Anda di halaman 1dari 8

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah Andragogi

1. Dra. Dyah Kusmarini, Psych.


2. Umniyah Saleh, S.Psi., M.Psi., Psikolog
3. Grestin Sandy R, S.Psi., M.Psi., Psikolog
4. Dwiana Fajriati Dewi, S.Psi., M.Sc
5. Sitti Muthia Magfirah M, S.Psi., M.Psi., Psikolog

REFLEKSI ANDRAGOGI (PERTEMUAN XV)

Nurul Inayah
C021231079
Psikologi B 2023
Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2023
Nama : Nurul Inayah
NIM : C021231079
Kelas : Psikologi B 2023

Refleksi Andragogi (Pertemuan XV)

What Happened ?
Pertemuan kelimabelas refleksi Andragogi dimulai pada tanggal 28 November
2023 pada pukul 10.52 WITA di kelas PB 142. Kelas didampingi oleh Ibu Grestin
dan Ibu Dwi, dimana kegiatan pertama dimulai dengan reflexion dengan cara kami
diminta menulis penghayatan di kertas dan diberi waktu selama 10 menit, setelah
itu teman-teman berbagi penghayatannya di pertemuan sebelumnya. Yang saya
tangkap teman menyebutkan akhirnya mengetahui bahwa ada Namanya waktu
public dan waktu privat, lalu menambah wawasan dari asesmenvmetafora
mengenai waktu, lalu dari kuadran skala prioritas akhirnya teman mencoba
menggeser kegiatan dari kuadra kedua menjadi ke kuadran keempat. Lalu teman
mendapat insight bahwa hal-hal yang bersifat membuang waktu itu berasal dari hal
yang bukan tujuan kita. Lalu setelah itu Ibu Grestin memberikan tanggapan, dan
mangantar ke materi yang katanya baru diberikan di Angkatan kami, yaitu
“Bersahabat dengan Stress” yang materinya dirancang oleh Pak Tamar dan Ibu
Indra yang merupakan dosen FKM. Sasaran pembelajarannya adalah memahami
bagaimana menambahkan tekanan rasa frustasi dan menikmati rasa sakit dalam
kehidupan. Lalu memahami bahwa stess sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan
dinamika kahidupan. Masuk ke pendahuluan, bahwa kesuksesan seseorang
ditentukan oleh seberapa Ia memanfaatkan PELUANG. Ibu memberikan contoh
yaitu seorang mahasiswa Psikologi Unhas Angkatan 2013, Mahasiswa ini menjual
donat di Psikologi, awalnya menjadi reseller dan menjualnya di mahasiswa, staff,
dosen psikologi, dan Ia pada saat itu Ia berecana mengikuti PMW dengan cara
berbisnis donat dimana pada tahun itu hanya ada donat J.CO dan Ia berinovasi
membuat toping yang bermacam-macam namun dengan harga yang lebih murah.
Dan akhirnya lolos PMW dan diberikan modal sehingga berdirilah Zian Bakery. Ini
adalah contoh seseorang yang mengambil peluang, walaupun dengan konsekuensi
mempersepsi peluang, individu harus keluar dari “zona nyaman” yang dapat
menimbulkan stress, namun stress adalah keniscayaan hidup. Tujuan akhir kita
adalah sukses, dan dengan sukses artinya perlu memanfaatkan peluang. Dan
kesuksesan itu butuh keberanian, sehingga butuh mawas diri untuk bersahabat
dengan stress. Lalu masuk ke slide selanjutnya, apa itu STRESS? Dijelaskan
bahwa stress adalah respon penyesuaian terhadap situasi yang dipersepsi
menantang/ mengancam kesejahteraan orang bersangkutan. Stress juga suatu
respon fisiologis atau perilaku terhadap sumber stressor yang menyebabkan
cekaman baik internal maupun eksternal. Lalu apa itu stressor? Stressor
merupakan sumber baik internal maupun eksternal yang dipersepsi memberikan
cekaman atau tekanan. Lalu Ibu bertanya stresson yang bersumber dari internal itu
apa saja? Dan kami menjawab tuntutan diri sendiri yang terlalu tinggi, rasa
insecure, cemas dan lainnya. Lalu yang eksternal seperti lingkungan yang macet,
tugas yang banyak dan lainnya. Dan di powepoint disebutkan sumber stressor
mahasiswa seperti tuntutan untuk sukses, soal finansial (anak kost can relate),
pergeseran nilai-nilai dari SMA ke Kuliah, masalah relasi-hubungan, masalah
mengisi waktu libur ternyata bisa menjadi sumberi stressor mahasiswa. Ibu Grestin
menambahkan sumber stressor bagi mahasiswa di masa sekarang, yaitu masalah
tempat mengerjakan tugas, Ibu bercerita mengenai anak PA nya bahwa Ia
seringkali tidak membantu atau mengerjakan tugas kelompok, saat ditanya oleh Ibu,
mahasiswa itu menjawab bahwa seringkali teman kelompok mengerjakan tugas di
café sedangkan Ia tidak mampu secara finansial untuk pergi ke café. Ibu
menekankan bahwa banyak sekarang mahasiswa yang mengerjakan tugas di
café, sedangkan tidak semua mahasiswa mempunyai finansial yang sama.
Sehingga Ibu mengingatkan untuk jangan sampai kita menjadi sumber stressor
bagi orang lain. Selanjutnya mekanisme Stressor, yaitu persepsi tekanan stressor
dimana diperlihatkan gambar yang menjelaskan bahwa walaupun stimulus yang
diberikan kepada setiap orang itu sama, namun setiap orang memiliki persepsi yang
bermacam-macam, seperti UAS, ada yang mempersepsinya dengan santai, namun
ada juga yang mempersepsi sebagai tanda ancaman sehingga perlu kewaspadaan.
Setiap orang juga memiliki persepsi daya tahan yang berbeda. Pada mahasiswa,
terdapat dua stressor yaitu stressor kampus (lingkungan fisik, hubungan peran
interpersonal, organisasi) dan stressor nonkampus. Dan dapat menyebabkan stress,
dampak stress ini kitab isa menjadi unmotivated, sakit. Tidak nafsu makan dan
lainnya. Dijelaskan teori GAS (general adaptation syndrome) yaitu perubahan
fisiologis yang terjadi pada tubuh dalam tiga tahap saat stres terjadi. Secara
fisiologis ada 3 tahap penyesuaian tubuh terhadap stress, yang pertama adalah tahap
alarm dimana engacu pada gejala awal yang dialami tubuh saat stres menyerang,
dan muncul reaksi fight or flight apakah mempersiapkan diri untuk melindungi atau
melarikan diri dari situasi stres yang dialami. Tahap kedua yaitu tahap resistensi
terjadi ketika tubuh mencoba untuk melawan perubahan fisiologis yang terjadi
selama tahap reaksi alarm. Mencoba mengembalikan tubuh ke kondisi normal. Dan
terakhir yaitu tahap kepayahan merupakan tahap lanjutan dari stres yang
berkepanjangan atau kronis. Berjuang dengan stres dalam waktu lama dapat
menguras energi dan memperburuk kondisi fisik, mental, dan emosional. Pada
tahap kepayahan ini, seseorang tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan stres,
sehingga bias akita merasa kelelahan, burnout dan lainnya. Selanjutnya ada
tingkatan stress yaitu stress sirngan yang dimana stressor yang dihadapi orang
secara teratur dari situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit/jam, lalu
stress siang yang durasinya berlangsung lebih lama yakni beberapa hari dan terakhir
tingkatan stress tinggi yang durasinya berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan. Stress yang berkepanjangan dapat memengaruhi kemampuan untuk
menyesuaikan tugas perkembangan. Reaksi tress itu ada 3 yakni reaksi fisiologis
seperti masuk angin, pening, kram otot, jerawatan. Lalu reaksi psikologis seperti
keletihan emosi, kejenuhan, dan depersonalisasi yaitu perasaan di awang-awang,
seakan tidak menyatu dengan diri (saya baru mengetahuinya). Dan reaksi perilaku
seperti terjadi tingkah lakua yang tidak diterima Masyarakat. Respon terhadap
stress itu ada distress, yakni bersifat tidak memuaskan dan merusak keseimbangan
tubuh. Dan ada eustress yaitu respon terhadap stress yang bersifat memuaskan yang
dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh. Selanjutnya masuk ke materi
selanjutnya yaitu Bersahabt dengan Stress, yang dimana ada 3 macam adaptasi,
yang pertama adaptasi fisiologis dimana respon tubuh terhadap stressor untuk
mempertahankan fungsi kehidupan, dan perlu diketahui bahwa setiap tahap
perkembangan punya stressor tertentu. Yang kedua ada adaptasi psikologis dimana
cara untuk mengatasi stress berbeda tiap individu, ada dengan cara kognitif
(memikirkan penyelesaiannya) dan ada yang cara emosional (menangis terlebih
dahulu) dan yang ketiga ada adaptasi sosial budaya, dimana diperlukan
bersosialisasi dengan Masyarakat. Strateginya dengan 3 cara yaitu primary
prevention dengan mengubah cara melakukan sesuatu seperti mengerjakan tugs
lebih awal, mengorganisir waktu. Yang kedua ada secondary prevention dengan
cara menyiapkan diri menghadapi stress dengan exercise, diet, rekreasi, meditasi
dan lainnya. Yang ketiga dengan cara mencari support system. Lalu disampaikan
cara bersahabat dengan stress ujian, Ibu mengatakan jika cemas akan ujian kita
sedikit maka akan menghasilkan motivasi untuk belajar, namun jika kita terlalu
banyak mencemaskan ujian maka pikiran kita hanya berpusat pada kecemasan
tersebut sehingga dapat merusak prestasi. Stress perlu dalam kadar yang wajar.
Selanjutnya biberikan cara bersahabat dengan situasi ujian adalah dengan
membiaskan diri dengan situasi ujian, mengendalikan emosi, pikiran dan Tindakan,
persiapkan fisik kita dan belajar Teknik relaksasi yang telah diajarkan pada
pertemuan kelima mata kuliah andragogi. Penutup dari materi ini adalah penting
untuk mengetahui apa yang sudah diselesaikan semampunya kita, sisanya kira
serahkan kepada Tuhan. Dan Ibu mengakatakan sepatah kata karena ini adalah
(semoga) pertemuan terakhir untuk pemaparan materi andragogi, Ibu berharap kami
tidak bertemu lagi di mata kuliah andragogi (maksudnya mendoakan kami lulus di
mata kuliah ini). Dan mengenai tugas final akan disampaikan ke coordinator kelas
bagaimana mekanismenya. Dan kelas pun berakhir.

What Happened to Me?


Pada pertemuan kelimabelas ini saya merasa sedih karena sadar bahwa ini adalah
pertemuan terakhir sebelum ujian Final. Namun tetap antusias dengan pembawaan
materi yang dimana pembahasan mengenai kiat dalam belajar. namun sebelum itu
kita melakukan reflexion, saya sedih karena tidak memiliki keberanian untuk
berbagi, namun lega karena teman berbag penghayatan yang mirip dengan saya,
yaitu terkait waktu publik dan waktu privat. Saya antusias karena materi ini kembali
diberikan kepada Angkatan kami setelah beberapa tahun materi ini tidak sempat
diberikan, yaitu Bersahabat dengan Stress. Lalu mendengar penuturan Ibu
mengenai konsep kesuksesan dalam cerita seorang alumni psikologi menjadi
inspirasi bahwa kesuksesan seringkali melibatkan pengambilan risiko dan inovasi.
Saya kagum juga terkejut bahwa donat yang sering saya makan ternyata merupakan
bisnis dari alumni mahasiswa psikologi Unhas tahun 2013. Lalu pemahaman terkait
stress dan stressor menyadarkan saya bahwa tekanan dapat muncul baik dari faktor
internal maupun eksternal artinya semua bisa menjadi sumber stress kita, namun
ada penyampaian dari Ibu yang membuat saya merenungkan lagi pemahaman ini,
bahwa kita tidak seharusnya menjadi sumber stresor bagi orang lain. Membuat saya
merenungkan apakah saya pernah melakukan hal yang memberatkan orang lain.
Lalu persepsi terhadap respon dari setiap stimulus yang diberikan membuat
pandangan saya menjadi lebih luas dan harapannya menjadi orang yang lebih
toleran, bahwa tidak semua orang memiliki respon yang sama terhadap suatu
respon. Saya juga antusias dengan informasi yang baru saya terima yaitu General
Adaptation Syndrome (GAS) yang membuat saya lebih menyadari bagaimana
reaksi tubuh saya teradap stress. Walaupun solusi bersahabat dengan stress sudah
banyak saya dengar seperti dengan pola makan yang sehat, exercise, tidur yang
cukup, namun saya belum bisa optimal melakukannya. Walaupun telah
disampaikan untuk tidak terlalu banyak mencemaskan mengenai ujian, namun saya
merasa otak saya otomatis merasa waspada dan memikirkannya jika mendekati
ujian. Saya sadar perubahan kebiasaan butuh konsistensi dan niat yang kuat untuk
menggerakkan pikiran dan tubuh untuk melakukan perubahan.

Insight
Dari pertemuan kelimabelas ini saya mendapat insight dari pembagian reflexion
teman bahwa perlunya kita memahami waktu publik dan waktu privat, untuk
menyadarkan akan tanggungjawab kita dalam berbagai situasi. Dari materi
bersahabat dengan stress, juga mendapat insight bahwa stress itu penting untuk
dikelola bukan untuk dihindari, menyadari bahwa stres adalah bagian tak
terpisahkan dari kehidupan, sehingga kita dapat belajar untuk meresponsnya secara
positif. Lalu Ibu menyampaikan bahwa mahasiswa harus mengambil peluang untuk
bisa mencapai tujuan akhir yaitu kesuksesan. Contoh yang Ibu sampaikan mengenai
kisah alumni psikologi Unhas, menyadarkan saya bahwa untuk sukses
membutuhkan pengorbanan baik dari waktu, tenaga dan lainnya. kesuksesan sering
kali melibatkan mengambil risiko dan mengubah pandangan terhadap peluang. Lalu
terkait stressor, kita perlu menyadari bahwa sumber esor mahasiswa, termasuk
masalah finansial, pergeseran nilai-nilai, dan tugas perkuliahan perlu dikelola
dengan baik untuk dapat melewati tekanan seperti ini, juga mendapat Pelajaran
penting untuk berusaha tidak menjadi sumber stressor pada orang lain. Untuk
mengatasi stress juga membutuhkan dukungan sosial dan sosialisasi dengan
Masyarakat, untuk memberitahu pada kita bahwa orang lain juga dapat membantu
kita menghadapi stress ini. Saya belajar bahwa cara bersahabat dengan stress adalah
dengan cara adaptasi, dan itu ada 3 macam yakni dengan adaptasi fisiologis dimana
respon tubuh terhadap stressor untuk mempertahankan fungsi kehidupan, dan perlu
diketahui bahwa setiap tahap perkembangan punya stressor tertentu. Yang kedua
ada adaptasi psikologis dimana cara untuk mengatasi stress berbeda tiap individu,
ada dengan cara kognitif (memikirkan penyelesaiannya) dan ada yang cara
emosional (menangis terlebih dahulu) dan yang ketiga ada adaptasi sosial budaya,
dimana diperlukan bersosialisasi dengan Masyarakat. Saya belajar teori baru yaitu
General Adaptation Syndrome (GAS) yang merupakan pemahaman tentang
bagaimana tubuh bereaksi terhadap stres. Ini juga membantu tahap stress yang kia
hadapi sudah di tingkatan mana dan lebih mengerti akan reaksi tubuh kita. Cara
bersahabat dengan stress saat ujian yaitu dengan tidak terlalu cemas tetapi cukup
untuk memberikan motivasi belajar. Ibu berpesan untuk melakukan semampunya
dan seoptimal kita, dan menyerahkan sisa dan hasilnya kepada Tuhan.
What Next
Dari pertemuan kelimabelas ini saya akan mencoba untuk lebih berani untuk
menyampaikan jika diminta untuk berbagi penghayatan, dari sesi relfexion ini saya
akan mencoba untuk lebih menghargai waktu publik orang lain dengan cara
mengolah kegiatan yang tidak membuang waktu publik. Karena selama ini saya
merasa menghindar dari stress, maka saya akan mencoba untuk menerima bahwa
stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, tetapi yang dapat dielola. Saya
mencoba cara untuk mengelola stress seperti tidur, olahraga, meditasi, atau kegiatan
hobi yang menyenangkan. Saya akan lebih terbuka untuk mempertimbangkan
peluang baru di sekitar dan tidak takut untuk keluar dari zona nyaman untuk
mencapai kesuksesan. Saya akan mencoba menyadari sumber stresor khususnya
sebagai mahasiswa, dan identifikasi strategi untuk mengelolanya. Saya juga
mencoba untuk tidak menjadi sumber stressor bagi orang lain, dengan cara
mementingkan kenyamanan teman-teman agar mencapai kesepakatan yang adil.
Mengenai stress akibat ujian, saya akan mencoba membiasakan diri dalam situasi
ujian dan mempersiapkan fisik juga mental untuk melaksanakan ujian.

Anda mungkin juga menyukai