KEPEDULIAN SOSIAL
Disusun oleh :
1. Afifin Farida ( 01 )
2. Andika Indrayanto ( 03 )
3. Arum Widyastuti ( 05 )
4. Dian Silvia Kurnia P. ( 07 )
5. Fachry Wibisono ( 09 )
6. Farah Sakinah D. ( 10 )
7. Hardi Seto Kusumo ( 12 )
8. Moh. Irfan Fauzi ( 18 )
9. Nurul Chotimah Adinata ( 22 )
10. Swasono Adi Wijaya ( 28 )
Kelas Pajak D
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Swt karena atas limpahan taufik,
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam menyusun makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada :
Makalah ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kami mohon kritik dan sarannya
demi semakin baiknya penyusunan makalah selanjutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Tim penulis
ABSTRAKSI
Makalah ini berisi laporan kegiatan tentang kepedulian sosial yakni kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan di Sanggar Kelompok Belajar di Jalan Pahlawan IV Blok D3,
Balearjosari, Malang. Kegiatan ini melibatkan anak-anak SD dari kelas 1 s.d.6 yang
memang sudah 10 bulan tergabung di dalam sanggar tersebut. Kegiatan dilaksanakan
dengan perkenalan, mengajar anak-anak di dalam kelompok kecil untuk memfokuskan
materi, dan kegiatan pembuatan prakarya. Latar belakang kami memilih kegiatan ini
adalah kelompok belajar tersebut berlokasi dengan dengan tempat kos kami, selain itu
kami dapat mempraktikkan ilmu yang telah kami peroleh kepada anak-anak SD tersebut,
dan tentu saja agar dapat merasakan langsung jiwa kepedulian sosial kami terhadap
lingkungan sekitar.
Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia lahir, berkembang, dan nantinya akan mati di
dalam masyarakat jadi, mustahil seseorang dapat menghindarkan diri dari lingkungan
masyarakatnya.
Dalam hidup bermasyarakat perlu adanya kepedulian sosial antara manusia satu
dengan yang lain. Rasulullah pun mengajak umatnya untuk peduli kepada sesama makhluk
Allah dan untuk hidup bergotong-royong dalam masyarakat. Selain itu karena
meringankan penderitaan orang lain sangat dianjurkan untuk umat Rasulullah. Maka dari
itu, kita perlu melaksanakan kegiatan kepedulian sosial di dalam masyarakat karena dapat
menumbuhkan jiwa tolong-menolong, peduli terhadap sesama, dan meringankan beban
orang lain sesuai dengan anjuran Rasulullah.
Untuk mewujudkan kepedulian sosial tentunya dibutuhkan peran pihak-pihak yang
dipandang dapat menyampaikan tujuan utama dari kepedulian sosial yaitu agar lebih peduli
lagi terhadap lingkungan sekitar. Jika dihubungkan dengan peran mahasiswa sebagai agen
perubahan atau agent of change, mahasiswa memikul tanggung jawab yang besar dalam
hal kepedulian sosial. Mahasiswa yang notabenenya orang yang terpelajar dipandang
memiliki ilmu pengetahuan lebih tinggi diharapkan memiliki kepekaan sosial yang tinggi
pula. Mahasiswa harus mampu bergerak lebih peduli dengan lingkungan sekitar sesuai
dengan kecakapan yang dimiliki sehingga mampu membuat perubahan baik dan mampu
menjadi inspirasi bagi orang lain.
C. Perumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepedulian sosial?
2. Apa kegiatan kepedulian sosial yang dapat dilakukan dan apa hasil dari
kegiatan kepedulian sosial tersebut?
3. Apa hambatan dan solusi dari masalah dalam kegiatan tersebut?
D. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kepedulian sosial
2. Mengetahui kegiatan dan hasil dari kegiatan kepedulian sosial
3. Mengetahui hambatan dan solusi permasalahan dari kegiatan tersebut
E. Metode
Dalam kegiatan ini, kami menggunakan metode observasi langsung
F. Sistematika
Adapun sistematika karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan
E. Metode
F. Sistematika
2. BAB II LANDASAN TEORI
3. BAB III HASIL KEGIATAN
4. BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
5. BAB V DAFTAR PUSTAKA
6. BAB VI LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Selanjutnya, ada beberapa hal yang dapat menghambat kepedulian sosial diantaranya
:
1. Egoisme
Egoism merupakan doktrin bahwa semua tindakan seseorang terarah atau harus
terarah pada diri sendiri
2. Materialistis
Merupakan sikap perilaku manusia yang sangat mengutamakan materi sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demi mewujudkan itu, mereka
umumnya tidak terlalu mementingkan cara untuk mendapatkannya
BAB III
HASIL KEGIATAN
Hari Pertama
Kegiatan mengajar dimulai dengan memberi salam dan perkenalan dengan para
siswa yang dipimpin oleh salah satu anggota kelompok kami. Selanjutnya, mengabsen satu
persatu nama siswa, lalu berbincang-bincang dengan para siswa tersebut untuk lebih
mengakrabkan suasana. Menurut kami, semua siswa terlihat antusias dan bersemangat
untuk memulai kegiatan belajar mengajar. Kemudian, dilanjutkan dengan salah satu
anggota kami mempersilakan para siswa untuk memilih siapa yang mereka inginkan untuk
mengajari atau biasa disebut sebagai pengajar. Ada siswa yang memilih pengajar sendiri,
namun ada sebagian pengajar yang mendatangi para siswa. Setelah itu, kami berdoa
sebelum memulai pelajaran agar mendapat kemudahan dalam menyerap ilmu dan
menyampaikan ilmu dalam kegiatan belajar-mengajar ini.
