Anda di halaman 1dari 8

Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education

University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
Penerapan Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Kemampuan Motoric Halus Anak
Cerebral Palsy di SKh Al-Khairiyah Cilegon

Reggy Widya Wicaksana, Joko Yuwono, Yuni Tanjung Utami


Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kota Serang
Banten.
Email : reggywicaksana3590@gmail.com
jkyuwono@gmail.com
yunitanjungutami@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak cerebral palsy melalui
media permainan monopoli. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan single subject
research (SSR). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan desain A-B-A. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan ditampilkan melalui grafik garis. Subjek dalam penelitian
ini terfokus pada seorang anak cerebal palsy kelas VIII SMPLB dengan inisial FZ. Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa penggunaan media permainan monopoli dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak
cerebral palsy kelas VIII SMPLB di SKh Al-Khairiyah Cilegon. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya rata-rata
perolehan data pada ketiga target behavior. Hasil yang didapat dari target behavior 1 (menjangkau benda) pada fase
A1 (baseline 1) adalah 50%, setelah dilakukanya intervensi pada fase (B) rata-rata perolehan data yang didapat
meningkat menjadi 87,5% dan setelah diberikannya intervensi rata-rata perolehan data yang didapat pada fase A2
(baseline 2) adalah 78,25%. Untuk target behavior 2 (memegang) hasil rata-rata perolehan data yang didapat pada
fase A1 (baseline 1) adalah 43,75% setelah dilakukannya intervensi pada fase (B) rata-rata perolehan data yang
didapat meningkat menjadi 82%, dan setelah diberikan intervensi rata-rata perolehan data yang didapat pada fase A2
(baseline 2) adalah 71,85%. Lalu untuk target behavior 3 (menggerakan pergelangan tangan) hasil rata-rata
perolehan data yang didapat pada fase A1 (baseline 1) adalah 50%, setelah dilakukannya intervensi pada fase (B)
rata-rata perolehan data yang didapat meningkat menjadi 92%, dan setelah diberikannya intervensi rata-rata
perolehan data yang didapat pada fase A2 (baseline 2) adalah 81,25%. Dengan demikian maka ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan media permainan monopoli dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak cerebral palsy
kelas VIII SMPLB di SKh Al-Khairiyah Cilegon.

Kata kunci: Motorik halus, media permainan monopoli, cerebral palsy


umumnya kebanyakan anak tunadaksa
PENDAHULUAN
memiliki hambatan fisik sehingga
Anak berkebutuhan khusus adalah
mengalami gangguan pada koordinasi gerak,
anak yang memiliki keunikan tersendiri
persepsi, dan kognisi disamping adanya
dalam jenis dan karakteristiknya, yang
kerusakan saraf tertentu. Kerusakan saraf
membedakan dari anak-anak pada
yang disebabkan karena pertumbuhan sel
umumnya. Anak berkebutuhan khusus
saraf yang kurang atau adanya luka pada
adalah anak yang dalam proses pertumbuhan
sistem saraf pusat. Kelainan saraf utama
atau perkembangannya mengalami kelainan
menyebabkan adanya cerebral palsy,
atau penyimpangan fisik mental-intelektual
epilepsi, spina bifida dan kerusakan otak
sosial atau emosional dibanding dengan
lainnya. Perlu adanya pelayan khusus yang
anak-anak lain seusianya, sehingga mereka
menunjang kebutuhan anak cerebal palsy
memerlukan pelayanan yang khusus
yang sesuai dengan kebutuhan anak
(Darmawanti dan Jannah, 2004: 15).
terutama dalam layanan pendidikan dan
Anak-anak ini memiliki ciri khas
layanan pengembangan diri pada anak
sendiri dalam segi fisik dan karakteristiknya
cerebal palsy.
salah satunya adalah anak tunadaksa. Pada
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
Anak cerebral palsy merupakan halus dapat membantu anak di kehidupan
salah satu jenis anak tunadaksa, yang sehari harinya.
menurut klasifikasinya termasuk anak Sama halnya dengan anak cerebral
tunadaksa yang mengalami hambatan pada palsy yang akan diteliti, anak cerebral palsy
sistem cerebral. Cerebral palsy (CP) bukan ini memiliki hambatan perkembangan
suatu penyakit dalam pengertian bahasa, motorik halus seperti menjangkau,
tidak menular dan tidak progresif atau makin memegang, dan menggerakan jari-jemarinya
lama makin memburuk, kecuali tidak dilihat dari kasus yang peneliti amati ketika
mendapatkan penyembuhan yang benar anak kesulitan memegang pensil sewaktu
sehingga terjadi komplikasi. Mohammad proses pembelajaran berlangsung, membuka
Efendi (2006:117) . pintu ketika anak cerebral palsy akan keluar
Pernyataan tersebut menjelaskan kelas, kesulitan ketika mengancingkan baju
bahwa cerebral palsy bukanlah suatu pada saat berganti pakaian setelah jam
penyakit, melainkan kondisi tidak progresif pelajaran kesehatan jasmani dan mengambil
dan tidak menular sehingga mempengaruhi gayung ketika di kamar mandi. Hal tersebut
gerakan tubuh dan koordinasi otot. Menurut dikarenakan motorik halus anak cerebral
Mohammad Efendi (2006:118) “cerebral palsy ini belum terlalu baik. Tidak adanya
palsy merupakan kelainan yang latihan khusus untuk melatih motorik halus
menyebabkan adanya gangguan pada aspek anak menjadi suatu persoalan. Oleh karena
motorik karena adanya disfungsi otak”. itu latihan untuk meningkatkan kemampuan
hambatan yang paling menonjol pada anak motorik halus dibutuhkan oleh anak
cerebral palsy ialah dari aspek motorik, juga cerebral palsy.
mengalami hambatan lainnya seperti seperti Terdapat beberapa cara yang dapat
hambatan sensorik, kecerdasan, hambatan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
bicara, komunikasi serta hambatan emosi. gerak khususnya motorik halus, salah
Dari beberapa hambatan yang dimiliki anak satunya ialah melalui bermain sambil
cerebral palsy, kemampuan yang belajar. Bagi seorang anak bermain sambil
ditingkatkan dalam rangka mengembangkan belajar merupakan suatu kegiatan dimana
kemampuan emosi dan kemandiriannya anak dapat memperoleh pengetahuan dan
adalah motorik halus. pembelajaran. Melalui bermain, anak
Menurut Saputra dan Rudyanto mendapatkan pembelajaran yang
(2005:118) motorik halus merupakan mengandung aspek perkembangan kognitif,
kemampuan anak dalam beraktivitas dengan afektif, dan psikomotor. Seperti yang ditulis
menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti Mahendra dalam M. Thobroni dan Fairuzul
menulis, menggenggam, menggambar, Mumtaz (2011;49) bahwa bermain dapat
menyusun balok dan memasukan dadu. Jadi mengembangkan potensi anak dalam
motorik halus sangat penting untuk anak kehidupan kesehariannya, proses bermain
cerebral palsy karena motorik halus juga ditentukan oleh tahapan perkembangan
bermanfaat untuk tumbuh kembang anak anak. Anak usia 6 tahun tidak dapat
secara keseluruhan. Karena dengan motorik disamakan apabila bermain permainan anak
usia 12 tahun, sebab ada perbedaan dalam
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
perkembangan fisik, kognitif, emosional dan kemampuan motorik halus anak cerebral
sosial. Dalam kegiatan bermain, anak tidak palsy diantaranya permainan lego, puzzle,
akan terlepas dari kegiatan yang congklak, slime dan permainan monopoli.
menyertakan keterampilan motorik. Permainan monopoli berfungsi
Keterampilan motorik yang meliputi sebagai latihan untuk menstimulasi motorik
motorik kasar dan halus. Adapun permainan halus anak dan juga dapat meningkatkan
yang menggunakan motorik kasar antara interaksi sosial anak dalam proses
lain bermain bola, lompat tali, petak umpet, pembelajaran sehingga anak akan merasa
sedangkan motorik halus seperti meronce, senang untuk melakukan gerakan-gerakan
bermain congklak, dan bermain puzzle. dalam permainan dan lebih interaktif.
Permainan yang menggunakan Dengan permainan tersebut diharapkan anak
motorik halus tidak lepas dari penggunaan cerebral palsy mampu menggunakan tangan
keterampilan tangan seperti menggenggam, dan jemarinya. Monopoli dalam hal ini
menjangkau, melepaskan benda, merupakan media yang bertujuan untuk
