Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPEDULIAN SOSIAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah KSPK

Bp. Rum Riyanto Saleh

Disusun oleh :

1. Afifin Farida ( 01 )
2. Andika Indrayanto ( 03 )
3. Arum Widyastuti ( 05 )
4. Dian Silvia Kurnia P. ( 07 )
5. Fachry Wibisono ( 09 )
6. Farah Sakinah D. ( 10 )
7. Hardi Seto Kusumo ( 12 )
8. Moh. Irfan Fauzi ( 18 )
9. Nurul Chotimah Adinata ( 22 )
10. Swasono Adi Wijaya ( 28 )

Kelas Pajak D

Tahun Ajaran 2015/2016

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


BALAI DIKLAT KEUANGAN MALANG
PROGRAM DIPLOMA 1 PAJAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Swt karena atas limpahan taufik,
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam menyusun makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rum Riyanto Saleh


Selaku dosen mata kuliah KSPK yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan pada kami dalam menyusun makalah ini.
2. Semua pihak di dalam “Sanggar Kelompok Belajar”
3. Bapak Ibu kami yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini
4. Teman-teman kelas Pajak D yang memberikan dukungan penuh terhadap
kelancaran pembuatan makalah
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membimbing
dan membantu baik moril maupun materiil dalam penyusunan makalah

Makalah ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kami mohon kritik dan sarannya
demi semakin baiknya penyusunan makalah selanjutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi para pembaca.

Malang, Januari 2016

Tim penulis
ABSTRAKSI

Makalah ini berisi laporan kegiatan tentang kepedulian sosial yakni kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan di Sanggar Kelompok Belajar di Jalan Pahlawan IV Blok D3,
Balearjosari, Malang. Kegiatan ini melibatkan anak-anak SD dari kelas 1 s.d.6 yang
memang sudah 10 bulan tergabung di dalam sanggar tersebut. Kegiatan dilaksanakan
dengan perkenalan, mengajar anak-anak di dalam kelompok kecil untuk memfokuskan
materi, dan kegiatan pembuatan prakarya. Latar belakang kami memilih kegiatan ini
adalah kelompok belajar tersebut berlokasi dengan dengan tempat kos kami, selain itu
kami dapat mempraktikkan ilmu yang telah kami peroleh kepada anak-anak SD tersebut,
dan tentu saja agar dapat merasakan langsung jiwa kepedulian sosial kami terhadap
lingkungan sekitar.

Melalui makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mempraktikkan jiwa kepedulian


sosial di lingkungan terdekat. Sedangkan di sisi lain, semoga menjadi inspirasi bagi
mahasiswa atau pihak-pihak lain untuk lebih mengembangkan kepedulian sosial sehingga
dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dan meliputi lingkungan yang lebih luas
pula di dalam masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia lahir, berkembang, dan nantinya akan mati di
dalam masyarakat jadi, mustahil seseorang dapat menghindarkan diri dari lingkungan
masyarakatnya.
Dalam hidup bermasyarakat perlu adanya kepedulian sosial antara manusia satu
dengan yang lain. Rasulullah pun mengajak umatnya untuk peduli kepada sesama makhluk
Allah dan untuk hidup bergotong-royong dalam masyarakat. Selain itu karena
meringankan penderitaan orang lain sangat dianjurkan untuk umat Rasulullah. Maka dari
itu, kita perlu melaksanakan kegiatan kepedulian sosial di dalam masyarakat karena dapat
menumbuhkan jiwa tolong-menolong, peduli terhadap sesama, dan meringankan beban
orang lain sesuai dengan anjuran Rasulullah.
Untuk mewujudkan kepedulian sosial tentunya dibutuhkan peran pihak-pihak yang
dipandang dapat menyampaikan tujuan utama dari kepedulian sosial yaitu agar lebih peduli
lagi terhadap lingkungan sekitar. Jika dihubungkan dengan peran mahasiswa sebagai agen
perubahan atau agent of change, mahasiswa memikul tanggung jawab yang besar dalam
hal kepedulian sosial. Mahasiswa yang notabenenya orang yang terpelajar dipandang
memiliki ilmu pengetahuan lebih tinggi diharapkan memiliki kepekaan sosial yang tinggi
pula. Mahasiswa harus mampu bergerak lebih peduli dengan lingkungan sekitar sesuai
dengan kecakapan yang dimiliki sehingga mampu membuat perubahan baik dan mampu
menjadi inspirasi bagi orang lain.

B. Ruang lingkup masalah


Kegiatan tentang kepedulian sosial yakni mengajar di Sanggar Kelompok Belajar
yang beralamat di Jalan Pahlawan IV Blok D3, Balearjosari, Malang

C. Perumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepedulian sosial?
2. Apa kegiatan kepedulian sosial yang dapat dilakukan dan apa hasil dari
kegiatan kepedulian sosial tersebut?
3. Apa hambatan dan solusi dari masalah dalam kegiatan tersebut?

D. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kepedulian sosial
2. Mengetahui kegiatan dan hasil dari kegiatan kepedulian sosial
3. Mengetahui hambatan dan solusi permasalahan dari kegiatan tersebut
E. Metode
Dalam kegiatan ini, kami menggunakan metode observasi langsung

F. Sistematika
Adapun sistematika karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan
E. Metode
F. Sistematika
2. BAB II LANDASAN TEORI
3. BAB III HASIL KEGIATAN
4. BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
5. BAB V DAFTAR PUSTAKA
6. BAB VI LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI

Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada


umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial
adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara
bersama-sama ( Adler, 1927 ). Oleh karena itu, kepedulian sosial adalah minat atau
ketertarikan kita untuk membantu orang lain.
Kepedulian sosial dimulai dari kemauan memberi dan bukan menerima. Bagaimana
ajaran Nabi Muhammad untuk mengasihi yang kecil dan menghormati yang besar, seperti
dalam hadits, “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang
muda di antara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua di antara
kami” ( HR. At-Tirmidzy dari Abdullah bin’Amr r.a., dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )
Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh dalam menentukan tingkat kepedulian
sosial kita. Lingkungan yang dimaksud disini adalah keluarga, teman-teman, dan
lingkungan masyarakat tempat kita tumbuh. Karena merekalah kita mendapat nilai-nilai
tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan menjadi suara
hati kita untuk selalu membantu dan menjaga sesama. Kepedulian sosial yang dimaksud
bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.
Untuk mewujudkan sikap dan perilaku kepedulian sosial bukan berasal dari
pembawaan melainkan dibentuk melalui pengalaman dan proses belajar yaitu melalui 3
model berikut ini :
1. Mengamati dan meniru perilaku peduli sosial orang-orang yang diidolakan
( mengacu pada teori sosial learning Bandura )
2. Melalui proses pemerolehan informasi verbal tentang kondisi dan keadaan
sosial orang yang lemah sehingga dapat diperoleh pemahaman dan pengetahuan
tentang apa yang menimpa dan dirasakan oleh mereka dan bagaimana ia harus
bersikap dan berperilaku peduli kepada orang lemah ( mengacu pada teori
kognitif Bruner )
3. Melalui penerimaan penguat/ reinforcement berupa konsekuensi logis yang
akan diterima seseorang setelah melakukan kepedulian sosial yaitu mengacu
pada teori operant conditioning Skinner ( konsekuensi mempengaruhi perilaku )

Selanjutnya, ada beberapa hal yang dapat menghambat kepedulian sosial diantaranya
:
1. Egoisme
Egoism merupakan doktrin bahwa semua tindakan seseorang terarah atau harus
terarah pada diri sendiri
2. Materialistis
Merupakan sikap perilaku manusia yang sangat mengutamakan materi sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demi mewujudkan itu, mereka
umumnya tidak terlalu mementingkan cara untuk mendapatkannya
BAB III
HASIL KEGIATAN

Hari Pertama

Nama Kegiatan : Mengajar


Hari, tanggal : Sabtu, 2 Januari 2016
Waktu : 16.00 s.d. 17.30 WIB
Tempat : Sanggar Kelompok Belajar, Jalan Pahlawan IV Blok D3,
Balearjosari, Malang
Hasil Kegiatan :

Kegiatan mengajar dimulai dengan memberi salam dan perkenalan dengan para
siswa yang dipimpin oleh salah satu anggota kelompok kami. Selanjutnya, mengabsen satu
persatu nama siswa, lalu berbincang-bincang dengan para siswa tersebut untuk lebih
mengakrabkan suasana. Menurut kami, semua siswa terlihat antusias dan bersemangat
untuk memulai kegiatan belajar mengajar. Kemudian, dilanjutkan dengan salah satu
anggota kami mempersilakan para siswa untuk memilih siapa yang mereka inginkan untuk
mengajari atau biasa disebut sebagai pengajar. Ada siswa yang memilih pengajar sendiri,
namun ada sebagian pengajar yang mendatangi para siswa. Setelah itu, kami berdoa
sebelum memulai pelajaran agar mendapat kemudahan dalam menyerap ilmu dan
menyampaikan ilmu dalam kegiatan belajar-mengajar ini.
Memasuki acara inti yaitu kegiatan belajar mengajar, kami memperkenalkan diri
kembali dengan siswa yang kami ampu. Kami juga berbincang terlebih dahulu sebelum
memulai pelajaran, seperti dengan menanyakan nama secara personal, kelas, dan tempat
mereka bersekolah. Setelah dirasa cukup, kami memulai pelajaran dengan menanyakan
mata pelajaran apa yang ingin dipelajari dan sampai manakah pelajaran tersebut. Beberapa
dari kami yang mengajari matematika memberi soal terlebih dahulu, setelah dirasa mereka
bisa dilanjutkan dengan materi yang lebih sulit. Hal ini untuk mengetahui apakah materi
yang sulit sudah diajarkan atau belum. Sejauh ini para siswa cukup dapat mengikuti apa
yang kami ajarkan.
Walaupun para siswa sangat antusias, ada beberapa kendala yanag kami hadapi.
Misalnya, karena sedang libur akhir semester mereka belum mempunyai buku untuk
semester depan. Jadi, kebanyakan dari mereka tidak membawa buku pelajaran sehingga
menyulitkan pengajar untuk memberi materi yang sejauh mana yang sesuai dengan kelas
para siswa. Selain itu ada beberapa siswa yang mungkin karena bosan dengan pelajaran,
mereka tidak mendengarkan dan hal tersebut cukup membuat pengajar memutar otak untuk
mengembalikan perhatian kembali. Ada pula siswa yang ramai sendiri, karena memang
sifatnya cerewet dan agak usil. Semua kondisi tersebut harus dimaklumi oleh para pengajar
karena mereka masih anak kecil yang masih senang bermain-main. Namun sebagaimana
bisa pengajar juga harus mampu menarik perhatian siswa agar tetap fokus pada pelajaran
dan dapat pula memberikan hiburan atau kelucuan sesuai dengan waktunya.
Kira-kira pukul 17.00 kami mengakhiri pelajaran dengan berdoa terlebih dahulu.
Selanjutnya, para siswa berjajar untuk bersalaman dan berpamitan dengan para pengajar.
Setelah para siswa pulang, kami berkumpul dengan para pengajar tetap yang telah
tergabung dengan Sanggar Kelompok Belajar tersebut. Kegiatan pertama yaitu perkenalan
kami dengan pengajar tetap. Pengajar tetap di sanggar tersebut berasal dari berbagai
universitas di Malang yang memang diajak oleh salah satu kerabat Pak Wanta dan secara
sadar ingin bergabung untuk menjadi pengajar. Acara selanjutnya, yaitu penyampaian
kesan pertama kami dengan para siswa di sanggar tersebut, selanjutnya sambutan dari
Bapak Wanta dan Kak Anis selaku pencetus dari adanya Sanggar Kelompok Belajar.
Bapak Wanta dan Kak Anis mengucapkan terimakasih kepada kami atas kesediaannya
mengajar di sanggar tersebut walaupun hanya sebentar. Mereka berharap beberapa dari
kami berniat bergabung dan berkomitmen dalam sanggar tersebut.
Kegiatan selanjutnya adalah sholat Maghrib berjamaah yang dilaksanakan di
Sanggar. Setelah itu, kami melakukan acara penutupan untuk rangkaian acara pada sore
hari tersebut. Kegiatan kami akhiri dengan berpamitan untuk pulang dan mengucapkan
terimakasih kepada para pengajar di Sanggar Kelompok Belajar.

