Judul Asuhan Keperawatan Gestational Diabetes Mellitus Dengan Aplikasi Teori Self Care Orem Nama jurnal, University Research Colloqium (Urecol), Tahun 2018 edisi dan tahun Latar belakang Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah peningkatan kadar glukosa plasma yang disebabkan oleh kehamilan yang pertama kali didiagnosis selama kehamilan. Insiden GDM berlipat ganda dari sekitar 4,5% pada tahun 1995 menjadi 9% pada 2015.1 Di seluruh dunia diperkirakan bahwa 16,2% kehamilan memiliki beberapa bentuk hiperglikemia 2017, sebagian besar (86,4%) adalah GDM.2 Meskipun GDM biasanya hilang setelah melahirkan, ibu dan ibu hamil anak-anak mereka berisiko terkena diabetes tipe 2 selama sisa hidup mereka. Dengan nada yang sama, sekitar setengah dari wanita dengan riwayat GDM mengembangkan diabetes tipe 2 selama 5 sampai 10 tahun ke depan Jika perawatan dan intervensi yang tepat diberikan, komplikasi maternal, janin, dan neonatal dapat terjadi menurun atau bahkan dicegah. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh panduan perawatan diri pada diabetes gestasional mellitus (GDM) Metodologi Studi uji klinis acak ini dilakukan pada 152 wanita yang mengalami GDM. kelompok intervensi terpapar paket panduan perawatan diri dengan tiga sesi pendidikan tatap muka. Seddangkan pada kelompok kontrol menerima layanan klinis rutin termasuk kunjungan oleh dokter dan pelatihan singkat tentang nutrisi, kontrol glukosa darah, dan suntikan insulin Hasil Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal rata-rata glukosa plasma puasa (p = 0,163). Namun, rata-rata kadar glukosa plasma dua jam postprandial pada kelompok intervensi (105,1 ± 17,6) lebih rendah dari pada kelompok kontrol (127,2 ± 20,5) (p <0,001) (Tabel 3). Rata-rata skor apgar lebih tinggi pada diantara bayi baru lahir pada kelompok intervensi, dibandingkan skor dalam kelompok kontrol (p <0,001) (Tabel 4). Berat badan ketika lahir (p = 0,268), usia saat melahirkan (p = 0,184) dan jenis persalinan (p = 0,274) tidak berbeda antara 2 kelompok. Mayoritas ibu pada kedua kelompok melakukan persalinan sesar (p = 0,274). Rawat inap pascapartum berbeda antara kedua kelompok pada neonatus di kelompok kontrol diketahui hasil 27,6% sedangkan ditemukan hasil 8,0% pada kelompok intervensi (p = 0,002) (Tabel 4). Penyebab utama rawat inap neonatal adalah ikterus (59,3%), gangguan pernapasan (25,9%) dan prematuritas. (11,1%). Risiko rawat inap neonatal (Risiko Relatif [RR] = 3.6) dan kadar glukosa plasma dua jam postprandial lebih besar dari 120 mg / dl (RR = 3,2) lebih tinggi pada kelompok kontrol Pembahasan Keenam kasus kelolaan usia kehamilannya rata-rata 30 minggu sampai 37 minggu. Klien masih membutuhkan perawatan selama kehamilan agar tidak terjadi komplikasi GDM yang berlanjut. Berdasarkan pengkajian Orem terdapat kesamaan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu defisit perawatan diri: kontrol kadar gula darah dan kesiapan meningkatkan perawatan diri: memonitor gerakan janin. Pada respons psikologis terhadap penyakit ditemukan masalah keperawatan yang tidak sama yaitu masalah keperawatan cemas hanya terjadi pada tiga klien. Respons psikologi lain yang ditemukan adalah menerima kehamilannya dan berusaha merawatnya. Risiko cidera janin muncul pada satu kasus kelolaan yang dirawat dirumah sakit kerena bayi besar dan pematangan paru. Kesimpulan Penulis merekomendasikan pentingnya pemberian edukasi tentang perawatan ibu hamil dengan GDM untuk meningkatkan kemandirian klien dalam mengatur diet sesuai anjuran hahli gizi, mandiri dalam melakukan latihan fisik ringan seperti jalan kaki di pagi hari, mandiri dalam mengukur gulah darah, mengecek pergerakan janin secara mandiri. Sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan dengan GDM
Referensi Riyanti E., Setyowati dan Afiyanti Y. 2018. Asuhan
Keperawatan Gestational Diabetes Mellitus Dengan Aplikasi Teori Self Care Orem. University Research Colloqium (Urecol)