menggerakan pergelangan tangan, meraba membantu anak agar dapat menggerakan
dan menulis. Dengan demikian keterampilan jemarinya dengan cara menjangkau bidak
motorik sangat diperlukan bagi anak monopoli, menggenggam, melepaskan dan
sehingga anak dapat melakukan aktivitas memindahkan dadu dan bidak.
secara mandiri. Berdasarkan permasalahan di atas
Kebanyakan anak cerebral palsy diberikan alternatif solusi untuk
belum mampu memaksimalkan motorik meningkatkan motorik halus anak cerebral
halusnya. Apabila tidak diberikan palsy dengan menggunakan permainan
bimbingan dan latihan secara terus menerus monopoli yang membuat anak akan aktif
dan bertahap. Seperti yang ditulis oleh dan banyak menggerakan tangan serta
Y.Suherman dalam Rissa (2011) “banyak jemarinya sehingga akan dapat melatih
persoalan anak dalam belajar, bersifat motorik halusnya.
perseptual motor sehingga penangannya Tujuan penelitian ini adalah untuk
hendak diarahkan pada pembinaan mengetahui peningkatan kemampuan
keterampilan perseptual motor”. pelatihan motorik halus anak cerebral palsy melalui
keterampilan motorik halus diberikan permainan monopoli di SKh Al-Khairiyah
dengan tujuan untuk melatih koordinasi Cilegon.
motorik halus atau melemaskan otot-otot
yang kaku, akibat dari kakunya otot -otot METODE PENELITIAN
tangan yang dialami anak cerebral palsy A. Metode Penelitian
menyebabkan anak tersebut sulit Metode yang digunakan dalam
menjangkau, menggenggam, melepas benda penelitian ini adalah metode penelitian
serta menulis dengan baik. Perlu adanya eksperimen. Metode penelitian eksperimen
latihan yang membuat anak dapat belajar merupakan metode percobaan untuk
menggerakan motorik halusnya, dengan mempelajari pengaruh dari variabel tertentu
kegiatan bermain sambil belajar seperti terhadap variabel yang lain, melalui uji coba
permainan yang dapat meningkatkan dalam kondisi khusus yang sengaja
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
diciptakan (Fathoni, 2016 : 99). Untuk C. Tempat dan Waktu Penelitian
mendukung mencari pengaruh perlakuan 1. Tempat Penelitian
terhadap sesuatu, penelitian ini Penelitian ini akan dilaksanakan di
menggunakan pendekatan penelitian dengan SKh. Al-Khairyah Kota Cilegon yang
subjek tunggal atau single subject research beralamat di Jln. Kh. Enggus Arja No.1,
(SSR). SSR yaitu suatu penelitian yang Citangkil, Kota Cilegon-Banten.
memfokuskan pada pengubahan perilaku 2. Waktu Penelitian
pada subjek, pengubahan perilaku Waktu penelitian berlangsung pada
dipengaruhi oleh adanya perlakuan yang pertengahan semester ganjil tahun ajaran
diberikan pada suatu subjek yang diteliti 2018/2019. Penelitian akan direncanakan
secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. pada bulan oktober sampai dengan bulan
Seperti yang dikemukakan oleh Sunanto, november.
et al. (2006: 41) bahwa “Pada desain subjek D. Variabel Penelitian
tunggal pengukuran variabel terikat atau 1. Variabel Bebas
perilaku sasaran (target behavior) dilakukan Variabel bebas dalam penelitian ini
berulang-ulang dengan periode waktu adalah Permainan monopoli. Dalam
tertentu”. penelitian ini permainan monopoli dijadikan
B. Desain Penelitian sebagai media pembelajaran dalam suatu
Desain penelitian dengan subjek proses pembelajaran yang diberikan kepada
tunggal yang akan digunakan peneliti pada siswa yang menjadi target behavior.
penelitian ini menggunakan desain A-B-A. Permainan monopoli disini adalah
Menurut Sunanto, et al (2006:61), permainan yang terdiri dari papan
mengatakan bahwa desain A-B-A permainan, bidak atau petak, dua buah dadu,
merupakan salah satu pengembangan dari kartu dana umum dan kesempatan, uang-
desain dasar A-B, desain A-B-A ini telah uangan dan lain-lain. Untuk dimainkan
menunjukkan adanya hubungan sebab akibat anak, yang diharapkan dengan media ini
antara variabel terikat dan variabel bebas. anak dapat tertarik dan dapat meningkatkan
Yang dimaksud kondisi di sini adalah kemampuan motorik halus anak saat proses
kondisi baseline sebelum dan sesudah belajar mengajar.
diberikan perlakuan/intervensi. Desain A-B- 2. Variabel Terikat
A dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Variabel terikat dalam penelitian ini
Grafik 3.1 adalah peningkatan kemampuan motorik
Desain A-B-A halus. Masih rendahnya kemampuan
motorik halus anak cerebral palsy dalam hal
menjangkau, menggenggam, melepas dan
menggerakan pergelangan tangannya yang
berakibat dalam proses belajar mengajar di
sekolah menjadi target behavior untuk
diberikan perlakuan dengan tujuan agar
kemampuan motorik halus dapat meningkat
ataupun berkembang.
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
Teknik Pengumpulan Data 2. Analisis Antar Kondisi
Teknik pengumpulan data dalam Analisis antar kondisi yaitu suatu
penelitian ini Peneliti menggunakan alat perubahan data antar satu kondisi dengan
pengumpul data berbentuk tes. Tes yang kondisi yang lain, mislanya kondisi baseline
dipakai adalah tes perbuatan. Tes perbuatan (A) ke dalam kondisi intervensi (B).
yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu 10 Komponen-komponen dalam analisis antar
soal perintah/perbuatan dalam kemampuan kondisi meliputi jumlah variabel, perubahan
motorik halus. kecenderungan arah dan efeknya, perubahan
Teknik Analisis Data kecenderungan stabilitas, perubahan level
Teknik analisis yang digunakan data, data overlap.
peneliti dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis visual. Menurut HASIL DAN PEMBAHASAN
Sunanto, et al (2006:96) mengatakan bahwa, A. Target behavior 1

