Disusun Oleh :
Pasien Ny. S usia 34 tahun, sudah menikah, pendidikan terakhir sarjana pendidikan dan bekerja
sebagai guru TK (Taman Kanak-kanak). Riwayat nyeri perut hebat, sering mengalami susah
BAB dan feses bercampur darah segar dialami selama 2 tahun. Keluhan semakin bertambah
hingga Pasien dirujuk ke Rumah sakit. Hasil pemeriksaan terdiagnosa kanker kolon 1/3 distal,
awalnya keluarga Pasien menolak tindakan operasi kolostomi, namun keluhannya dirasakan
semakin berat dan akhirnya memutuskan untuk dilakukan tindakan operasi dengan kolostomi
permanen 4 hari yang lalu. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan tingkat kesadaran Compos
Mentis dengan GCS E(4) M(6) V(5), mengalami penurunan BB dari 52 kg menjadi 44 kg,
pasien mengatakan gelisah dengan kantong kolostominya, Skala nyeri dengan penilaian
PQRST yaitu : ( P : klien merasakan nyeri apabila bergerak dan jika ditekan abdomen di bekas
insisi pembedahan laparatomi dan kolostomi, Q : klien mengatan nyeri terasa seperti ditusuk-
tusuk, dan apabila saat batuk, R :Klien mengatakan nyeri disekitar area abdomen. S : Klien
tanpak meringis, skala nyeri 6 ,nyeri yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat, klien
merasa tidak nyaman ketika nyeri datang, T : Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul,
nyeri dirasakan saat mau bergerak dan batuk), sklera tidak ikterik, membrane mukosa bibir
kering dan tampak pucat. Hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit,
frekuensi napas 22 x/menit, suhu 36,7 C. Hasil pemeriksaan laboratorium darah Hb 11 gr/dl,
Eritrosit 4,62 (10ᶺ6/uL), Leukosit 10,71 (10ᶺ3/uL), , trombosit 250000/mL, Albumin 3,0 g/dl,
Natrium 131 mEq/lt.
Tugas :
1. Buatlah mind map berdasarkan penyakit yang diderita pasien sesuai kasus tersebut!
2. Analisislah data pada kasus tersebut, buatlah prioritas diagnosa keperawatan dan
nursing care plan dengan mengkaitkan pada 1 jurnal!
3. Unggah laporan pada open learning !
NURSING CARE PLAN (NCP)
PADA Ny. S DENGAN CA COLON-COLOSTOMY
F. Analisis Data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Data Subjektif (DS) Agen pencedera fisik Nyeri Akut (D.0077)
a. Pasien mengatakan memiliki
Riwayat nyeri perut hebat
b. Skala nyeri dengan penilaian
PQRST yaitu :
- P : klien merasakan nyeri
apabila bergerak dan jika
ditekan abdomen di bekas insisi
pembedahan laparatomi dan
kolostomi
- Q : klien mengatan nyeri terasa
seperti ditusuk-tusuk, dan
apabila saat batuk
- R :Klien mengatakan nyeri
disekitar area abdomen.
- S : Klien tanpak meringis, skala
nyeri 6 ,nyeri yang dirasakan
klien disertai nadi dan nafas
cepat, klien merasa tidak
nyaman ketika nyeri datang,
- T : Klien mengatakan nyeri
terasa hilang timbul, nyeri
dirasakan saat mau bergerak dan
batu
c. Klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
G. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi) d.d pasien mengeluh
nyeri
2. Gangguan integritas jaringan b.d perubahan sirkulasi d.d nyeri
3. Resiko defisit nutrisi b.d factor psikologis
4. Ansietas b.d krisis situasional d.d pasien gelisah, wajah tampak pucat.
H. Perencanaan Keperawatan
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL ( NOC ) INTERVENSI ( NIC )
1. (D.0077) Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (1.08238)
pencedera fisik (prosedur Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
operasi) d.d pasien mengeluh selama 2 x 24 jam diharapkan diagnosa a. Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan
- Keluhan nyeri cukup menurun intensitas nyeri.
