Anda di halaman 1dari 8

Leptospirosis

Novie H. Rampengan

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: novierampengan@yahoo.com

Abstract: Leptospirosis is a zoonotic disease that usually occurs during the flood and is
generally transmitted through rat urine. Indonesia is a country with a moderate risk of
transmission of leptospirosis. Leptospirosis has a broad manifestation varying from self-
limited to severe disease. The gold standard examination of leptospirosis is microscopic
agglutination test. Diagnosis is divided into suspected, probable, and confirmed. Treatment
consists of antibiotics and supportive agents. Generally, the prognosis is good, albeit, sequelae
can occur. Case-fatality rate in different parts of the world ranging from less than 5% to 30%.
Keywords: leptospirosis, diagnosis,

Abstrak: Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang umumnya timbul saat banjir dan
umumnya ditularkan melalui kencing tikus. Indonesia merupakan negara dengan risiko sedang
penularan leptospirosis. Leptospirosis memiliki manifestasi luas dari self limited hingga sakit
berat. Pemeriksaan baku emas leptospirosis ialah dengan microscopic agglutination test.
Diagnosis dibagi atas suspek, probable, dan konfirmasi. Terapi diberikan medikamentosa
dengan antibiotik dan suportif. Prognosis umumnya baik namun bisa juga terjadi gejala sisa.
Tingkat fatalitas kasus di berbagai belahan dunia berkisar <5%-30%.
Kata kunci: leptospirosis, diagnosis

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis menimbulkan gambaran klinis yang


yang disebabkan oleh infeksi Leptospira berbeda, sebaliknya, suatu gambaran klinis,
interrogans semua serotipe. Leptospirosis misalnya meningitis aseptik, dapat disebab-
juga dikenal dengan nama flood fever atau kan oleh berbagai serotipe.2 Leptospirosis
demam banjir karena sering menyebabkan memiliki manifestasi klinis yang luas dan
terjadinya wabah pada saat banjir. Menurut bervariasi. Pada leptospirosis ringan dapat
International Leptospirosis Society (ILS), terjadi gejala seperti influenza dengan nueri
Indonesia merupakan negara dengan kepala dan mialgia. Leptospirosis berat
insiden leptospirosis yang tinggi, serta ditandai oleh ikterus, gangguan ginjal, dan
menempati peringkat ketiga di dunia untuk perdarahan, dikenal sebagai sindrom Weil.1
tingkat mortalitas.1
Penyakit ini ditemukan pertama kali Epidemiologi
oleh Weil pada tahun 1886, tetapi pada Penularan leptospirosis disebabkan
tahun 1915 Inada menemukan penyebab- oleh bakteri Leptospira yang tersebar
nya yaitu spirochaeta dari genus diseluruh dunia dan ditransmisikan baik
leptospira.1,2 Di antara genus leptospira, secara langsung ataupun tidak langsung
hanya spesies interogans yang patogen dari binatang ke manusia (zoonosis).
untuk binatang dan manusia. Sekurang- Transmisi dari manusia ke manusia dapat
kurangnya terdapat 180 serotipe dan 18 terjadi, namun sangat jarang.1 Transmisi
serogrup. Satu jenis serotipe dapat leptospira ke manusia terjadi karena kontak

143
144 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm. 143-150

dengan urin, darah, atau organ dari aerobik di suhu 28°C-30°C.6 Genus
binatang terinfeksi; serta kontak dengan Leptospira terdiri dari dua spesies yaitu L.
lingkungan (tanah, air) yang terkontaminasi interrogans (bersifat patogen) dan L.
leptospira.2,3 biflexa (bersifat saprofit/non-patogen).
Leptospira dapat hidup beberapa waktu Leptospira patogen terpelihara dalam
dalam air dan alam terbuka. Iklim yang tubulus ginjal hewan tertentu. Leptospira
sesuai untuk perkembangan leptospira ialah saprofit ditemukan di lingkungan basah
udara hangat (25oC), tanah basah/ lembab, atau lembab mulai dari air permukaan,
dan pH tanah 6,2-8. Leptospira dapat tanah lembab, serta air keran.1,5
bertahan hidup di tanah yang sesuai sampai
43 hari dan di dalam air dapat hidup
berminggu-minggu lamanya. Hal ini dapat
dijumpai sepanjang tahun di negara tropis
sehingga kejadian leptospirosis lebih
banyak 1000 kali dibandingkan negara sub-
tropis, dengan risiko penyakit yang lebih
berat. Insiden leptospirosis di negara tropis
saat musim hujan sebanyak 5-20/100.000
penduduk per tahun. Selama wabah dan
dalam kelompok risiko tinggi paparan,
insiden penyakit dapat mencapai lebih dari
100 per 100.000 penduduk.1,2,4 Gambar 1. Leptospira melalui mikroskop
Di Indonesia, leptospirosis tersebar di lapangan gelap. Sumber: Jawetz E et al, 2010.5
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), Lampung,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Spesies L. interrogans dibagi dalam
Selatan, Riau, Bali, Nusa Tenggara Barat, beberapa serogrup yang terbagi lagi
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, menjadi lebih 250 serovar berdasarkan
Kalimantan Timur, dan Kalimantan komposisi antigennya. Beberapa serovar L.
Barat.3,4 Jumlah pasien laki-laki dengan interrogans yang patogen pada manusia
leptospirosis lebih tinggi dibandingkan antara lain L. icterohaemorrhagiae, L.
perempuan. Hal ini mungkin mencermin- canicola, L. pomona, L. grippothyphosa, L.
kan paparan dalam kegiatan yang javanica, L. celledoni, L. ballum, L.
didominasi laki-laki. Untuk alasan yang pyrogenes, L. bataviae, dan L. hardjo.5,6
sama, laki-laki remaja dan setengah baya Berbagai spesies hewan, terutama
memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding- mamalia, dapat bertindak sebagai sumber
kan anak laki-laki dan orang usia lanjut.5 infeksi manusia, diantaranya ialah:1
Angka kematian akibat leptospirosis di 1. Spesies mamalia kecil, seperti tikus liar
Indonesia termasuk tinggi, mencapai 2,5%- (termasuk mencit), bajing, landak
16,4% dan hal ini tergantung sistem organ 2. Hewan domestik (sapi, babi, anjing,
yang terinfeksi. Pada usia lebih dari 50 domba, kambing, kuda, kerbau)
tahun kematian mencapai 56%.3,4 3. Hewan penghasil bulu (rubah perak) di
penangkaran
Etiologi
1
4. Reptil dan amfibi mungkin juga
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri membawa leptospira
dari genus Leptospira dari famili
Leptospiraceae, ordo Spirochaetales. Faktor risiko
Pewarnaan untuk kuman ini ialah Orang yang berisiko ialah orang yang
impregnasi perak (Gambar 1). sering menyentuh binatang atau air,
Leptospira tumbuh baik pada kondisi lumpur, tanah, dan tanaman yang telah
Rampengan: Leptospirosis 145