Hari Kedua

Nama Kegiatan : Pembuatan Prakarya


Hari, tanggal : Minggu, 3 Januari 2016
Waktu : 09.00 s.d. 10.30 WIB
Tempat : Sanggar Kelompok Belajar, Jalan Pahlawan IV Blok D3,
Balearjosari, Malang
Hasil Kegiatan :

Sebelum kegiatan pembuatan prakarya, para siswa mengikuti pelajaran Bahasa


Inggris oleh Bapak Wanta yaitu pukul 08.00 s.d. 09.00 WIB. Selanjutnya, para siswa
diambil alih oleh kami dengan memberikan pengarahan terlebih dahulu tentang pembuatan
prakarya. Bahan-bahan yang kami sediakan adalah botol bekas, kertas HVS warna, kertas
origami, lem, double tip, gunting, dan peralatan tulis lainnya. Segera setelah itu, kami
mengkondisikan dan mulai membantu para siswa untuk membuat tempat pensil dari botol
bekas.
Pertama kami membantu memotong botol bekas, kemudian melapisi botol tersebut
dengan kertas yang telah ditempel dengan double tip. Setelah itu, para siswa menciptakan
kreasi dari ide mereka sendiri. Kami hanya membantu menggambar dan menggunting
gambar yang mereka minta. Sejauh kami mengamati, mereka sangat kreatif dan aktif
dalam kegiatan ini. Mereka mampu bekerja secara terampil, cepat, dan mendengarkan
masukan dari kami semisal ada hiasan yang kurang rapi.
Kami tidak mendapati kendala yang berarti dalam kegiatan ini. Hanya saja
beberapa dari mereka meminta bantuan dengan beruntun sedangkan kami membnatu lebih
dari 2 siswa. Namun kami juga maklum karena mereka masih anak-anak. Kami sangat
senang dalam kegiatan hari ke-2 ini karena dapat bercengkerama dengan mereka. Tawa
mereka seakan mengingatkan masa kecil dulu yang memang mengasyikkan.
Satu setengah jam berlalu, para siswa telah menyelesaikan kegiatan pembuatan
prakarya. Para siswa mengumpulkan tempat pensil mereka di depan kelas untuk
dipamerkan. Sembari menunggu para siswa, kami membersihkan ruang kelas yang
memang agak berantakan dengan kertas-kertas. Setelah itu, para siswa duduk kembali dan
dilanjutkan dengan berdoa sebelum mengakhiri kegiatan. Seperti biasa, kemudian
dilanjutkan dengan berpamitan dan bersalaman dengan para pengajar.
Setelah dirasa cukup, kami berpamitan dengan para pengajar tetap dan
mengucapkan terimakasih atas kesediaan mereka menerima kami. mereka pun juga
mengucapkan terimaksih kembali karena dengan ikhlas mau membantu kegiatan di
Sanggar tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada
umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian
sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat
masyarakat secara bersama-sama ( Adler, 1927 )
2. Hambatan yang kami hadapi dalam kegiatan ini adalah siswa belum mempunyai
buku untuk semester depan sehingga menyulitkan pengajar untuk memberi materi
yang sejauh mana yang sesuai dengan kelas para siswa, selain itu ada beberapa
siswa yang kurang fokus menangkap materi yang diajarkan karena bosan atau
karena siswa tersebut agak cerewet dan usil
3. Untuk menjadi pengajar dibutuhkan kemampuan dalam mengajar dan dituntut pula
mempunyai kreatifitas dalam penyampaian materi serta keterampilan lain

B. Saran

1. Ketika kita sedang membantu orang lain, kita harus berusaha menghadapi
hambatan yang ada dan mampu menemukan solusi dari hambatan tersebut
2. Kepedulian sosial harus dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dimanapun, walaupun
sekecil apapun karena dengan peduli akan banyak orang yang akan terbantu
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

www.qiqirizqiautamie.blogspot.com/2014/01/kepedulian-sosial.html?m=1

www.iimazizah.wordpress.com/2012/12/18/kepedulian-sosial/

www.dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726-Etika%20Kepribadian-
Kepedulian%20Sosial.html
BAB VI
LAMPIRAN

Hari ke-1
Hari ke-2

Anda mungkin juga menyukai