Anda di halaman 1dari 4

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah Foto

1. Dra. Dyah Kusmarini, Psych.


2. Umniyah Saleh, S.Psi., M.Psi., Psikolog
3. Grestin Sandy R, S.Psi., M.Psi., Psikolog
4. Dwiana Fajriati Dewi, S.Psi., M.Sc
5. Sitti Muthia Magfirah M, S.Psi., M.Psi., Psikolog

REFLEKSI ANDRAGOGI (PERTEMUAN I)

Nurul Inayah
C021231079
Psikologi B 2023
Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2023
Foto
Nama : Nurul Inayah
NIM : C021231079
Kelas : Psikologi B 2023

Refleksi Andragogi (Petemuan I)

What Happened ?
Pada hari Senin tanggal 21 Agustus 2023, mahasiswa psikologi kelas B memulai kuliah
perdana kami dengan mata kuliah Andragogi. Di dalam kelas dosen yang hadir yaitu Ibu
Umniyah, Ibu Grestin dan Ibu Muthia. Dibuka oleh Ibu Grestin yang menyambut kuliah
perdana kami, memperkenalkan para dosen pengampu, lalu dilanjut dengan Ground Rules
atau kontrak belajar selama kami mengikuti mata kuliah Andragogi. Ada beberapa kontrak
belajar yang diberikan, diantaranya menerapkan Here and Now, on time, pengumpulan tugas
dan lainnya. Selanjutnya yaitu Ibu Muthia membacakan highlight atau rangkuman dari tugas
refleksi mahasiswa di kegiatan PKKMB. Sudah banyak mahasiswa yang sudah membuka diri
dengan menumpahkan apa yang dirasakan melalui tugas refleksi. Setelah pembacaan refleksi
Ibu Muthia dan Ibu Umniyah memberikan umpan balik seputar tugas refleksi tersebut.
Dilanjutkan dengan Ibu Muthia membacakan Asesmen yang metafor, lalu dosen menanyakan
kepada mahasiswa apa yang dirasakan saat mengerjakan asesmen ini, apakah sulit atau
mudah? Dan berapa lama durasi pengerjaan asesmen ini. Disini banyak mahasiswa yang
mengibaratkan belajar di jurusan psikologi sebagai awalan baru dalam kehidupannya. Setelah
pembacaan Ibu Umniyah dan Ibu Grestin memberikan tanggapan mengenai asesmen yang
kita kerjakan. Setelah itu diadakan pemilihan koordinator kelas untuk mata kuliah Andragogi.
Dan kami juga diberikan gambaran umum terkait mata kuliah Andragogi. Namun sebelum
diberikan penjelasan, ada sesi berbagi harap yang isinya mengenai apa gambaran kita
mengenai mata kuliah ini, apa saja factor penghambat dan pendukung dalam mata kuliah ini
dan apa pertanyaan yang ingin diajukan kepada para dosen terkait mata kuliah Andragogi. Di
sesi berbagi harap ini ada beberapa mahasiswa yang mengutarakan agar pembelajaran lebih
baik dilakukan secara interaktif atau diskusi tanya jawab.

What Happened to Me?


Pada kuliah pertama ini saya masih merasa malu dengan lingkungan yang baru, saya pun
terlambat masuk dan berakhir duduk di tempat yang bisa dikatakan blind spot sehingga saya
tidak bisa melihat ppt dan dosen. Yang paling saya rasakan yaitu ketika saya masih merasa
malu untuk bisa berbagi harap di depan mahasiswa, padahal saya sudah menuliskan dengan
rinci terkait berbagi harap ini. Namun untungnya saya masih bisa menyimak apa yang
disampaikan oleh para dosen. Saya mendengar dengan seksama mengenai tanggapan dari
tugas refleksi, saat ada mahasiswa yang menuliskan refleksi nya bahwa jurusan psikologi
bukanlah jurusan impiannya, saya merasa bahwa kedepannya tidak semua orang bisa
mencintai proses yang dilakukan di jurusan ini, saya hanya berharap baik saya maupun
mahasiswa lain dapat bertahan di jurusan ini. Selanjutnya yaitu tanggapan dosen dari
asesmen metafora mahasiswa, ada mahasiswa yang mengibaratkan para dosen seperti orang
tua kedua, namun pengibaratan itu tidak dibenarkan oleh Ibu Umniyah dan Ibu Grestin.
Mereka berkata jika dosen tidak bisa diibaratkan sebagai orang tua kedua, yang menyadarkan
saya bahwa peran dan beban orang tua itu sangatlah besar dan tidak bisa digantikan oleh
siapapun. Ada juga mahasiswa yang mengibaratkan berkuliah di jurusan ini seperti berada di
taman bermain, dan hal ini pun ditanggapi oleh dosen, bahwa tujuan mahasiswa berada disini
untuk menimba ilmu bukan untuk hanya bermain. Perkataan tadi menyadarkan saya untuk
tidak melupakan tujuan saya berkuliah, yaitu mencari ilmu dan menambah relasi. Dan
mengenai tugas masih ada yang tugasnya tidak sesuai dengan aturan atau salah, dan mungkin
saya adalah salah satu mahasiswa yang salah itu, saya merasa menyesal karena tidak cross
check atau memastikan Kembali apakah format tugas saya sudah benar atau tidak. Saya juga
bertanya kepada dosen mengenai minimal halaman untuk membuat tugas refleksi, dan
sebelum menanyakan kepada dose, saya merasa jantung saya berdebar kencang, takut jika
ada salah kata saat bertanya dan lainnya, namun saya memberanikan diri untuk bertanya. Dan
saya mencoba untuk berkenalan dengan teman duduk disamping saya, mencoba menjalin
pertemanan dengan orang-orang yang baru saya kenal dari berbagai daerah.

Insight
Dari pertemuan perdana ini saya menjumpai pesan moral dari perkataan dosen, perilaku
teman-teman dan lainnya. Saya mendapat insight yaitu saat kita memutuskan untuk menjadi
mahasiswa baik itu pilihan kita ataupun bukan, kita perlu menikmati prosesnya agar tidak
terbebani dengan segala tugas yang diberikan, mungkin kita merasa sibuk tapi kita tidak akan
membawanya dengan rasa stress. Saya juga mengetahui fakta yang tidak bisa dielakkan
bahwa dosen itu tidak seperti guru kita semasa sekolah yang akan mengajarkan kita mulai
dari nol, dosenpun juga bukan orang tua kedua kita karena peran orang tua itu tidak bisa
tergantikan oleh dosen. Tugas dosen terhadap mahasiswa hanyalah menjadi perantara dan
fasilitator untuk mencapai tujuan mahasiswa yaitu sebagai sarjana psikologi dan berharap
mahasiswanya dapat menjadi fully function person. Melalui metafor-metafor juga saya
mengerti bahwa mahasiswa tidak boleh melupakan tugas utamanya untuk menuntut ilmu, kita
oleh bermain dengan teman dan melakukan organisasi tapi jangan lupakan juga tanggung
jawab kita sebagai mahasiswa.Tugas asesmen metafor itu tidak perlu mencari kat-kata yang
paling indah, namun katayang sangat mencerminkan perasaan kita saat itu. Dari tugas refleksi
pun saya mendapat banyak perbaikan teknis tentang penulisan refleksi, seperti mengganti
kata ‘harus’ menjadi kata ‘akan’. Karena penggunaan kata ‘harus’ itu berkonotasi bahwa kita
mendapat dorongan dari luar diri, sedangkan kata akan itu berkonotasi bahwa kita mendapat
dorongan dari dalam diri sendiri. Dari pertemuan perdana juga saya melihat teman-teman
yang berani untuk berbagi harapannya di mata kuliah ini, yang memotivasi saya untuk bisa
lebih percaya diri lagi tampil di depan teman-teman dan dosen.

What Next ?
Dari pertemuan pertama mata kuliah andragogi ini saya menemukan atau mencoba meng-
improve diri saya dari berbagai hal. Saya akan mencoba meningkatkan rasa percaya diri saya
agar dapat mengutarakan apa yang saya ingin sampaikan di hadapan teman-teman maupun
dosen. Lalu saya akan mencoba lebih fokus di kelas dan mencari tempat yang strategis untuk
membantu saya mencatat materi atau mendengarkan dosen. Untuk kedepannya saya akan
meningkatkan tugas refleksi saya dan mengecek ulang apa yang sudah saya tuliskan.Setelah
diberikan ground rules saya akan mencoba untuk mematuhi segala aturan yang berlaku dan
bersedia menerima risiko jika saya melanggarnya. Dari pertemuan ini saya juga sedikit
terlambat walaupun pembelajaran belum dimulai, namun dosen sudah menunggu di dalam
kelas. Maka saya ingin mendisiplinkan waktu dengan cara mengatur waktu agar tidak
terlambat memasuki kelas. Sebenarnya saya ingin menjadi koordinator kelas, namun saya
waktu itu masih terlalu malu untuk mengajukan diri, maka saya ingin menjadi koordinator
kelas di mata kuliah lain. Saya suka menunda pekerjaan dan tugas, dan menyebakan tugas
refleksi saya masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya ingin meng-improve kemampuan
saya dalam menuliskan refleksi. Dan ingin menjalin pertemanan atau mungkin persahabatan
di lingkungan kampus, di kelas ini saya tidak mengenali semua mahasiswanya karena kami
berasal dari berbagai daerah.

Anda mungkin juga menyukai