Memasuki acara inti yaitu kegiatan belajar mengajar, kami memperkenalkan diri
kembali dengan siswa yang kami ampu. Kami juga berbincang terlebih dahulu sebelum
memulai pelajaran, seperti dengan menanyakan nama secara personal, kelas, dan tempat
mereka bersekolah. Setelah dirasa cukup, kami memulai pelajaran dengan menanyakan
mata pelajaran apa yang ingin dipelajari dan sampai manakah pelajaran tersebut. Beberapa
dari kami yang mengajari matematika memberi soal terlebih dahulu, setelah dirasa mereka
bisa dilanjutkan dengan materi yang lebih sulit. Hal ini untuk mengetahui apakah materi
yang sulit sudah diajarkan atau belum. Sejauh ini para siswa cukup dapat mengikuti apa
yang kami ajarkan.
Walaupun para siswa sangat antusias, ada beberapa kendala yanag kami hadapi.
Misalnya, karena sedang libur akhir semester mereka belum mempunyai buku untuk
semester depan. Jadi, kebanyakan dari mereka tidak membawa buku pelajaran sehingga
menyulitkan pengajar untuk memberi materi yang sejauh mana yang sesuai dengan kelas
para siswa. Selain itu ada beberapa siswa yang mungkin karena bosan dengan pelajaran,
mereka tidak mendengarkan dan hal tersebut cukup membuat pengajar memutar otak untuk
mengembalikan perhatian kembali. Ada pula siswa yang ramai sendiri, karena memang
sifatnya cerewet dan agak usil. Semua kondisi tersebut harus dimaklumi oleh para pengajar
karena mereka masih anak kecil yang masih senang bermain-main. Namun sebagaimana
bisa pengajar juga harus mampu menarik perhatian siswa agar tetap fokus pada pelajaran
dan dapat pula memberikan hiburan atau kelucuan sesuai dengan waktunya.
Kira-kira pukul 17.00 kami mengakhiri pelajaran dengan berdoa terlebih dahulu.
Selanjutnya, para siswa berjajar untuk bersalaman dan berpamitan dengan para pengajar.
Setelah para siswa pulang, kami berkumpul dengan para pengajar tetap yang telah
tergabung dengan Sanggar Kelompok Belajar tersebut. Kegiatan pertama yaitu perkenalan
kami dengan pengajar tetap. Pengajar tetap di sanggar tersebut berasal dari berbagai
universitas di Malang yang memang diajak oleh salah satu kerabat Pak Wanta dan secara
sadar ingin bergabung untuk menjadi pengajar. Acara selanjutnya, yaitu penyampaian
kesan pertama kami dengan para siswa di sanggar tersebut, selanjutnya sambutan dari
Bapak Wanta dan Kak Anis selaku pencetus dari adanya Sanggar Kelompok Belajar.
Bapak Wanta dan Kak Anis mengucapkan terimakasih kepada kami atas kesediaannya
mengajar di sanggar tersebut walaupun hanya sebentar. Mereka berharap beberapa dari
kami berniat bergabung dan berkomitmen dalam sanggar tersebut.
Kegiatan selanjutnya adalah sholat Maghrib berjamaah yang dilaksanakan di
Sanggar. Setelah itu, kami melakukan acara penutupan untuk rangkaian acara pada sore
hari tersebut. Kegiatan kami akhiri dengan berpamitan untuk pulang dan mengucapkan
terimakasih kepada para pengajar di Sanggar Kelompok Belajar.
Hari Kedua
A. Kesimpulan
1. Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada
umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian
sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat
masyarakat secara bersama-sama ( Adler, 1927 )
2. Hambatan yang kami hadapi dalam kegiatan ini adalah siswa belum mempunyai
buku untuk semester depan sehingga menyulitkan pengajar untuk memberi materi
yang sejauh mana yang sesuai dengan kelas para siswa, selain itu ada beberapa
siswa yang kurang fokus menangkap materi yang diajarkan karena bosan atau
karena siswa tersebut agak cerewet dan usil
3. Untuk menjadi pengajar dibutuhkan kemampuan dalam mengajar dan dituntut pula
mempunyai kreatifitas dalam penyampaian materi serta keterampilan lain
B. Saran
1. Ketika kita sedang membantu orang lain, kita harus berusaha menghadapi
hambatan yang ada dan mampu menemukan solusi dari hambatan tersebut
2. Kepedulian sosial harus dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dimanapun, walaupun
sekecil apapun karena dengan peduli akan banyak orang yang akan terbantu
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
www.qiqirizqiautamie.blogspot.com/2014/01/kepedulian-sosial.html?m=1
www.iimazizah.wordpress.com/2012/12/18/kepedulian-sosial/
www.dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726-Etika%20Kepribadian-
Kepedulian%20Sosial.html
BAB VI
LAMPIRAN
Hari ke-1
Hari ke-2