dicemari air kencing binatang yang mata dan ruang subarakhnoid tanpa
terkontaminasi leptospirosis. Beberapa menimbulkan reaksi peradangan yang
pekerjaan yang berisiko seperti petani berarti.2,5 Tubuh manusia akan memberikan
sawah, pekerja pejagalan, peternak, pekerja respon imunologik, baik secara selular
tambang, industri perikanan, serta petani maupun humoral. Leptospira berkembang
tebu dan pisang. Dokter hewan maupun staf biak terutama di ginjal (tubulus konvoluta),
laboratorium yang kontak dengan kultur serta akan bertahan dan diekskresi melalui
leptospirosis juga memiliki risiko terpapar urin. Leptospira dapat berada di urin sekitar
leptospirosis. Beberapa kegemaran yang 8 hari setelah infeksi hingga bertahun-
bersentuhan dengan air atau tanah yang tahun. Setelah fase leptospiremia (4-7 hari),
tercemar juga bisa menularkan lepto- leptospira hanya dijumpai pada jaringan
spirosis, seperti berkemah, berkebun, ginjal dan mata. Pada fase ini, leptospira
berkelana di hutan, berakit di air berjeram, melepaskan toksin yang menyebabkan
dan olahraga air lainnya (Gambar 2).4 gangguan pada beberapa organ.5
Meskipun leptospirosis sering dianggap Beberapa penemuan menegaskan
sebagai penyakit pedesaan, orang yang bahwa leptospira yang lisis dapat
tinggal di kota juga dapat terkena, tergantung mengeluarkan enzim, toksin, atau metabolit
pada kondisi hidup dan tingkat kebersihan lain yang dapat menimbulkan gejala-gejala
baik di rumah maupun lingkungan klinis. Hemolisis dapat terjadi karena
terdekatnya. Wabah leptospirosis telah hemolisin yang bersirkulasi diserap oleh
dilaporkan mengikuti terjadinya bencana eritrosit sehingga eritrosit tersebut lisis,
alam seperti banjir dan badai.1,3 walaupun di dalam darah sudah terdapat
antibodi. Diatesis perdarahan umumnya
terbatas pada kulit dan mukosa, tetapi pada
keadaan tertentu terjadi perdarahan saluran
cerna atau organ vital yang dapat
menyebabkan kematian.2 Setiap organ
penting dapat terkena dan antigen
leptospira dapat dideteksi pada jaringan
yang terkena. Gejala fase awal ditimbulkan
karena kerusakan jaringan akibat
leptospira, sedangkan gejala fase kedua
timbul akibat respons imun pejamu.
Beberapa organ yang mengalami gangguan
akibat toksin leptospira ialah ginjal, mata,
hati, otot rangka, pembuluh darah dan
jantung. Bila leptospira masuk ke dalam
cairan serebrospinal (CSS) kemudian ke
Gambar 2. Faktor risiko penyebaran selaput otak, dapat menyebabkan
leptospira. Sumber: Garcia LS dan Isenberg meningitis yang merupakan komplikasi
HD, 2010.6 neurologik tersering dari leptospirosis.5-7
Leptospira termasuk kuman nefrofilik
yang dapat menyerang seluruh bagian
Patogenesis ginjal secara invasi langsung. Nefritis
Leptospira dapat masuk melalui luka di interstisial dengan infiltrasi sel mono-
kulit atau menembus jaringan mukosa nuklear dapat terjadi tanpa adanya
seperti konjungtiva, nasofaring, dan vagina gangguan fungsi ginjal. Selanjutnya pasien
kemudian masuk ke dalam darah, dapat mengalami nekrosis tubuler, yang
berkembang biak, dan menyebar ke dapat menyebabkan komplikasi acute
jaringan tubuh. Leptospira juga dapat kidney injury (AKI), disebut juga sindrom
menembus jaringan seperti ruang depan pseudohepatorenal. Pada tahap tersebut,
146 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm. 143-150

pasien dianjurkan menjalani dialisis.7,8 AKI endotel, nekrosis, disertai invasi limfosit
merupakan penyebab kematian yang akibat endotoksin yang dikeluarkan oleh
penting pada leptospirosis. Pada kasus yang leptospira pada semua organ yang terkena.
meninggal minggu pertama perjalanan Vaskulitis menimbulkan petekie, perda-
penyakit, terlihat pembengkakan atau rahan intraparenkim, dan perdarahan pada
nekrosis sel epitel tubulus ginjal. Pada lapisan mukosa dan serosa yang dapat
kasus yang meninggal minggu ke-2 terlihat berujung pada terjadinya hipovolemia dan
banyak fokus nekrosis pada epitel tubulus renjatan. Dapat ditemukan trombositopenia
ginjal, sedangkan yang meninggal setelah dan masa protrombin kadang-kadang
minggu ketiga ditemukan sel radang yang memanjang yang tidak dapat diperbaiki
menginfiltrasi seluruh ginjal.2 dengan pemberian vitamin K. Pada jantung
Faktor-faktor yang dapat mengarahkan dapat ditemukan petekie endokardium,
prognosis kurang baik ialah adanya edema interstisial miokard, dan arteritis
oliguri/anuri yang berlangsung lama, blood koroner.8,9
ureum nitrogen (BUN) selalu meningkat > Terjadinya ikterik pada leptospirosis
60 mg%/24 jam, rasio ureum urin : darah disebabkan oleh beberapa hal, antara lain
tidak meningkat. Hemodialisis tidak lebih karena kerusakan sel hati, gangguan fungsi
menguntungkan untuk terapi pengganti ginjal yang akan menurunkan ekskresi
pada AKI akibat leptospirosis dibanding- bilirubin sehingga meningkatkan kadar
kan dialisis peritoneal bila telah ada bilirubin darah, terjadinya perdarahan pada
indikasi. Pada leptospirosis dengan AKI jaringan dan hemolisis intravaskuler yang
disamping dapat mengoreksi kelainan meningkatkan kadar bilirubin, serta
biokimiawi akibat AKI, dialisis peritoneal proliferasi sel Kupffer sehingga terjadi
juga dapat mengeluarkan bahan-bahan kolestatik intra-hepatik.8,9
toksik akibat penurunan fungsi hati. Gejala pada paru bervariasi, mulai dari
Pemeriksaan mikroskop elektron pada AKI batuk, dispneu, dan hemoptisis sampai
dengan oliguri memperlihatkan adanya dengan acute respiratory distress syndrome
gambaran obstruksi dan nekrosis tubulus, (ARDS) dan severe pulmonary haemorrhage
endapan komplemen pada membran basalis syndrome (SPHS). Kelainannya dapat
glomerulus dan infiltrasi sel radang pada berupa kongesti septum paru, perdarahan
jaringan interstisialis.8 multifokal, dan infiltrasi sel mononuklear.
Leptospira juga ditemukan di antara Perdarahan dapat terjadi pada pleura,
sel-sel parenkim hati. Leptospirosis dapat alveoli, dan trakeobronkial. Efusi pleura
menyebabkan infiltrasi sel limfosit dan mungkin juga dapat terjadi. Gambaran
proliferasi sel Kupffer disertai kolestasis, infiltrat biasanya dapat terlihat pada daerah
yang mengakibatkan gejala ikterus. intra-alveolar dan perdarahan interstisial.
Keterlibatan organ hati pada leptospirosis
Baik infiltrat alveolar maupun dispneu
berat dapat dilihat dari kadar bilirubin yang
merupakan indikator yang buruk pada
tinggi dan membutuhkan berminggu-
leptospirosis berat.7,8 Pada otot rangka
minggu untuk dapat kembali pada kadar
dapat terjadi nekrosis lokal dan vakuolisasi.
normal. Dapat terjadi peningkatan sedang
Leptospira juga dapat masuk ke ruang
kadar transaminase dan peningkatan ringan
anterior mata dan menyebabkan
kadar alkali fosfatase. Kerusakan parenkim 9,10,11
hati disebabkan antara lain karena uveitis.
penurunan hepatic flow dan toksin yang
dilepaskan oleh leptospira. Leptospirosis Manifestasi klinis
berat dapat menyebabkan pankreatitis akut, Karakteristik perjalanan penyakit
ditandai dengan peningkatan kadar amilase leptospirosis ialah bifasik.2 Masa inkubasi
dan lipase serta keluhan nyeri perut.8 leptospirosis berkisar 2-26 hari, dengan
Gejala patologik yang selalu ditemu- rata-rata 10 hari. Leptospirosis mempunyai
kan ialah vaskulitis kapiler berupa edema dua fase penyakit yang khas yaitu:2,7,8
Rampengan: Leptospirosis 147

