Anda di halaman 1dari 1

Nama : Annisa Aulia Ramadhani Hidayat

NIM : G031191016
Clostridium perfringens
Pemberitaan mengenai makanan ataupun minuman yang terkontaminasi oleh
mikroorganisme sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak sekali kasus yang
tercatat di setiap daerah, kebanyakan kasusnya memiliki riwayat terjadi saat
masyarakat setempat menghadiri sebuah acara. Gejala-gejala pun bermunculan
setelah beberapa jam atau bahkan beberapa hari, mulai dari gejala ringan seperti
sakit perut hingga menimbulkan penyakit baru pasca gejala atau bahkan kehilangan
nyawa. Seringnya kasus ditemukan dalam sebuah acara, bukan berarti makanan
yang kita olah secara pribadi terhindar dari kontaminasi mikroorganisme.
Kontaminasi dapat terjadi dimana saja, entah itu bersumber dari pangan segar yang
kita beli atau bahkan berasal dari peralatan dapur kita yang sanitasinya kurang baik.
Ada banyak mikroorganisme yang dapat menjadi pelaku utama terjadinya
kontaminasi makanan, salah satunya ialah Clostridium perfringens.
Clostridium perfringens merupakan bakteri patogen yang dapat tumbuh pada
suhu 10-50℃ dan optimumnya pada suhu 37℃, bersifat anaerob dalam arti tumbuh
paling baik tanpa oksigen walaupun juga dapat tumbuh pada lingkungan yang
terdapat oksigen dengan cara mentolerir keadaan tersebut2. Selain itu, pH
pertumbuhannya di sekitar pH netral dan antara 4.6-7.0 dan mampu bertahan hidup
pada lingkungan yang memiliki kadar garam (salinitas) cukup tinggi maupun
lingkungan yang sama sekali tidak memiliki kadar garam3.
Bakteri Clostridium perfringens dapat menjadi penyebab keracunan makanan
dengan cara mengontaminasi makanan tersebut. Kontaminasi seringnya terjadi
pada makanan kaleng (jagung manis, bit, asparagus, dan bayam), makanan yang
sedikit atau cukup asam (kecuali tomat dan pear) dan ikan2. Selain itu juga terjadi
pada daging mentah dan unggas. Seseorang yang mengonsumsi makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri Clostridium perfringens dapat dilihat melalui gejala-
gejala yang timbul saat setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi,
biasanya 8-24 jam yang merupakan masa inkubasi bakteri Clostridium perfringens.
Adapun gejala yang ditimbulkan ialah sakit perut akut; dapat terjadi kram di perut
bagian bawah, diare serta demam dan muntah (jarang terjadi). Gejala-gejala
tersebut akan mereda dalam 1-2 hari, walaupun kram yang timbul butuh waktu
sedikit lebih lama untuk pulih1.

Pustaka
1Addis, M., and Sisay, D. 2015. A Review on Major Food Borne Bacterial Illnesses.

Journal of Tropical Diseases 3, 1-7.


2Amri, C. 2017. Intoksikasi Mikroba Melalui Makanan. Poltekkes Jogja.

Yogyakarta.
3Pratama, I. B., Yoswaty, D., dan Efriyeldi. 2014. Analysis of Bacteria Clostridium

Perfringens On Tembakul (Periopthalmodon schlosseri) In The Coastal


Waters of The District of West Dumai. JOMFAPERIKA 1, 1-10.

Anda mungkin juga menyukai