Anda di halaman 1dari 4

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah

1. Rezky Ariany Aras, S.Psi., M.Psi., Psikolog.


2. Suryadi Tandiayuk, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
3. Sri Wahyuni, S.Psi., M.Psi. Psikolog.
4. Hillman Wirawan, S.Psi., M.M., M.A
5. Nur Fajar Al-Fitrah, S.Psi., M.Sc

REFLEKSI PERTEMUAN KELIMA MATA


KULIAH PSIKOMETRI

DEVNET VICENTE
C021191029
Kelas Psikologi B 2019
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2021
Nama : Devnet Vicente
NIM : C021191029
Kelas : Psikologi B 2019

REFLEKSI PERTEMUAN KELIMA MATA KULIAH


PSIKOMETRI
What Happened ?
Pada tanggal 16 September 2021, dilaksanakan pertemuan kelima untuk
mata kuliah Psikometri. Pertemuan pada hari ini dilakukan melalui metode zoom
dan didampingi bersama ibu Kiki dan pak Fitra. Materi yang dibahas untuk hari
ini adalah analisis item kognitif. Materi dibawakan oleh ibu Kiki, kemudian ibu
Kiki ingin memperlihatkan dalam bentuk excel bentuk analisis data. Tetapi
kemudian ibu Kiki mengalami gangguan di devicenya.
Ibu Yuni yang berada juga dalam room mengirimkan file hasil jawaban ke
ruangan zoom. Tetapi ibu Kiki meminta bantuan salah satu peserta mata kuliah
untuk membuka excel dan melakukan analisis item dari sana dipandu oleh ibu
Kiki. Kemudian peserta mata kuliah diberikan tugas untuk menganalisis item
berdasarkan hasil dari asesmen yang telah diisi di pertemuan lalu.

What Happened to Me?


Pada hari ini yang terjadi kepada saya adalah saya sebenarnya merasa
cukup senang di pagi hari ini karena telah mempersiapkan diri dengan baik
sebelum perkuliahan. Jadi saya mudah melakukan mindsetting sebelum masuk
kelas. kemudian, saya juga senang materi hari ini cenderung mudah untuk
dipahami. Meskipun ada sedikit masalah pada laptop ibu, tetapi saya senang pada
akhirnya ibu menggunakan metode untuk menggunakan data buatan dari peserta
kuliah untuk memberikan contoh. Karena dengan demikian, data jawaban dapat
digunakan sebagai bahan latihan.
Tetapi saat saya mengerjakan tugas yang diberikan sebenarnya saya
mengalami cukup kewalahan karena beberapa hal. Pertama saya melupakan
rumus fungsi IF di excel sehingga saya harus menulis kategorisasi secara manual
padahal bisa dilakukan dengan cara otomatis. Kemudian ada beberapa kali juga
ternyata saya lupa menekankan kurung sehingga ada beberapa error. Untung hal
ini masih dapat diperhatikan dan diperbaiki sebelum dikumpul.

Insight
Apa yang saya dapat dari untuk pertemuan hari ini adalah bahwa terdapat
dua kriteria yang digunakan dalam menganalisis item. Kriteria tersebut adalah
kesukaran soal dan daya diskriminasinya. Analisis item ini menentukan kategori
soal dan juga tingkat diskriminasi menjawab dari soal tersebut sehingga
pemberian skor itu dapat mengukur kemampuan kognitif individu. Kemudian
terdapat hal lain yang juga dipertimbangkan yaitu, pengecoh atau pilihan
gandanya itu efektif atau tidak menjadi bentuk distraksi dari jawaban sebenarnya.
Insight kedua yang saya dapatkan ialah bahwa indeks kesukaran soal itu
merupakan perhitungan rasio dari jumlah yang menjawab benar dan jumlah
pengisi dari soal tersebut. sehingga untuk ditemukan seberapa banyak individu
yang mampu menjawab soal tersebut. Terdapat tiga kategori untuk dalam
mengukur kesulitan sebuah soal, yaitu mudah, sedang, dan sulit. Bila hasil
pembagian antara jumlah yang benar dengan jumlah pengisi itu mendekati 1 itu
berarti soal mudah, bila terletak diantara 0,33-0,67 itu bertingkat sedang dan bila
kurang dari itu maka soal sulit.
Insight ketiga yang saya dapatkan adalah bahwa indeks daya diskriminasi
adalah melihat kemampuan individu untuk konsisten dalam menjawab dengan
benar. Indeks ini diperoleh dengan melakukan korelasi point-biserial (rbp).
Dengan melibatkan hasil rata-rata dari skor variabel aitem yang ingin diukur (Mi),
kemudian rata-rata dari jumlah skor yang diperoleh. Dibagi dengan standar
deviasi dari seluruh skor pengisi. Dan dikali dengan proporsi yang didapatkan
pada variabel atau aitem yang diukur. Hasil dari analisis ini menunjukkan apakah
soal layak untuk digunakan, dan terdapat tiga kategori, yaitu semakin mendekati
satu itu bearrti soal itu jelek dan perlu dibuang, bila berada diantara0,2-0,29 soal
perlu diperbaiki, skor 0,30 – 0,39 menandakan soal sudah lumayan dan skor yang
lebih tinggi dari 0,4 menandakan soal sudah bagus untuk mendiskriminasi.
Kemudian insight terakhir yang didapatkan adalah mengenai efektifitas
dari pilihan jawaban. Tujuan dari mengukur tersebut untuk mengkategorisasikan
pengisi yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi yang tidak terkecoh
melihat pilihan jawaban. Sedangkan kelompok yang memiliki kemampuan yang
rendah akan terkecoh dengan pilihan jawaban.

What Next ?
Saya berharap dengan pertemuan hari ini, saya kedepannya harus
mempelajari lagi cara menggunakan rumus IF dengan demikian dapat
mempermudah saya dalam melakukan analisis item respon.

Anda mungkin juga menyukai