Anda di halaman 1dari 10

UAS METODE DAN MANAJEMEN

PEMBELAJARAN POR

OLEH :

Gylbert GrenWino Sitompul (8196117001)

PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis

dapat menyelesaikan tugas “UAS Manajemen dan Metode Pembelajaran POR”

yang masih jauh dari sempurna ini.

Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen

dan model pembelajaran POR, yang dalam hal ini proses penulisannya tak lepas

dari pengarahan dan bimbingan dari bapak Dr. Albadi Sinulingga, M.Pd selaku

dosen mata kuliah.

Penulis minta maaf jika dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Saya

berharap kritik dan saran dari semua pembaca. Terimakasih saya ucapkan kepada

semua rekan dan semua pembaca.

                                                                                                         
Medan, 21 Mei 2020 
                                                                                                                       

Penulis

1. Jelaskan secara detail dan gamblang perbedaan antara totur sebaya dengan

resiprokal
Jawab : Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya

merupakan pembelajaran yang mandiri, karena siswa menggantikan fungsi guru

untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Adapun tujuannya

adalah untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yaitu dalam hal meningkatkan

prestasi dan motivasi belajar anak.

Sedangkan Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah strategi belajar

melalui kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru

menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) dikembangkan oleh Anne Marie Palinscar dari Universitas

Michigan dan Ane Crown dari Universitas Illinois USA.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih

aktif. Dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu,

kemudian siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain.

Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu

meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan

secara mandiri oleh siswa.

• Peer Teching (Tutuor Sebaya) ialah suatu bentuk pengajaran yang dimana dengan

metode Peer Teaching Peserta didik dapat melakukan pembelajaran yang efektif dan

inovatif untuk melakukan suatu pembelajran, sehingga siswa – siswa lain dapat
belajar dengan maksimal dan menyenangkan. Terlebih Peer Teaching sendiri melatih

peserta didik dapat percaya diri maju kedepan dan menjelaskan kepada teman –

temannya. Seperti menurut para ahli Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan

bahwa“Pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar

siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Sedangkan Hisyam Zaini dalam Amin

Suyitno (2004:24 dalam baliteacher.blogspot.com ) menyatakan bahwa “Metode

belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena

itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan

sangat membantu siswa didalam mengajarkan materi kepada teman - temannya”.

(referensi saya ambil dari Yopi Nisa Febianti, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi

Unswagati ”PEER TEACHING (TUTOR SEBAYA) SEBAGAI METODE

PEMBELAJARAN UNTUK MELATIH SISWA MENGAJAR” dan saya rangkum

dengan hasil pemikiran sendiri)

• Resiprokal adalah

Cooperatif Learning (Pembelajaran Kooperatif) adalah metode pembelajaran

yang diterapkan kepada peserta didik untuk pemberian materi berbagai kurikulum

untuk segala usia siswa. Selanjutnya, untuk memberikan sebuah cara bagi para

peserta didik dalam menguasai bahan pengajaran, pembelajaran kooperatif mencoba

untuk membuat masing - masing anggota kelompok menjadi individu yang lebih kuat

dengan mengajarkan mereka keterampilan-keterampilan dalam konteks sosial.

Metode kooperatif dijelaskan bahwa siswa yang pandai akan mendapat suatu
kebanggan kepada teman satu kelompok, apalagi siswa kurang pandai akan

mengalami kecemasan/minder terhadap satu kelompk dengan siswa yang pandai.

Sehingga implementasi yang diajarkan mengalami dampak kepada siswa yang kurang

pandai dan setiap sekolah jarang menggunakan metode pembelajaran kooperatif yang

dinilai akan dicap sebagai "tidak kompak." Sebaliknya, anak yang kalah dalam

persaingan bisa menjadi antipati terhadap sesama siswa, pengajar, sekolah, atau

malahan proses belajar. Label sebagai orang yang kalah dalam persaingan ini bisa

menjadi stigma atau luka batin yang terus mengganggu sepanjang kehidupan

seseorang

2. Gambarkan perbedaan substansi kelemahan dan kebaikan masing-masing

Model yang diungkap Metzler (2000). Jangan lupa memaparkan bahwa

kecocokan masing- masing model dengan kegiatan olahraga tertentu dan

bagaimana keterkaitannya dalam membangun sikap (afektif) siswa dalam

pembelajaran PJOK.

Perbedaan substansi kelemahan dan kebaikan masing-masing Model yang

diungkap Metzler (2000) dalam PJOK ialah dalam medel pembelajaran menggunakan

Metode Pembelajaran Kooperatif. oleh karena itu dalam kelemahan dan kebaikan

masing- masing. Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan model pembelajaran picture

and picture adalah setiap materi atau media gambar lebih terarah karena pada awal

pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat. kemudian Siswa lebih cepat menangkap materi ajar dengan cara siswa

menganalisa suatu media gambar tersebut. Adapun kekurangan model pembelajaran

picture and picture menurut Istarani (2011: 9) ialah sulit untuk menemukan gambar

yang sesuai dengan materi pas buat murid itu sendiri. apalagi sekolah pedalaman akan

mengalami kesulitan untuk mengimplementasikan metode pembelajaran dengan

media gambar, maka jika guru penjas tidak pandai mengelola dalam kelas, ada

kemungkinan situasi kelas mengalami hal yang tidak kondusif. Kekurangan yang ada

dalam model pembelajaran picture and picture, dapat diatasi dengan beberapa usaha.

Misalnya mengenai sulitnya mencari gambar yang cocok dengan kompetensi. Dalam

hal ini, guru dapat membuat gambar sendiri sehingga guru dapat menyesuaikan

dengan materi. Untuk waktu yang relatif lama, sebelum pembelajaran guru harus

sudah mengalokasikan waktu dengan tepat.

Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture menurut

Larasati (2012: 53) yaitu: 1) guru dapat dengan mudah mengetahui kemampuan

siswa, 2) melatih siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi

gambar-gambar, 3) mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran, 4) siswa lebih

berkonsentrasi serta mengasyikkan karena tugas yang diberikan guru berkaitan

dengan permainan sehari-hari yang berupa gambar, 5) adanya saling berkompetisi

antar kelompok dalam menyusun gambar sehingga suasana kelas semakin hidup, dan

6) menarik bagi siswa dikarenakan melalui media gambar. Adapun Kekurangan

model pembelajaran kooperatif tipe picture and picturemenurut Larasati (2012: 53)

adalah sebagai berikut: a) guru harus banyak mempersiapkan alat dan bahan yang
berhubungan dengan materi yang diajarkan, b) guru dituntut untuk lebih terampil

dalam menyajikan gambar sehingga mendorong motivasi siswa untuk belajar aktif, c)

terkadang ada siswa yang pasif jika tidak diperhatikan oleh pengajar, dan d) model ini

memakan banyak waktu.

3. Tetapkan sebuah pokok bahasan yang anda pahami betul, kemudian buat

persiapan mengajar yang berisi tujuan pembelajaran, model pembelajaran,

strategi mengajar dan instrumen evaluasi secara menyeluruh tujuan

pembelajaran yang anda laksanakan. Evaluasi yang dimaksdu adalah domain

keterampilan, domain pengetahuan dan

domain afektif.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SDN

112317 Tubiran, Labura Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan Kelas/Semester : 1 ( Satu ) / 1 (Satu) Tema : Lokomotor dan

Nonlokomotor Sub Tema : Kerjasama terhadap teman Pertemuan ( PB ) : 3 Alokasi

Waktu : 4 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI Menerima dan menjalankan ajaran agama dan kepercayaan

yang dianutnya Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya.


B. KOMPETENSI DASAR Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan

kemampuannya sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai Tumbuhnya kesadaran

bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina.Sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta

Menunjukkan perilaku disiplin,kerja sama, toleransi,belajar menerima kekalahan dan

kemenangan, sportif dan tanggung jawab,menghargai perbedaan Menunjukkan

perilaku santun kepada teman, guru dan lingkungan sekolah selama pembelajaran

PJOK Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tubuh Mempraktikkan kombinasi gerak dasar untuk membentuk gerak

dasar atletik jalan dan larir yang dilandasi konsep gerak melalui permainan sederhana

dan atau tradisional

C. INDIKATOR Mensyukuri anugrah Tuhan dengan cara berdo’a sebelum dan

sesudah pembelajaran Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan penuh

percaya diri Berprilaku santun, tanggung jawab, disiplin, peduli kepada teman dan

guru selama pembelajaran penjas Mempraktikkan permainan tradisional dengan

permain yang menyenangkan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan ini : Peserta Didik dapat

mengamalkan selalu berdo’a saat dan setelah melakukan suatu kegiatan Siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan penuh percaya diri Siswa

dapat berprilaku santun, tanggung jawab, disiplin, peduli kepada teman dan guru

selama pembelajaran penjas Setelah memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu

mempraktikkan permainan tradisional dengan permainan yang inovatif dan kreatif.


Setelah mempraktikkan permainan tradisional, siswa mampu menjelaskan nilai-nilai

yang dipelajari, yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN Permainan tradisional Gobak sodor dan Benteng

terhadap gerak Lokomotor dan NonLokomotor

F. METODE / MODEL PEMBELAJARAN : Pendekatan : Scientific Strategi :

Cooperative Learning Metode : Ceramah,Penugasan, Tanya jawab, Diskusi,dan

Demonstrasi

G. MEDIA PEMBELAJARAN : Bendera pembatas, Peluit , Beberapa gambar

permainan tradisional, Tempat untuk permainan Gobak sodor dan Benteng

H. SUMBER BELAJAR : Buku pegangan Guru Tema 1,sub tema 1, hal. 18

Depdikbud, 2013, Kurikulum 2013, Departemen Pendidikan, Jakarta

4. Latar belakang dari Mini Research, Rekayasa Ide, dan Projek. Buatlah Judul

dan Latar belakang masalah 4 alinea yang dilengkapi dengan teori penunjang di

masing-masing tugas (3 tugas).

PENGEMBANGAN KOGNITIF SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

MELALUI TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU)

TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK BOLA

Latar Belakang

Pendekatan Teaching Games for Understanding (TGfU) dikembangkan oleh

Rod Thorpe dan David Bunker di Universitas Loughborough, Inggris sekitar tahun

1970-an dan awal tahun 1980-an. Dikemudian hari, beberapa ahli pendidikan jasmani
melakukan pengembangan TGFU seperti pada The Tactical Games Model dan Game

Sense. pendidikan adalah untuk membantu siswa belajar. Belajar apa? Sesungguhnya

dalam pembelajaran pendidikan jasmani, seorang siswa tidak akan belajar apa-apa

selain belajar menjadi manusia yang memiliki gaya hidup aktif secara jasmani. Di

sinilah titik sulit pendidikan jasmani. dimana metode yang tidak tepat tidak akan

mencapai tujuan pendidikan jasmani secara khusus dan pendidikan secara umum.

Misalnya pengajaran permainan yang memfokuskan pada teknik (technique focused

games) yang sampai saat ini masih mendominasi program pendidikan jasmani

menurut Hopper membuat siswa tidak dapat meningkatkan kemampuannya secara

memadai dalam menemukan kesenangan yang pada akhirnya menjadikan permainan

sebagai suatu bagian dari gaya hidup sehat pada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai