Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL DISKUSI

BIMBINGAN DAN KONSELING

TEORI BELAJAR HUMANISTIK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Najlatun Naqiyah, M.Pd.

OLEH KELOMPOK 06:


1. Mohammad Keymas Fahrur Rozi 23010014229
2. Dwi Puspita Sari 23010014142
3. Annisa Nur Afilla 23010014285

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang pelaksanaan diskusi


Diskusi merupakan suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang bergabung dalam satu
kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan untuk mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Metode diskusi
adalah salah satu cara memecahkan suatu masalah melalui pengumpulan beberapa jawaban
alternatif yang dapat mendekati kebenaran. Melalui diskusi dapat merangsang siswa untuk
berpikir sistematis, kritis dan bersikap dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk
memecahkan suatu permasalahan. Menurut (Usman, 2002), mengatakan bahwa metode diskusi
adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul
dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Metode diskusi dimaksudkan untuk
dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya
secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
Dengan berkembangnya zaman pada masa ini manusia harus memanusiakan dirinya sebaik
mungkin agar bisa mencocokan setiap individu dengan berkembangnya zaman. dari semua itu
hendaknya ada pendidikan yang berfokus pada siswa agar mereka bisa memahami dirinya dan
lingkungannya, teori humanisme ini sangatlah sesuai untuk era ada masa ini dengan tujuan
memanusiakan manusia sebaik baiknya bisa menjadi tolak ukur setiap individu kedepanya.
Dari diskusi ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan diharapkan
sebuah permasalahan yang kami bahas mampu memberikan manfaat tersendiri bagi seluruh pihak
yang terlibat dalam diskusi.

1.2 Tujuan diskusi


Pelaksanaan diskusi kali ini bertujuan untuk;
1. Mengetahui apa ide-ide pokok teori belajar humanisme menurut Carl Rogers
2. Mengetahui bagaimana implementasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran

1.3 Langkah-langkah persiapan diskusi


Berikut adalah hal-hal yang dipersiapkan dan diperhatikan dalam diskusi;
1. Menentukan topik diskusi yakni, “TEORI BELAJAR HUMANISME MENURUT CARL
ROGERS
2. Menentukan tujuan diskusi
3. Menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi yakni, moderator, penyaji materi,
notulen dan peserta diskusi
4. Menentukan waktu dan tempat diskusi
5. Mempersiapkan materi diskusi
BAB II
URAIAN PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu diskusi


Waktu : Pukul 15.00-16.00 WIB
Tempat : Online via Google-Meet, https://meet.google.com/qve-ybxd-dhv
Hari, tanggal : Selasa, 10 Oktober 2023

2.2 Peserta diskusi


Pelaksanaan diskusi diikuti oleh seluruh mahasiswa kelas BK 2023 G, yang terbagi atas 13
kelompok. Dimana setiap kelompok terdiri dari 3-4 anggota. Adapun diskusi kali ini dibuka oleh
Mohammad Keymas Fahrur Rozi selaku moderator dan penyaji materi dari kelompok 06, dan
anggota lainnya antara lain:
1. Annisa Nur Afilla selaku penyaji materi dan notulen
2. Dwi Puspita Sari selaku penyaji materi

2.3 Prosesi diskusi


1. Persiapan presentasi kelompok yang akan menjadi presenting, dimulai dari membuat laman
Google-Meet, yang selanjutnya link forum diskusi dishare melalui whatsapp grup “Psikologi
Pendidikan 2023G”. Kemudian menampilkan bahan materi presentasi di laman Google-Meet
menggunakan media Power Point.
2. Pembukaan diskusi yang dibuka pukul 15.00 WIB oleh moderator.
3. Penyaji materi kelompok 06 membuka presentasi, kemudian dilakukan pembahasan pokok
permasalahan yang disampaikan oleh tiap-tiap penyaji materi secara bergantian.
4. Sesi “Tanya Jawab”

1. Penanya : Nicky Dwi Lestari (23010014073)


Penjawab : Dwi Puspita Sari (23010014142)
Pertanyaan : Apa saja ciri-ciri belajar dalam teori humanistik, dan apa bedanya dengan
teori belajar lainnya?
Jawaban : Ciri khas utama dari teori humanistik adalah berusaha untuk mengamati
perilaku seseorang dari sudut si pelaku, bukan dari sudut pengamat.
Pembelajaran sejatinya merupakan hal yang harus didatangkan dan disadari
dari diri sendiri, bukan malah didatangkan dari luar pembelajar. Oleh karena
itu, kecenderungan teori humanistis dalam belajar adalah dengan
mendorong individu pembelajar menjadi mandiri dan independen. Nah, apa
saja ciri-ciri teori belajar humanistik? 1. Pembelajaran akan merespons
perasaan siswa, dan mengunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan
interaksi yang sudah direncanakan; 2. Berdialog dan berdiskusi dengan
siswa; 3. Menghargai siswa sebagai manusia yang memiliki kebutuhan
untuk pribadinya (tidak dapat digeneralisir); 4. Mengedepankan
pengetahuan atau pemahaman individu; 5. Mengedepankan bentuk perilaku
diri sendiri. Lalu, apa bedanya dengan teori belajar lainnya? Teori belajar
humanistik adalah suatu pendekatan dalam psikologi yang menekankan
pada pengembangan potensi diri dan pemahaman diri. Teori ini berbeda
dengan teori belajar lain seperti teori behavioristik dan kognitif yang lebih
menekankan pada pengaruh lingkungan dan proses mental dalam
belajar. Sehingga, teori belajar humanistik memandang bahwa belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri.

2. Penanya : Fatimah Azzaahra (23010014276)


Penjawab : Annisa Nur Afilla (23010014285)
Pertanyaan : Di kekurangan teori humanistik ini kan tadi siswa sering menyalahgunakan
arti kebebasan, menurut kalian apa upaya yang harus diberikan seorang guru
agar siswa tidak salah menafsirkan tentang kebebasan belajar?
Jawaban : Mudahnya, kita gunakan contoh seperti “Siswa yang suka membolos”.
Seperti misal, seorang siswa bolos dari sekolah hanya karena ingin bermain
game di salah satu rental play station atau menonton acara tertentu. Tidak
jarang juga terjadi kalau ada yang bolos dari sekolah karena situasi di
lingkungan sekolah. Situasi di sekolah mungkin terlihat tidak
mengakomodir apa yang diinginkan oleh seorang murid. Mungkin juga
situasi sekolah dan ruang kelas yang membosankan dan kaku untuk seorang
peserta didik. Lalu, apa korelasinya dengan kebebasan belajar yang
diberikan seorang guru dengan hal ini? Kebebasan belajar di sini ialah,
peserta didik mendapat ruang untuk mengekspresikan diri. Guru bukan lagi
aktor utama di ruang kelas. Sebab, terkadang seorang murid merasa terasing
saat mengikuti pelajaran tertentu karena mungkin gurunya tidak begitu
dekat dengan peserta didik dan memberi ruang bagi peserta didik untuk
mengekspresikan diri. Ide memberikan kebebasan bagi siswa sekiranya
menjadi salah satu solusi dalam memecahkan persoalan bolos dari para
peserta didik. Para murid mendapat tempat dan peran dalam proses
pendidikan. Hal ini bisa memacu mereka untuk setia tinggal di sekolah
karena mereka mesti berpartisipasi dalam proses pendidikan mereka sendiri.
Saat para murid mendapat tempat dalam proses belajar, mereka bisa merasa
diri menjadi bagian dari sekolah dan ruang kelas. Dengan ini, mereka tidak
melihat kalau sekolah sebagai tempat asing, tetapi tempat serupa dengan
rumah yang bebas untuk mengekspresikan diri. Tentunya, kebebasan yang
diberikan tidak berarti kebebasan yang sebebas-bebasnya, tetapi kebebasan
yang memberi ruang kepada peserta didik untuk belajar, mengekspriskan
diri seturut apa yang diketahui dan mempunyai hubungan dengan pelajaran
di sekolah.

3. Penanya : Nadia Cahya Septyaningrum (23010014279)


Penjawab : Mohammad Keymas Fahrur Rozi (23010014229)
Pertanyaan : Dalam slide “Prinsip Belajar Humanistik”. Pertanyaannya, apakah semua
prinsip harus dilaksanakan? Bagaimana jika tidak terlaksana semuanya?
Karena pada nomor 4 tertulis inisiatif belajar, padahal tidak semua siswa
memiliki inisiatif belajar yang sama atau bahkan tidak memiliki inisiatif
untuk belajar. Terimakasih.
Jawaban : Ya. Semua prinsip harus terlaksana, karena prinsip yang tidak terlaksana
dapat
mempengaruhi hasil akhir dari suatu tindakan atau kegiatan tersebut. Sebab
prinsip merupakan landasan yang menjadikan program pembelajaran agar
lebih terarah dan juga teratur. Jika sebuah prinsip tidak terlaksana, maka
program pembelajaran dapat menjadi tidak efektif dan tidak sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa
prinsip-prinsip dijalankan dengan baik agar program pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi individu
yang membutuhkan.Terkait siswa yang meniliki inisiatif yang berbeda itu
adalah hak mereka karena setiap siswa memiliki latar belakang yang
berbeda, dan untuk untuk siswa yang tidak memiliki inisiatif belajar
disinilah peran kita sebagai guru dalam membimbing siswa tersebut hingga
memiliki inisiatif belajar. Lalu, bagaimana caranya? Yaitu menggunakan
metode Self-Directed Learning. Tugas guru dalam metode ini ialah menjadi
fasilitator, yaitu menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada
peserta didik jika diperlukan. Bentuknya berupa bantuan dalam menentukan
tujuan belajar, memilih bahan ajar dan media belajar, serta memecahkan
kesulitan yang tidak dapat dipecahkan peserta didik sendiri. Teman dalam
metode Self-Directed Learning juga sangat penting. Jika menghadapi
kesulitan, peserta didik sering kali lebih mudah atau lebih berani bertanya
kepada teman daripada kepada guru. Teman sangat penting karena dapat
menjadi mitra dalam belajar bersama dan berdiskusi. Di samping itu, teman
dapat dijadikan alat untuk mengukur kemampuannya. Dengan berdiskusi
bersama teman, peserta didik akan mengetahui tingkat kemampuannya
dibandingkan dengan kemampuan temannya.

4. Penanya : Dicky Bekti Prayogi (23010014288)


Penjawab : Annisa Nur Afilla (23010014285)
Pertanyaan : Apakah ada pendapat lain dari para ahli tentang teori belajar humanistik?
Kalau ada sebutkan!
Jawaban : Ada. Ahli humanistik selain Carl Rogers yang berperan mereka adalah; 1.
Memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala
bagi seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk
mempelajari hal yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika
muncul perlawanan, hal itu sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk
yang mencerminkan ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal yang
bukan minatnya, karena sama saja dengan melakukan sesuatu yang baginya
tidak mendatangkan kepuasan. (Arthur Combs); 2. Proses belajar pada
manusia merupakan proses yang dilaluinya untuk mengaktualisasikan
dirinya. Belajar adalah proses untuk mengerti sekaligus memahami siapa
diri kita sendiri, bagaimana kita menjadi diri kita sendiri, sampai potensi apa
yang ada pada diri kita untuk kita kembangkan ke arah tertentu. (Abraham
Maslow).

5. Penanya : Fika Triana (23010014277)


Penjawab : Dwi Puspita Sari (23010014142)
Pertanyaan : Dari prinsip belajar humanistik terdapat prinsip keinginan untuk belajar,
seperti yang kita tahu dalam keadaan saat ini banyak sekali murid yang tidak
memiliki atau kurang dalam keinginan untuk belajar, menurut kelompok
kalian bagaimna srategi atau langkah yang dapat kalian ambil untuk
menangani kasus seperti itu?
Jawaban : Desire to learn (keinginan untuk belajar) sebenarnya adalah rasa ingin tahu
pada seorang anak yang sejak lahir sudah melekat pada dirinya untuk
belajar. Manusia pasti mempunyai kuriositas secara alami mengenai dunia,
serta kemauan yang erat untuk mengeksplor keahlian baru. Setiap manusia
memiliki naluri untuk belajar secara alamiah. Menurut penelitian terdapat
beberpa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya keinginan untuk belajar
dalam diri peserta didik. Faktor-faktor tersebut meliputi cita-cita/aspirasi
siswa, kondisi lingkungan, unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran,
kondisi siswa, upaya guru dalam mengelola kelas dan kondisi siswa,
kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan mental, keadaan keluarga,
lingkungan di rumah, dan sarana prasarana . lalu, strategi apa yang dapat
kita lakukan dalam menangani kasus ini? 1. Membantu siswa memperjelas
tujuan yang akan dicapai; 2. Membangkitkan motivasi siswa dengan
memberi tantangan berupa tugas yang menarik dan proyek yang menantang;
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar; 4. Menggunakan
variase metode penyajian yang menarik; 5. Beri pujian yang wajar dalam
setiap keberhasilan siswa.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Carl Rogers pendidikan adalah cara untuk saling mengerti antara pendidik dan
pelajar sehingga pendidik itu tahu apa saja yang dibutuhkan pelajar tanpa adanya paksaan
ataupun ketidak sepemahaman antara keduanya, maka dapat dibuat pelajaran untuk kemahiran
individu pada suatu jalannya. Teori belajar humanistik yang fokusnya pada proses memanusiakan
manusia. Pembelajaran menekankan pentingnya emosi, komunikasi yang terbuka, dan nilai-nilai
yang dimiliki oleh siswa. Jadi, apa yang menjadi tujuan belajar tidak hanya tercapai dari ranah
kognitif tapi juga bagaimana siswa menjadi individu yang bertanggung jawab penuh bagi dirinya.

3.2 Saran
Berikut saran yang disampaikan oleh kelompok 08 selaku observer dalam diskusi kali ini,
yaitu: (1) Memperbaiki typo untuk beberapa kata dalam makalah, (2) Berlatih dan perbaiki untuk
pengucapan kata dalam Bahasa Inggris, (3) Selebihnya media Power Point menarik serta
penyampaian materi sudah cukup jelas dan mudah dipahami.
BAB IV
LAMPIRAN

a. Makalah “TEORI BELAJAR HUMANISTIK MENURUT CARL ROGERS”


b. Power Point “TEORI BELAJAR HUMANISTIK MENURUT CARL ROGERS”
c. Presensi peserta diskusi

Anda mungkin juga menyukai