- Wajah meringis pasien cukup b. Identifikasi skala nyeri
menurun c. Identifikasi factor yang memperberat
- Perasaan takut mengalami cedera dan memperingan nyeri
berulang cukup menurun. Therapeutic
d. Berikan teknik non farmakologis
Kontrol Nyeri (1605) (relaksasi napas dalam) untuk
a. Mengenali kapan terjadinya nyeri mengurangi rasa nyeri
b. Melaporkan nyeri yang terkontrol e. Fasilitasi istirahat dan tidur.
c. Mengenali penyebab nyeri Edukasi
d. Menggunakan tindakan f. Jelaskan penyebab, periode dan
pengurangan nyeri tanpa analgesic pemicu nyeri.
g. anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
Kolabrasi
h. Kolaborasi dengan dokter terkait
pemberian analgetik.
2. (D.0129) Gangguan integritas Tolerans aktivitas (L.05047) Perawatan luka (I.14564)
jaringan b.d perubahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
sirkulasi d.d nyeri selama 2 x 24 jam diharapkan diagnosa a. monitor karakteristik luka (drainase,
Gangguan integritas kulit dengan warna, ukuran, bau)
kriteria hasil : b. monitor tanda – tanda infeksi
1. Integritas kulit dan jaringan Terapeutik
a. Kerusakan jaringan cukup a. lepaskan balutan dan plester secara
menurun. perlahan.
b. Kerusakan lapisan kulit cukup b. Bersihkan dengan cairan NaCl
menurun. c. Bersihkan jaringan nekrotik
c. Suhu kulit membaik d. Pasang balutan sesuai dengan jenis
1. Penyembuhan luka luka
a. Penyatuan kulit cukup e. Pertahankan teknik steril saat
meningkat perawatan luka.
b. Penyatuan tepi luka cukup Edukasi :
meningkat a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
c. Peradangan luka cukup b. Anjurkan mengkonsumsi makanan
menurun tinggi kalori dan protein
c. Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri.
Kolaborasi
a. Kolaborasi prosedur debridement
Perawatan pasca operasi setelah pemindahan A/P adalah sama dengan perawatan yang
diberikan setelah pemindahan kolon dengan pembuatan kolostomi sigmoid. Perawat bekerja
sama dengan dokter ET untuk menyediakan perawatan kolostomi dan pasien serta pendidikan
untuk keluarga. Pengeringan dari luka parineal dan rongga perut adalah penting karena
kemungkinan infeksi dan pembentukan abses. Pengeringan copius serosa nguineous dari luka
perineal adalah diharapkan penyembuhan luka perineal dapat memerlukan 6-8 bulan.
Luka dapat menjadi sumber rasa tidak nyaman pada irisan abdominal dan ostomi. Dan
perlu perawatan yang lebih baik dan intensif. Pasien dapat dihantui rasa sakit pada rektal karena
inerfasi simpatik untuk kontrol rektal tidak diganggu. Sakit dan rasa gatal kadang-kadang bisa
terjadi srtelah penyembuhan. Tidak ada penjelasan secara fisiologis untuk rasa ini. Intervensi
dapat termasuk pengobatan anti puritis seperti bezocain dan sitz baths. Perawat : - Menjelaskan
fisiologi dari sensasi perineal
Pengeringan dari luka parineal dan rongga perut adalah penting karena kemungkinan
infeksi dan pembentukan abses. Pengeringan copius serosa nguineous dari luka perineal adalah
diharapkan penyembuhan luka perineal dapat memerlukan 6-8 bulan. Luka dapat menjadi
sumber rasa tidak nyaman pada irisan abdominal dan ostomi. Dan perlu perawatan yang lebih
baik dan intensif.
DAFTAR PUSTAKA
SDKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan indicator
diagnostic . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SLKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
SIKI, DPD & PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan
keperawatan . (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI.
Boustani, H., Pakseresht, S., Haghdoust, M., Qanbari, S., & Mehregan-nasab, H. (2017). Effect of
psychological preparation on anxiety level before colo- noscopy in outpatients referred to
Golestan Hospital in Ahvaz, 12(3), 235–239. https://doi.org/10.1007/s11515-0171451-5
Mclachlan, S., Clements, A., & Austoker, J.(2012). Patient Education and Counseling Patients ’
experiences and reported barriers to colonoscopy in the screening context — A systematic
review of the literature, 86, 137–146
Shafer, L. A., Walker, J. R., Waldman, C.,Bernstein, C. Y. V. M. C. N., & Park, L. H. J. (2018).
Factors Associated with Anxiety About Colonoscopy : The Preparation , the Procedure , and the
Anticipated Findings. Digestive Diseases and Sciences, (0123456789).
https://doi.org/10.1007/s10620-0184912-z