Anda di halaman 1dari 11

Makalah

”Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi Evaluasi Program


Pendidikan”

DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Ilmu Pendidikan Islam
Semester 5

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V / MPI2

MOH. KIPLI A LAKO : 181030061


ZEN HAYAT ADIWANGSA : 181030035
TISA SAGITA : 181030041
NURAFIA : 181030135
LIZA HIDAYANTI : 181030141
MASWAR : 1810300

Dosen Pengampu:
Dr.H. MOHSEN, M.M.

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.

Salawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas

perjuangan beliau kita dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi

samudera kehidupan ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai

”Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi Evaluasi Program Pendidikan” dalam

rangka memenuhi tugas mata kuliah evaluasi program pendidikan.

Makalah ini telah dibuat berdasarkan hasil diskusi kelompok kami. Oleh karena

itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah

ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik

yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan

untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palu, 01 November  2020

Penulis
Kelompok V
DAFTAR ISI

Halaman Sampul…………………………………………………………….

Kata Pengantar………………………………………………………………

Daftar Isi…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………

B. Rumusan Masalah……………………………………….

C. Tujuan Penelitian………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyusunan Kesimpulan Evaluasi Program


Pendidikan......................................................................
B. Perumusan Rekomendasi Evaluasi Program
Pendidikan........................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………..

B. Saran……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudut pandang tersebut di antaranya dari pemerintah selaku pembuat kebijakan,
dari masyarakat sebagai pengguna, dari pendidik, misalnya ditinjau dari sisi efektivitas
program, kebermanfaatan program, hasil dan dampak program, dan lain-lain. Namun,
dari berbagai sudut pandang tersebut, satu hal yang menjadi kata kunci yakni harapan
akan perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Agar memenuhi harapan
tersebut, kegiatan pemantauan dan evaluasi program perlu dilakukan secara objektif,
reliabel, dan menghasilkan laporan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan dan
membuat keputusan yang lebih baik. Harus diakui kritik sering muncul tebtang sistem
pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang, kurikulum yang tidak tepat dengan
mata pelajaran yang terlalu banyak dan tidak terfokus pada hal-hal yang seharusnya
diberikan dan sebagainya. Akan tetapi masalah yang paling serius pada sistem
pendidikan kita adalah kurangnya evaluasi. Sehingga sering terjadi perubahan dalam
sistem pendidikan yang mungkin disebabakan oleh kurangnya informasi dan kurangnya
suatu sistem standar untuk memperoleh informasi tersebut.
Evaluasi juga harus dipahami sebagai bagian dari supervisi. Evaluasi tidak hanya
berurusan pada nilai yang diukur berdasarkan penyelesaian soal-soal, tetapi evaluasi
program pendidikan akan mengkaji banyak faktor. Dengan demikian evaluasi program
perlu diperkenalkan kepada seluruh pendidik, karena evaluasi sangat penting dalam
pengembangan mutu pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana cara mengetahui kesimpulan evaluasi program pendidikan ?
2. Bagaimana cara mengetahui rekomendasi evaluasi program pendidikan ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kesimpulan evaluasi program pendidikan
2. Untuk mengetahui rekomendasi evaluasi program pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan Kesimpulan Evaluasi Program Pendidikan


Kesimpulan adalah sesuatu inti dari sederetan informasi atau sajian yang
menyatakan tentang status program yang sedang dievaluasi. Istilah untuk proses
pembuatan kesimpulan adalah menarik kesimpulan (simpilan). Kata “menarik”
mengandung makna mengindahkan status sesuatu dari suatu tempat menuju tempat
yang lain, yang lebih dekat dengan pihak yang melakukan tarikan.
Pengertian istilah tersebut dapat dipahami bahwa kesimpulan berasl dari suatu
volume yang besar dan bermassa berat untuk diambil intisarinya, diabstraksikan atau
diperas hingga menjadi sesuatu yang solid dan bervolume kecil dan bermassa ringan,
maupun padat dalam arti demikian, istilah menarik adalah menggerakan sesuatu ke
bentuk lain yang lebih simpel, ringan, namun tidak mengesampingkan kelengkapannya.
Di dalam proses evaluasi program, kesimpulan diambil dari atau dibuat
berdasarkan analisis data yang sudah disajikan dalam bentuk kalimat pernyataan
kualitatif yang menunjukan keadaan atau sifat sesuatu sehingga didalam gerakan
kegiatan program dengan cepat dapat diketahui di mana posisi hasil kegiatan tersebut
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan rumusan pernyataan bersifat
kualitatif ini diharapkan bahwa di dalam kesimpulan tersebut tidak mencantumkan
angka – angka resiko, peresentase, lebih – lebih lagi masih dalam bentuk frekuensi.
Mengapa didalam laporan kegiatan evaluasi program evaluasi program
pendidikan perlu kesimpulan ?
Kesimpulan perlu dibuat dalam evaluasi program karena kegiatan ini bersifat
dicition oriented diterjemahkan menjadi berorientasi pada pengambilan keputusan. Jadi
kesimpulan harus ada karena berada dalam rangkain proses, dan hal itu sangat
dibutuhkan bagi para pengambil keputusan untuk tindak lanjutan dari kegiatan sebuah
program.
Di dalam karya tulis, kesimpulan merupakan intisari dari suatu proses.
Kesimpulan dibuat sesudah proses penyajian data, namun sebetulnya sumber informasi
untuk kesimpulan ini juga dapat diambil dari tabel – tabel yang juga dijadikan dasar
analisis data. Bagaimanapun ketika evaluator menyajikan data, bukan hanya
berdasarkan pada hasil analisis data, tetapi juga dari tabulasi data. Berikut ini dapat
dilihat.
Penyusunan kesimpulan evaluasi program pendidikan :
DATA TABULASI ANALISIS
MENTAH DATA DATA

PENYAJIAN
DATA

KESIMPULAN

Agar kesimpulan dapat tepat, maka rumusannya harus singkat, jelas, dan
ringkasan. Rumusan kesimpulan tidak menggunakan angka lagi, tetapi dimaknai dengan
kata – kata predikat, seperti baik, berkualitas tinggi, cukup mengesankan, tidak menarik,
dan sebagainya. Contohnya kesimpulan evaluasi program kompensasi dana subsidi
pendidikan (DSP) untuk jenjang SD sampai dengan SMA/SMK di kota X adalah
sebagai berikut :
a. Kecapain tujuan kompensasi DSP
Secara umum, tujuan dari program kompensasi DSP sudah tercapai dengan baik,
yaitu masyarakat mendapatkan bantuan keringanan biaya pendidikan yang biasanya
dikenakan kepada mereka dalam bentuk DSP kelas I, daftar langsung, dan SPP bulanan.
Guru – guru mendapatkan tambahan kesejahteraan yang cukup berarti dalam
meningkatkan semangat kerjanya.
b. Sasaran program
Belum semua kalangan masyarakat/sekolah tercakup dalam program ini.
Program baru menjangkau orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di sekolah
yang bersetatus negeri, dan di bawa naungan dinas pendidikan kota.
c. Ketercakupan dan program DSP
Dana yang disalurkan melalui program ini ke sekolah – sekolah baru
mencangkup sebagian kecil kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan.
Jika dikaitkan dengan besarnya dana yang harus kecil saja kebutuhan biaya langsung
pendidikan anak – anak.
d. Efektivitas penggunaan dana sekolah
Semua sekolah telah menggunakan dana yang bersumber dari DSP sesuai
dengan peruntukan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota.
e. Sistem pengawasan
Pengawasan yang dilakukan oleh internal sekolah dan pihak dinas pendidikan
kota juga cukup efektif dalam membimbing dan mengawasi jalannya pelaksanaan
program kompensasi DSP.
Kesimpulan umum dari program yang dievaluasi, yaitu program kompensasi
DSP di kota X bahwa program tersebut sudah cukup baik dilaksanakan, namun
cangkupannya belum meluas ke semua kalangan masyarakat di kota tersebut, dan
besaran dan tampaknya belum mampu mencukupi kebutuhan sekolah dan membantu
banyak pengeluaran masyarakat kebutuhan langsung untuk pendidikan anak – anak
mereka
B. Perumusan Rekomendasi Evaluasi Program Pendidikan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta
kesimpulan mengenai konsep guru tentang evaluasi dan aplikasinya dalam proses
pembelajaran di Sekolah Dasar, maka penulis perlu memberikan rekomendasi yang
diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak terkait, sebagaimana juga diharapkan dalam
penelitian ini. Rekomendasi ini akan ditujukan kepada guru.
Kepala Sekolah, orang tua, penilik agama dan penelitian lebih lanjut.
1. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam
Sesuai dengan hasil penelitian, guru diharapkan dapat lebih memahami tujuan
evaluasi yang lebih komprehensif dan utuh. Tujuan evaluasi hendaknya memperhatikan
tujuan itu sendiri, yang lebih banyak menekankan domain psikomotor dan afektif
daripada domain kognitif. Tujuan evaluasi harus dirumuskan dengan jelas, karena akan
menjadi acuan guru dalam menyusun perencanaan evaluasi dan mengatur strategi
evaluasi. Di samping itu, kepentingan evaluasi bukan hanya dilihat sebagai salah satu
komponen pembelajaran, tetapi juga penting dalam rangka memberikan feed-back
terhadap semua komponen pembelajaran, yang pada gilirannya dapat dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan. Lebih jauh dari itu, evaluasi penting dilakukan untuk
memberikan motivasi, promosi, dan penghargaan. Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengkaji secara mendalam tentang pentingnya evaluasi dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, guru perlu memahami prosedur evaluasi, mulai dari menyusun kisi-
kisi, membangun soal dan perangkatnya sampai dengan penggunaan hasil evaluasi itu
sendiri. Mengikuti prosedur ini hendaknya selalu dibiasakan agar guru dapat
melaksanakan kegiatan evaluasi secara sistematis dan lebih terarah. Jika perlu, guru
dapat membuat prosedur evaluasi yang dibakukan untuk dijadikan pedoman dalam
setiap melaksanakan kegiatan evaluasi. Guru juga perlu mengetahui dan memahami
berbagai teknik evaluasi, baik tes maupun non-tes, bahkan guru harus terampil
menggunakannya. Dengan demikian, guru dapat mengetahui hasil belajar siswa secara
komprehensif dan holistik, baik dalam domain kognitif, afektif maupun psikomotor.

Konsep guru tentang evaluasi hendaknya tidak berhenti sampai pada pemberian
nilai, tetapi lebih jauh dari itu, guru juga harus memahami bagaimana menggunakan
hasil evaluasi untuk berbagai kepentingan, seperti : perbaikan sistem pembelajaran,
pemberian penghargaan, memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, dan sebagainya. Hal
ini sejalan dengan tujuan dan fungsi evaluasi itu sendiri.

Dalam aplikasi evaluasi, guru hendaknya terampil membuat perencanaan, karena


melalui perencanaan ini, guru dapat memetakan keseluruhan hasil belajar yang ingin
dicapai, termasuk jenjang kemampuan dan tingkat kesukaran item. Perencanaan
evaluasi bukan hanya dibuat ketika ujian akhir catur wulan/semester (sumatif) tetapi
juga untuk ulangan harian dan tugas-tugas yang ingin diberikan kepada siswa
(subsumatif). Perencanaan evaluasi sumatif biasanya dibuat setelah keseluruhan
program dilaksanakan, sedangkan perencanaan evaluasi sub-sumatif dapat dibuat
sebelum program dilaksanakan.

Di samping guru harus dapat menyusun perencanaan evaluasi dengan baik, guru
juga harus dapat melaksanakan evaluasi dengan baik. Apa artinya suatu perencanaan,
bila tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, penulis ingin merekomendasikan
kepada guru tentang hal-hal sebagai berikut :

a. Guru hendaknya memahami pelaksanaan evaluasi sebagai suatu keseluruhan dalam


sistem evaluasi, bukan merupakan bagian yang terpisah. Artinya, setiap kegiatan
evaluasi harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, baik yang menyangkut
tentang indikator, jenis dan bentuk tes, waktu, maupun jumlah soal.
b. Pelaksanaan evaluasi bukan hanya suatu “keharusan”, tetapi harus dilihat oleh guru
sebagai suatu “kebutuhan”. Oleh sebab itu, guru harus dapat menciptakan situasi dan
kondisi yang kondusif dalam pelaksanaan evaluasi, sehingga tidak terkesan menakut-
nakuti anak.
c. Guru hendaknya selalu memberikan rangsangan dan motivasi kepada siswa yang
memiliki prestasi belajar tinggi agar mereka dapat mempertahankan prestasi tersebut
pada masa yang akan datang. Bagi siswa yang memperoleh prestasi kurang agar tetap
didorong untuk lebih giat lagi dalam belajarnya. Bagaimanapun, dalam “kurva
normal” selalu ada siswa yang memperoleh prestasi tinggi, sedang dan kurang.
d. Guru hendaknya tidak menentukan prestasi siswa hanya berdasarkan angka hasil tes,
tetapi juga memperhatikan sikap dan keterampilannya sehari-hari di sekolah. Hal ini
dimaksudkan agar prestasi yang diperoleh siswa betul-betul menunjukkan prestasi
yang utuh.
e. Guru hendaknya tidak menjadikan hasil tes formatif sebagai dasar untuk menentukan
nilai akhir siswa, karena fungsi formatif adalah untuk perbaikan dan penyempurnaan
sistem pembelajaran.
Untuk mengembangkan kemampuan guru dalam bidang evaluasi secara
menyeluruh, guru harus banyak membaca buku sumber tentang evaluasi, seperti buku
pedoman evaluasi/penilaian bidang studi dalam kurikulum nasional, buku-buku evaluasi
pendidikan dan prestasi belajar yang diterbitkan secara umum, dan sebagainya. Di
samping itu, guru juga dituntut agar banyak mengikuti kegiatankegiatan ilmiah yang
membahas tentang evaluasi, seperti diskusi kelompok antar gugus sekolah, pelatihan,
seminar, dan lokakarya, sehingga guru diharapkan dapat melaksanakan kegiatan
evaluasi secara profesional.
Keberhasilan melaksanakan pembelajaran ditentukan pula oleh tanggung jawab
guru melakukan evaluasi. Oleh sebab itu, evaluasi hendaknya dipandang sebagai suatu
proses untuk memberikan penguatan (reinforcement), penghargaan dan motivasi kepada
siswa, sehingga pembelajaran diharapkan betul-betul bermakna. Kegiatan evaluasi juga
tidak hanya untuk melaksanakan tanggung jawab
administratif, tetapi juga harus diarahkan kepada tanggung jawab profesional.
Hal ini dimaksudkan agar kegiatan evaluasi tidak dilaksanakan secara sembarangan atau
hanya untuk memenuhi tuntutan administratif, tetapi betul-betul dilandasi dengan
tangggung jawab profesional, sehingga diharapkan hasil evaluasi mencerminkan
keutuhan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan evaluasi di Sekolah Dasar, guru hendaknya betulbetul
berpegang teguh pada prinsip-prinsip umum evaluasi, yaitu kontinuitas, objektif,
menyeluruh, kooperatif, akuntabilitas dan terpadu, baik yang berkenaan dengan teori
maupun praktek. Hal ini penting, mengingat usia Sekolah Dasar merupakan usia
peletakan dan penanaman nilai-nilai dasar keagamaan yang berbasis pada pendekatan
pengalaman dan pembiasaan. Oleh sebab itu, harus ada keseimbangan antara evaluasi
teori dan evaluasi praktik dengan menggunakan berbagai teknik evaluasi secara
bervariasi, seperti : teknik tes (tertulis, lisan dan perbuatan) dan teknik non-tes
(observasi, wawancara, skala sikap, dan sebagainya). Guru tidak cukup hanya
melakukan evaluasi yang bersifat pengetahuan saja, tetapi juga afektif dan psikomotor.
Pengetahuan berkenaan dengan pengetahuan agama itu sendiri, afektif berkenaan
dengan sikap dan akhlak anak sehari-hari di sekolah, dan psikomotor berkenaan dengan
keterampilan melakukan praktik ibadah. Guru hendaknya dapat menggunakan hasil
evaluasi untuk berbagai kepentingan, antara lain : sebagai bahan laporan untuk berbagai
pihak (orang tua, masyarakat, pemerintah, Kepala Sekolah, dan siswa), sebagai
feedback untuk perbaikan sistem pembelajaran, sebagai landasan untuk melakukan
diagnosis terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa, dan sebagai dasar untuk
memberikan bimbingan. Sebagai bahan laporan, guru dapat mencatat seluruh hasil
evaluasi siswa secara tertulis dalam satu semester atau satu tahun, baik dalam buku
raport maupun lembaran khusus hasil evaluasi, kemudian disampaikan kepada pihak-
pihak terkait. Untuk praktisnya, guru bisa juga mengundang semua stakeholder sekolah
dalam suatu pertemuan khusus. Tujuannya adalah melaporkan hasil evaluasi dan
penjelasanpenjelasan teknis lainnya, bahkan ada peluang bagi guru untuk
menyampaikan rencana program pembelajaran pada masa yang akan datang.
Selanjutnya, guru dapat menggunakan hasil evaluasi, terutama hasil tes formatif
sebagai feedback untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem pembelajaran, seperti :
mengulangi pelajaran, memperbaiki metode mengajar atau melanjutkan pelajaran
berikutnya. Guru hendaknya menggunakan hasil evaluasi untuk bimbingan, terutama
bimbingan praktik ibadah, karena masih banyak sekali siswa SD yang belum bisa
melaksanakan praktik ibadah dengan baik dan benar, seperti : sholat, baca-tulis al-
Qur’an, wudhu’, tayamum, adzan dan iqomah, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan adalah sesuatu inti dari sederetan informasi atau sajian yang
menyatakan tentang status program yang sedang dievaluasi. Istilah untuk proses
pembuatan kesimpulan adalah menarik kesimpulan (simpilan). Kata “menarik”
mengandung makna mengindahkan status sesuatu dari suatu tempat menuju tempat
yang lain, yang lebih dekat dengan pihak yang melakukan tarikan.
Sesuai dengan hasil penelitian, guru diharapkan dapat lebih memahami tujuan
evaluasi yang lebih komprehensif dan utuh. Tujuan evaluasi hendaknya memperhatikan
tujuan itu sendiri, yang lebih banyak menekankan domain psikomotor dan afektif
daripada domain kognitif. Tujuan evaluasi harus dirumuskan dengan jelas, karena akan
menjadi acuan guru dalam menyusun perencanaan evaluasi dan mengatur strategi
evaluasi.
penulis ingin merekomendasikan kepada guru tentang hal-hal sebagai berikut :
a. Guru hendaknya memahami pelaksanaan evaluasi sebagai suatu keseluruhan dalam
sistem evaluasi.
b. Pelaksanaan evaluasi bukan hanya suatu “keharusan”, tetapi harus dilihat oleh guru
sebagai suatu “kebutuhan”.
c. Guru hendaknya selalu memberikan rangsangan dan motivasi kepada siswa yang
memiliki prestasi belajar tinggi agar mereka dapat mempertahankan prestasi tersebut
pada masa yang akan datang.
d. Guru hendaknya tidak menentukan prestasi PAI siswa hanya berdasarkan angka hasil
tes, tetapi juga memperhatikan sikap dan keterampilannya sehari-hari di sekolah.
e. Guru hendaknya tidak menjadikan hasil tes formatif sebagai dasar untuk menentukan
nilai akhir siswa, karena fungsi formatif adalah untuk perbaikan dan penyempurnaan
sistem pembelajaran.
Untuk mengembangkan kemampuan guru dalam bidang evaluasi secara
menyeluruh, guru harus banyak membaca buku sumber tentang evaluasi, seperti buku
pedoman evaluasi/penilaian bidang studi dalam kurikulum nasional, buku-buku evaluasi
pendidikan dan prestasi belajar yang diterbitkan secara umum, dan sebagainya.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan harapan semoga makalah ini
Bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Apabila ada
kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, kami mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun dan memotivasi
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2008. Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis Bagi


Praktisi Pendidikan), Jakarta : Bumi Aksara

Widyoko. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik), Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tayibnasis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Prigram dan Istrumen Evaluasi untuk Program
Pendidikan dan Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta

Wirawan. 2011. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai