan pengalokasian waktu dimana ada waktu public dan waktu
privat. Waktu publik contohnya saat pembelajaran andragogi ini, dan kita perlu menghargai
waktu public, karena ini bukan hanya waktu kita, namun juga waktu orang lain. Dan waktu
privat adalah waktu yang hanya melihbatkan waktu diri sendiri. Lalu ada pemilihan prioritas
ada penting dan tidak penting. Selanjutnya ke-mendesakan urgensi dan diperlihatkan diagram
yang memiliki 4 kuadran, yaitu kuadran penting mendesak, penting tidak mendesak, tidak
penting mendesak, tidak penting tidak mendesak. Selanjutnya yaitu monitoring diri dimana
kami diberi 4 lembar sticky notes dan menuliskan kegiatan yang masuk ke setiap kuadran
dalam kegiatan yang rutin dilaksanakan dan menempelkan di kertas besar yang sudah
disediakan dosen. Saya menuliskan kegiatan yang oenting mendesak yaitu ibadah,
mengerjakan tugas. Lalu penting tidak mendesak yaitu membaca al-qur’an. Tidak penting
mendesak yaitu kegiatan menjawab telepon teman dan tidak penting tidak mendesak yaitu
scroll shopee, twitter. Setelah itu Ibu Muthia membaca bagian yang banyak dituliskan
mahasiswa. Lalu Ibu membaca bahwa masuk yang penting tidak mendesak adalah menonton
going seventeen. Setelah membaca maka Ibu menyinggung bahwa banyak mahasiswa yang
memasukkan tugas ke dalam penting mendesak karena sering mengerjakan saat deadline,
padahal seharusnya tugas itu masuk ke dalam kuadran dua yaitu penting tidak mendesak. Dan
Ibu menyinggung soal kata Healing, dimana kata itu adalah term untuk psikologi klinis dimana
kondisis seseorang membutuhkan professional. Dan healing yang dimaksudkan mahasiswa
disini adalah rekreasi atau jalan-jalan, maka seyogianya mahasiswa psikologi dapat menyeleksi
atau menggunakan kata yang lebih tepat. Lalu sebaiknya memikirkan ulang tentang skala
prioritas kita. Selanjutnya masuk di Langkah manajemen waktu yaitu dengan menetapkan
prioritas, melakukan rencana mingguan, menganalisis penggunaan waktu apakah sudah efektif,
jadwalkan master 1 semester, lalu jadwalkan master 1 mingguan, buat daftar haruan yang
realistis, lalu komitmen namun juga fleksibel dan terkahir monitoring juga evaluasi. Dan
penutupnya Ibu berkata untuk manajemen waktu itu terasa sulit diawal namun sekali kami
terbiasa maka akan mampu memimpin diri sendiri dan hidup akan terorganisir dan mampu
bertanggungjawab.
Pertemuan kelimabelas refleksi Andragogi dimulai pada tanggal 28 November 2023
pada pukul 10.52 WITA di kelas PB 142. Kelas didampingi oleh Ibu Grestin dan Ibu Dwi.
Setelah reflexion, maka Ibu Grestin memberikan tanggapan, dan mangantar ke materi yang
katanya baru diberikan di Angkatan kami, yaitu “Bersahabat dengan Stress”. Lalu memahami
bahwa stess sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan dinamika kahidupan. Masuk ke
pendahuluan, bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh seberapa Ia memanfaatkan
PELUANG. Ibu berbagi cerita mengenai alumni mahasiswa psikologi Unhas Angkatan 2013,
Mahasiswa ini menjual donat di Psikologi, awalnya menjadi reseller dan menjualnya di
mahasiswa, staff, dosen psikologi, dan Ia pada saat itu Ia berecana mengikuti PMW dengan
cara berbisnis donat. Dan akhirnya lolos PMW dan diberikan modal sehingga berdirilah Zian
Bakery. Ini adalah contoh seseorang yang mengambil peluang, walaupun dengan konsekuensi
mempersepsi peluang, individu harus keluar dari “zona nyaman” yang dapat menimbulkan
stress, namun stress adalah keniscayaan hidup. Lalu disampaikan bahwa stress adalah respon
penyesuaian terhadap situasi yang dipersepsi menantang/ mengancam kesejahteraan orang
bersangkutan. Stress juga suatu respon fisiologis atau perilaku terhadap sumber stressor yang
menyebabkan cekaman baik internal maupun eksternal. Dan stressor merupakan sumber baik
internal maupun eksternal yang dipersepsi memberikan cekaman atau tekanan. Stressor dapat
berasal dari internal maupun eksternal, dan Ibu menekankan bahwa banyak sekarang
mahasiswa yang mengerjakan tugas di café, sedangkan tidak semua mahasiswa
mempunyai finansial yang sama. Sehingga Ibu mengingatkan untuk jangan sampai kita
menjadi sumber stressor bagi orang lain. Dijelaskan teori GAS (general adaptation
syndrome) yaitu perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh dalam tiga tahap saat stres
terjadi. Secara fisiologis ada 3 tahap penyesuaian tubuh terhadap stress, yang pertama adalah
tahap alarm dimana engacu pada gejala awal yang dialami tubuh saat stres menyerang, dan
muncul reaksi fight or flight apakah mempersiapkan diri untuk melindungi atau melarikan diri
dari situasi stres yang dialami. Tahap kedua yaitu tahap resistensi terjadi ketika tubuh mencoba
untuk melawan perubahan fisiologis yang terjadi selama tahap reaksi alarm. Mencoba
mengembalikan tubuh ke kondisi normal. Dan terakhir yaitu tahap kepayahan merupakan tahap
lanjutan dari stres yang berkepanjangan atau kronis. Berjuang dengan stres dalam waktu lama
dapat menguras energi dan memperburuk kondisi fisik, mental, dan emosional. Pada tahap
kepayahan ini, seseorang tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan stres, sehingga bias akita
merasa kelelahan, burnout dan lainnya. Stress juga memiliki tingkatan yaitu stress tingkat
tinggi, sedang dan rendah. Reaksi tress itu ada 3 yakni reaksi fisiologis seperti masuk angin,
pening, kram otot, jerawatan. Lalu reaksi psikologis seperti keletihan emosi, kejenuhan, dan
depersonalisasi yaitu perasaan di awang-awang, seakan tidak menyatu dengan diri (saya baru
mengetahuinya). Dan reaksi perilaku seperti terjadi tingkah lakua yang tidak diterima
Masyarakat. Respon terhadap stress itu ada distress, yakni bersifat tidak memuaskan dan
merusak keseimbangan tubuh. Dan ada eustress yaitu respon terhadap stress yang bersifat
memuaskan yang dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh. Selanjutnya masuk ke materi
selanjutnya yaitu Bersahabt dengan Stress, yang dimana ada 3 macam adaptasi, yang pertama
adaptasi fisiologis dimana respon tubuh terhadap stressor untuk mempertahankan fungsi
kehidupan, dan perlu diketahui bahwa setiap tahap perkembangan punya stressor tertentu.
Yang kedua ada adaptasi psikologis dimana cara untuk mengatasi stress berbeda tiap individu,
ada dengan cara kognitif (memikirkan penyelesaiannya) dan ada yang cara emosional
(menangis terlebih dahulu) dan yang ketiga ada adaptasi sosial budaya, dimana diperlukan
bersosialisasi dengan Masyarakat. Strateginya dengan 3 cara yaitu primary prevention dengan
mengubah cara melakukan sesuatu seperti mengerjakan tugs lebih awal, mengorganisir waktu.
Yang kedua ada secondary prevention dengan cara menyiapkan diri menghadapi stress dengan
exercise, diet, rekreasi, meditasi dan lainnya. Yang ketiga dengan cara mencari support system.
Lalu disampaikan cara bersahabat dengan stress ujian, Ibu mengatakan jika cemas akan ujian
kita sedikit maka akan menghasilkan motivasi untuk belajar, namun jika kita terlalu banyak
mencemaskan ujian maka pikiran kita hanya berpusat pada kecemasan tersebut sehingga dapat
merusak prestasi. Stress perlu dalam kadar yang wajar. Selanjutnya biberikan cara bersahabat
dengan situasi ujian adalah dengan membiaskan diri dengan situasi ujian, mengendalikan
emosi, pikiran dan Tindakan, persiapkan fisik kita dan belajar Teknik relaksasi yang telah
diajarkan pada pertemuan kelima mata kuliah andragogi. Penutup dari materi ini adalah penting
untuk mengetahui apa yang sudah diselesaikan semampunya kita, sisanya kira serahkan kepada
Tuhan. Dan Ibu mengakatakan sepatah kata karena ini adalah (semoga) pertemuan terakhir
untuk pemaparan materi andragogi, Ibu berharap kami tidak bertemu lagi di mata kuliah
andragogi (maksudnya mendoakan kami lulus di mata kuliah ini). Dan mengenai tugas final
akan disampaikan ke coordinator kelas bagaimana mekanismenya. Dan kelas pun berakhir.

What Happened to Me?


Pada kuliah pertama ini saya masih merasa malu dengan lingkungan yang baru, saya
pun terlambat masuk dan berakhir duduk di tempat yang bisa dikatakan blind spot sehingga
saya tidak bisa melihat ppt dan dosen. Saya mendengar dengan seksama mengenai tanggapan
dari tugas refleksi, saat ada mahasiswa yang menuliskan refleksi nya bahwa jurusan psikologi
bukanlah jurusan impiannya, saya merasa bahwa kedepannya tidak semua orang bisa mencintai
proses yang dilakukan di jurusan ini, saya hanya berharap baik saya maupun mahasiswa lain
dapat bertahan di jurusan ini. Selanjutnya yaitu tanggapan dosen dari asesmen metafora
mahasiswa, ada mahasiswa yang mengibaratkan para dosen seperti orang tua kedua, namun
pengibaratan itu tidak dibenarkan oleh Ibu Umniyah dan Ibu Grestin. Mereka berkata jika
dosen tidak bisa diibaratkan sebagai orang tua kedua, yang menyadarkan saya bahwa peran
dan beban orang tua itu sangatlah besar dan tidak bisa digantikan oleh siapapun. Dan mengenai
tugas masih ada yang tugasnya tidak sesuai dengan aturan atau salah, dan mungkin saya adalah
salah satu mahasiswa yang salah itu, saya merasa menyesal karena tidak cross check atau
memastikan Kembali apakah format tugas saya sudah benar atau tidak. Dan saya mencoba
untuk berkenalan dengan teman duduk disamping saya, mencoba menjalin pertemanan dengan
orang-orang yang baru saya kenal dari berbagai daerah.
Pada pertemuan kedua saya merasa senang dengan pola kegiatannya yang akan selalu
diawali dengan membaca refleksi teman-teman dan kami mendapat feedback atau tanggapan
dari dosen. Saya mencoba menguraikan bagian apa saja dari tugas refleksi saya yang kurang,
apakah hasil refleksi saya akan dimunculkan di layar nanti dan banyak pemikiran itu yang
ternyata bukan hanya saya yang mengalaminya. Saya mengingat perkataan Ibu Grestin, yaitu
mengejar nilai itu sebenarnya tidak apa-apa, namun kalau kalian hanya melakukan semua ini
hanya untuk mendapat nilai, maka sama saja kalian tidak jujur. Lalu saat kami disuruh untuk
melakukan diskusi kelompok, namun saat kami disuruh menuliskan umpan balik mengenai
teman-teman, saya merasa bingung karena kami belum terlalu dekat untuk bisa membagikan
umpan balik dengan teman. Karena di pertemuan kami yang masih dapat dihitung jari, teman-
teman tidak menilai saya dengan buruk, melihat saya dengan positif sebagaimana saya melihat
teman-teman juga dengan pandangan positif.
Pada pertemuan ketiga saya merasakan perasaan yang campur aduk, pada awal kegiatan
saya merasa resah karena keterlambatan teman saya, dan benar saja karena teman saya hampir
tidak diikutsertakan mengikuti pembelajaran, namun diselamatkan dengan diberikannya
toleransi keterlambatan selama 10 menit, dan disitu saya merasa takut jikalau saya yang
terlambat pada perkuliahan. Saat sesi reflection saya mendapat Pelajaran seperti
menginstrospeksi diri, Dan saat memasuki sesi mengisi asesmen, saya seperti kebanyakan
mahasiswa yang merasa bingung dengan sifat saya dominan dimana, saya merasa sulit menilai
diri secara objektif namun saya berusaha untuk jujur mengisi dan tidak melihat diri sesuai ideal
saya. Lalu saat pembagian tim kontra dan pro juga saya merasa bingung dengan isi statement,
saat sudah menemukan hal yang menurut saya benar, ternyata dosen menukar posisi tim kami
sehingga kami harus membela apa yang menurut saya itu tidak benar.
Pertemuan keempat saya banyak belajar untuk terus mengembangkan diri. Saat
pembacaan reflexion merasa relate dengan apa yang mereka rasakan, seperti belum bisa
mencari insight dan menentukan what next dan senang dengan pengisian asesmen maturity
seperti mengisi tes psikotest atau kepribadian. saat kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
saya mengira jika saya sudah mengerjakan tugas ini dengan benar, namun ternyata perkiraan
saya salah, bahwa pada sesi tanggapan kami diberikan umpan balik yang membuat saya sadar
bahwa ternyata kita butuh umpan balik untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki. Dan Ibu
berkata bahwa perlunya mencatat di buku untuk bisa lebih memahami materi yang akan
disampaikan membuat saya sadar bahwa saya ternyata tidak benar-benar menghayati
mengerjakan tugas ini dan saya berakhir hanya mengetahui setengah dari isi materi yang
kelompok kami bawakan, Saya merasa termotivasi dengan umpan balik yang Ibu berikan
walaupun ternyata saat diberikan umpan balik saya merasa malu karena artinya saya memiliki
kekurangan dan umpan balik itu didengarkan oleh mahasiswa lainnya. Saya juga merasa
menyesal karena tidak berpartisipasi saat diberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
menyampaikan penghayatan setelah semua kelompok telah presentasi. Namun saya sangat
senang dengan pembelajaran andragogi karena di mata kuliah ini saya bisa mengembangkan
diri saya untuk bisa berproses menjadi pembelajar dewasa, dan kami bisa secara langsung
mengimplementasikan pembelajaran ini pada kehidupan kita sehari-hari.
Pertemuan kelima andragogi saya merasakan perasaan yang roller coaster, diawal
pembelajaran yaitu saat pembacaan reflexion saya merasa biasa saja karena itu adalah kegiatan
rutin mata kuliah andragogi, saya juga senang dengan isi reflexion karena isinya berupa
keresahan, kebahagiaan dan motivasi mahasiswa yang sudah mewakili diri saya. saat masuk
kepada materi pada pertemuan kali ini yaitu relaksasi, awalnya saya lebih terfokus pada
pembuat materi relaksasi yaitu Ibu Dyah, sebenarnya saya sangat ingin dan menantikan dapat
diajar oleh Ibu Dyah secara tatap muka atau melakukan pertemuan secara langsung dengan Ibu
Dyah. Lalu pada saat penjelasan mengenai imagery membuat saya kembali teringat bahwa
selama ini saya lebih sering menghayal yang tidak memiliki tujuan, daripada melakukan
imagery yang dimana kita berpikir saat membayangkan sesuatu itu. Saya juga merasa imagery
ini menyenangkan dan lucu saat imagery ini dipraktekkan, yaitu kami disuruh menutup mata
dan membayangkan apel. Selanjutnya saat praktik relaksasi, saat masuk ke bagian inti dari
relaksasi dan imagery ini, saya sudah merasa bahwa akan ada hal menyedihkan yang akan
terjadi, dan benar saja setelah melakukan relaksasi dengan mata tertutup lalu kami diajak untuk
membayangkan berada di pegunungan yang hijau dan asri, awalannya tenang namun setelah
itu kami diajak untuk membawa seseorang yang penting dalam hidup kami dan menyampaikan
kepada mereka perasaan kami terhadapnya, saya membayangkan kedua orangtua saya, saya
sudah mendengar. Namun saya tidak merasa benar-benar mengatakan apa yang ingin saya
sampaikan kepada mereka, saya berpikir kalaupun saya mengatakannya di dalam imagery, itu
tidak akan membuat mereka mengerti dan hanya saya yang merasa terbebani dengan perasaan
ini. Lalu kami dibawa ke masa sekolah dari TK hingga SMA, saya hanya membayangkan
kenangan senangnya saja agar tidak membuat saya merenungi kesedihan dan kesalahan saya
di masa itu. Saya juga merasa senang dengan diungkitnya masa kami dinyatakan lulus di
kampus ini, dan saya mengingat perjuangan saya belajar yang merelakan jam tidur untuk bisa
lulus melalui SNBT. Dan setelah kami mengembalikan pikiran kami di kelas itu, saya merasa
pusing saat membuka mata, dan melihat teman-teman saya yang sudah menangis bahkan
menahan isak membuat saya kembali mengkasihani mereka, bahwa apa yang mereka alami
pasti berat dan membuat mereka tidak dapat mengendalikan emosinya. Saya juga turut merasa
sedih dengan teman-teman yang membagikan penghayatan mereka dan bercerita tentang orang
yang dikasihi nya. Dan terakhir cara pembawaan Ibu Umniyah juga menenangkan bagi saya
sehingga tidak ada kesan menjudge dari Ibu.
Pada pertemuan keenam ini saya merasa tidak here and now karena efek begadang
kemarin malam, dan dari penyampaian reflexion dari Ibu Dwi, saya adalah orang yang merasa
bersalah karena saya pernah memiliki kesalahan dalam mengirimkan file refleksi, lalu saat
tanggapan hasil asesmen yang dibawakan Ibu Umniyah saya merasa kembali mengingat isi
video yang diberikan kemarin dan kembali merasakan kekaguman dan rasa bersyukur saya
karena telah ditakdirkan untuk hidup. Lalu pada pemaparan materi oleh Ibu Dyah menurut saya
adalah hal yang paling saya tunggu, karena saya mengingat pada refleksi sebelumnya saya
menuliskan bahwa saya menantikan untuk bisa diajar oleh Ibu Dyah, dan sepertinya
permohonan saya terkabulkan. Saat Ibu menjelaskan bahwa kami sepatutnya memberikan
senyuman kepada dosen dan jangan memberikan ekspresi murung atau datar, membuat saya
kembali mengingat apakah saya pernah berwajah murung kepada Ibu/dosen. Lalu tanggapan
Ibu tentang tugas human creation, membuat saya juga merenungkan bahwa saya lahir bukan
karena kompetisi dengan sperma lain, namun ini adalah takdir Tuhan yang membuat saya
menjadi manusia. Saya rasanya terharu saat diberi pertanyaan mengenai diri, tentang apa yang
saya inginkan dalam hidup dan makna kehidupan yang saya jalani saat ini. Saat penjelasan
mengenai panggilan hidup, saya sebenarnya merasa ragu untuk bisa berkehendak sesuai pilihan
sendiri, karena saya selalu menggantungkan keinginan saya kepada restu orangtua, hingga saya
merasa bingung apakah ini benar-benar keinginan saya atau orangtua saya. Namun selama apa
yang saya lakukan ini dapat memberikan manfaat kepada orang lain maka saya Ikhlas
menjalani prosesnya. Mengenai Locus Of Control saya merasa masih ragu apakah kemampuan
sayalah yang menentukan diri saya ataukah kemampuan diluar diri saya yang
bertanggungjawab atas yang terjadi dalam diri saya, maka inilah pertanyaan saya kepada Ibu
Dyah, bagaimana kita mengetahui apakah locus internal atau eksternal yang memengaruhi diri
sendiri? Dan saat pemaparan materi self respect saya merasa tidak mengetahui saya ada berada
di skala berapa, saya merasa pernah melakukan semua perilaku di semua skala itu.
Pada pertemuan ketujuh ini merasa senang karena kembali diajar oleh Ibu Dyah,
walaupun ada dosen yang tidak membersamai kami hari itu, Lalu dari tanggapan Ibu Dyah
mengenai reflexion membuat saya kembali merenungkan bahwa tidak ada manusia yang
sempurna, tidak ada manusia yang dapat sepenuhnya menghargai dirinya sendiri, begitu pun
dengan saya. Dan saya merasa tercerahkan dengan perkataan ibu bahwa memilih itu sulit dan
kita perlu merekalan pilihan yang kita abaikan, tidak perlu lagi mengungkit atau mengingat
pilihan yang tidak kita ambil. penjelasan mengenai sosialisasi dimana setiap manusia akan
menemui tuntutan dan harapan dari Masyarakat dan keluarga membuat saya sedih bahwa
seringnya kita terbebani dengan harapan ini membuat mental kita goyah dan kita tidak tahu
harus mengeluhkan kepada orang-orang. Lalu penjelasan mengenai internalisasi naskah
hidup/psychological life script membuat saya lebih optimis setelah memahami nya, saya
menjadi memikirkan kembali naskah hidup saya dan merasa optimis untuk menuliskan kembali
hal-hal yang mendorong saya untuk membangun mindset positif. Lalu saya kembali disadarkan
dari penjelasan materi psychological mindset barrier dimana Bahasa adalah representasi dari
pemikiran atau falsafah tentang diri kita, dan sebagai anak psikologi yang dimana kekuatan
terbesarnya adalah Bahasa, saya merasa bahwa pemilihan kata-kata saya masih sering berada
di kosa kata energi rendah, namun saya merasa optimis saat dijelaskan bahwa pemilihan
Bahasa itu dapat dilatih dan diubah secara sadar. Kosakata energi negatif bagi saya masih terasa
sulit untuk saya gunakan karena terbiasa menggunakan kosakata energi rendah di lingkungan.
Pada pertemuan kedelapan ini pada sesi reflexion saya merasa setuju dengan apa yang
dituliskan teman bahwa rasa khawatir jika rasa malas melakukan pembelajaran daring dan sulit
untuk mindsetting di rumah yang tidak kondusif. Mengenai tanggapan dosen saya kembali
merenungkan perkataan Ibu bahwa ciri pebelajaran dewasa adalah yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan menyadari bahwa saya sering berkeluh kesah dengan hal yang tidak
sesuai dengan ekspektasi saya. Ibu bercerita bahwa tahun 2020 dosen dan mahasiswa terpaksa
melakukan pembelajaran secara daring yang bahkan melakukan pembelajaran melalui
whatsapp, dan dari cerita itu membuat saya lebih bersyukur dengan keadaan kami sekarang
yaitu sudah mampu melakukan kegiatan pembelajaran melalui tatap muka. Selanjutnya yaitu
materi hakikat belajar yang dimana metode penjelasan yang dibacakan oleh mahasiswa
merupakan metode baru yang kami lakukan, walaupun pada mahasiswa yang duduk di posisi
belakang sulit untuk melihat layar proyektor di bagian depan. Kata belajar membuat saya
berpikir bagaimana kata ini mengubah diri saya, saya merasa belajar membuat perspektif saya
semakin luas dan semakin membuat saya mencoba untuk menjadi bijaksana. Belajar akan
berlangsung terus menerus hingga akhir hayat membuat saya kembali berpikir bahwa belajar
tidak hanya ilmu yang didapatkan dari Pendidikan formal, namun manusia belajar dari
pengalaman orang lain, cerita inspiratif, perilaku orang lain yang dapat membuat kita dari tidak
tahu menjadi tahu. Saya baru menyadari bahwa ternyata panca Indera manusia adalah
instrument belajar yang menangkap informasi melalui Indera seperti pendengaran,
pengelihatan, penciuman, peraba. Saya juga menyadari bahwa otak juga turut membantu
manusia untuk mrmproses informasi yang masuk melalui Indera, semua hal yang ada di tubuh
saya merupakan alat yang bisa digunakan untuk belajar, dan saya kembali mengagumi
kekuasaan Tuhan yang memberikan kami instrumen yang membantu manusia. Setelah
mengetahui bahwa otak menggunakan Sebagian dari oksigen yang dihirup oleh manusia,
membuat saya kembali mengingat jika setelah belajar atau melakukan hal yang membuat otak
berpikir keras bisa membuat manusia kelelahan dan terkuras energinya. Saya kembali
diingatkan bahwa manusia itu lebih dari hewan karena manusia dapat belajar tentang sesuatu
dan mendapat pilihan untuk menjadi dirinya sendiri. Saya juga mengetahui dan menghayati
penjelasan bahwa orang tua adalah lingkungan pertama anak untuk berkembang dan
bertumubuh. Dan diakhir penjelasan saya kembali merenungkan apakah saya telah belajar
menjadi mahasiswa psikologi atau saya hanyalah mahasiswa yang belajar tentang psikologi.
Pada pertemuan kesembilan ini bertepatan dengan tahap wawancara untuk UKM KPI,
sehingga saya harus menigkuti kelas ditengah sesi wawancara. Walau tidak sepenuhnya
melihat layar HP namun saya memasang earphone untuk mendengarkan pembahasan materi
yang disampaikan Ibu. Materi yang disampaikan Ibu Grestin memang cukup padat, namun saya
berusaha untuk keep up dan mencatat apa yang perlu. . Saya senang karena Selama sesi
penjelasan, Ibu Grestin juga membagikan pengalaman pribadinya saat mengunjungi museum
di Turki, di mana ia mengambil pelajaran tentang rendah hati dan memberikan penghormatan
kepada orang lain sebagai prinsip penting dalam belajar. Saya merasa tertarik dengan
penggabungan aspek-aspek psikologi belajar dengan pilihan asupan (visual, auditori,
kinestetik) dan tipe proses kognitif (global, berurutan, konseptual, konkrit). Hal ini membuat
saya lebih sadar tentang bagaimana saya pribadi belajar dan meresapkan informasi dengan
lebih baik.
Pada pertemuan sepuluh hawa pertemuan kali saya merasa seperti mengikuti seminar.
dan saya merasa kedinginan dengan hawa yang ditawarkan auditorium. Menyenangkan bahwa
ada kegiatan yel-yel untuk menyemangati mahasiswa, lalu saat diberi waktu untuk berbagi
penghayatan, saya menanyakan kepada teman disamping saya pertemuan keberapa yang Ia
merasa paling berkesan, dan menjawab pada saat melakukan imagery, saya setuju namun saya
merasa lebih senang Ketika melakukan pembelajaran yang dibawakan oleh Ibu Dyah, namun
saya menghargai perbedaan pandangan kami. Lalu kami ditontonkan video clip Yura Yunita
berjudul Merakit membuat saya merasa terharu melihat orang-orang disabilitas yang
digambarkan mencoba untuk meraih Impian mereka masing-masing membuat saya sebagai
orang yang masih mampu memungsikan seluruh anggota badan saya untuk lebih bersyukur
dengan keadaan yang diberikan sekarang. Selanjutnya saat kami diminta untuk menanyakan
kepada diri apakah kita telah menjadi pembelajar mandiri, saya termenung dan memikirkan
apa yang telah saya lakukan untuk berusaha menjadi seorang pembelajar mandiri. Lalu materi
prasarat pembelajar saya merasa kelima poin ini membuat saya akan kembali menanyakan
kepada diri dan mengingat apa saja yang sudah saya lakukan, dan saya merasa belum bisa
melakukan poin kelima yaitu memastikan untuk mau dan dapat menangani berbagai hambatan
menghadang, saya terkadang berusaha untuk lari dari hambatan itu dan hal itu saya sadari
karena saya tidak memiliki niat dan motivasi yang cukup kuat. Namun saya merasa disadarkan
kembali melalui pembelajaran ini, dan membuat saya mencoba untuk mengubah pandangan
dan niat saya untuk melakukan pembelajaran. Lalu mengenai gaya belajar saya merasa bahwa
semua Indera kita dapat digunakan untuk melakukan semua gaya belajar, sehingga tidak perlu
memfokuskan pada satu gaya belajar.
Pada pertemuan kesebelas ini saya merasa senang Ibu Muthia dan Ibu Dwi yang
membawakan kelas membuat saya menunggu pembelajaran apa yang akan kami dapatkan di
pertemuan ini. Saya juga telah belajar menjadi pembelajar mandiri. Dan juga merenungkan
mengenai refleksi yang dikerjakan selama ini, bahwa tugas refleksi ini untuk membuat kami
terbiasa untuk terefleksi pada setiap kegiatan. Dan saya juga tertarik saat ibu berkata kami akan
mempelajari mata kuliah psikologi positif di pertemuan selanjutnya, dimana psikologi positif
ini diajarkan untuk selalu berpikir positif, nmun mengenal kelebihan kita dan
meningkatkannya. Dan cukup terkejut dengan konsentrasi yang begitu berpengaruh pada hasil
pembelajaran mahasiswa. Dan perlu diakui bahwa berkonsentrasi itu tidak mudah, namun saya
optimis saatt Ibu berkata konsentrasi dapat dikembangkan. Banyak hal yang sebenarnya telah
diketahui seperti faktor lingkungan, kondisi, pergaulan dan kondisi psikologis merupakan
faktor yang mempengaruhi konsentrasi. Lalu saya menggunakan batas waktu dengan cara
Pomodoro. Dan saya sadar betapa penting untuk mengapresiasi diri yang telah bekerja keras
untuk berkonsentrasi. Lalu penjelasan selanjutnya dimulai dengan ice breaking yaitu
permainan memori dan saya cukup senang mengikuti alur permainan. Masuk di gangguan
belajar itu berdampak besar pada kami yaitu tidak menunaikan tanggungjawab sebagai
mahasiswa psikologi. Faktor gangguan dapat berasal dari luar seperti suhu ruangan, teman-
teman, HP dan berasal dari dalam yaitu pikiran, rasa lapar, mengantuk. Hal yang sulit saya
lakukan pada Langkah ini yaitu katakan tidak pada gangguan apapun, dan cara menangani
gangguan internal yaitu mengakui bahwa kita terdistraksi seperti Langkah pada gangguan
eksternal, merawat Kesehatan, dan jika memiliki masalah maka perlunya diselesaikan atau
tunda masalah itu dan fokus untuk belajar. Lalu hal yang sulit menurut saya yaitu pelihara
hubungan sosial dengan orang lain, dimana saya adalah orang yang sulit untuk bersosialisasi.
Dan kami diberikan metode mengukur konsentrasi yang membantu saya yaitu dengan
memerhatikan setiap materi, lalu apakah dapat merespon dan memahami materi itu, dan
biarkan diri bersikap aktif dan senang bertanya.
Pada pertemuan keduabelas ini duduk di belakangg sehingga kurang mindsetting,
namun Namun ada kejadian yaitu teman saya didapati oleh Ibu sedang tidak mindsetting
dengan mendengarkan sesuatu melalui headset dan memakan permen, sehingga mengingatkan
saya untuk bisa lebih fokus lagi. Selanjutnya saat kami diperdengarkan lagu Whitney Houston,
saya mendengarnya dengan baik dan juga membaca liriknya lewat tablet saya dan saya terkesan
dengan suaranya yang lantang dan liriknya yang menurut saya berbeda dengan lirik lagu
biasanya. Bagi saya Learning to love yourself It is the greatest love of all adalah lirik yang
menggambarkan isi dari lagunya, yaitu bahwa berusaha untuk mencintai diri sendiri adalah
cinta yang terhebat yang dapat kita lakukan. Lalu saat pemaparan materi mengenai mindset,
saya berpikir bahwa mindset adalah pola pikir seseorang. Dan cukup menarik bahwa pengertian
mindset yaitu kebiasaan ataupun mental attitude yang mengarahkan kita terhadap bagaimana
menginterpretasikan sesuatu. Saya senang dapat mempelajari mengenai mindset, walaupun
sadar belum dapat sepenuhnya melakukan. Dan akhirnya menyadari bahwa mindsetting itu
perlu saat Ibu yang mengingatkan bahwa akan berbeda outputnya jika kita mindsetting
terhadap suatu mata kuliah dibanding kita mengikuti mata kuliah namun pikiran kita masih
memikirkan hal lain. Lalu saat sesi menuliskan rencana dari gambar yang dilihat, saya awalnya
hanya melihat danau dan pohon, namun saat selesai menuliskan, teman-teman saya berkata
bahwa Mereka melihat bentuk bayi, dan akhirnya saya pun melihatnya, dan terkejut sekaligus
terkesan dengan persepsi yang ditimbulkan dari perkataan orang lain. Dan saat mendengar
teman berbagi persepsinya, saya terkagum lagi bahwa pikiran manusia itu sangat kompleks
yang sulit untuk dipahami. Sehingga membuat diri perlu untuk lebih terbuka untuk menerima
perspektif orang lain. Saya juga terkesan dengan perbedaan reaksi dan respon, sehingga saya
bertekad untuk bisa lebih banyak merespon daripada mereaksi. Lalu saya juga kagum dengan
orang-orang yang sudah mampu mengembangkan growth mindset, namun saya akan mencoba
untuk dapat bergeser dari fixed mindset menjadi seseorang yang memiliki growth mindset.
Kunci utama agar dapat berguna dalam Masyarakat adalah dengan tebuka atau openminded
namun tetap menyaring segala hal yang masuk agar tidak overburden. Saya menyadari bahwa
social skill saya masih rendah, dan mencoba untuk dapat sukses dalam relasi sosial.
Pada pertemuan ketigabelas saya merasa antusias karena kembali mengawali kelas
andragogi dengan tidak bergabung dengan kelas lain. Merasa antusias dengan diskusi
mengenai berbagi penghayatan dari buku yang dibaca. Saya kembali diingatkan dari perbedaan
siswa dan mahasiswa, dimana seharuska kita sudah memiliki kesadaran akan pentingnya
belajar juga membaca. Pertanyaan terkait 5W1H terkait bacaan ini membuat saya merenungi
apakah saya telah benar-benar membaca dengan baik dan benar. Dan saya juga menjadi paham
melalui perilaku membaca, dengan contoh yang diberikan ibu seperti membalik kertas bacaan,
posisi mata saat membaca dan lainya, saya juga senang saat Ibu memakai buku saya untuk
dijadikan contoh untuk mempraktekkan perilaku membaca. saya juga senang saat Ibu
memberikan kami saran saran yang membuat kami lebih semangat untuk membaca. Pada
tujuan membaca, saya menyadari bahwa selama ini saya terlalu banyak membaca hanya untuk
entertain dan kurang membaca dengan tujuan untuk memperoleh informasi akademik. Lalu
saya terkesan dengan tingkatan membaca, menyadarkan saya bahwa level saya membaca
belumlah berada di level tertinggi, dan saya akhirnya termotivasi untuk meningkatkan level
membaca. Saya senang karena Ibu memberikan cara yang membantu untuk memilih bacaan
yang benar-benar dibutuhkan, seperti menandai bagian penting dan membuat catatan. Saya
kagum dengan pemahaman bahwa kehidupan mahasiswa adalah masa yang indah dengan
beragam corak dan warna.
Pada pertemuan keempatbelas ini saya merasa materi yang diberikan dapat sangat
berguna untuk saya terapkan. Mengenai paradigma waktu, saya menyadari bahwa manajemen
waktu adalah hal yang sulit saya atur, saya juga menyadari bahwa saya senang melakukan
prokastinasi yaitu menunda pekerjaan. Dan saya senang dengan perkataan Ibu bahwa jika kita
sudah punya mindset bahwa waktu tidak bisa dikembalikan, maka kita pasti akan lebih
menghargai waktu. Lalu mengenai waktu public, saya merasa kesal juga bahwa orang-orang
terkadang tidak menghargai waktu saya, dengan datang terlambat. Karena saya merasa selalu
datang lebih awal agar tidak menghabiskan waktu untuk menunggu orang lain. Namun saya
sadar bahwa setiap orang memiliki keperluannya masing-masing. Dan terkait monitoring diri,
saya senang bahwa ada yang menggunakan waktunya dengan menonton going seventeen,
karena saya juga menghabiskan waktu dengan menonton gose. Lalu Ibu mengingatkan kami
bahwa tipikal mahasiswa yang senang mengerjakan tugas saat mendekati deadline,
menyadarkan saya bahwa kita menganggap tugas ini sebagai beban sehingga merasa tidak
penting untuk disegerakan. Sehingga dari Langkah manajemen waktu saya mencoba belajar
untuk menerapkannya.
Pada pertemuan kelimabelas ini saya merasa sedih karena sadar bahwa ini adalah
pertemuan terakhir sebelum ujian Final. Namun tetap antusias dengan pembawaan materi yang
dimana pembahasan mengenai kiat dalam belajar. namun sebelum itu kita melakukan reflexion,
saya sedih karena tidak memiliki keberanian untuk berbagi, namun lega karena teman berbag
penghayatan yang mirip dengan saya, yaitu terkait waktu publik dan waktu privat. Saya
antusias karena materi ini kembali diberikan kepada Angkatan kami setelah beberapa tahun
materi ini tidak sempat diberikan, yaitu Bersahabat dengan Stress. Lalu mendengar penuturan
Ibu mengenai konsep kesuksesan dalam cerita seorang alumni psikologi menjadi inspirasi
bahwa kesuksesan seringkali melibatkan pengambilan risiko dan inovasi. Saya kagum juga
terkejut bahwa donat yang sering saya makan ternyata merupakan bisnis dari alumni
mahasiswa psikologi Unhas tahun 2013. Lalu pemahaman terkait stress dan stressor
menyadarkan saya bahwa tekanan dapat muncul baik dari faktor internal maupun eksternal
artinya semua bisa menjadi sumber stress kita, namun ada penyampaian dari Ibu yang membuat
saya merenungkan lagi pemahaman ini, bahwa kita tidak seharusnya menjadi sumber stresor
bagi orang lain. Membuat saya merenungkan apakah saya pernah melakukan hal yang
memberatkan orang lain. Lalu persepsi terhadap respon dari setiap stimulus yang diberikan
membuat pandangan saya menjadi lebih luas dan harapannya menjadi orang yang lebih toleran,
bahwa tidak semua orang memiliki respon yang sama terhadap suatu respon. Saya juga antusias
dengan informasi yang baru saya terima yaitu General Adaptation Syndrome (GAS) yang
membuat saya lebih menyadari bagaimana reaksi tubuh saya teradap stress. Walaupun solusi
bersahabat dengan stress sudah banyak saya dengar seperti dengan pola makan yang sehat,
exercise, tidur yang cukup, namun saya belum bisa optimal melakukannya. Walaupun telah
disampaikan untuk tidak terlalu banyak mencemaskan mengenai ujian, namun saya merasa
otak saya otomatis merasa waspada dan memikirkannya jika mendekati ujian. Saya sadar
perubahan kebiasaan butuh konsistensi dan niat yang kuat untuk menggerakkan pikiran dan
tubuh untuk melakukan perubahan.

Insight
Dari pertemuan perdana ini saya menjumpai pesan moral dari perkataan dosen, perilaku
teman-teman dan lainnya. Saya mendapat insight yaitu saat kita memutuskan untuk menjadi
mahasiswa baik itu pilihan kita ataupun bukan, kita perlu menikmati prosesnya agar tidak
terbebani dengan segala tugas yang diberikan, mungkin kita merasa sibuk tapi kita tidak akan
membawanya dengan rasa stress. Saya juga memahami bahwa dosen itu tidak seperti guru kita
semasa sekolah yang akan mengajarkan kita mulai dari nol, dosenpun juga bukan orang tua
kedua kita karena peran orang tua itu tidak bisa tergantikan oleh dosen. Tugas dosen terhadap
mahasiswa hanyalah menjadi perantara dan fasilitator untuk mencapai tujuan mahasiswa yaitu
sebagai sarjana psikologi dan berharap mahasiswanya dapat menjadi fully function person.
Tugas asesmen metafor itu tidak perlu mencari kata-kata yang indah, namun kata yang
mencerminkan perasaan kita saat itu. Dari tugas refleksi pun saya mendapat banyak perbaikan
teknis tentang penulisan refleksi. Dari pertemuan perdana juga saya melihat teman-teman yang
berani untuk berbagi harapannya di mata kuliah ini, yang memotivasi saya untuk bisa lebih
percaya diri lagi tampil di depan teman-teman dan dosen.
Dari pertemuan andragogi kedua ini saya mendapat penghayatan dan insight yang
menarik. Pertama yaitu saya selalu dapat mengevaluasi tugas refleksi saya melalui pembacaan
refleksi oleh dosen dan tanggapan atau umpan balik dari dosen, seperti ejaan yang salah, isi
yang kurang tepat menempatannya dan sebagainya. Saya mengetahui Teknik Johari Window,
yaitu Teknik untuk mengetahui seberapa kenalkah kita dengan diri sendiri. Terkait materi
pembelajaran juga saya mendapatkan insight yang baru, bahwa kita perlu untuk memberi
orang lain umpan balik yang bersifat konstruktif dan saat kita diberi umpan balik dari orang
lain, maka kita pertama harus menerimanya, lalu setelah itu menyaring dan memilah apa yang
baik untuk saya. Dari pemaparan teman-teman saya juga mendapat insight bahwa manusia itu
cenderung butuh validasi dari orang lain, namun jika kita terus menunggu validasi dari orang
lain, maka kita tidak akan berkembang. Maka percayalah dan mulailah dari diri sendiri.
Dari pertemuan andragogi ketiga saya mendapat insight untuk saya terapkan. Pertama
yaitu pentingnya memperkirakan waktu perjalanan menuju kampus agar tidak terjadi
keterlambatan, Dan dari pembacaan refleksi saya mendapatkan insight bahwa mungkin tanpa
sadar kita sedang membantu teman kita, seperti teman yang pendiam terbantu dengan temannya
yang aktif untuk turut berpendapat di dalam diskusi, lalu keaktifan kita di kelas membantu
teman-teman yang lain untuk ikut aktif di kelas. Dan dari pengisian asesmen saya mendapat
pesan yaitu menjadi pembelajar dewasa itu tidak mudah, namun kita perlu berproses untuk bisa
menjadi pembelajar dewasa. Karena kita mahasiswa ini sudah masuk pada fase dewasa muda
dimana ciri-ciri pembelajar dewasa itu sudah harus ada dan ditanamkan pada individu. Kita
perlu penyesuaian untuk menjadi pembelajar dewasa dan untuk bisa menyesuaikan kita butuh
study skills, dan salah satu study skills yang akan diterapkan yaitu membaca. Ada tiga hal yang
perlu dimiliki dalam skills membaca yaitu reading attitudes, reading interest and reading
motivation. Pada akhirnya kita belajarr untuk mengaplikasikannya di kehidupan kita untuk
membentuk kita menjadi manusia yang berguna.
Pertemuan keempat saya mendapat insight untuk lebih baik mencatat materi di kertas,
Dengan mencatat materi dengan kertas atau buku, kita bisa lebih memahami materi dan bisa
menyampaikan presentasi dengan lebih baik. Dari hasil presentasi ini dapat dipastikan
disimpulkan bahwa sikap hidup yang sesuai adalah perlunya memiliki sikap berkolaborasi,
bukan berkompetisi. Dan saya juga mengetahui bahwa bekerja sama dan berkolaborasi adalah
hal yang berbeda. Kerjasama tidak memiliki perbedaan di dalamnya dan masing-masing
memiliki tujuan yang berbeda, sedangkan kolaborasi yaitu terdiri dari berbagai perbedaan dan
masing-masing memiliki tujuan yang sama. Lalu saya juga belajar bahwa saat diberikan tugas,
maka kita perlu memahami isi materi itu dengan keseluruhan, sehingga pembahasan yang kami
bawakan itu mencakup semua isi materi, bukan hanya terfokus pada satu materi.
Dari pertemuan andragogi kelima ini banyak insight yang bisa saya terapkan. Mulai
dari reflexion yaitu tidak ada pengaruh menjadi kelompok pertama yang tampil, karena ketika
sudah memasuki kelas maka semua kelompok sudah harus siap untuk melakukan presentasi.
Dari pertemuan ini saya mengerti pengertian dari relaksasi yaitu pengencangkan lalu
merenggangkan otot tubuh. Cara untuk relaks yaitu dengan melakukan relaksasi atau
progressive relaxation yaitu merelekskan otot secara sadar, mengencangkan lalu melonggarkan
otot-otot tubuh. Da 5 kelompok otot yang dapat direlakasasikan yakni otot kepala, otot lengan
juga tangan, otot wajah, otot badan dan otot kaki. Lalu saya mengetahui arti imagery yaitu
membayangkan, Imagery adalah pembayangan yang bersifat pribadi, intuitif holistik dan
metafora(tidak tergapai oleh kata-kata). Imagery merangsang otak kita untuk melatih
kreativitas dan imajinasi kita. Lalu saya mengetahui bahwa bagian otak terbagi atas dua yaitu
left brain hemisphere yaitu logic brain dan right brain hemisphere yaitu creative brain. Lalu
dari kegiatan relaksasi dan imagery, saya mengetahui bahwa setiap orang yang penting dalam
kehidupan kita perlu dihargai keberadaanya
Pertemuan andragogi keenam saya mendapat insight yang bisa saya terapkan di
kehidupan saya. Dari tanggapan mengenai video human creation yaitu Tuhan telah
merencanakan segala hal dengan detail dan sempurna, dan ciptaannya yaitu manusia yang juga
sudah sempurna. Setiap manusia itu unik dan berbeda, juga adanya kekurangan dan kelebihan
yang membuat kita berbeda satu sama lain. Dari pertemuan ini juga saya mendapat insight dari
Ibu Dyah bahwa kami perlu menjadi mahasiswa yang beradab, sepatutnya kami mahasiswa
menunjukkan ekspresi senang kepada dosen karena disini mahasiswa lah yang mencari ilmu.
Saya diberi pemahaman bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk berkehendak, maka
tentukanlah pilihan dengan sadar, karena pilihan yang diambil pasti akan
dipertanggungjawabkan. Mengenai hidup bertanggung jawab, saya dapat memetakan bahwa
kehendak manusia itu berarti memiliki kemerdekaan kebebasan, dengan kehendak kita
memiliki potensi, pengetahuan dan skill, dan kami memiliki sejumlah pilihan, maka kita harus
bisa mengambil keputusan untuk menentukan satu pilihan dalam satu momen. Pilihan yang
saya ambil pasti memiliki konsekuensi dan resiko, maka saya harus bertanggung jawab atas
apa yang telah saya ambil. Lalu saya diberi pengertian mengenai Locus Of Control dan manusia
memiliki 2 tipe locus, yakni locus internal merupakan kayakinan bahwa kemampuan dan
upayalah yang menentukan apa yang terjadi pada dirinya, dan ada locus eksternal yang yakin
bahwa kemampuan seseorang diluar dirinyalah yang bertanggungjawab atas apa yang terjadi
pada dirinya. Locus Of Control menentukan kekuatan mana yang bertanggung jawab atas
kesuksesaan atau kegagalan kita, kekuatan itu dapat berupa motivasi, ekspektasi, harapan,
pengambilan resiko yang akan berdampak pada prestasi, sekolah, dan lainnya.
Dari pertemuan andragogi ketujuh ini saya mendapat insight yaitu setiap manusia itu
memiliki fase self respect nya masing-masing, namun nilai ini bisa berubah jika kita memiliki
kemauan dan cara untuk menaikkan standar self respect perlu pencapaian. Saya menjadi lebih
merenungkan pertanyaan yaitu fitrah diri dan Tindakan ini saling berhubungan dan ini
termasuk dimensi diri. Saya juga mendapat insight bahwa menuliskan psychological lisfe script
atau naskah hidup itu sangat penting bagi kita karena menuliskan rencana juga menyusun agar
konsep kami dalam memaknai kehidupan yang dijalani itu lebih terstruktur, dan naskah hidup
itu seyogyanya berlanjut dengan pemeliharaan dan pengembangan berkelanjutan. Lalu masuk
ke materi pola percakapan dapat diambil pesan bahwa perkataan orang lain dan orang terdekat
itu mempengaruhi individu, maka berhati-hatilah dengan perkataan yang diucapkan. Pesan
falsafah diri dan kehidupan (ranah spiritual) yakni Inidividu memiliki value dan kepercayaan
yang menjadi kompas dalam berpikir yang kemudian melahirkan persepsi, attitude, motivasi
emosi, kehendak yang mempengaruhi pola percakapan. Dari video terkait power of words
dimana ada seorang pengemis yang menuliskan I’m blind please help dan seorang Perempuan
mengganti katanya menjadi it’s a beautiful day but I can’t see it, dan akhirnya banyak yang
memberikannya uang. Disini dapat ditarik insight bahwa perlunya pemilihan kata yang tepat,
perlunya memiliki Bahasa yang dapat diucapkan secara efektif, bisa membangun orang lain,
bukan mengecilkan orang. Perubahan bahasa bisa diubah secara sadar. Sebagai anak psikologi
yang kekuatan utamanya adalah Bahasa, maka perlunya kita menggunakan kosakata energi
tinggi, contohnya gunakan kaya sebaiknya, bukan seharusnya, ganti kata persoalan menjadi
tantangan. Dan kami diberikan sejumlah tips untuk bisa menggunakan Bahasa dengan lebih
baik seperti berbicara dalam kalimat masa kini (present), orientasi pada Kesehatan,
kesejahteraan, hindari kata jangan, hindari kata coba karena ini membuka peluang untuk gagal.
Dari pertemuan andragogi kedelapan ini saya menjumpai insight yang dapat saya
terapkan yaitu cara merealisasikan respect diri adalah dengan melakukan kegiatan sederhana
seperti membersihkan meja belajar, tempat tidur dan lainnya. Lalu saya mempelajari bahwa
penggunaan kata yang tepat dapat mengubah pandangan orang lain, maka dari itu penting untuk
melatih diri untuk berkata-kata yang baik. Cerita yang disampaikan Ibu mengenai pandemi
yang membuat baik dosen maupun mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan melakukan
pembelajaran daring, membuat saya mendapatkan insight bahwa dunia tidak luput dari
perubahan, maka manusia diharuskan untuk mampu menyesuaikan diri dengan segala
perubahan. Saya juga mendapat quotes yakni “In a humble state, you learn better” dimana saya
menyadari bahwa kita perlu bersikap rendah hati dan mengesampingkan ego walaupun telah
mengetahui banyak hal dan terbuka untuk segala hal. Saya mendapat insight melalui asesmen
metafora belajar bahwa banyak pengibaratan yang berbeda-beda dan pemaknaan yang berbeda
pada setiap orang, dan manusia memiliki pikiran untuk bisa menghubungkan perasaan yang
dirasakan melalui kata-kata yang bukan arti sebenarnya. Walaupun perasaan yang dirasakan
berbeda-beda namun saya meyakini tujuan mahasiswa berada disini adalah untuk mencari tahu
ilmu, untuk mengetahui hal dari tidak tahu menjadi tahu. Saya mengetahui belajar adalah
proses mencari tahu seumur hidup, manusia telah diberi instrument yang lengkap oleh Sang
Pencipta, dan manusia lah yang memilih untuk mengenali dan mencari tahu hakikat belajar.
Dan tidak cukup dengan belajar, namun perlunya internalisasi agar apa yang dipelajari tidak
hanya dinikmati oleh diri sendiri, namun dapat dirasakan dampak positif nya oleh orang lain.
Saya mengetahui bahwa keluarga merupakan lingkungan yang penting bagi anak untuk belajar,
bukan hanya belajar tentang namun belajar menjadi (learning to be).
Dari pertemuan kesembilan mata kuliah andragogi saya mendapat insight bahwa dalam
belajar pun kita tidak dapat terpisahkan dari lingkungan dan situasi di sekitar kita. Berbagai
faktor, seperti kondisi fisik, sosial, dan temperatur, dapat memengaruhi bagaimana seseorang
merespons dan belajar. Saya juga dapat memahami bahwa setiap individu memiliki preferensi
dan gaya belajar yang berbeda, ada visual, auditori, kinestetik menggambarkan beragam cara
seseorang memproses informasi. Dari pertemuan ini saya juga mengetahui bahwa Penjelasan
mengenai tipe proses kognitif, seperti global, berurut, konseptual, dan konkrit, memberikan
pemahaman tentang bagaimana individu memproses informasi, Adapun Tipe saringan respon
yakni rujukan, kecenderungan dan kecepatan aksi yang menggambarkan bagaimana individu
merespons informasi dan pengambilan keputusan. Dari cerita Ibu Grestin saya mendapatkan
insight bahwa Refleksi memungkinkan kita untuk memproses dan merenungkan pemahaman
kita, mengidentifikasi area di mana kita perlu berkembang, dan mengaitkan pembelajaran
dengan pengalaman pribadi. Dan saya belajar bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam
kelas, seperti Pengalaman Ibu Grestin saat mengunjungi museum memberikan pengertian
bahwa pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas. Bahkan pengalaman sehari-hari dapat
memberikan wawasan dan pelajaran yang berharga.
Dari pertemuan kesepuluh mata kuliah andragogi saya mendapat insight bahwa dalam
belajar suasana belajar juga mendukung bagaimana kita bisa menerima pembelajaran dengan
baik, saat belajar di auditorium saya merasa nyaman sehingga saya mendapatkan materinya
dan memahaminya dengan baik. Video clip lagu "Merakit" membuat saya memaham bahwa
keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian namun kitalah yang sering membatasi
diri sendiri. Dari materi prasarat pembelajar mandiri saya mendapatkan insight yaitu dengan
menanyakan "mengapa," kita memastikan bahwa setiap tindakan yang kita lakukan memiliki
tujuan dan makna yang jelas. Memiliki minat, perhatian, dan motivasi yang kuat terhadap topik
yang dipelajari sangat penting. Tanpa minat dan motivasi yang kuat, belajar menjadi lebih sulit
dan untuk bisa mengetahui minat dan motivasi dapat dapat dilakukan dengan refleksi juga
introspeksi diri. Lalu saya mengerti bahwa Menghubungkan apa yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari membuat pembelajaran lebih bermakna, karena itulah mahasiswa merasa
senang mempelajari andragogi. Saya juga mendapat insight dengan Belajar untuk bertanya dan
berkonsultasi dengan orang yang dapat dipercaya dan berpengalaman untuk mengatasi
hambatan. Saya juga mendapat insight bahwa gaya belajar belajar ada untuk membantu kami
mengidentifikasi bagaimana cara kami memahami suatu pembelajaran.
Dari pertemuan kesebelas ini saya mendapat insight bahwa pentingnya konsentrasi
dalam proses belajar. Konsentrasi adalah kunci untuk memahami dan mengingat materi dengan
lebih baik. Salah satu penghayatan dari teman adalah pentingnya belajar mandiri dan membuat
saya menentukan apa yang ingin dipelajari daripada hanya mengikuti arus atau merasa FOMO.
Lingkungan belajar dapat memengaruhi konsentrasi, tempat yang tenang, kondisi tubuh yang
baik, dan penghindaran terhadap gangguan eksternal dapat membantu kita berkonsentrasi
dengan lebih baik. Penjelasan tentang waktu optimal untuk belajar (misalnya, waktu maksimal
2 jam dengan jeda istirahat) dan metode pomodoro membantu saya merencanakan sesi belajar
dengan lebih efisien. Saya jugavbelajar tentang cara menghadapi gangguan belajar, baik yang
berasal dari luar maupun dari dalam diri, seperti pengakuan diri jika merasa terganggu,
penanganan gangguan eksternal, dan manajemen gangguan internal seperti kecemasan dan
pikiran yang mengganggu. Kesehatan fisik dan tidur yang cukup memiliki peran penting dalam
menjaga konsentrasi dan kinerja akademik, maka penting untuk menjaga waktu tidur. Dan kita
harus tahu apa yang kitabutuhkan untuk berkonsentrasi dan belajar dengan efektif. Kesadaran
diri akan membantu memahami preferensi belajar kita dan bagaimana mengatasi gangguan.
Dari pertemuan keduabelas ini saya mendapatkan insight bahwa perlunya mindset
belajar untuk dapat mencapai kesuksesan, mindset belajar seperi cara mensikapi pembelajaran.
Saya mendapat insight saat teman berbagi penghayatan bahwa distaksi eperti notifikasi dari
handphone, suara teman, dan bermain game menjadi hal yang perlu diperhatikan dan
diantisipasi dalam mencoba melakukan mindsetting. Saya mendapat insight dari teman saya
yang ditergur, bahwa kita tidak boleh membiarkan diri terdistraksi dan mencoba untuk
menahan hal-hal yang dapat membuat terdistraksi. Lalu saat diperdengarkan lagu Greatest
Love of All, mencintai diri sendiri merupakan hal yang perlu dilakukan sebelum mencintai
orang lain, mencapai kesuksesan kita perlu memiliki kecintaan dan penghargaan terhadap diri
sendiri. Saya mengetahui bahwa mindsetting adalah sebuah kebiasaan diri yang mengarahkan
bagaimna kita merespon hal di kehidupan kita. Lalu saya belajar mengenai persepsi, dengan
aktivitas melihat gambar dan merencanakan tindakan selanjutnya menggambarkan peran
persepsi dalam membentuk rencana. Perbedaan persepsi dapat memunculkan beragam respon,
membuat saya memaham bahwa penting untuk terbuka terhadap perspektif orang lain. Saya
mengetahui perbedaan reaksi dan respon, jika reaksi bersifat spontan maka respon bersifat
matang yang dipertimbangkan terlebih dahulu. Dan mengenai fix mindset dan growth mindset
menyadarkan saya bahwa diri masih berada di fix mindset, dan mencoba untuk bisa berproses
untuk menjadi seseorang yang growth mindset. Saya belajar bahwa sosialisasi itu penting, kita
perlu terbuka atau openminded di Masyarakat untuk bisa diterima. Dan perlunya relasi sosial
yang baik dengan cara mindsetting, menekankan ke-kita-an. Maka rangkuman yang diberikan
yaitu putuskan tujuan hidup, lalu rencanakan dan selalu untuk openminded.
Dari pertemuan ketigabelas saya mendapat banyak pengetahuan dari penjelasan Ibu
maupun dari hasil pemikiran saya. Dari hasil sharing terkait buku yang telah dipelajari dan
pengalaman teman-teman sekelas yang membaca berbagai buku, terlihat variasi gaya belajar
dan cara membaca setiap individu. Saya menyadari bahwa mahasiswa perlu diberi tantangan
untuk membaca dan mengambil tanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri. Saya juga
menyadari bahwa seyogianya mengembangkan kebiasaan membaca sejak dini, agar membantu
memahami bahwa membaca bukan hanya tentang menyerap informasi tetapi juga melibatkan
interaksi fisik dan mental. Lalu Pertanyaan tentang tujuan membaca membuka pemahaman
saya terhadap alasan orang orang mau membaca, termasuk faktor hiburan, informasi, dan
pengembangan akademik. Dan perlu Menyesuaikan pilihan bacaan dengan keperluan dan
keadaan agar dapat meningkatkan pengalaman membaca. membaca membuka tabir rahasia
alam semesta, memperluas wawasan, pergaulan dan meningkatkan kapabilitas. Tips perilaku
membaca yang disampaikan Ibu Umniyah membantu saya membaca buku lebih efektif. Pada
tingkatan membaca, Adler. M. menyatakan ada empat tingkat membaca: elementary reading,
inspectional reading, analytical reading, dan synoptical reading. Ibu Grestin memberikan
tambahan informasi tentang tahapan dalam elementary reading, inspectional reading, dan
memberikan tips dalam superficial reading, seperti menandai bagian penting dan membuat
catatan. Lalu saya merenungkan akan penggambarakan kehidupan mahasiswa sebagai masa
yang indah dengan beragam warna dan corak, menyadari bahwa kita hidup dalam kepelbagaian
dan memahami bahwa mahasiswa memiliki kegiatan, peluang, dan tantangan yang berbeda.
Juga insight bahwa pengembangan kebiasaan positif sejak usia dini dengan membangun
kebiasaan membaca yang kuat di masa depan.
Dari pertemuan keempatbelas saya mendapat banyak pengetahuan dari penjelasan
Ibu maupun dari hasil pemikiran saya. Bahwa pengelolaan waktu yang baik dapat memberikan
dampak positif terhadap cara belajar dan kualitas hidup. Lalu mengenai asesmen waktu yang
digunakan oleh teman-teman di kelas membuat saya melihat gambaran yang menarik tentang
bagaimana mereka melihat waktu. Misalnya, waktu diibaratkan sebagai pasir yang sulit untuk
dipegang, atau sebagai kanvas putih yang perlu diisi dengan warna-warna kehidupan. Metafora
ini membuat saya mengerti bahwa ada beragam persepsi dan penghayatan terhadap waktu.
Terkait pemilihan prioritas dan penetapan tujuan saya mengerti bahwa pentingnya pemikiran
yang matang dalam menentukan apa yang benar-benar penting dan mendesak. Perlunya
menggeser lagi beberapa kegiatan yang dapat disesuaikan dengan skala prioritas. Saya juga
mendapat insight mengenai prokrastinasi yang menjadi pengingat bahwa kesadaran akan
bagaimana kita menggunakan waktu sangat penting. Insight yang saya kagum akan bagaimana
waktu public dan privat, terkait waktu public saya melihat bahwa kita orang Indonesia sering
tidak menghormati waktu Bersama, contoh kecilnya adalah datang terlambat sehingga
membuang waktu orang lain. Waktu publik adalah dimana tanggung jawab terhadap waktu
tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Dari monitoring kegiatan saya
akhirnya kembali memikirkan kegiatan saya sehari-hari dan melihat bahwa manajemen waktu
saya masih kurang baik. Hakikat waktu adalah hidup di masa kini, masa lalu untuk dijadikan
Pelajaran, dan masa depan untuk dipikirkan. Kebiasaan akan membuahkan hasil, jika kita mulai
menerapkan manajemen waktu pasti akan berkelanjutan dan juga butuh konsistensi.
Dari pertemuan kelimabelas ini saya mendapat insight dari pembagian reflexion teman
bahwa perlunya kita memahami waktu publik dan waktu privat, untuk menyadarkan akan
tanggungjawab kita dalam berbagai situasi. Dari materi bersahabat dengan stress, juga
mendapat insight bahwa stress itu penting untuk dikelola bukan untuk dihindari, menyadari
bahwa stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, sehingga kita dapat belajar untuk
meresponsnya secara positif. Lalu Ibu menyampaikan bahwa mahasiswa harus mengambil
peluang untuk bisa mencapai tujuan akhir yaitu kesuksesan. Contoh yang Ibu sampaikan
mengenai kisah alumni psikologi Unhas, menyadarkan saya bahwa untuk sukses membutuhkan
pengorbanan baik dari waktu, tenaga dan lainnya. kesuksesan sering kali melibatkan
mengambil risiko dan mengubah pandangan terhadap peluang. Lalu terkait stressor, kita perlu
menyadari bahwa sumber esor mahasiswa, termasuk masalah finansial, pergeseran nilai-nilai,
dan tugas perkuliahan perlu dikelola dengan baik untuk dapat melewati tekanan seperti ini,
juga mendapat Pelajaran penting untuk berusaha tidak menjadi sumber stressor pada orang lain.
Untuk mengatasi stress juga membutuhkan dukungan sosial dan sosialisasi dengan
Masyarakat, untuk memberitahu pada kita bahwa orang lain juga dapat membantu kita
menghadapi stress ini. Saya belajar bahwa cara bersahabat dengan stress adalah dengan cara
adaptasi, dan itu ada 3 macam yakni dengan adaptasi fisiologis dimana respon tubuh terhadap
stressor untuk mempertahankan fungsi kehidupan, dan perlu diketahui bahwa setiap tahap
perkembangan punya stressor tertentu. Yang kedua ada adaptasi psikologis dimana cara untuk
mengatasi stress berbeda tiap individu, ada dengan cara kognitif (memikirkan
penyelesaiannya) dan ada yang cara emosional (menangis terlebih dahulu) dan yang ketiga ada
adaptasi sosial budaya, dimana diperlukan bersosialisasi dengan Masyarakat. Saya belajar teori
baru yaitu General Adaptation Syndrome (GAS) yang merupakan pemahaman tentang
bagaimana tubuh bereaksi terhadap stres. Ini juga membantu tahap stress yang kia hadapi sudah
di tingkatan mana dan lebih mengerti akan reaksi tubuh kita. Cara bersahabat dengan stress
saat ujian yaitu dengan tidak terlalu cemas tetapi cukup untuk memberikan motivasi belajar.
Ibu berpesan untuk melakukan semampunya dan seoptimal kita, dan menyerahkan sisa dan
hasilnya kepada Tuhan.

What Next ?
Dari pertemuan pertama mata kuliah andragogi ini saya menemukan atau mencoba
meng-improve diri saya dari berbagai hal. Saya akan mencoba meningkatkan rasa percaya diri
saya agar dapat mengutarakan apa yang saya ingin sampaikan di hadapan teman-teman maupun
dosen. Untuk kedepannya saya akan meningkatkan tugas refleksi saya dan mengecek ulang apa
yang sudah saya tuliskan. Saya ingin mendisiplinkan waktu dengan cara mengatur waktu agar
tidak terlambat memasuki kelas. Saya suka menunda pekerjaan dan tugas, dan menyebakan
tugas refleksi saya masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya ingin meng-improve
kemampuan saya dalam menuliskan refleksi. Dan ingin menjalin pertemanan atau mungkin
persahabatan di lingkungan kampus, di kelas ini saya tidak mengenali semua mahasiswanya
karena kami berasal dari berbagai daerah.

Pada pertemuan kedua . Saya mencoba meluruskan niat agar selama saya berkuliah
saya tidak terus menerus berorientasi pada nilai, namun berorientasi pada ilmu yang dapat
diterapkan di lingkungan masyarakat. Saya mencoba untuk fokus dan menerapkan here and
now dimana saja dan kapan saja. Saya juga mencoba untuk memberikan kesan baik dengan
teman-teman maupun dosen tanpa jati diri atau kepribadian saya. Dan saya akan mencoba
untuk tidak selalu mengandalkan validasi dari orang lain, tapi mencoba karena keinginan atau
kehendak saya sendiri. Juga akan menerapkan materi yang dipelajari yakni Teknik Johari
Window.

Di pertemuan ketiga ini akan mencoba mempertahankan sikap tepat waktu saya, dan
untuk kedepannya saya akan mencoba untuk mencatat hal yang penting untuk dicatat, karena
saya sering tertinggal dengan pemaparan materi yang disampaikan. Lalu saya akan mencoba
untuk menjadi teman yang suportif untuk membantu teman saya jika ada yang kesulitan,
intinya mencoba melakukan hal yang positif. Lalu dari kegiatan ini saya akan mencoba
berproses di prodi psikologi untuk menumbuhkan sifat pembelajar dewasa yang dimana sangat
dibutuhkan untuk kami bisa berkembang. Asumsi dasar pembelajar orang dewasa itu memiliki
banyak pengalaman, maka saya akan menambah pengalaman saya baik di prodi maupun pada
kegiatan-kegiatan organisasi. Saya juga akan berproses untuk melakukan penyesuaian untuk
belajar di perguruan tinggi, dan meningkatkan study skills yaitu membaca. Saya akan
melluangkan waktu untuk fokus membaca buku yang menurut saya membantu untuk
meningkatkan pengembangan diri saya.

Dari Pertemuan keempat saya akan mencoba memahami isi materi dengan cara
mencatatnya di kertas atau buku agar materi itu dapat lebih saya pahami jika ada catatan yang
bisa saya pegang. Lalu saya akan mencoba untuk mempelajari cara pembuatan poster ilmiah
yang benar. Selanjutnya saya akan menerapkan sikap kolaboratif dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya di kampus saat kerja kelompok maka saya akan memberikan kesempatan kepada
semua kelompok untuk bisa berpartisipasi dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan melihat teman-teman saya saat presentasi, saya akan berusaha meningkatkan
kemampuan public speaking untuk bisa menyalurkan pendapat atau penjelasan yang dapat
dipahami oleh teman-teman juga dosen. Saya juga akan mengimplementasikan reflexion pada
kehidupan sehari-hari, seperti memberikan teman lain kesempatan untuk menyalurkan
pengahayatan atau pendapatnya, menerapkan mindsetting pada seluruh kegiatan saya dan
lainnya.

Dari pertemuan kelima mata kuliah andragogi saya akan mengambil pelajaran dari
reflexion dan tanggapan dosen, yaitu jika diberi umpan balik dari dosen, saya tidak akan merasa
down dan tidak hanya ingin tampil baik di depan dosen. Competition is not about winning or
losing, it’s about improving ourself, saya akan mencoba untuk tidak membandingkan diri
dengan orang lain, namun membandingkan diri dengan diri sendiri di hari kemarin. Lalu saya
juga akan berusaha memberikan hasil yang maksimal untuk tugas refleksi, karena tugas refleksi
akan membuat dosen lebih mengenal saya melalui refleksi. Saya juga akan melakukan relaksasi
lebih sering dengan bisa merenggangkan otot tubuh saya. Saya akan mencoba untuk lebih
sering melakukan imagery dibandingkan menghayal yang kurang berguna. Saya ingin
menghafal semua gerakan relaksasi otot tubuh. Saya akan mencoba untuk lebih menghargai
keberadaan orangtua, keluarga dan teman-teman saya yang mendukung saya hingga saat ini,
tak lupa berterima kasih kepada diri yang telah berjuang hingga berada di tahap ini.

Dari pertemuan keenam mata kuliah andragogi ini saya akan mencoba untuk here and
now dengan cara tidur diawal waktu dan tidak begadang sehingga dapat lebih fokus mengikuti
pembelajaran. Saya akan lebih memaknai diri saya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan
dan senantiasa meminta pertolongan-Nya dengan cara beribadah, mensyukuri nikmat-Nya dan
sebagainya. Lalu saya akan mencoba untuk memberikan kesan yang baik kepada dosen seperti
tersenyum, sopan dan beretika saat bertemu atau saat dalam lingkungan kelas. Lalu dari
pemaparan penjelasan, saya akan lebih bijak dan sadar untuk memilih jalan hidup saya, apa
yang ingin saya lakukan agar saya bisa mempertanggungjawabkan pilihan itu. Mulai saat ini
saya mulai merancang atau memikirkan visi saya yang itu akan menjadi tekad untuk bisa saya
capai. Saya akan mencoba lebih mengerti dirii saya.

Dari pertemuan ketujuh mata kuliah andragogi ini saya akan mencoba untuk here and
now, lalu saya akan lebih berani untuk tampil jika diberikan kesempatan. Dan saya akan
mencoba untuk menerapkan student center learning dimana saya akan menjadi pembelajar
mandiri, lalu saya akan menaikkan standar self respect dengan cara memperbaiki niat dan
tujuan mencapainya. Terkait sosialisasi walaupun banyak tuntutan dan harapan dari
Masyarakat namun saya akan mencoba untuk menjadi individu yang menerapkan nilai-nilai
yang baik dan tidak hanya bergantung pada orang lain. Dan saya akan me rewrite naskah hidup
saya. Lalu saya akan memperbaiki pola percakapan dengan menggunakan kosa kata ber energi
tinggi, dan saya akan berusaha memperbaiki kebiasaan harian saya dengan melakukan hal yang
lebih bermanfaat.

Dari pertemuan kedelapan ini saya mencoba untuk mindsetting dengan menyiapkan
kopi agar menghindari rasa kantuk, lalu saya akan mencoba untuk menulis naskap hidup saya.
Saya juga akan berusaha memikirkan kata yang keluar dari mulut saya dan berusaha
menggunakan perkataan yang baik. Dari pertemuan ini saya lebih sering menyertakan Tuhan
atas setiap kegiatan yang saya lakukan, dimulai dari membaca doa sebelum memulai
pembelajaran. Dari cerita yang Ibu berikan mengenai pembelajaran via daring, saya akan
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, seperti perubahan jadwal kelas. Lalu
mengenai asesmen metafora, saya kedepannya akan berusaha menyampaikan yang benar-benar
saya pikirkan dan rasakan. Dari hakikat belajar, saya mengetahui bahwa banyak hal yang belum
saya ketahui, sehingga saya menanamkan dalam diri untuk mencari tahu dan bukan hanya
mencari tahu teori nya, namun saya di saat ini akan belajar menjadi mahasiswa psikologi dan
memaknai setiap ilmu yang disampaikan atau dipelajari.

Dari pertemuan kesembilan ini selanjutnya saya akan mencoba lebih bisa
menyesuaikan diri daam lingkungan apapun dan keadaan apapun, seperti menghadapi
pertemuan dalam via zoom meeting. Saya akan mencoba mindsetting dengan mengaktifkan
camera saat pembelajaran daring dimulai. Setelah mempelajari materi ini saya akan
mengeksplorasi berbagai pendekatan belajar dan menggunakan semua indra, seperti saya bisa
mencoba pendekatan visual, auditori, atau kinestetik dalam belajar berdasarkan konteks dan
materi yang sedang saya pelajari. Dengan mengetahui tipe proses kognitif yang paling dominan
bagi saya, saya dapat lebih sadar tentang bagaimana saya memproses informasi dan belajar.
saya akan berusaha untuk mengaplikasikan dan menginternalisasi insight yang saya dapatkan
dari pertemuan ini ke dalam praktik belajar dan kehidupan sehari-hari saya.

Dari pertemuan kesepuluh ini saya akan mencoba untuk lebih aktif dalam proses
belajar, berinisiatif untuk membaca materi secara mandiri, dan mencoba untuk mengajukan
pertanyaan jika ada yang tidak saya mengerti. Saya mencoba untuk memastukan saya memiliki
tujuan yang jelas setiap mempelajari sesuatu. Saya akan terus merenungkan mengenai niat dan
motivasi saya menjadi mahasiswa psikologi, Apakah saya benar-benar tertarikpada mata kuliah
ini? Apa tujuan saya belajar di jurusan ini. Saya juga akan mencoba mengaitkan materi yang
dipelajari dalam mata kuliah Andragogi dengan pengalaman sehari-hari serta bagaimana
konsep-konsep dalam mata kuliah ini dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini. Saya akan
mencoba untuk tidak ragu bertanya kepada dosen atau teman-teman jika saya mengalami
hambatan atau membutuhkan klarifikasi. Lalu saya akan mencoba memahami tentang gaya
belajar saya dan melakukan pendekatan belajar dengan lebih efektif.

Dari pertemuan kesebelas ini saya akan mencoba untuk lebih berani untuk
menyampaikan penghayatan di depan kelas, berinisiatif untuk membaca materi secara mandiri,
dan mencoba untuk mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya mengerti. Mengenai
materi konsentrasi dan distraksi maka saya akan mencoba mencari waktu dan lingkungan
belajar yang paling sesuai dengan diri saya, lalu mencari tahu apa yang sering mengganggu
konsentrasi saat belajar dan temukan cara untuk menghindari atau mengatasi gangguan tersebut
seperti matikan ponsel. Saya akan menerapkan Teknik yang disampaikan seperti mengatur
waktu belajar, menggambar garis tally saat teralihkan, dan fokus pada satu tugas sekaligus.
Saya juga akan menjaga Kesehatan fisik dan mental saya dengan makan teratur, tidur yang
cukup dan mengatasi stress dengan baik.

Dari pertemuan keduabelas ini saya akan mencoba untuk datang lebih awal agar
mendapat posisi duduk didepan, sehingga dapat lebih mindsetting mengikuti pembelajaran.
Saya akan menjadi aware akan mindset saya dan bagaimana mindset saya memengaruhi respon
yang saya keluarkan. Saya akan mencoba menangani distraksi mulai dari menghindari
penggunaan HP selama pembelajaran, tidak terdistraksi oleh teman-teman dan lainnya. Saya
akan mencoba untuk menyayangi diri dengan cara merawat tubuh ini seperti makan makanan
yang sehat, tidur yang cukup dan menyadari potensi dari diri. Saya akan menerapkan
pemahaman mengenai persepsi dan pentingnya menjadi terbuka terhadap perspektif orang lain
dalam situasi sehari-hari. kemampuan untuk merespon daripada hanya bereaksi secara spontan,
dimulai dari tidak berbicara mengenai hal yang tidak saya ketahui secara utuh,
mempertimbangkan Tindakan yang akan saya lakukan. Saya akan mengembangkan growth
mindset dengan menerima tantangan sebagai peluang untuk belajar. Dan saya akan
mengembangkan social skill dan relasi sosual untuk dapat lebih terbuka dengan Masyarakat.

Dari pertemuan ketigabelas saya akan lebih prepare dalam memberikan penghayatan
kepada teman kelompok agar teman lebih paham dengan apa yang saya sampaikan. Lalu saya
akan mencoba lebih aktif dalam membagikan insight atau penghayatan. Saya juga akan
menerapkan tips perilaku membaca yang disampaikan oleh Ibu Umniyah dalam kegiatan
membaca sehari-hari. Juga akan mencoba membuat target membaca 1 buku dalam seminggu.
Saya akan mencoba mengeksplorasi genre atau topik yang belum pernah saya baca sebelumnya
sehingga membantu mengembangkan minat baru dan memperluas pengetahuan. Saya
menyadari bahwa waktu belajar mahasiswa itu bervariasi sehingga mencoba menetapkan
jadwal yang memungkinkan fokus dan aktif selama sesi membaca.

Dari pertemuan keempatbelas ini saya akan mencoba untuk lebih mindsetting walaupun
kondisi dibawah AC yang dingin, lalu dari materi ini saya akan mencoba mengevaluasi
kegiatan yang saya lakukan sehari-hari lalu memperbaiki skala prioritas saya. Saya akan
mengimplementasikan Langkah yang telah disampaikan untuk meningkatkan manajemen
waktu, contohnya engan membuat jadwal harian dan mingguan. Dan bisa mengalokasikan juga
mengendalikan waktu melakukan kegiatan. Saya akan mencoba menyadari waktu public dan
mencoba menghargai waktu orang lain dengan datang tepat waktu. Konsisten dengan
kebiasaan yang saya coba buat.

Dari pertemuan kelimabelas ini saya akan mencoba untuk lebih berani untuk
menyampaikan jika diminta untuk berbagi penghayatan, dari sesi relfexion ini saya akan
mencoba untuk lebih menghargai waktu publik orang lain dengan cara mengolah kegiatan yang
tidak membuang waktu publik. Karena selama ini saya merasa menghindar dari stress, maka
saya akan mencoba untuk menerima bahwa stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan,
tetapi yang dapat dielola. Saya mencoba cara untuk mengelola stress seperti tidur, olahraga,
meditasi, atau kegiatan hobi yang menyenangkan. Saya akan lebih terbuka untuk
mempertimbangkan peluang baru di sekitar dan tidak takut untuk keluar dari zona nyaman
untuk mencapai kesuksesan. Saya akan mencoba menyadari sumber stresor khususnya sebagai
mahasiswa, dan identifikasi strategi untuk mengelolanya. Saya juga mencoba untuk tidak
menjadi sumber stressor bagi orang lain, dengan cara mementingkan kenyamanan teman-
teman agar mencapai kesepakatan yang adil. Mengenai stress akibat ujian, saya akan mencoba
membiasakan diri dalam situasi ujian dan mempersiapkan fisik juga mental untuk
melaksanakan ujian.

Anda mungkin juga menyukai