Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MATA KULIAH : KIMIA ANALITIK KUALITATIF DAN KUANTITATIF

ANALISIS KATION GOLONGAN IV DAN GOLONGAN V

OLEH :

NAMA : YOLANDA ARUAN

NIM : 4192

KELAS : PSPK 2019 B

JURUSAN : KIMIA

PROGRAM : S-1 PENDIDIKAN KIMIA

DOSEN PENGAMPU : Dr. SRI ADELILA SARI ,M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021
I. JUDUL PERCOBAAN : Analisis Kation Golongan IV dan V

II. TUJUAN :

 Untuk menganalisis kation golongan IV dan V


 Untuk mengetahui reaksi kation golongan IV dan V

III. TINJAUAN TEORITIS:


Anion merupakan ion yang bermuatan negatif dan tertarik ke anoda (elektroda positif)
sedangkan kation merupakan ion yang bermuatan positif dan tertarik ke katoda (elektroda
negatif) selama elektrolisis. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan pereaksi tertentu
yang akan memberi warna pada larutan atau terdapat endapan yang merupakan ciri-ciri untuk
ion tertentu. Titrasi merupakan suatu metode analisa kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya
(larutan standar). Pada metode titrasi terdapat beberapa jenis diantaranya yaitu, titrasi asam
basa, titrasi argentometri dan titrasi kompleksometri. Menurut Bantacut (2014) pada
pengujian kadar kalsium menggunakan titrasi kompleksometri, Ion kasium dapat bereaksi
dengan ion karbonat dan ion sulfat yang membentuk endapan tersuspensi (caco3 atau caso4)
yang disebut dengan scale. Air injeksi ditambahkan indikator calconcarbonsare akan menjadi
berwarna ungu kemudian dititrasi dengan larutan standar EDTA 0,02 N yang berwarna ungu
berubah menjadi biru sebagai titik akhir titrasi [9]. Pada pengujian kadar Magnesium
menggunakan titrasi kompleksometri yaitu tirasi berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks
dalam titrasi kompleksometri adalah garam EDTA (Ethylenediaminetetraacetate) dan
ditambahkan larutan buffer yang bertujuan untuk mempertajam titik akhir titrasi. Kemudian
pada saat penambahan indikator EBT (Eriochrome Black T) memberikan pengaruh warna
yang sama dan dititrasi dengan EDTA 0,02 N maka kalsium akan menjadi suatu kompleks,
hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru. Keunggulan dari EDTA ialah mudah
larut dalam air dan dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai
dalam titrasi kompleksometri (Asmah, 2020).
Dalam analisis kualitatif cara memisahkan ion logan tertentu harus mengikuti prosedur kerja
yang khas. Yang diselidiki harus harus disiapkan atau diubah dalambentuk satuan kelarutan.
Untuk zat padat kita harus memilih padatan yang cocok. Ion-ion pada golongan-golongan di
endapakan satu persatu lauratan di di[isahkan dari larutan dengan cara di saring atau di putar
dengan serifugasi. Endapan di cucui untuk membebaskan diri dari larutan pokok atau fitra tiap
ion-ion loga yang akan mungkin dipisahkan (Chang: 2005)

Garam selain mengandung nacl juga mengandung ion-ion pengotor, antara lain Fe3+ , Ca2+,
dan Mg2+ . Identifikasi terhadap ion-ion ini guna memastikan adanya pengurangan ion-ion
tersebut. Identifikasi ion Fe3+ dilakukan secara kualitatif dan menunjukan hasil negatif,
sedangkan ion Ca2+ dan Mg2+ dilakukan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer
serapan atom (AAS PE-3110) dan menunjukan hasil positif untuk ion Ca2+ dan Mg2+. Proses
penambahan bahan pengikat pengotor bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
bercampur dengan garam krosok, baik yang larut maupun yang tidak larut dalam air serta agar
kadar nacl dalam garam krosok memenuhi baku mutu SII yaitu kadar nacl minimal 98,5%.
Kation paling banyak yang terdapat dalam garam krosok adalah Ca2+ dan Mg2+. Pengotor
yang berupa ion dapat dipisahkan dengan cara pengedapan yaitu dengan menambahkan
koagulan Na2CO3 dan naoh yang kemudian ion Ca2+ dan Mg2+ akan membentuk agregat
lalu mengendap sebagai endapan caco3, mgco3 dan Mg(OH) (Gemati, 2013).
Kation Mg2+ dengan semakin tingginya konsentrasi basa, maka semakin kecil efektivitas
konsentrasi kation yang tertukarkan oleh lempung. Hal ini dijumpai pada berbagai ukuran
lempung yang diteliti. Fakta ini menunjukkan bahwa pertukaran kation antara kation Mg2+
dalam air dengan Na+ pada lempung yang baik terjadi pada konsentrasi basa yang lebih
rendah. Dengan kata lain bahwa luas permukaan kontak lempung menjadi lebih kecil jika
diaktivas dengan konsentrasi basa yang lebih besar, seperti yang dikemukakan oleh
Muhdarima (1999), bahwa aktivasi dengan naoh dapat menurunkan luas permukaan kontak
lempung. Untuk kation Ca2+, efektivitas pertukaran kation yang terjadi tidak teratur pada
berbagai ukuran lempung. Efektivitas pertukaran kation yang paling baik pada ketiga ukuran
lempung terjadi pada konsentrasi basa yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa,
konsentrasi yang cukup ideal untuk terjadinya pertukaran kation antara kation Ca2+ dalam air
dengan Na+ pada lempung adalah pada konsentrasi basa yang lebih tinggi (Bijang,2014).
Magnesium sulfat merupakan garam tak berbau yang memiliki rasa asin yang pahit dan
umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau padatan kristalin putih. Senyawa ini
sangat mudah larut dalam air panas. Magnesium sulfat ialah suatu garam anorganik yang
mengandung unsur magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus mgso4. Dalam molekul
sulfat terdapat ikatan kovalen antara atom belerang (sulfur) dengan atom oksigen. Magnesium
sulfat umumnya terbentuk dalam formasi hidrat mgso4.xh2o dan tergolong senyawa ionik. Di
alam senyawa ini terdapat dalam bentuk mineral sulfat. Magnesium sulfat (mgso4) atau yang
sering disebut dengan garam Inggris yang dapat dijumpai dalam bentuk magnesium sulfat
heptahidrat (mgso4.7H2O) merupakan salah satu produk industri. Mgso4.7H2O atau
magnesium sulfat heptahidrat sering dinamakan dengan garam Epsom. Magnesium sulfat
memiliki nilai ph sekitar 6,0 (5,5 – 6,5) pada keadaan standar dan tekanan uap pada suhu
20°C < 0,01 mmhg (96-98). Magnesium sulfat anhidrat (99-103) bersifat sangat higroskopik
oleh karenanya senyawa magnesium sulfat biasa didapati dalam bentuk hidrat dengan struktur
kristal monoklin. (Yulianti,2015).
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan mengimbangi zat – zat
yang membentuk asam. Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan
pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat – zat gizi lain melalui membran,
terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium Kadar natrium yang dibutuhkan tubuh
sehari adalah 1600 mg. (Sada, 2014).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah

1. Rak Tabung Reaksi - 1 Buah

2. Tabung Reaksi - 15 Buah

3. Penjepit Tabung - 2 Buah

4. Pipet Tetes - 15 Buah

5. Pipet Volume - 1 Buah

6. Bunsen - 1 Buah

7. Kaki Tiga - 1 Buah

B.BAHAN

No Nama Bahan Rumus [] Wujud Warn Jumlah


. Kimia a
1. Kalsium Klorida CaCl2 - Cair Secukupnya
2. Barium nitrat Ba(NO3 )2 - Cair Secukupnya
3. Kalium Ferosianida K4FeCN6 - Cair Secukupnya
4. Kalium kromat K2CrO4 - Cair Secukupnya
5. Asam Sulfat H2SO4 - Cair Secukupnya
6. Natrium Sulfit Na2SO3 - Cair Secukupnya
7. Kalium Kromat K2CrO4 - Cair Secukupnya
8. Magnesium Klorida MgCl2 - Cair Secukupnya
9. Amonium Klorida NH4Cl - Cair Secukupnya
10. Natrium Hidroksida NaOH - Cair Secukupnya
11. Asam klorida HCl - Cair Secukupnya
12. Stronsium Klorida SrCl2 - Cair Secukupnya
13. Natrium Klorida NaCl - Cair Secukupnya
14 Kalium Klorida KCl - Cair Secukupnya
15. Natrium Sulfida Na2S - Cair Secukupnya
16. Nitrit NO2- - Cair Secukupnya
17. Asam Totrat C6H8O7 - Cair Secukupnya
18. Kalium Bromida KBr - Cair Secukupnya
19. Raksa (II) Klorida HgCl - Cair Secukupnya
20. Potasium Hidroksida KOH - Cair Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA

A. KATION GOLONGAN IV

Penentuan Barium

1. Sampel Barium Nitrit sebanyak 10 tetes dimasukkan ke 3 tabung reaksi.


2. tabung 1 diisi dengan pereaksi K2CrO4
3. tabung 2 disisi dengan pereaksi H2SO4
4. tabung 3 diisi dengan pereaksi Na2SO3
5. Homogenkan dengan cara di goyang dan amati yang terjadi.

Penentuan Ca2+

1. Sampel Kalium Klorida sebanyak 10 tetes dimasukkan ke 4 tabung reaksi.


2. tabung 1 isi dengan pereaksi Kalium Ferosianida
3. tabung 2isi dengan pereaksi Kalium Kromat
4. tabung 3 isi dengan pereaksi Asam Sulfat
5. tabung 4 isi dengan pereaksi Natrium Hidrogen Pospat.
6. Homogenkan dengan cara di goyang dan amati yang terjadi.
Penentuan Sr.
1. sampel dilarutkan dengan Aquades
2. masukkan 10 tetea sampel ke 6 tabung reaksi.
3. tabung 1 isi dengan Amonium Karbonat
4. Tabung 2 isi dengan Amonium Hidroksida
5. Tabung 3 isi dengan amonium oksalat
6. tabung 4 isi dengan asam sulfat
7. tabung 5 isi denfan kalium kromat
8. tabung 6 isi dengan natrium hidroksida
9. Amati perubahan yang terjadi.

B. KATION GOLONGAN V

Penentuan Na
1. masukkan 10 tetes sampel NaOH ke tabung reaksi
2. tabung 1 isi dengan pereaksi CaCl2
3. tabung 2 isi dengan sampel Na2S dan pereaksi CaCl2
4. amati perubahan yang terjadi.

Penentuan Mg 2+
1. masukkan 10 tetes sampel MgSO4 ke 4 tabung reaksi
2. tabung 1 isi dengan pereaksi NaOH3. tabung 2 isi dengan pereaksi Na2IO3
4. tabung 3 isi dengan pereaksi NH4OH+ NH4Cl+Na2HPO4
5. tabung 4 isi dengan pereaksi Na2S
6. Amati perubahan yang terjadi.

Penentuan NH4+
1. sebanyak 10 tetes sampel NH4OH dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi
2. tabung 1 diisi dengan pereaksi KOH dan Nesster
3. tabung 2 isi dengan pereaksi HgCl2
4. tabung 3 isi dengan pereaksi Na2S

Penentuan K+
1. sebanyak 10 tetes/ 1 mL sampel KBr dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi
2. tabung 1 isi dengan pereaksi Na2S
3. tabung 2 isi dengan pereaksi asam totrat
4. garam KBr dibakar diatas nyala api bunsen. Lalu amati yang terjadi.
VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN

A. HASIL PERCOBAAN

N Sampel + Pereaksi Hasil pengamatan.


O
1. Penentuan Barium Endapan kuning
Barium Nitrit +
K2CrO4
Barium Nitrit + H2SO4 Endapan Putih
Barium Nitrit + Natrium Sulfit Endapan putih
2. Penentuan Ca2+ Endapan putih
Kalsium Klorida + kalium ferosianida
Kalsium Klorida + kalium kromat + alkohol Endapan kuning
Kalsium Klorida + H2SO4 Endapan putih
Kalsium Klorida + Na2HPO4 Endapan putih
3. Penentuan Sr Endapan putih
Sr + amonium karbonat
Sr + amonium hidroksida Larutan tidak berwarna
Sr + amonium oksalat Endapan putih
Sr + H2SO4 Endapan putih
Sr + Na2OH Larutan tidak berwarna
Sr + Na2OH Larutan tidak berwarna
4. Penentuan
Na NaOH + Endapan putih
CaCl2
Na2S + CaCl2 Endapan Putih
5. Penentuan
Mg2+ MgSO4 Endapan Putih
+ NaOH
Mg SO4 + Na2IO3+ NH4Cl+ Na2HPO4 Endapan Putih
MgSO4 + Na2S Endapan Putih
6. Penentuan NH4+
NH4OH +KOH + Endapan
Nesster NH4OH + Orange
HgCl Endapan putih
NH4OH + Na2S Tidak
berendapan.
7. Penentuan
K+ KBr + Tidak
Na2S berendapan
KBr + asam Endapan putih
totrat KBr + Endapan
Nitrit kuning
KBr dibakar Nyala api biru kemerahan.

B. REAKSI-REAKSI

 Ba(NO3)2 (aq) + K2CrO4 (aq) → BaCrO4 (s) + 2 KNO3 (aq)


 Ba(NO3)2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HNO3
 Na2SO3 + Ba(NO3)2 → 2NaNO3 + BaSO3
 CaCl2 + K4(Fe(CN)6) → Ca(Fe(CN)6) + 2K2Cl
 CaCl2 + K2CrO4 → CaCrO4 + 2KCl
 CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl
 CaCl2 + Na2HPO4 → 2NaCl + CaHPO4
 Sr + (NH4)2CO3 → 2NH4 + Sr(CO3)
 Sr + 2NH4OH → Sr(NH3)2 + 2H2O
 Sr + (NH4)2C2O4 → SrC2O4 + 2NH4
 Sr + H2SO4 → SrSO4 + H2
 Sr(NO3)2 + Na2OH → Sr(OH) + 2Na(NO3)
 CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2 + 2NaCl
 Na2S + CaCl2 → 2NaCl + CaS
 MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2 + Na2SO4
 MgSO4 + NH4OH + 2NH4Cl + Na2HPO4 → MgNH4PO4 + 2NaCl + (NH4)2SO4 + H2O
 MgSO4 + Na2S → MgS + Na2SO4
 NH4OH + KOH → KH3 + NH3 + 2O
 HgCl2 + 2NH4OH → Hg(OH)2 + 2NH4Cl
 2NH4OH + Na2S → (NH4)2S + 2NaOH
 Na2S + 2KBr → 2NaBr + K2S
 C6H8O7 + 3KBrO3 → 3KBr + 6CO2 + 4H2O

C. PEMBAHASAN

Pada percobaan melalui video praktikum tersebut dilakukan identifikasi terhadap kation
golongan V dan IV. Pada identifikasi kation golongan IV yang terdiri atas Barium, Kalsium dan
Stronsium. Pada identifikasi Barium, digunakan sampel Barium Nitrit 1 % saat ditambahkan
dengan pereaksi K2CrO4 maka akan terbentuk endapan berwarna kuning. Kemudian ketika
sampel Barium Nitrit ditambahkan dengan pereaksi asam sulfat, dan natrium sulfit maka akan
terjadi endapan berwarna putih dalam larutan tersebut.

Pada identifikasi Ca2+ sampel yang digunakan adalah Kalium Klorida. Ketika larutan kalium
klorida ditambahkan dengan pereaksi Kalium Ferosianida , asam sulfat dan Natrium Hidrogen
Pospat maka pada larutan tersebut membentuk endapan berwarna putih. Kemudian ketika sampel
(kalium klorida) ditambahkan dengan pereaksi Kalium Kromat larutan akan berubah warna
menjadi Kuning, saat ditambahkan alkohol maka larutan tersebut akan membentuk endapan
berwarna kuning.

Pada identifikasi Sr2+digunakan larutan stronsium sebagai sampel. Larutan stronsium yang sudah
ditambahkan dengan aquades (H2O). Saat sampel ditambahkan dengan pereaksi amonium
hidroksida dan matrium hidroksida larutan tersebut tidak membentuk endapan dan warna larutan
bening (tidak berwarna). Kemudian ketika sampel stronsium ditambahkan pereaksi amonium
karbonat, amonium oksalat, dan asam sulfat maka akan terbentuk endapan berwarna putih.
Ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi kalium kromat maka larutan tersebut akan
terbentuk endapan berwarna kuning.

