Anda di halaman 1dari 5

Nama : Roni Monica Purba

Program Studi : S2 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Deli


Tua

1. Pengaruh Kebaiasaan Makan Terhadap Status Gizi

Kebiasaan makan adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu
makanan seperti sikap, kepercayaan, pemilihan dalam mengonsumsi makanan yang diperoleh
secara berulang-ulang. Kebiasaan makan dipengaruhi berbagai faktor antara lain jenis
kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan tentang gizi, pekerjaan, tingkat penghasilan,
pantangan maupun adat istiadat di suatu daerah. Status gizi adalah keadaan tubuh yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan.
Kebiasaan makan jelek ada dua macam yaitu kebiasaan makan yang terlalu berlebih
dan kebiasaan makan yang terlalu kurang dalam hal zat gizi yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi. Makanan dalam porsi besar belum tentu memiliki kandungan gizi lengkap,
demikian pula sebaliknya makanan dalam porsi kecil belum tentu memiliki kandungan gizi
yang kurang. Maka dalam hal ini masyarakat harus mengetahui jenis-jenis makanan yang
memiliki kandungan zat gizi yang baik atau tidak, demikian juga jumlah dari berbagai jenis
makanan yang masih baik bagi tubuhnya.
Seseorang yang memiliki kebiasaan makan yang baik akan memiliki status gizi baik
dan tentunya akan memiliki kehidupan yang sehat pula. Sedangkan seseorang yang memiliki
kebiasaan makan yang jelek akan memiliki status gizi yang jelek pula.
Status gizi jelek terbagi dua jenis yaitu status gizi kurang dan status gizi lebih.
Keduanya menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh manusia. Gizi yang kurang
banyak dialami oleh bayi dan anak-anak disebabkan kurangnya asupan gizi pada anak.
Namun banyak juga dialami pada usia dewasa. Kondisi gizi yang kurang menyebabkan
kondisi antara lain KKP, anemia zat besi, kurang Vitamin A, GAKY dan lain-lain.Gizi yang
berlebih banyak dialami oleh orang dewasa disebabkan kebiasaan makan yang terlalu
berlebih. Pada sebahagian orang kebiasaan makan bukanlah sekedar kebutuhan, tapi juga
untuk bersenang-senang. Sehingga mereka sulit umtuk mengontrol jumlah yang dikonsumsi
sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Akhirnya makanan menumpuk dalam tubuh dan
menimbulkan kondisi yang membahayakan tubuh antara lain penyakit Jantung Koroner,
Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas, kanker dan lain-lain.

2. Pengaruh Gizi Terhadap Kualitas SDM dan Penduduk

Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kualitas penduduk sangat berhubungan erat
dengan status gizi. Kualitas SDM dipengaruhi oleh status gizi, derajat pendidikan dan faktor
lingkungan sekitarnya. Semakin tinggi status gizi dan pendidikan seseorang serta adanya
dukungan positif dari lingkungannya, maka orang tersebut cenderung akan memiliki kualitas
hidup yang tinggi. Sebaliknya orang-orang dengan status gizi jelek serta pendidikan yang
kurang serta kurangnya dukungan yang positif dari lingkungannya, cenderung akan
menyebabkan kualitas hidup yang rendah dalam kehidupannya.
Kualitas SDM memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi fisik maupun non fisik
seseorang. Kondisi fisik erat hubungannya dengan status gizi seseorang. Status gizi akan
dapat tergambar dari berat badan, tinggi badan, tenaga dan daya tahan tubuh seseorang.
Semakin tinggi kualitas SDM, maka cenderung akan mendukung tingginya status gizi orang
tersebut dan tentunya akan tercermin dari kondisi fisik seseorang. Berat badan dan tinggi
badan cukup serta tenaga dalam menjalani aktivitas sehari-hari juga akan semakin besar.
Status gizi yang tinggi juga akan menyebabkan tingginya daya tahan tubuh seseorang
sehingga menyebabkan orang tersebut tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit
infeksi. Sebaliknya semakin rendah kualitas SDM, status gizinya juga akan cenderung rendah
dan tercermin dari kondisi fisik orang tersebut. Berat badan dan tinggi badan kurang, disertai
tenaga dalam menjalani aktivitas sehari-hari juga akan menurun. Status gizi yang rendah juga
akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh seseorang sehingga orang tersebut akan
cenderung lebih mudah terserang penyakit terutama penyakit infeksi.
Selain itu tinggi rendahnya kualitas SDM akan tercermin dari kondisi non fisik antara
lain kecerdasan (IQ), emosional (ESQ), termasuk budi dan iman orang tersebut. Semakin
tinggi kualitas SDM seseorang, maka orang tersebut cenderung memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki kualitas SDM yang rendah.
Demikian juga halnya dengan derajat emosional seseorang akan didukung oleh kualitas yang
ada pada orang tersebut. Status SDM seseorang juga terlihat dari iman dan budi pekerti
seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.
Semakin tinggi kualitas SDM di suatu wilayah menyebabkan tingginya kualitas
penduduk di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dari tingginya angka harapan hidup di wilayah
tersebut. Demikian pula halnya angka mortalitas dan morbiditas akan cenderung menurun
jika kualitas penduduk di wilayah tersebut dinilai tinggi. Sebaliknya jika kualitas penduduk di
suatu wilayah dinilai rendah atau jelek, maka angka harapan hidup akan cenderung menurun
seiring tingngginya angka mortalitas dan morbiditas di wailayah tersebut.

