Anda di halaman 1dari 7

Pemahaman Peserta Didik dan

Pembelajarannya

Topik 1

Demostrasi Konstektual

Dosen Pengampu :

Dr. Nurzengky Ibrahim, MM


ANGGOTA KELOMPOK
Vivich Khusnul
Khotimah Hana Maulidah Dary Naufal

NIM NIM NIM


(2023230338) (2023230354) (2023230344)
Selanjutnya, adalah
diskusi kasus!
KASUS I Pembahasan Oleh :
Hana Maulidah
(2023230354)

Pertanyaan

Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan


soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat
urutan/langkah pengerjaan soal)?

Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa
metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Hasil diskusi

Menurut pendapat kami karena guru membuat urutan atau Langkah-


langkah yang mudah dan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik.
Sehingga peserta didik langsung dapat mengikuti Langkah -langkah
tersebut dengan baik tanpa melihat ulang urutannya
Metode jigsaw ini menghendaki siswa untuk belajar dengan berkelompok.
Guru pintar dapat mendorong siswa untuk kerjasama dalam kelompok.
Setiap anggota kelompok mendapat tugas untuk memahami dan
mendalami bagian tertentu dari tema yang dipelajari. Kemudian setiap
anggota kelompok menggabungkannya hasil belajarnya sehingga
terbentuk satu pemahaman yang utuh. Jenis metode pembelajaran ini
membuat siswa belajar mendengar dan belajar satu sama lain.
Menurut Rusman (2011), metode jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok peserta didik
dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam peserta
didik dan peserta didik tersebut bekerja sama saling ketergantungan
positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
KASUS II
Pembahasan Oleh :
Vivich Husnul Khotimah
Pertanyaan (2023230354)

Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta
didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?

Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda


dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Hasil diskusi

Usia kelas 7, 8, dan 9 SMP biasanya (13-15 tahun) merupakan peralihan jenjang
sekolah formal, pada masa ini peserta didik masih pada fase bermain. Hal yang
perlu Rina lakukan adalah dengan memberikan pembelajaran yang
menyenangkan menggunakan media atau alat peraga selain buku supaya peserta
didik merasa senang dan tidak terbebani dengan buku teks. Media yang
digunakan bisa dengan kartu bergambar huruf, kata atau kalimat, benda konkrit,
atau buku bergambar dan berwarna supaya menarik bagi peserta didik. Selain
itu, Guru juga bisa mengajarkan membaca bersuara dengan mengajarkan lafal
intonasi kata dan kalimat (mengikuti gerakan dan mendengarkan suara guru).

Menurut kelompok kami menyarankan menggunakan media yang telah dijelaskan


dikarenakan mempermudah peserta didik dalam pengenalan huruf, kata dan
suku kata karena lebih menarik perhatian peserta didik dalam proses belajar
membaca. Hal ini sesuai dengan metode SAS (struktur analisis sistaksis) yaitu
pembelajaran membaca permulaan menggunakan proses penguraian kalimat
menjadi kata,suku kata menjadi fonem atau huruf untuk kemudian
disintetik.Misalnya, Guru menuliskan sebuah kalimat “Amarta belajar di kamar”
dengan menunjukan gambar seorang murid sedang belajar. Kemudian dari
kalimat tersebut guru memberikan tiap suku kata secara terpisah dengan media
flash card, lalu menunjukan huruf dari tiap kata tersebut, selanjutnya guru
menjadikan kembali suku kata menjadi sebuah kalimat utuh.
KASUS III

Pertanyaan

Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Pembahasan oleh :


Made sudah sesuai? Mengapa demikian? Dary Naufal
(2023230344)
Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut?
Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.

Hasil diskusi
Pertimbangan dan keputusan made.Dalam memberikan contoh teks
deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali sangat tepat dan sesuai
titik. Made menggunakan prinsip relevansi dengan lingkungan siswa.
Prinsip ini mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan siswa.
Pemilihan topik yang dilakukan made sangat relevan dengan tempat di
mana dia mengajar koma, yaitu bali titik hal ini dapat membantu siswa
agar merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran.Karena mereka
dapat merasakan keterkaitan langsung Antara apa yang mereka pelajari
dengan lingkungan sekitar mereka.

Prinsip yang diterapkan oleh made adalah prinsip relevansi dengan


lingkungan siswa. Prinsip ini sejalan dengan teori kontruktivisme yang
dikenalkan oleh Lev Vygotsky. Mengaitkan pembelajaran dengan
lingkungan dan budaya. Sehingga para guru dan pendidik dapat
membantu siswa agar lebih memahami materi pelajaran yang
disampaikan.
Terima Kasih!

www.reallygreatsite.com

Anda mungkin juga menyukai