Untuk identifikasi Mg2+, menggunakan MgSO4 sebagai sampel. Ketika sampel ditambahkan
dengan pereaksi naoh, Ma2IO3, Na2S maka akan terbentuk endapan berwarna putih dalam
larutan. Sedangkan ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi NH 4OH+NH4Cl+ Na2HPO4
dalam satu tabung reaksi yang sama maka akan terbentuk endapan berwarna putih dalam larutan.
Tujuan dari dibasakannya larutan menggunakan NH4OH karena Mg akan mudah larut dalam
garam amonium. Lalu, ditambahkan Na2HPO4 1 M untuk membuat Mg(OH)2 tersebut menjadi
mengendap membentuk endapan berwarna putih MgNH4PO4.

Untuk identifikasi NH4+ sampel yang digunakan adalah NH4OH dengan pereaksi KOH,HgCl2,
dan Na2S. Ketika sampel ditambahkan dengan KOH maka akan terbentuk endapan berwarna
orange, sedangkan jika sampel ditambahkan dengan pereaksi HgCl2 terbentuk endapan berwarna
putih dan jika sampel ditambahkan dengan pereaksi Na2S tidak membentuk endapan.

Untuk identifikasi K+ digunakan sampel KBr dengan pereaksi Na2S, asam totrat, dan Nitrit. Dan
dilakukan uji nyala api pada garam KBr. Kemudian sampel KBr ditambahkan dengan pereaksi
Na2S tidak terjadi endapan pada larutan. Ketika sampel ditambahkan dengan asam totrat maka
membentuk endapan berwarna putih dan ketika ditambahkan dengan larutan Nitrit akan
membentuk endapan berwarna kuning. Saat dilakukan uji pada nyala api maka garam KBr tetap
berwarna putih dengan warna api biru kemerahan.

VII. KESIMPULAN

Kation golongan IV tidak dapat bereaksi dengan reagensia golongan I, II, III. Kation-kation ini
akan membentuk endapan dengan Amonium Karbonat. Dengan adanya Amonium Klorida dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kation –kation ini adalah Barium, Stronsium, dan Kalsium.
Kation golongan ke lima memiliki beberapa penambahan reagensia tertentu yang dapat
menghasilkan suatu reaksi yang spesifik. Sangat penting diperhatikan apa saja ion-ion atau zat-
zat pengganggu dalam suatu reaksi. Dari beberapa hasil reaksi atau endapan perlu diperhatikan
sifat-sifat dari masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Asmah, Nurul ., Yulida Amri ., dan Rahmatul Fajr.(2020). Penentuan Kadar Anion dan Kation

pada Air Injeksi di WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1
Rantau Field. Quimica. Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 2(01).

Bijang, Catherina M., , S.J. Sekewael., & J.A. Koritelu. (2014). BASE ACTIVATED CLAY

AND ITSAPPLICATION AS CATION EXCHANGER TO REDUCE THE Mg2+ AND


Ca2+ IONS CONCENTRATION IN THE WELL WATER Aktivasi Lempung Dengan
Basa Dan Aplikasinya Sebagai Penukar KationUntuk Mengurangi Konsentrasi Ion Mg2+
dan Ca2+ Dalam Air Sumur. Ind. J. Chem. Res. 1: 93 –98.

Chang R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Gemati, Akustika., Gunawan., & Khabibi . (2013). Pemurnian Garam NaCl melalui Metode

Rekristalisasi Garam Krosok dengan Penambahan Na2CO3, NaOH dan Polialuminium


Klorida untuk Penghilangan Pengotor Ca2+ dan Mg2+. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi .
16 (2): 50 – 54.

Yulianti, F., & Zainul, R. (2015). Analisis Termodinamika Molekul Magnesium Sulphate

(MgSO4). Jurnal Kimia Analitik, 3(3), 147-153.

Sada, N., Dkk. (2014). The Analysis of Sodium Mineral Level and Potassium in Pineapple flesh

(Ananas comosus (L) Merr) in Palu City. Jurnal Akademia Kimia, 3(2), 317-321.

LINK YOUTUBE

https://www.youtube.com/watch?v=VeJpcSjVw1U

https://youtu.be/dSAte73f3zc
https://youtu.be/VB4TVLb-NTU

https://youtu.be/tOSgYQ5undI

Anda mungkin juga menyukai