Penerapan konsep dan praktik brand image seringkali dilakukan oleh politisi atau pelaku
politik dengan kesalahpahaman. Selalu diyakini, bahwa brandimage politik bertujuan untuk
meningkatkan kredibilitas dan citra kandidat ketika sbeleum pemilihan politik saja. padahal,
meski tujuannya sudah tercapai, brandimage yang terkenal di dunia industri dan perdagangan
tidak berhenti ketika tujuan dan targernya sudah tercapai. Brand image harus terus dilakukan
baik menjelang pemilihan, sesudah pemilihan, dan sampai untuk mewujudkan impian.
Zaman sekarang adalah zamannya brand image. Seluruh profesi, tidak terkecuali guru
yang selalu harus menampilkan sosok guru yang patut ditiru dan berwibawa, dosen yang
mempertontonkan kesuksesan dan kepemilikan asetnya, dan terlebih lagi aktor politik atau
pemangku jabatan kekuasaan yang sangat mengedepankan urusan brand image, tidak dipungkiri,
siapapun yang ingin menjabat dan menduduki nomor satu akan serta merta melakukan brand
image.
Para politisi sering selaku melupakan bahwa brand image itu memerlukan pemeliharaan
agar selalu konsisten dan terjaga. Ketika para politisi melewati masa orientasi brand imagennya
atau tidak memelihara lagi, banyak pejabat yang jatuh. Karena jika brandimage tidak dijaga,
akan menjadi senjata yang membunuh. Sudah dengan bersusah payah citra dibangun, bisa
dihancurkan jika tidak konsisten. Salah satu cara untuk selalu menjaga brand image politik
adalah dengan rajin mengamati situasi sekitar wilayah politiknya, hadir dalam berbagai
pertemuan di daerah terpilihnya, dan sering berinteraksi atau berdialog langsung dengan para
menjelang pemilihan umum, publik akan disuguhi iklan pencitraan melalui media massa, baik
yang bertarif mahal maupun iklan – iklan yang menempel di pohon – pohon. Dalam konteks
pemasaran politik, iklan politik yang bermunculan di berbagai media audio visual dna cetak,
serta berbagai platform promosi yang tersedia di zaman sekarang. Partai – partai atau oknum –
oknum politik akan berusaha keras meraih simpati publik dan melakukan berbagai cara promosi
danpencitraan agar mesyarakat menjatuhkan pilihannya pada partai atau tokoh politik tersebut.
Salah satu bentuk brand politik di Indonesia sangat mengedepankan peran media sosial.
Di era industri 4.0, media sosial memgang peranan besar dalam menyampaikan pesan kepada
target pasar yaitu para pemilih, strategi politik yang paling jitu yaitu melakukan branding dengan
memanfaatkan media berbasis internet, seperti media sosial. Media yang sangat efektif dan
efisien dalam membangun branding. Pesan kampanye akan lansgung sampai ke tangan pemilih
dan lebih efisien dalam segi hal biaya dibandingkan melakukan pengerahaan massa dengan
Ciri brand image politik di Indonesia biasanya melibatkan perilaku – perilaku positif serta
melibatkan media dalam setiap progresnya. Para politisi biasanya akan melakukan segala hal
yang berbau positif untuk menyejahterakan masyarakat dan disukai oleh masyarakat, serta
berupaya untuk meyakinkan masyarakat tentang inovasi – inovasi yang ingin mereka lakukan,
agar nantinya dengan mudah mereka dapat mendapatkan legitimasi dari masyarakat.
menggerakkan massa, melakukan promosi di seluruh platform media sosial, dan berusaha
memperlihatkan public speaking yang bagus, memperlihatkan ciri khas yang positif, membentuk
penampilan, personalitas, dan menyampaikan pesan – pesan politik di media sosial juga
Daftar Pustaka
Komunikasi
https://m.mediaindonesia.com/opini/342658/political-branding-di-masa-pandemi. diakses
pada 01/05/21.