OLEH :
NIM : 4192
JURUSAN : KIMIA
MEDAN
2021
I. JUDUL PERCOBAAN : Analisis Kation Golongan IV dan V
II. TUJUAN :
Garam selain mengandung nacl juga mengandung ion-ion pengotor, antara lain Fe3+ , Ca2+,
dan Mg2+ . Identifikasi terhadap ion-ion ini guna memastikan adanya pengurangan ion-ion
tersebut. Identifikasi ion Fe3+ dilakukan secara kualitatif dan menunjukan hasil negatif,
sedangkan ion Ca2+ dan Mg2+ dilakukan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer
serapan atom (AAS PE-3110) dan menunjukan hasil positif untuk ion Ca2+ dan Mg2+. Proses
penambahan bahan pengikat pengotor bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
bercampur dengan garam krosok, baik yang larut maupun yang tidak larut dalam air serta agar
kadar nacl dalam garam krosok memenuhi baku mutu SII yaitu kadar nacl minimal 98,5%.
Kation paling banyak yang terdapat dalam garam krosok adalah Ca2+ dan Mg2+. Pengotor
yang berupa ion dapat dipisahkan dengan cara pengedapan yaitu dengan menambahkan
koagulan Na2CO3 dan naoh yang kemudian ion Ca2+ dan Mg2+ akan membentuk agregat
lalu mengendap sebagai endapan caco3, mgco3 dan Mg(OH) (Gemati, 2013).
Kation Mg2+ dengan semakin tingginya konsentrasi basa, maka semakin kecil efektivitas
konsentrasi kation yang tertukarkan oleh lempung. Hal ini dijumpai pada berbagai ukuran
lempung yang diteliti. Fakta ini menunjukkan bahwa pertukaran kation antara kation Mg2+
dalam air dengan Na+ pada lempung yang baik terjadi pada konsentrasi basa yang lebih
rendah. Dengan kata lain bahwa luas permukaan kontak lempung menjadi lebih kecil jika
diaktivas dengan konsentrasi basa yang lebih besar, seperti yang dikemukakan oleh
Muhdarima (1999), bahwa aktivasi dengan naoh dapat menurunkan luas permukaan kontak
lempung. Untuk kation Ca2+, efektivitas pertukaran kation yang terjadi tidak teratur pada
berbagai ukuran lempung. Efektivitas pertukaran kation yang paling baik pada ketiga ukuran
lempung terjadi pada konsentrasi basa yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa,
konsentrasi yang cukup ideal untuk terjadinya pertukaran kation antara kation Ca2+ dalam air
dengan Na+ pada lempung adalah pada konsentrasi basa yang lebih tinggi (Bijang,2014).
Magnesium sulfat merupakan garam tak berbau yang memiliki rasa asin yang pahit dan
umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau padatan kristalin putih. Senyawa ini
sangat mudah larut dalam air panas. Magnesium sulfat ialah suatu garam anorganik yang
mengandung unsur magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus mgso4. Dalam molekul
sulfat terdapat ikatan kovalen antara atom belerang (sulfur) dengan atom oksigen. Magnesium
sulfat umumnya terbentuk dalam formasi hidrat mgso4.xh2o dan tergolong senyawa ionik. Di
alam senyawa ini terdapat dalam bentuk mineral sulfat. Magnesium sulfat (mgso4) atau yang
sering disebut dengan garam Inggris yang dapat dijumpai dalam bentuk magnesium sulfat
heptahidrat (mgso4.7H2O) merupakan salah satu produk industri. Mgso4.7H2O atau
magnesium sulfat heptahidrat sering dinamakan dengan garam Epsom. Magnesium sulfat
memiliki nilai ph sekitar 6,0 (5,5 – 6,5) pada keadaan standar dan tekanan uap pada suhu
20°C < 0,01 mmhg (96-98). Magnesium sulfat anhidrat (99-103) bersifat sangat higroskopik
oleh karenanya senyawa magnesium sulfat biasa didapati dalam bentuk hidrat dengan struktur
kristal monoklin. (Yulianti,2015).
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan mengimbangi zat – zat
yang membentuk asam. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan
pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat – zat gizi lain melalui membran,
terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium Kadar natrium yang dibutuhkan tubuh
sehari adalah 1600 mg. (Sada, 2014).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
6. Bunsen - 1 Buah
B.BAHAN
V. PROSEDUR KERJA
A. KATION GOLONGAN IV
Penentuan Barium
Penentuan Ca2+
B. KATION GOLONGAN V
Penentuan Na
1. masukkan 10 tetes sampel NaOH ke tabung reaksi
2. tabung 1 isi dengan pereaksi CaCl2
3. tabung 2 isi dengan sampel Na2S dan pereaksi CaCl2
4. amati perubahan yang terjadi.
Penentuan Mg 2+
1. masukkan 10 tetes sampel MgSO4 ke 4 tabung reaksi
2. tabung 1 isi dengan pereaksi NaOH3. tabung 2 isi dengan pereaksi Na2IO3
4. tabung 3 isi dengan pereaksi NH4OH+ NH4Cl+Na2HPO4
5. tabung 4 isi dengan pereaksi Na2S
6. Amati perubahan yang terjadi.
Penentuan NH4+
1. sebanyak 10 tetes sampel NH4OH dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi
2. tabung 1 diisi dengan pereaksi KOH dan Nesster
3. tabung 2 isi dengan pereaksi HgCl2
4. tabung 3 isi dengan pereaksi Na2S
Penentuan K+
1. sebanyak 10 tetes/ 1 mL sampel KBr dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi
2. tabung 1 isi dengan pereaksi Na2S
3. tabung 2 isi dengan pereaksi asam totrat
4. garam KBr dibakar diatas nyala api bunsen. Lalu amati yang terjadi.
VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN
A. HASIL PERCOBAAN
B. REAKSI-REAKSI
C. PEMBAHASAN
Pada percobaan melalui video praktikum tersebut dilakukan identifikasi terhadap kation
golongan V dan IV. Pada identifikasi kation golongan IV yang terdiri atas Barium, Kalsium dan
Stronsium. Pada identifikasi Barium, digunakan sampel Barium Nitrit 1 % saat ditambahkan
dengan pereaksi K2CrO4 maka akan terbentuk endapan berwarna kuning. Kemudian ketika
sampel Barium Nitrit ditambahkan dengan pereaksi asam sulfat, dan natrium sulfit maka akan
terjadi endapan berwarna putih dalam larutan tersebut.
Pada identifikasi Ca2+ sampel yang digunakan adalah Kalium Klorida. Ketika larutan kalium
klorida ditambahkan dengan pereaksi Kalium Ferosianida , asam sulfat dan Natrium Hidrogen
Pospat maka pada larutan tersebut membentuk endapan berwarna putih. Kemudian ketika sampel
(kalium klorida) ditambahkan dengan pereaksi Kalium Kromat larutan akan berubah warna
menjadi Kuning, saat ditambahkan alkohol maka larutan tersebut akan membentuk endapan
berwarna kuning.
Pada identifikasi Sr2+digunakan larutan stronsium sebagai sampel. Larutan stronsium yang sudah
ditambahkan dengan aquades (H2O). Saat sampel ditambahkan dengan pereaksi amonium
hidroksida dan matrium hidroksida larutan tersebut tidak membentuk endapan dan warna larutan
bening (tidak berwarna). Kemudian ketika sampel stronsium ditambahkan pereaksi amonium
karbonat, amonium oksalat, dan asam sulfat maka akan terbentuk endapan berwarna putih.
Ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi kalium kromat maka larutan tersebut akan
terbentuk endapan berwarna kuning.
Untuk identifikasi Mg2+, menggunakan MgSO4 sebagai sampel. Ketika sampel ditambahkan
dengan pereaksi naoh, Ma2IO3, Na2S maka akan terbentuk endapan berwarna putih dalam
larutan. Sedangkan ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi NH 4OH+NH4Cl+ Na2HPO4
dalam satu tabung reaksi yang sama maka akan terbentuk endapan berwarna putih dalam larutan.
Tujuan dari dibasakannya larutan menggunakan NH4OH karena Mg akan mudah larut dalam
garam amonium. Lalu, ditambahkan Na2HPO4 1 M untuk membuat Mg(OH)2 tersebut menjadi
mengendap membentuk endapan berwarna putih MgNH4PO4.
Untuk identifikasi NH4+ sampel yang digunakan adalah NH4OH dengan pereaksi KOH,HgCl2,
dan Na2S. Ketika sampel ditambahkan dengan KOH maka akan terbentuk endapan berwarna
orange, sedangkan jika sampel ditambahkan dengan pereaksi HgCl2 terbentuk endapan berwarna
putih dan jika sampel ditambahkan dengan pereaksi Na2S tidak membentuk endapan.
Untuk identifikasi K+ digunakan sampel KBr dengan pereaksi Na2S, asam totrat, dan Nitrit. Dan
dilakukan uji nyala api pada garam KBr. Kemudian sampel KBr ditambahkan dengan pereaksi
Na2S tidak terjadi endapan pada larutan. Ketika sampel ditambahkan dengan asam totrat maka
membentuk endapan berwarna putih dan ketika ditambahkan dengan larutan Nitrit akan
membentuk endapan berwarna kuning. Saat dilakukan uji pada nyala api maka garam KBr tetap
berwarna putih dengan warna api biru kemerahan.
VII. KESIMPULAN
Kation golongan IV tidak dapat bereaksi dengan reagensia golongan I, II, III. Kation-kation ini
akan membentuk endapan dengan Amonium Karbonat. Dengan adanya Amonium Klorida dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kation –kation ini adalah Barium, Stronsium, dan Kalsium.
Kation golongan ke lima memiliki beberapa penambahan reagensia tertentu yang dapat
menghasilkan suatu reaksi yang spesifik. Sangat penting diperhatikan apa saja ion-ion atau zat-
zat pengganggu dalam suatu reaksi. Dari beberapa hasil reaksi atau endapan perlu diperhatikan
sifat-sifat dari masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Asmah, Nurul ., Yulida Amri ., dan Rahmatul Fajr.(2020). Penentuan Kadar Anion dan Kation
pada Air Injeksi di WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1
Rantau Field. Quimica. Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 2(01).
Bijang, Catherina M., , S.J. Sekewael., & J.A. Koritelu. (2014). BASE ACTIVATED CLAY
Gemati, Akustika., Gunawan., & Khabibi . (2013). Pemurnian Garam NaCl melalui Metode
Yulianti, F., & Zainul, R. (2015). Analisis Termodinamika Molekul Magnesium Sulphate
Sada, N., Dkk. (2014). The Analysis of Sodium Mineral Level and Potassium in Pineapple flesh
(Ananas comosus (L) Merr) in Palu City. Jurnal Akademia Kimia, 3(2), 317-321.
LINK YOUTUBE
https://www.youtube.com/watch?v=VeJpcSjVw1U
https://youtu.be/dSAte73f3zc
https://youtu.be/VB4TVLb-NTU
https://youtu.be/tOSgYQ5undI