3. Perubahan Masalah Gizi dan Faktor Penyebab

Masalah gizi merupakan masalah yang sangat kompleks dan memiliki pengaruh besar
dalam perkembangan suatu wilayah bahkan negara. Hal ini disebabkan eratnya hubungan
status gizi dengan kualitas sumber daya manusia yang hidup di wilayah tersebut. Namun
masalah gizi ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks. Tingkat sosial
ekonomi dan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang
memiliki pengaruh besar dalam perjalanan suatu wilayah ataupun negara. Kedua faktor
tersebut mempengaruhi angka kematian dan kelahiran di suatu wilayah. Semakin tingginya
tingkat sosial ekonomi suatu wilayah ditambah tingginya tinkat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi di wilayah tersebut akan menyebabkan rendahnya tingkat kematian yang akan
sangat mempengaruhi perubahan piramida penduduk di wilayah yang bersangkutan. Hal ini
akan menyebabkan tingginya proporsi usia sekolah dan angkatan kerja.
Tingginya tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
munculnya berbagai industri modern dan meningkatnya globalisasi di suatu wilayah.
Lahirnya berbagai industri dan tingginya tingkat globalisasi di suatu wilayah memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap tatanan kehidupan di wilayah tersebut. Masyarakat akan
cenderung memiliki perubahan gaya hidup menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi
modernisasi setiap sistem di masyarakat. Disamping itu akan terjadi peningkatan angka
urbanisasi yang disebabkan semakin banyaknya lapangan kerja yang lebih menjanjikan yang
tersedia di wilayah perkotaan.
Semakin banyaknya industri yang lahir di suatu wilayah menyebabkan tingginya
pencemaran lingkungan yang sangat berdampak terhadap kesehatan lingkungan. Tingginya
tingkat pencemaran lingkungan menyebabkan meningkatnya angka penularan penyakit.
Apabila penyakit infeksi banyak dijumpai di suatu wilayah, maka akan mempengaruhi
tingkat gizi masyarakat. Penyakit infeksi merupakan faktor yang secara langsung
mempengaruhi tingkat gizi seseorang di samping tingkat asupan makanan. Tingkat asupan
makanan yang rendah disebabkan oleh banyaknya kantong kemiskinan di berbagai wilayah
pedesaan. Hal ini juga sangat mendesak tingginya angka urbanisasi karena masyarakat akan
cenderung mencari wilayah yang menjanjikan banyaknya lapangan pekerjaan untuk
meningkatkan kualitas ekonomi dan kehidupannya.
Di sisi lainnya, tingkat sosial ekonomi sutu wilayah juga akan mendukung perubahan
gaya hidup masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Perubahan gaya hidup sangat
berhubungan erat dengan munculnya berbagai penyakit dengeneratif di kalangan masyarakat.
Hal itu disebabkan beralihnya gaya hidup natural menjadi gaya hidup modern yang
menyebabkan banyaknya perubahan pola makan maupun pola prilaku masyarakat. Makanan
yang mengandung banyak unsur kimia akan menyebabkan tingginya radikat bebas yang
menumpuk dalam tubuh manusia. Disamping itu gaya hidup dengan berbagai kemudahan
membuat manusia cenderung lebih sedikit melakukan aktifitas fisik menyebabkan banyaknya
penyakit degeneratif yang bermunculan.
Perubahan pola hidup yang cenderung modern akan sekaligus mengubah pola makan
seseorang. Makanan bukanlah sekedar untuk pemenuhan kebutuhan pokok saja, namun juga
menjadi pemberi kesenangan dan merupakan trend dalam bergaul. Tempat-tempat yang
menyediakan berbagai makanan siap saji menyebabkan kemudahan memperoleh makanan
dalam jenis apapun yang memberikan kenikmatan bagi masyarakat. Hal ini menyebabkan
pola makan yang tidak terkontrol dan merupakan faktor yang secara langsung mengakibatkan
status gizi berlebih bagi kebanyakan orang.
Status gizi yang kurang dan status gizi berlebih yang disebabkan oleh berbagai faktor
tersebut di atas akan sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia pada akhirnya.
Status gizi kurang dan status gizi lebih menimbulkan penyakit yang berbeda namun mamiliki
pengaruh yang sama dalam menurunkan kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah.
Oleh sebab itu sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan kesadaran
akan pentingnya mengatur dan menyeimbangkan pola hidup dan pola makan dalam
menjalani setiap perubahan tingkat sosial ekonomi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai