Anda di halaman 1dari 4

Nama : Moh Kipli A Lako

Nim : 181030061
Kelas : MPI 2 / Semester 4
Mata Kuliah : Manajemen Sekolah

A. Pengertian Manajemen Sekolah


Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani
Handoko (1995) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut
buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen
dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam
bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang
pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah
mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk
dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang
sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga
merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya
ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori
administrasi dan manajemen pada umumnya.
B. Tujuan Manajemen Sekolah
Tujuan Utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan
pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan
penyederhanaan birokrasi. Implementasi MBS menuntut dukungan tenaga
kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja
yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta
mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang
tindih.MBS memberi peluang pada kepala sekolah dan guru serta peserta
didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan
masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial, dan lain sebagainya yang
tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan profesionalisme yang dimiliki.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS
yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan
beberapa keuntungan berikut:
1. kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada
peserta didik, orang tua, dan guru
2. bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal
3. efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti,kehadiran, hasil
belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim
sekolah.

Efektivitas penerapan MBS berpijak pada 6 hal berikut ini

1. Otonomi, fleksibilitas dan responsiviats


2. Direncanakan oleh kepala sekolah dan komunitas sekolah
3. Penerapan atau adaptasi aturan baru oleh kepala sekolah
4. Partisipasi dari lingkungan sekolah
5. Kolaborasi antar staf
6. Hubungan baik antara kepala sekolah dan guru
C. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH
Seperti manajemen pada umumnya, kegiatan manajemen sekolah dalam
mencapai tujuan adalah melalui penerapan fungsi-fungsi : perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pembiayaan,
dan pengawasan dengan menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia. Berikut akan diuraikan fungsi dari manajemen sekolah:
a. Fungsi perencanaan
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan
bagi terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Perencanaan adalah sasaran bergerak dari keadaan masa kini ke suatu
keadaan pada masa yang akan dating sebagai suatu proses yang
menggambarkan kerjasama untuk mengembangkan upaya peningkatan
organisasi secara menyeluruh. Perencanaan dibuat sebelum suatu kegiatan
dilakukan. Banghart dan Trull (1973) mengemukakan bahwa “educational
planning is first of all a rational process”. Perencanaan meliputi kegiatan
menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama
waktu yang diperlukan untuk mencapainya, berapa bayak biaya yang
dibutuhkan serta berapa personil yang diperlukan. Dalam kaitannya
dengan perencanaan, sekolah harus membuat rancana pengembangan
sekolah yang diterjemahkan menjadi program tahunan dan program
semester, dimana didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang sifatnya
dinamis dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
b. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. (Sagala,2007).
Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melakukan tugas
sesuai dengan prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian yang efektif
adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub
atau komponen-komponen organisasi secara proporsional.
Pengorganisasian sekolah adalah tingkat kemampuan kepala sekolah
bersama guru, tenaga kependidikan, dan personal lainnya di sekolah
melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang
direncanakan dengen menetukan sasaraan, menetukan struktur tugas,
wewenang dan tanggungjawab, dan menentukan fungsi-fungsi setiap
personil secara proporsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
sehingga terlaksananya tugas pada berbagai unsure organisasi.
Pengorganisasian juga menentukan alat-alat yang diperlukan,
pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya sekolah yang lebih
proporsional.
c. Fungsi penggerakan
Menggerakkan menurut Keith davis (1972) adalah kemampuan
membujuk orang-orang mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
penuh semangat. Menggarakkan dalam organisasi sekolah erat kaitannya
dengan peran dan fungsi kepala sekolah dalam memberikan motivasi
kepada guru dan seluruh komponen sekolah dalam melaksanakan tugas
dengan penuh antusias dan dedikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Prinsip utama dalam penggerakan ini adalah bahwa perilaku
dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan system imbalan yang positif
yang dikendalikan dengan cermat. Dalam melaksanakan fungsi
penggerakan, kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan
guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur
mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik
dapat meningkatkan mutu sekolah.
d. Fungsi pengkoordinasian
Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang,
lalu lintas informasi, dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya harus
seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang
telah dibagi, dikerjakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, tidak
asal jadi atau sekehendak hatinya saja. Dengan koordinasi yang baik, maka
dapat menghindarkan kemungkinan duplikasi dalam pembagian tugas,
perebutan hak dan tanggungjawab, ketidakseimbangan dalam berat
ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab,dsb. Koordinasi yang baik juga dapat menjelaskan bataw
waktu kerja yang harus dipertanggungjawabkan, memastikan kejelasan
tugas pokok dan fungsi masing-masing, terhindar dari komunikasi yang
buruk, semua personal sekolah mendengar apa yang ingin didengarnya
dari pimpinan sekolah dan dari rekan sejawatnya, sehingga dapat
mengarahkan semua pekerjaan sekolah menjadi lebih efektif dan efisien
dan menghasilkan kualitas sekolah yang kompetitif.
e. Fungsi pengarahan
Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan secara bersama
tetap melalui jalur yang telah disepakati bersama, tidak menyimpang yang
pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Menurut Rifai
(1972) secara operasional pengarahan dapat dipahami sebagai pemberian
petunjuk bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan
bimbingan selanjutnya dalam rangka perbaikan cara-cara bekerja,
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan instruksi yang diberikan
agar tidak menyimpang dari arah yang ditetapkan, menghindarkan
kesalahan-kesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan, dan
sebagainya. Jadi pengarahan harus dilakukan oleh pengarah yang
mempunyai kemampuan kepemimpinan agar orang yang diarahkan dapat
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
f. Fungsi pengawasan
Menurut Oteng Sutisna (1983), mengawasi adalah proses dengan
mana administrasi melihat apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa
yang seharusnya terjadi, jika tidak maka penyesuaian yang perlu
dibuatnya. Sedangkan Johnson (1973) menyatakan bahwa pengawasan
adalah fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap recana,
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya
dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Pengawasan diartikan sebagai
salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku personal sekolah dan
apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki, kemudian hasil pengawasan dipergunakan untuk perbaikan
kinerja sekolah (Sagala,2007). Pengawasan dan pengendalian sekolah
harus dilakukan oleh kepala sekolah , pengawasan layanan belajar harus
dilakukan oleh supervisor, dan pengawasan layanan teknis kependidikan
dilakukan oleh tenaga kependidikan yang diberi kewenangan untuk itu.
Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana,
kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksnakan dengan lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai