Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh Metode Pengajaran Interaktif Terhadap

Minat Belajar Siswa SMA Lentera Harapan Curug


BAB 1

PENDAHULUAN

Metode pembelajaran menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri dalam Jurnal Pendidikan
Agama Islam Universitas Wahid Hasyim, suatu pengetahuan mengenai cara-cara mengajar
yang digunakan oleh guru atau instruktur, dapat berupa tehnik penyajian yang dikuasai guru
untuk mengajar atau menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik
secara individual atau secara kelompok atau klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap,

dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.


Metode mengajar yang digunakan okeh setiap guru tentunya berbeda-beda, salah satu
penerapan metode pengajaran yang banyak diterapkan ialah Metode Ceramah. Metode
Ceramah menurut Abuddin Nata (dalam Tambak, 2014:377) adalah penyampaian pelajaran
yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan
peserta didik. Banyak guru menggunakan metode ceramah didukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Theologi IKAT, metode ceramah dianggap sebagai
metode pembelajaran yang paling populer tetapi sekaligus dianggap sebagai metode
pembelajaran yang paling lemah atau tidak efektif.
Metode ceramah memiliki beberapa kelemahan sebagaimana yang dijelaskan oleh Wina
Sanjaya yaitu: “Materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada yang
dikuasai guru, ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme, guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik sehingga ceramah
sering dianggap sebagai metode yang membosankan, melalui ceramah sangat sulit untuk
mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau tidak mengerti”
(Wasilah, 2016). Dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran ceramah sangat monoton dan
membosankan, metode ini juga tidak memberikan kesempatan bagi para siswa ataupun siswi
untuk dapat aktif di kelas. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh besar
pada minat belajar siswa yang dapat ditunjukkan dalam keaktifan siswa dan siswi di dalam
kelas. Dalam proses pembelajaran di kelas sebagai seorang guru harus mampu menciptakan
suasana belajar yang meningkatkan motivasi dan semangat belajar para siswa.
Pada realitanya masih terdapat sekolah yang menerapkan metode pengajaran secara
interaktif. Menurut, Margaretha mengatakan bahwa model pembelajaran interaktif adalah
pembelajaran yang mengacu pada siswa sebagai titik sentral dengan mengeksplorasi
pertanyaan siswa. Dapat disimpulkan bahwa metode mengajar atau pembelajaran interaktif
merupakan proses pembelajaran dimana siswa menjadi titik acuan dengan mengeksplorasi
pertanyaan siswa. Metode pengajaran interaktif memiliki tujuan untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif dengan mengajak para siswa untuk terlibat dalam proses
pembelajaran (Wijaya, Pembelajaran Interaktif : Pengertian, Langkah dan Manfaat, 2022).
Hal ini diperkuat oleh Faire dan Cosgrove dalam Harlen yang mengemukakan bahwa
pembelajaran interaktif ini dirancang agar para siswa mau bertanya, kemudian para siswa
juga menemukan jawaban mereka sendiri Invalid source specified..
Berdasarkan pendapat Jack Hassard dalam Sutarsih, karakteristik kelas yang interaktif
adalah: “Satu, suatu keadaan kelas yang melibatkan pola komunikasi dari siswa ke guru, guru
ke siswa, dan siswa ke siswa. Kedua, kelas yang interaktif adalah suatu tempat pendukung
dimana siswa-siswa diberi motivasi untuk belajar dan mereka diberi kebebasan untuk
menyelidiki, menemukan, serta mencari keterangan. Ketiga, di dalam kelas yang interaktif
akan ditemui aktivitas yang terpusat pada guru sama halnya dengan aktivitas yang
terpusat pada siswa” (Handrianto, 2013). Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwa kelas
yang memiliki metode interaktif adalah kelas yang melibatkan komunikasi antar pengajar
dan yang diajar, siswa-siwi dikelas tersebut juga diberikan motivasi belajar dan diberikan
kesempatan untuk mengetahui lebih dalam mengenai pembelajaran tersebut, adanya aktivitas
yang berpusat pada guru dan berpusat pada siswa.
Metode pengajaran seorang guru sangat berpengaruh terhadap minat belajar seorang
siswa, dapat ditunjukkan dalam keaktifan siswa dan siswi di dalam kelas. Dalam proses
pembelajaran di kelas sebagai seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang
menarik dan meningkatkan motivasi maupun semangat belajar para siswa. Menurut pendapat
Guilford “minat belajar adalah dorongan-dorongan dari dalam diri peserta didik secara psikis
dalam mempelajari sesuatu dengan penuh kesadaran, ketenangan, dan kedisiplinan. Sehingga
menyebabkan individu secara aktif dan senang untuk melakukannya” (Gischa, 2023).
Terdapat dalam suatu penelitian terkait suatu kualitas pengajaran khususnya kompetensi
tenaga pendidik terhadap hasil belajar peserta didik. Melalui penelitian Nana Sudjana di
bidang Pendidikan Kependudukan, menunjukkan sebanyak 76,6% hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh seorang tenaga didik atau seorang guru.
Terlihat bahwa metode pengajaran yang disampaikan oleh guru akan mempengaruhi motivasi
dan minat siswa dalam belajar (Usep Setiawan, 2022). Dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran yang digunakan oleh guru di kelas dapat mempengaruhi minat belajar seorang
siswa.
Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata pelajaran dan
kepada guru yang mengajarkannya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata
pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu guru
harus memberikan motivasi agar siswa mau belajar dan memperhatikan pelajaran (Nila
Juliati, 2017).
Menurut Elizabeth Hurlock (dalam Susanto, 2013), terdapat tujuh ciri minat belajar
sebagai berikut: minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, minat
tergantung pada kegiatan belajar, perkembangan minat mungkin terbatas, minat tergantung
pada kesempatan belajar, minat dipengaruhi oleh budaya, minat berbobot emosional, minat
berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul
hasrat untuk memilikinya (Syardiansah, 2016). Siswa seringkali merasa bosan karena sudah
mendapat gambaran bahwa gurunya akan mengajar dalam metode monoton dan tidak
berjalan dua arah. Guru yang melakukan metode monoton kerap membuat siswa merasa
bosan dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran, sehingga membuat beberapa siswa tertidur
dalam kelasnya. Menurut Brilianti, “Ketika seorang guru antusias akan profesinya, maka
semangat itu akan menginspirasi dan mempengaruhi para siswa untuk belajar lebih antusias”
(Council, 2016).
Berdasarkan pra-penelitian yang telah dilakukan, terdapat 5 dari 7 responden merasa
bahwa metode pengajaran guru pada saat ini belum sesuai, hal ini menyatakan membuktikan
bahwa metode pengajaran seorang guru saat ini belum sesuai. Seluruh responden menyatakan
bahwa metode interaktif merupakan metode akan membantu mereka meningkatkan semngat
belajar mereka. Minat belajar responden dapat meningkat apabila metode pengajaran yang
digunakan guru menyenangkan dan memberikan aktivitas, karena dapat berinteraksi di kelas.
Tempat belajar dan aktivitas dalam keberlangsungan pembelajaran juga mempengaruhi minat
belajar para siswa. Padahal, setiap pengajaran yang disampaikan diharapkan dapat diterima
oleh siswa, namun kenyataannya ternyata metode yang digunakan kurang efektif dan kurang
sesuai dengan yang siswa sukai. Ekspetasi lain juga diharapkan metode interaktif ini telah
digunakan oleh banyak pengajar atau guru, namun kenyataannya masih banyak yang
menggunakan metode pengajaran monoton. Oleh karena itu, penelitian ini berfungsi untuk
mengetahui kesesuaian metode yang digunakan guru pada saat kini menurut para siswa.
Mengetahui seberapa besar pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y). Mengetahui
seberapa besar pengaruh metode interaktif bagi minat belajar para siswa. Memberikan
pengetahuan untuk penggunaan metode pengajaran interaktif yang lebih efektif.
Metode pengajaran guru yang tepat dapat mempengaruhi keaktifan dan ketertarikan
siswa di kelas dalam keberlangsungan pembelajaran. Keaktifan dan ketertarikan tersebut
dapat dilihat dari semangat siswa saat pembelajaran, keinginan untuk mengetahui suatu hal
yang ada pada dalam materi, bertanya saat ada hal yang tidak dimengerti, dan memberikan
pendapat mengenai suatu hal. Maka dari itu, penulis mengambil judul penelitian mengenai
“Pengaruh Metode Pengajaran Guru Terhadap Minat Belajar Siswa SMA Lentera
Harapan Curug”.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Seberapa besar kesesuaian metode pengajaran guru pada masa kini menurut para
siswa?
2. Seberapa besar metode pengajaran guru mempengaruhi minat atau semangat belajar
bagi para siswa?
3. Seberapa besar metode interaktif akan mempengaruhi minat belajar siswa?
B. Tujuan penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kesesuaian metode yang digunakan guru pada saat kini menurut para
siswa.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y).
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh metode interaktif bagi minat belajar para siswa.
4. Memberikan pengetahuan untuk penggunaan metode pengajaran interaktif yang lebih
efektif.

C. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti
Untuk mengetahui pengaruh metode mengajar guru terhadap minat belajar paras siswa di
SMA Lentera Harapan Curug, serta penelitian berguna untuk memenuhi sebagian
persyaratan akademik guna menyelesaikan tugas Penelitian Sosial.
2. Bagi pembaca
Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh metode pengajaran guru terhadap
minat belajar siswa, serta informasi mengenai metode interaktif
3. Bagi peneliti lain
Untuk membantu peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan memberi informasi
mengenai pengaruh metode interaktif terhadap minat belajar siswa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 DEFINISI METODE INTERAKTIF (variabel x)
Definisi pembelajaran interaktif menurut Suparman dalam Tarhuri adalah, “proses
pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam
keseluruhan proses, baik secara mental maupun secara fisik” (Dr.Siti Nurhasanah, 2019).
Sedangkan menurut pendapat Habibati, metode interaktif merupakan cara
penyajian materi yang dilakukan oleh guru untuk mendukung interaksi aktif siswa dalam
pembelajaran (Damanik, 2022).
Dapat disimpulkan dari kedua ahli bahwa definisi metode interaktif merupakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi para pembelajar atau siswa untuk
terlibat aktif dan memberi dukungan adanya interaksi siswa secara aktif.

2.1.2 TAHAPAN PELAKSANAAN METODE INTERAKTIF


Menurut Faire dan Cosgrove dalam Abdul Majid, terdapat 7 tahapan dalam
pembelajaran interaktif yaitu sebagai berikut: Satu, adanya tahap persiapan, dimana pada
tahapan ini guru atau pengajar perlu mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan
dan digunakan dalam keberlangsungan pembelajaran. Pengajar atau guru juga perlu
mencari informasi mengenai topik yang akan disampaikan, mengumpulkan beberapa
sumber terpercaya serta mempersiapkan media mengenai topik tersebut yang dapat
digunakan untuk menunjang pembelajaran. Kedua, tahap pengetahuan awal, pada tahap
ini guru perlu melakukan pengecekan terhadap standar pengetahuan siswa ataupun
pengetahuan yang pada saat itu dimiliki oleh para siswa untuk menjadi tolak ukur dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa, pengajar
atau guru dapat memberikan sebuah permasalahan mengenai topik yang akan
disampaikan dan para siswa akan diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat
mengenai permasalahan tersebut. Ketiga, tahap kegiatan eksplorasi, pada tahap ini
pengajar atau guru akan memberikan sebuah media berupa video maupun sebuah
pertanyaan yang mendukung topik agar para siswa dapat memberikan atau
menyampaikan pendapat mereka dan secara tidak langsung siswa akan memberikan hasil
pemikiran mereka mengenai topik tersebut. Keempat, tahap pertanyaan para siswa,
tahapan ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk memberikan maupun
menyampaikan pertanyaan mereka yang akan dibacakan maupun ditulis oleh para guru
atau pengajar. Pada tahapan ini pengajar maupun guru juga akan mengajak para siswa
untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan topik yang dibahas, guru
atau pengajar wajib mengarahkan dan membimbing para siswa untuk memilih pertanyaan
yang sesuai. Kelima, tahap penyelidikan, dimana guru secara keseluruhan membentuk
siswa ke dalam kelompok untuk mengerjakan atau bertukar pikiran dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Keenam, tahap pengetahuan akhir, pada tahap ini
siswa akan mengetahui hasil diskusi dan akan membacakan hasil diskusi mengenai
pertanyaan tersebut, juga membandingkan hasil tersebut dengan apa yang telah mereka
lakukan di awal. Ketujuh, tahap refleksi, tahap dimana siswa perlu memikirkan hal-hal
yang telah mereka pelajari pada pembelajaran tersebut dan para siswa akan diberikan
kesempatan untuk memahami, membandingkan, mendalami setiap materi pembelajaran
yang telah dilakukan dan disampaikan. Para siswa juga diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat yang telah mereka peroleh dan mereka juga diberikan
kesempatan untuk memberikan pertanyaan jika mereka masih belum memahami materi
atau mereka ingin mengetahui suatu hal yang berkaitan dengan materi atau topik yang
disampaikan (Alfakhri, 2022)
Menurut Emma Holmes jurnal Irsyadi, model pembelajaran interaktif dilakukan
pada lima langkah yaitu adanya pengantar saat memulai (introduction), terdapat aktivitas
yang dilakukan atau sebuah pemecahan masalah (activity/problem solving), ada tahapan
untuk saling diskusi dan berbagi pendapat (sharing and discussing), adanya tahapan
untuk meringkas (summaring), terdapat penilaian terhadap unit belajar materi
(assessment of learning of unit material) (Hakim, 2021).
Dapat disimpulkan bahwa tahapan pelaksanaan metode interaktif ini yaitu: adanya
pengenalan secara keseluruhan mengenai materi yang akan dibahas, guru memberikan
aktivitas atau sebuah pemecahan permasalahan mengenai materi yang akan dibahas untuk
melakukan pengecekkan terhadap pengetahuan siswa, terdapat kesempatan untuk
berdiskusi atau bertukar pikiran mengenai pendapat para siswa, memberikan kesempatan
bagi para siswa untuk bertanya dan mengajukan pertanyaan kepada guru, dan tahap
terakhir ialah siswa diberikan kesempatan untuk memahami kembali mengenai materi
tersebut dan guru memberikan penilaian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan siswa.

2.1.3 DAMPAK POSITIF METODE INTERAKTIF

Menurut Renny dalam Abdul Majid kelebihan pembelajaran interaktif adalah:


Satu, siswa diberikan lebih banyak kesempatan untuk menyampaikan maupun mencari
tahu mengenai suatu hal yang ingin diketahui objek yang akan dipelajari. Kedua, melatih
untuk mengungkapkan rasa ingin mengetahui sesuatu melalui setiap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Ketiga, memberikan sarana bermain atau aktivitas
tambahan bagi para siswa melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi pada proses
pembelajaran. Keempat, guru menjadi fasilitator, motivator, dan juga perancang aktivitas
belajar. Kelima, menempatkan para siswa sebagai subjek pembelajaran aktif atau pusat
proses pembelajaran. Keenam, hasil belajar akan menjadi lebih bermakna bagi para
siswa, dan lebih memberikan pemahaman yang dapat diterima dengan baik (Azmi AL
Bahij, 2017).
Suprayekti mengemukakan kelebihan dari pembelajaran interaktif adalah siswa
dapat mengajukan pertanyaan, dan siswa dapat mencoba menemukan jawaban terhadap
pertanyaan sendiri dengan melakukan aktivitas atau pengamatan. Dengan cara seperti itu,
siswa dapat menjadi lebih kritis dan aktif belajar (Mitrawalida, 2018).
Dapat disimpulkan bahwa dampak positif dari metode pembelajaran interaktif
adalah memberikan kesempatan bagi para siswa untuk menyampaikan pendapat maupun
pertanyaan secara aktif yang akan membantu mereka dalam memahami materi,
memberikan aktivitas menarik atau hiburan dalam proses pembelajaran berlangsung,
membantu siswa untuk dapat lebih kritis dalam pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan maupun pendapat jawaban dari sebuah pertanyaan, memberikan kesempatan
untuk para siswa melakukan observasi ataupun pengamatan dengan kritis mengenai
materi yang disampaikan dengan bimbingan dan arahan dari guru.

2.1.4 INDIKATOR ATAU CIRI METODE INTERAKTIF

Karakteristik atau ciri metode interaktif menurut Sagala Putri, yaitu: (1) kegiatan
belajar yang disertai dengan mental siswa yang maksimal, siswa tidak hanya diminat
mencatat, namun perlu kreatif dalam berfikir; (2) dalam pembelajaran membentuk
susunan dialogis serta tanya jawab atau sebuah diskusi secara berturut-turut untuk
memperbaiki dan menambah kualitas siswa dengan adanya pengetahuan dan materi yang
bertambah (Permana, 2019).
Karakteristik pembelajaran interaktif menurut permendikbud nomor 103 tahun
2014 dan menurut Sumiyanti.E yaitu: Satu, interaktif, dimana terdapat banyak aktivitas
dan inspiratif. Kedua, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif. Ketiga, kontekstual dan kolaboratif. Keempat, memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa. Kelima, sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Elfa
Sumiyati, 2017).
Dapat disimpulkan dari kedua ahli bahwa karakteristik dari pembelajaran metode
interaktif yaitu, pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dengan adanya aktivitas,
memberikan siswa pertanyaan yang membuat berpikir secara kritis, memberikan motivasi
berupa pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, dan menyesuaikan pembelajaran
dengan kemampuan dan minat yang dimiliki oleh setiap siswa.
2.1.5 DEFINISI MINAT BELAJAR (variabel y)

Definisi minat belajar menurut Awaliyah dan Fitrianna dalam jurnal Cendekia
adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan cara menuangkan seluruh pikiran dan
perhatiannya untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang
pengetahuan yang dituntutnya (Yuliati, 2021).
Menurut Clayton Aldelfer dalam jurnal Idaarah tentang “Perkembangan Minat
Belajar Dalam Pengajaran”, minat belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil
belajar sebaik mungkin (Achru, 2019).
Dapat disimpulkan dari kedua ahli tersebut bahwa definisi dari minat belajar
adalah sebuah keinginan ataupun keterlibatan penuh oleh seseorang untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan dan sesuatu yang ingin dicapai.

2.1.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR

Menurut Syah Muhibbin, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat


dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Satu, faktor internal, faktor dari dalam diri siswa
atau jasmani. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa terdapat dua aspek, yakni: a)
aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yaitu makanan, minuman, pola tidur dan
sebagainya. b) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yaitu tingkat kecerdasan atau
inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Kedua, faktor
eksternal (faktor dari luar diri siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdapat
dua aspek yaitu lingkungan sosial dan juga lingkungan non-sosial (Kahar, 2018).
Menurut Slameto minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri
siswa. Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari keadaan fisiknya, motivasi siswa, dan juga
keadaan psikologis dari siswa tersebut. Adapun faktor yang berasal dari luar diri siswa
merupakan kondisi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan juga lingkungan
masyarakat. Keterampilan mengajar seorang guru juga sebagai salah satu faktor yang ada
di dalam lingkungan sekolah, yang mempengaruhi minat belajar menjadi sangat penting
saat minat belajar siswa tersebut muncul atas dasar ketertarikan. Kemampuan guru dalam
memberikan dan meningkatkan rasa ketertarikan belajar siswa sangat penting dan
memberi pengaruh besar. Perwujudan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran harus
lebih banyak berbentuk pemberian motivasi agar siswa merasa tertarik, memiliki
semangat, potensi dan juga kemampuan yang dapat meningkatkan harga dirinya
(Wahyuni, 2015).
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa
adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor internal atau
eksternal. Faktor internal atau dari dalam siswa ini mengarah pada jasmani, motivasi atau
semangat siswa, dan keadaan psikologis dari siswa tersebut. Terdapat juga faktor
eksternal atau dari luar diri siswa yang mengarah pada lingkungan siswa tersebut, dimana
faktor tersebut dapat berupa keterampilan dan kreatifitas guru pada saat mengajar di kelas
dan kondisi lingkungan sosial atau kehidupan siswa.

2.1.7 DAMPAK POSITIF ATAU NEGATIF MINAT BELAJAR


Menurut pendapat Hawley dalam Wardiana siswa yang memiliki minat belajar
tinggi akan melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa
yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih juga akan lebih baik apabila
siswa memiliki minat belajar yang tinggi. (Alam, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iningberg mengenai
“peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran” pada tahun 2018,
menunjukkan bahwa pembelajaran interaktif pada saat proses pembelajaran berlangsung,
siswa mulai bersemangat mengikuti pembelajaran, siswa berkonsentrasi penuh pada saat
menjelaskan materi (Iningberg, 2018).
Dari pendapat kedua ahli, dapat disimpulkan bahwa dampak dari minat belajar
pada seorang siswa adalah memberikan ketertarikan dalam pembelajaran, memberikan
motivasi atau kebanyakan dampak yang ditimbulkan dari minat belajar yang tinggi ialah
dampak positif. Semakin tinggi minat belajar siswa, semakin besar motivasi siswa untuk
belajar dan menjadi aktif dalam setiap pembelajaran yang ada, bahkan memberi semangat
bagi setiap siswa dan konsentrasi yang penuh.

2.1.8 INDIKATOR MINAT BELAJAR


Indikator minat belajar menurut Lestari dan Mokhammad adalah sebagai berikut:
Satu, perasaan senang. Kedua, ketertarikan untuk belajar. Ketiga, menunjukkan perhatian
saat belajar. Keempat, keterlibatan dalam belajar (Winata R. , 2019).
Menurut Faire dan Cosgrove dalam (Safari, 2022) terdapat 7 tahapan dalam
pembelajaran interaktif yaitu sebagai berikut: Satu, keinginan dan kemampuan, siswa
yang memiliki minat terhadap pembelajaran tersebut akan memberikan perhatiannya.
Perhatian yang diberikan merupakan aktivitas jiwa yang berkonsentrasi pada adanya
pengamatan pada pembelajaran tersebut dan mengutamakan hal tersebut. Kedua,
perhatian dan keaktifan yang disengaja. Untuk menyukai atau memiliki daya gerak yang
mendorong seseorang untuk tertarik pada sesuatu, perlu adanya pengaruh berupa
perasaan yang dipengaruhi oleh kegiatan tersebut. Ketiga, perasaan senang. Seorang
siswa yang memiliki rasa suka atau kesenangan dalam suatu mata pelajaran, maka dia
akan terus ingin mempelajari hal tersebut atau mengetahui mengenai hal tersebut tanpa
adanya paksaan. Keempat, perubahan tingkah laku. Adanya ketertarikan seseorang
terhadap suatu pembelajaran atau objek, akan memberikan rasa ketertarikan untuk
mengerjakan maupun mengamati kegiatan pada pembelajaran tersebut secara tersendiri
atau tiba-tiba, adanya perubahan karena ketertarikan tersebu dalam aspek kognitif, afektif
dan psikomotor (Bassar, 2022).
Dapat disimpulkan indikator dari minat belajar dari kedua ahli yaitu: Satu, adanya
perasaan senang seseorang siswa terhadap kegiatan dalam keberlangsungan pembelajaran
maupun mempelajari. Kedua, adanya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dan
mengetahui mengenai pembelajaran tersebut ataupun melaksanakan kegiatan dalam
pembelajaran tersebut. Ketiga, adanya perhatian siswa terhadap pembelajaran ataupun
kegiatan yang dilakukan, siswa memiliki rasa untuk mengutamakan pembelajaran
tersebut dari yang lain. Keempat, adanya keterlibatan siswa, dimana siswa tersebut
memberikan keterlibatan dan ikut serta dalam keberlangsungan pembelajaran karena
adanya rasa ketertarikan.
2.2 KERANGKA BERFIKIR

Metode
MetodeInteraktif
Interaktif Minat Belajar

De

Definisi m
merupakan
yang m
kesempa
pembelaja
aktif dan me
adanya in
seca
Tahapan: Faktor:

Dapat disimpulkan bahwa Internal: Aspek fisiologis


tahapan pelaksanaan metode (makanan, minuman, dan
interaktif ini yaitu: adanya pola hidup) dan aspek
pengenalan secara psikologis (seperti
keseluruhan mengenai Guru yang
kecerdasan, bakat, dan minat
materi, guru memberikan memberikan
siswa)
aktivitas atau sebuah pengajaran interaktif
pertanyaan, terdapat dengan adanya diskusi
Eksternal: Lingkungan sosial
kesempatan untuk berdiskusi maupun aktivitas akan
(guru, teman-teman,
atau bertukar pikiran meningkatkan minat
keluarga, masyarakat,
mengenai pendapat para belajar siswa dimana
maupun tetangga) dan
siswa, memberikan faktor dari minat
lingkungan non sosial (letak
kesempatan bagi para siswa belajar siswa terdapat
sekolah, letak rumah, alat-
untuk bertanya dan adanya faktor
alat belajar, cuaca dan waktu
mengajukan pertanyaan eksternal yaitu guru.
yang digunakan untuk
kepada guru, dan tahap belajar)
terakhir ialah siswa
diberikan kesempatan untuk
memahami kembali
mengenai materi tersebut
dan guru memberikan
penilaian terhadap pekerjaan
yang telah dilakukan siswa.
Dampak: Dampak:

Dampak positif dari metode Dampak dari minat belajar


pembelajaran interaktif Dampak siswa adalah memberikan
adalah memberikan ketertarikan dalam
kesempatan bagi para siswa Memberikan kesempatan pembelajaran, memberikan
untuk aktif dengan bertanya bagi para siswa untuk motivasi atau kebanyakan
atau berpendapat, memberikan pertanyaan dampak yang ditimbulkan
memberikan aktivitas atau atau pendapat dalam dari minat belajar yang
kegiatan, membantu siswa pembelajaran yang dapat tinggi ialah dampak positif.
untuk kritis, melakukan menyebabkan siswa Semakin tinggi minat belajar
observasi dengan kritis menjadi terlibat secara siswa, semakin besar
dengan bimbingan dan aktif di dalam proses motivasi siswa untuk belajar
arahan dari guru. pembelajaran. dan menjadi aktif dalam
setiap pembelajaran yang
ada, bahkan memberi
semangat bagi setiap siswa
dan konsentrasi yang penuh.

Indikator: Indikator:

Karakteristik dari  Perasaan senang


pembelajaran metode - Adanya pemberian selama kegiatan
interaktif yaitu : motivasi berupa pembelajaran
 Pembelajaran pembelajaran yang  Adanya ketertarikan
melibatkan siswa menarik dan siswa terhadap
secara aktif menyenangkan pembelajaran dan
 Memberikan siswa dapat menyebabkan mengetahui
pertanyaan yang ketertarikan dan mengenai
membuat berpikir perasaan senang pembelajaran
secara kritis siswa. tersebut ataupun
 Memberikan - Memberikan melaksanakan
motivasi berupa pertanyaan kepada kegiatan
pembelajaran yang siswa yang akan dalam pembelajaran
menarik dan dijawab oleh siswa tersebut
menyenangkan menyebabkan  Adanya perhatian
 Menyesuaikan terlibat aktif dalam siswa terhadap
pembelajaran dengan proses pembelajaran
kemampuan dan pembelajaran, ataupun kegiatan
minat yang dimiliki bahkan bertanya. yang dilakukan,
oleh setiap siswa. - Melibatkan siswa siswa memiliki rasa
dalam pembelajaran ingin mengutamakan
secara aktif akan pembelajaran
membuat siswa tersebut dari yang
menaruh perhatian lain
terhadap apa yang  Adanya keterlibatan
sedang berlangsung siswa secara aktif.
dalam kelas.
No Tanggal Kegiatan

BAB III

No Varibel Indikator Pernyataan Nomor


Pertanyaan

Karakteristik dari pembelajaran metode interaktif :

1. Pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dengan adanya aktivitas

- Pembelajaran di sekolah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam kelas, seperti kesempatan
membacakan materi yang akan dijelaskan, menulis materi, dan menganalisis.

- Pembelajaran yang guru lakukan di sekolah saya memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berdiskusi dan berpendapat

2. Memberikan siswa pertanyaan yang membuat berpikir kritis.

- Guru di Sekolah Lentera Harapan Curug memberikan permasalahan dalam memulai


pembelajaran mengenai materi yang akan dibahas
- Guru di Sekolah Lentera Harapan Curug telah memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
pemecahan permasalahan untuk membuat siswa berpikir kristis

- Guru memberikan essensial question kepada setiap materi dalam pembelajaran

3. Memberikan motivasi berupa pembelajaran yang menarik dan menyenangkan

- Proses pembelajaran di Sekolah Lentera Harapan Curug menyenangkan dan memberikan


ketertarikan bagi siswanya dalam mendengarkan pemaparan materi oleh guru.

- Terdapat aktivitas dan proses pembelajaran yang menarik perhatian siswa berupa games untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

- Guru di Sekolah Lentera Harapan Curug memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menyampaikan pengetahuan mereka mengenai sebuah mareri yang akan dibahas, melalui
pertanyaan.

- Guru di Sekolah Lentera Harapan Curug memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menyampaikan pendapat atau kritik mereka mengenai tugas ataupun materi yang disampaikan.

Indikator minat belajar

1. Perasaan senang selama kegiatan pembelajaran.

- Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, saya menikmati pembelajaraan.


- Kegiatan yang berlangsung di kelas membuat saya antusias
- Pembelajaran di kelas membuat saya bosan

2. Adanya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dan mengetahui mengenai pembelajaran


tersebut ataupun melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.

- Ketika saya tertarik dalam suatu materi pembelajaran, hal tersebut akan meningkatkan
semangat dan minat belajar saya karena rasa keingintahuan
- Rasa ingin tahu yang tinggi cenderung membuat saya semangat dalam belajar dan
meningkatkan minat belajar.
- Saya menganggap kegiatan yang berlangsung membosankan sehingga rasa tidak
nyaman mulai mengganggu saya selama pembelajaran

3. Adanya perhatian siswa terhadap pembelajaran ataupun kegiatan yang dilakukan, siswa
memiliki rasa ingin mengutamakan pembelajaran tersebut dari yang lain.
- Saat guru menerangkan materi dan memberikan pertanyaan lemparan secara aktif kepada
siswa, mampu membuat siswa lebih penasaran dan mengajukan pemikirannya terhadap guru
- Interaksi antara guru dan siswa berupa perhatian selama pembelajaran berlangsung, membuat
siswa merasa nyaman dan secara tidak langsung menanti-nantikan pembelajaran tersebut
dilakukan
- Saya selalu mengantuk dalam pembelajaran berlangsung

4. Adanya keterlibatan siswa secara aktif.


- Terdapat kegiatan yang mengarahkan dan mengajak siswa sehingga membuat siswa
semangat dalam menurutsertakan dirinya selama kegiatan berlangsung
- Setiap siswa yang mampu melakukan instruksi dan arahan dalam pembelajaran dengan
baik, menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki minat belajar yang tinggi.
- Saya tidak mengikuti intruksi pembelajaran dengan baik

Anda mungkin juga menyukai