1. Fase leptospiremia: leptospira dapat pembiakan leptospira. Sampel klinis yang


dijumpai dalam darah. Gejala ditandai harus dikumpulkan untuk pemeriksaan
dengan nyeri kepala daerah frontal, tergantung pada fase infeksi. Spesimen
nyeri otot betis, paha, pinggang terutama berasal dari darah dan cairan serebrospinal
saat ditekan. Gejala ini diikuti (minggu pertama masa sakit) dan urin
hiperestesi kulit, demam tinggi, (sesudah minggu pertama sampai hari ke-
menggigil, mual, diare, bahkan 40). Spesimen tersebut ditanam pada media
penurunan kesadaran. Pada sakit berat Fletcher’s atau media EMJH dikombinasi-
dapat ditemui bradikardia dan ikterus kan dengan neomisin atau 5-fluorouracil.
(50%). Pada sebagian penderita dapat Pada media ini, pertumbuhan akan terlihat
ditemui fotofobia, rash, urtikaria kulit, dalam beberapa hari sampai 4 minggu.
splenomegali, hepatomegali, dan limf- Adanya leptospira pada media ini dapat
adenopati. Gejala ini terjadi saat hari ke dilihat dengan menggunakan mikroskop
4-7. Jika pasien ditangani secara baik, lapangan gelap atau menggunakan
suhu tubuh akan kembali normal dan mikroskop fluoresen (fluorerescent
5,12
organ-organ yang terlibat akan mem- antibody stain).
baik. Manifestasi klinik akan berkurang Pemeriksaan uji imunoserologik juga
bersamaan dengan berhentinya prolife- penting untuk diagnosis leptospirosis. Pada
rasi organisme di dalam darah. Fungsi umumnya antibodi baru ditemukan setelah
organ-organ ini akan pulih 3-6 minggu hari ke-7 atau ke-10. Titernya akan
setelah perawatan. Pada keadaan sakit meningkat dan akan mencapai puncaknya
lebih berat, demam turun setelah hari ke- pada minggu ke-3 atau ke-4 masa sakit. Uji
7 diikuti fase bebas demam 1-3 hari, lalu imunoserologi yang biasa digunakan ialah:
demam kembali. Keadaan ini disebut Microscopic Agglutination Test, Enzyme-
sebagai fase kedua atau fase imun. linked immunosorbent assay (ELISA),
2. Fase imun: berlangsung 4-30 hari, polymerase chain reaction (PCR) dan
ditandai dengan peningkatan titer dipstick assays, serta Antigen spesifik
antibodi, demam hingga 40°C disertai leptospira, yaitu lipoprotein rLipl32 yang
mengigil dan kelemahan umum. Pada dapat menjadi gold standard diagnosis.12,13
leher, perut, dan otot kaki dijumpai rasa Sampel yang bermanfaat dan yang
nyeri. Perdarahan paling jelas saat fase paling sering dikumpulkan yaitu:13
ikterik dimana dapat ditemukan purpura, 1. Darah dengan heparin untuk kultur
petekie, epistaksis, dan perdarahan gusi. dalam 10 hari pertama.
Conjuntival injection dan conjungtival 2. Darah atau serum beku untuk
suffusion dengan ikterus merupakan pemeriksaan serologi diambil pada fase
tanda patognomonik untuk leptospirosis. septikemia. Diagnosis ditegakkan
Meningitis, gangguan hati dan ginjal berdasarkan serokonversi antibodi 4 kali
akan mencapai puncaknya pada fase ini. lipat antara akut dan konvalesens. Hasil
Pada fase ini juga terjadi leptospiuria serologi negatif pada fase awal penyakit
yang dapat berlangsung 1 minggu tidak menyingkirkan diagnosis lepto-
sampai 1 bulan. spirosis.
3. Urine untuk kultur diambil pada fase
Secara garis besar, manifestasi klinis imun.
leptospirosis dapat dibagi menjadi 4. Sampel post mortem. Penting untuk
leptospirosis anikterik pada sekitar 85%-90% mengumpulkan spesimen dari sebanyak
kasus dan leptospirosis ikterik (sindroma mungkin organ untuk serologi. Sampel
Weil) pada kurang lebih 10% kasus.2,9 post mortem harus dikumpulkan aseptik
dan diinokulasi ke dalam media kultur
Pemeriksaan penunjang sesegera mungkin setelah kematian.
Diagnosis dapat dilakukan dengan Sampel harus disimpan dan diangkut
pemeriksaan mikroskopik, juga dengan pada suhu 4°C. Selain itu, pewarnaan
148 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm. 143-150

perak, immunostaining, dan imunohisto- hemoptisis, dan ruam kulit. Selain itu,
kimia mungkin membantu. memiliki gambaran laboratorium:
5. CSS dan dialisat untuk kultur diambil trombositopenia <100.000 sel/mm3,
pada fase septikemia. Pada kasus leukositosis dengan neutrofil >80%,
leptospirosis an-ikterik dapat dijumpai kenaikan jumlah bilirubin total >2 g%
jumlah leukosit normal dengan atau peningkatan SGPT, amilase, lipase,
neutrofilia, peningkatan laju endap darah dan creatine phosphokinase (CPK),
(LED) dan protein dalam CSS. penggunaan rapid diagnostic test (RDT)
untuk mendeteksi IgM anti-leptospira
Diagnosis 3. Kasus konfirmasi: Dinyatakan sebagai
Salah satu kendala penanganan kasus konfirmasi saat kasus probable
leptospirosis ialah kesulitan dalam disertai salah satu dari: isolasi bakteri
menegakkan diagnosis awal. Biasanya Leptospira dari spesimen klinik, hasil
pasien datang dengan berbagai macam polymerase chain reaction (PCR)
keluhan dari berbagai sistem organ positif, dan serokonversi macroscopic
sehingga sering didiagnosis dengan agglutination test (MAT) dari negatif
meningitis, hepatitis, nefritis, fever of menjadi positif.
unknown origin (FUO), influenza, sindrom
Kawasaki, sindrom syok toksik, dan Diagnosis banding
penyakit Legionela.9 Terdapat beberapa diagnosis banding
Pada anamnesis, penting untuk untuk leptospirosis, yaitu: influenza, demam
menanyakan identitas pasien, misalnya dengue dan demam berdarah dengue,
pekerjaan dan tempat tinggal untuk yellow fever, rickettsiosis, malaria,
menunjukkan apakah pasien termasuk pielonefritis, meningitis aseptik, demam
orang berisiko tinggi atau tidak kontak tifoid, hepatitis virus, serta toksoplasmosis.1
dengan binatang atau tanah/air yang
terkontaminasi urin hewan. Gejala demam, Penatalaksanaan
nyeri kepala frontal, nyeri otot, mual, Medikamentosa
muntah, dan fotofobia dapat dicurigai ke Pengobatan dengan antibiotik yang
arah leptospirosis. Pada pemeriksaan fisik efektif harus dimulai segera setelah diduga
dijumpai demam, bradikardia, nyeri tekan diagnosis leptospirosis, sebaiknya sebelum
otot, hepatomegali, dan lain-lain.9 hari ke-5 setelah onset penyakit. Umumnya
dokter mengobati dengan antibiotik tanpa
Kriteria dan gejala klinis menunggu timbulnya penyakit. Uji
Terdapat tiga kriteria yang ditetapkan serologik tidak menjadi positif sampai
dalam mendefinisikan kasus Leptospirosis, sekitar seminggu setelah onset penyakit, dan
yaitu:14 kultur tidak dapat menjadi positif selama
1. Kasus suspek: Demam akut dengan atau beberapa minggu.10 Kesulitan melihat hasil
tanpa sakit kepala, disertai nyeri otot, pengobatan ialah bahwa umumnya
lemah (malaise), conjungtival suffusion, leptospira merupakan penyakit self limiting
dan riwayat terpapar dengan lingkungan dengan prognosis yang cukup baik.2
yang terkontaminasi atau aktifitas yang Kasus leptospirosis berat harus
merupakan faktor risiko leptospirosis diberikan penisilin dosis tinggi IV
dalam kurun waktu 2 minggu. (benzylpenicillin IV 30 mg/kg, maksimal
2. Kasus probable: Dinyatakan probable 1,2 g, per 6 jam selama 5-7 hari). Kasus
disaat kasus suspek memiliki dua gejala yang lebih ringan dapat diobati dengan
klinis di antara berikut: nyeri betis, antibiotik oral seperti amoksisilin,
ikterus, manifestasi pendarahan, sesak ampisilin, doksisiklin (2 mg/kg, maksimal
nafas, oliguria atau anuria, aritmia 100 mg, setiap 12 jam selama 5-7 hari),
jantung, batuk dengan atau tanpa atau eritromisin. Sefalosporin generasi
Rampengan: Leptospirosis 149

ketiga, seperti ceftriaxone dan cefotaxime, sung berbulan-bulan, bahkan bertahun-


dan kuinolon juga efektif. Reaksi Jarisch- tahun. Pada anak angka kematian lebih
Herxheimer dapat terjadi setelah rendah dibandingkan dewasa.2 Gejala sisa
pengobatan penisilin.9,11 mungkin terjadi, termasuk kelelahan kronis
Kularatne et al.15 di Sri Langka dan gejala neuropsikiatri lainnya seperti
melaporkan bahwa pemberian metil- sakit kepala, paresis, kelumpuhan,
prednisolon 500 mg IV selama 3 hari pada perubahan suasana hati, dan depresi.1
pasien leptospirosis berat dengan angka Sekitar sepertiga kasus yang menderita
kematian 16 orang dari total 149 orang meningitis aseptik dapat mengalami nyeri
(10,7%) dibandingkan tanpa pemberian kepala periodik. Beberapa pasien dengan
metil prednisolon dengan angka kematian riwayat uveitis leptospirosis mengalami
17/78 (21,8%) dengan P < 0,025. kehilangan ketajaman penglihatan dan
pandangan yang kabur. Leptospirosis
Terapi suportif dan dialysis selama kehamilan dapat menyebabkan
Kasus berat perlu dirawat di rumah kematian janin, aborsi, atau lahir mati.3
sakit dengan perawatan suportif agresif dan Tingkat fatalitas kasus di berbagai
pengawasan ketat pada keseimbangan belahan dunia telah dilaporkan berkisar dari
cairan dan elektrolit. Peritoneal dialisis atau <5%-30%. Angka ini tidak terlalu dapat
hemodialisis diindikasikan pada gagal dipercaya karena di banyak daerah terjadi-
ginjal. Perawatan suportif yang baik dan nya penyakit ini tidak terdokumentasi
dialisis telah mengurangi mortalitas dengan baik. Selain itu, kasus ringan
penyakit ini dalam beberapa tahun terakhir. mungkin tidak terdiagnosis sebagai lepto-
Bila protrombin terganggu dapat diberikan spirosis. Penyebab penting kematian
vitamin K.1 termasuk gagal ginjal, gagal jantung-paru,
dan perdarahan luas. Gagal hati jarang
Komplikasi menjadi penyebab, meskipun timbul ikterik.
Meningitis aseptik merupakan kompli- Perbaikan prognosis leptospirosis berat
kasi yang paling sering ditemukan, namun akhir-akhir ini terjadi karena penggunaan
dapat pula terjadi ensefalitis, mielitis, hemodialisis sebagai sarana penunjang
radikulitis, neuritis perifer (tidak biasa) gagal ginjal reversibel yang mungkin terjadi
pada minggu kedua karena terjadinya dalam beberapa kasus dan diberikannya
reaksi hipersensitivitas.2 Komplikasi berat perawatan suportif yang agresif.3,10
pada penderita leptospirosis berat dapat
berupa syok, perdarahan masif dan ARDS Pencegahan
yang merupakan penyebab utama kematian Pemberian doksisiklin 200 mg/minggu
leptospirosis berat. Syok terjadi akibat dapat memberikan pencegahan sekitar 95%
perubahan homeostasis tubuh yang pada orang dewasa yang berisiko tinggi,
berperan pada timbulnya kerusakan namun profilaksis pada anak belum
jaringan.3 Gagal ginjal, kerusakan hati, ditemukan. Pengontrolan lingkungan
perdarahan paru, vaskulitis dan ganguan rumah dan penggunaan alat pelindung diri
jantung berupa miokarditis, perikarditis dan terutama di daerah endemik dapat
aritmia jarang ditemukan walaupun memberikan pencegahan pada penduduk
umumnya sebagai penyebab kematian. berisiko tinggi walaupun hanya sedikit
Meskipun jarang dapat ditemukan uveitis manfaatnya. Imunisasi hanya memberikan
setelah 2 tahun timbul gejala leptospira.2 sedikit perlindungan karena terdapat
serotipe kuman yang berbeda.3
Prognosis
Prognosis umumnya baik dan pasien Simpulan
dapat sembuh total dari leptospirosis. Pada Leptospirosis terjadi secara insidental
beberapa pasien, pemulihan dapat berlang- dan umumnya ditularkan melalui kencing
150 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm. 143-150

tikus saat terjadi banjir. Manifestasi 7. Chaparro S, Montoya JG. Borrelia &
leptospirosis yaitu dari self limited, gejala leptospirosis species. In: Wilson WR,
ringan hingga berat bahkan kematian bila Sande MA, penyunting. Current
terlambat mendapat pengobatan. Diagnosis & Treatment in Infectious
Pemeriksaan baku emas leptospirosis Diseases (1st ed). New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill, 2001; p.
dengan microscopic agglutination test. 680-9.
Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang 8. Speelman P. Leptospirosis. Harrison’s
cepat akan mencegah perjalanan penyakit Principles of Internal Medicine (17th
yang berat. Terapi diberikan medika- ed). New York: Mc Graw Hill, 2008; p.
mentosa dengan antibiotik dan suportif. 988-91.
Prognosis umumnya baik namun bisa terjadi 9. Steele JH. Leptospirosis. In: Pickering LK,
gejala sisa. Pencegahan dini terhadap yang penyunting. Report of The Committee
memiliki faktor resiko terinfeksi, diharapkan on Infectious Disease (25th ed). Elk
dapat melindungi dari serangan leptospirosis. Grove Village: American Academy of
Pediatrics, 2009; p. 370-2.
10. Speck WT, Toltziis P. Leptospirosis. In:
DAFTAR PUSTAKA
Behrman RE, Kliecman RM, Nelson
1. Terpstra WJ, Adler B, Ananyina B, Andre- WE, editors. Nelson Textbook of
Fontaine G, Ansdell V, Ashford DA, Pediatrics (16th ed). Philadelphia: WB
et al. Human leptospirosis: guidance Saunders, 2000; 908-9.
for diagnosis, surveillance and control. 11. Zein U. Leptospirosis. In: Sudoyo A,
Geneva; World Health Organization/ Setiyohadi B, Alwi I, editors. Buku
International Leptospirosis Society, Ajar Ilmu Penyakit Dalam (4th ed).
2003; p. 1-9; 21-3. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
2. Soedarma SP, Garna H, Hadinegoro SR, Dalam FK UI, 2006; p. 1845-9.
Satara IH. Leptospirosis. In: Soedarma 12. Siswandari. Diagnosis leptospirosis.
SP, Garna H, Hadinegoro SR, Satara Mandala of Health. 2006;2:33-45.
IH, editors. Buku Ajar Infeksi dan 13. Adang M. Diagnosis Laboratorium
Pediatri Tropis (2nd ed). Jakarta: Badan Leptospirosis. Mutiara Medika. 2006:
penerbit IDAI, 2008; p. 364-9. 6;43-53.
3. Setadi B, Setiawan A, Effendi D. 14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Leptospirosis. Sari pediatri. 2013;15: Leptospirosis: Kenali dan waspada.
163-7. [cited 2016 Jan 2]. Available from:
4. Priyanto A, Hadisaputro S, Santoso L, http://www.depkes.go.id/article/
Gasem H, Adi S. Faktor-faktor risiko view/15022400002/leptospirosis-
yang berpengaruh terhadap kejadian kenali-dan-waspadai. html.
leptospirosis (Studi kasus di Kabupaten 15. Kularatne SA, Budagoda BD, de Alwis
Demak). Jurnal Epidemiologi VK, Wickramasinghe WM, Bandara
Universitas Diponegoro. 2008: 2-5. JM, Pathirage LP, et al. High efficacy
5. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. of bolus methylprednisolone in severe
Medical Microbiology (25th ed). New leptospirosis: a descriptive study in Sri
York: Mc Graw Hill, 2010; p. 483-7. Langka. Postgrad Med J
6. Garcia LS, Isenberg HD. Clinical 2011;87(1023):13-7.
Microbiology Procedures (3rd ed).
Washington DC: ASM Press, 2010.

Anda mungkin juga menyukai