pada penelitian dengan kasus tunggal


penggunaan statistik yang komplek tidak
dilakukan melainkan lebih banyak
menggunakan statistik deskriptif yang
sederhana. Menurut Sugiyono (2012:207)
mengatakan bahwa, statistik deskriptif
Grafik 4.1
adalah statistik yang digunakan untuk
Kemampuan motorik halus (menjangkau)
mendeskripsikan atau menggambarkan data Pada baseline 1, intervensi, baseline 2
yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa Pada target behavior 1 ( kemampuan
bermaksud membuat kesimpulan yang menjangkau ) rata-rata perolehan data yang
berlaku untuk umum. didapat pada fase A1 (baseline 1) adalah 50%,
1. Analisis Dalam Kondisi data yang diperoleh pada fase ini merupakan

Menurut Sunanto, et al. (2006: 107) kondisi alami anak tanpa adanya suatu
pemberian perlakuan. Pada fase B (intervensi)
mengatakan bahwa, analisis dalam kondisi
rata-rata perolehan data yang di dapat adalah
adalah menganalisis perubahan data dalam
87,5%, data yang diperoleh pada fase ini
satu kondisi misalnya kondisi base line atau
dikarenakan anak sudah mulai diberi intervensi
kondisi intervensi, sedangkan komponen
berupa penerapan oleh peneliti melalui
yang akan dianalisis meliputi enam
penggunaan media permainan monopoli untuk
komponen yaitu panjang kondisi, meningkatkan kemampuan motorik halus.
kecenderungan arah, kecenderungan Sedangkan pada fase A2 (baseline 2 ) rata-rata
stabilitas, jejak data, level stabilitas dan 78,25%, data yang diperoleh pada fase ini
rentang dan level perubahan. Dalam merupakan kondisi alami setelah adanya
penelitian ini peneliti menggunakan empat pemberian intervensi untuk melihat pengaruh

sesi pada kondisi baseline-1 (A1), delapan dari penggunaan media permainan monopoli.
Data yang didapat dari hasil penelitian pada
sesi pada kondisi intervensi (B). dan empat
target behavior 1 menunjukkan bahwa adanya
sesi pada kondisi basellne-2 (A2).
pengaruh positif dari penggunaan media
permainan monopoli terhadap kemampuan
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
menjangkau (motorik halus) anak yang ditandai
dengan perubahan data yang lebih besar pada C. Target behavior 3
fase A2 terhadap fase A1 yang ditandai dengan
garis kecenderungan meningkat antar kondisi A1
dan A2.
B. Target behavior 2

Grafik 4.9
Kemampuan motorik halus (menggerakan
pergelangan tangan)
Grafik 4.5 Pada baseline 1, intervensi dan baseline 2
Kemampuan motorik halus (memegang) Pada target behavior 3 (kemampuan
Pada baseline 1, intervensi dan baseline 2 menggerakan pergelangan tangan) rata-rata
Pada target behavior 2 (kemampuan perolehan data yang didapat pada fase A1
memegang) rata-rata perolehan data yang (baseline 1) adalah 50%, data yang diperoleh
didapat pada fase A1 (baseline 1) adalah pada fase ini merupakan kondisi alami anak
43,75%, data yang diperoleh pada fase ini tanpa adanya suatu pemberian perlakuan. Pada
merupakan kondisi alami anak tanpa adanya fase B (intervensi) rata-rata perolehan data yang
suatu pemberian perlakuan. Pada fase B didapatkan adalah 92%, data yang diperoleh
(intervensi) rata-rata perolehan data yang pada fase ini dikarenakan anak sudah
didapatkan adalah 82%, data yang diperoleh mendapatkan perlakuan intervensi berupa
pada fase ini dikarenakan anak sudah penerapan penggunaan media permainan
mendapatkan perlakuan intervensi berupa monopoli untuk meningkatkan kemampuan
penerapan penggunaan media permainan menggerakan pergelangan tangan (motorik
monopoli untuk meningkatkan kemampuan halus). Sedangkan fase A2 (baseline 2) rata-rata
memegang (motorik halus). Sedangkan fase A2 perolehan data yang di dapat adalah 81,25%,
(baseline 2) rata-rata perolehan data yang di data yang diperoleh pada fase ini merupakan
dapat adalah 71,875%, data yang diperoleh pada kondisi alami setelah adanya perlakuan
fase ini merupakan kondisi alami setelah adanya pemberian intervensi untuk melihat pengaruh
perlakuan pemberian intervensi untuk melihat dari penggunaan media permainan monopoli.
pengaruh dari penggunaan media permainan Data yang didapat dari hasil penelitian pada
monopoli. Data yang didapat dari hasil target behaviour 3 menunjukkan bahwa adanya
penelitian pada target behaviour 2 menunjukkan pengaruh yang positif dari penggunaan media
bahwa danya pengaruh yang positif dar permainan monopoli terhadap kemampuan
penggunaan media permainan monopoli menggerakan pergelangan tangan (motorik
terhadap kemampuan memegang (motorik halus) anak yang ditandai dengan perubahan
halus) anak yang ditandai dengan perubahan data yang lebih besar pada fase A2 terhadap fase
data yang lebih besar pada fase A2 terhadap fase A1 yang ditandai dengan garis kecenderungan
A1 yang ditandai dengan garis kecenderungan arah yang meningkat antar kondisi A1 dan A2.
arah yang meningkat antar kondisi A1 dan A2.
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
KESIMPULAN 2. Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian dan Perlu adanya penelitian lebih lanjut
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan untuk mengembangkan lagi pembelajaran
bahwa keterampilan motorik halus anak cerebral alternatif bina diri dengan membuat inovasi-
palsy di SKh Al-Khairiyah Cilegon dapat inovasi yang lebih baru dan menarik.
meningkat melalui media permainan monopoli, ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan
yang berarti bahwa hipotesis yang dikemukakan pengalaman. Bagi peneliti selanjutnya dapat
oleh peneliti dapat di terima. Hal ini dapat dipakai sebagai referensi untuk penelitian
diketahui dengan meningkatnya rata-rata yang terkait dengan masalah dan
perolehan hasil data pada ketiga target behavior. karakteristik yang sama.
Hasil yang didapat dari target behavior 1
(menjangkau) pada fase A1 (baseline 1) adalah DAFTAR PUSTAKA
50% setelah dilakukannya intervensi pada fase Abdurrahmat, Fathoni. (2016). Metodelogi
(B) rata-rata perolehan data yang didapat Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi.
meningkat menjadi 87,5%, dan setelah Jakarta: PT. Rineka Cipta.
diberikannya intervensi rata-rata perolehan data Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
yang didapat pada fase A2 (baseline 2) adalah Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
78,25%. Untuk target behavior 2 (memegang) Assjari, M (1995). Ortopedagogik Anak
hasil rata-rata perolehan data yang didapat pada Tunadaksa. Bandung: Departemen
fase A1 (baseline 1) adalah 43,75%, setelah Pendidikan dan Kebudayaan Dirgen
dilakukannya intervensi pada fase (B) rata-rata Pendidikan Timggi.
perolehan data yang didapat meningkat menjadi Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan
82%, dan setelah diberikannya intervensi rata- Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak.
rata perolehan data yang didapat pada fase A2 Jogjakarta: FlashBooks.
(baseline 2) adalah 71,875%. Lalu untuk target Darmawanti, Ira dan M. Jannah. 2004. Tumbuh
behavior 3 (menggerakan pergelangan tangan) Kembang Anak Usia Dini dan Reaksi Dini
hasil rata-rata perolehan data yang didapat pada pada Anak Berkebutuhan Khusus.
fase A1 (baseline 1) adalah 50%, setelah Surabaya: Insight Indonesia.
dilakukannya intervensi pada fase (B) rata-rata Decaprio, Richard. (2013). Aplikasi
perolehan data yang didapat meningkat menjadi Pembelajaran Motorik di Sekolah.
92%, dan setelah diberikannya intervensi rata- Yogyakarta: Diva Press.
rata perolehan data yang didapat pada fase A2 Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak
(baseline 2) adalah 81,25%. Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika
Aditama.
SARAN Effendi, Mohammad. (2008). Pengantar
1. Bagi guru Pedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
Guru hendaknya dapat menciptakan Bumi Aksara.
inovasi-inovasi baru tentang pembelajaran Firdaus dan Zamzam, Fakhry. 2018. Aplikasi
bina diri yang diharapkan dapat dijadikan Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
sebagai pembelajaran alternatif yang tepat Deepublish
yang sesuai dengan jenis dan kebutuhan Geralis, Elaine. (1998). Children with Cerebral
anak. Palsy: A Parent’s Guide. United State of
America: Woodbine House, Inc.
Secretariat: Department of Special Education, Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jurnalunikplb@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UNIK
Igak, Wardani. (2008). Pengantar Pendidikan Trianto. (2010).Mendesain Model Pembelajaran
Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Kartini Kartono. (1995). Psikologi Anak Widati, S dan Asep K. (2013). Pendidikan Anak
(Psikologi Perkembangan). Bandung: Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta
Mandar Maju. Timur: PT. Luxima Metro Media
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Yudha M. Saputra dan Rudiyanto. (2005).
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Pembelajaran Kooperatif untuk
Cipta. Meningkatkan Keterampilan Anak Taman
M. Thobroni dan Fairul (2011). Mendongkrak Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
Kecerdasan Anak Melalui Bermain dan Fransiska, dkk. (2016). Meningkatkan
Permainan. Jogjakarta: KATAHATI Kemampuan Motorik Halus Melalui
Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Permainan Playdough Pada Anak
Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Kelompok Bermain di PAUD Tegaljaya.
Jakarta: PT Grasindo Bali: Jurnal Jepun. Vol.1 No.1
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Gabriela, Merisya. (2014). Meningkatkan
cipta Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak Papan Alur Pada Anak Cerebral Palsy Tipe
(Penerjemah: Mila Rahmawati dan Ana Spastik. Padang: E-Jupekhu. Vol.3 No.3
Kuswanti). Jakarta: Erlangga. Qian, L et al. (2015). The Effect of Inhibitory
Saputra dan Rudyanto. 2005. “Pengertian Control Training for Preschoolers on
Motorik Halus Anak”. Bandung: Bumi Reasoning Abillity and Neural Activity.
Aksara. Scientific Reports. Doi 10.1038/srep14200
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Insana. R. (2011). Pengembangan Motorik
Yogyakarta: UNY Press. Halus dalam Rangka Persiapan Menulis
Sugiyono. (2011). Metode PenelitianKuantitatif, Melalui Permainan Raba Rasa (tactile play.
Kualitatif dan R&D. Bandung: Skripsi PLB FIP UPI: Tidak diterbitkan
ALFABETA. Novita, Grace. (2016). Peningkatan
Sunanto, J et al. (2006). Pengantar Penelitian Keterampilan Motorik Halus Melalui
Dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Kirigami Pada Siswa Cerebral Palsy Tipe
Press Spastik di SLB Rela Bhakti Gamping.
Sumantri. (2005). Model Perkembangan Trinovitasari, Ajeng. (2015). Penggunaan
Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Permainan Monopoli Sebagai Media
Jakarta: Depdiknas. Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Motivasi Belajar Ilmu
Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito PengetahuanSosial Siswa Sekolah
Menengah Pertama.

Anda mungkin juga menyukai